Semua Bab My Soulmate From My Heart (Series 2): Bab 61 - Bab 70
75 Bab
BAB : 61
"Davin!"Dira melepas paksa sepasang tangan yang dengan seenaknya  melingkar di pinggangnya."Aku kangen sama kamu," ucapnya."Kangen? Lo bilang kangen? Tapi maaf, gue enggak," balas Dira dengan ketus. Emosinya serasa meningkat. Ia ingin sekali melayangkan tamparan pada laki-laki yang berada dihadapannya."Saya permisi." Leo langsung berlalu pergi meninggalkan Dira dengan laki-laki yang bernama Davin."Pak Leo!" panggil Dira, tapi diacuhkan begitu saja oleh Leo.Tampak kekesalan terpancar di wajah Leo. Entah perasaan apa yang ia rasakan. Tapi yang jelas, hatinya berasa sakit melihat kedekatan Dira dengan laki-laki itu. Aneh, kan.Dira hendak menyusul Leo. Tapi tangannya ditahan oleh Davin."Dira."                                      &n
Baca selengkapnya
BAB : 62
Sesampainya di rumah, Kim hendak segera memasuki kamar. Tapi, sebuah tangan menahannya. Ya, siapa lagi kalau bukan Alvin. Suaminya sendiri.Alvin merasa Kim sedang menyembunyikan sesuatu dari dirinya. Ia bisa merasakan itu, tapi entah apa. Tak ada nama yang sedang dipikirkan oleh Kim, hingga ia tak bisa mengetahuinya. Hanya foto, foto dan foto. Itu saja."Aku mau istirahat," ujar Kiran berharap suaminya itu bisa melepaskan tangannya.Bukannya melepaskan tangan Kim, Alvin menarik Kim dan membawanya menuju sofa untuk duduk. Ia ingin tau sesuatu dari Kim."Aku tau, sesuatu terjadi padamu, tapi apa? Apa kamu tak ingin memberitahukannya pada suamimu ini?"Kim tak langsung menjawab pertanyaan Alvin. Ia seolah ragu untuk memberitahu semuanya pada Alvin."Semua orang jadi bingung dengan sikapmu tadi. Aku jadi tak enak dengan Kiran dan juga neneknya.""Aku ..." Kim kembali menjeda ucapannya."Ayolah, apa kamu tak ingin berbagi masalahmu
Baca selengkapnya
BAB : 63
"Karena Kiran adalah putrinya Karin!" tegas Kim langsung.Di antara Alvin, Arland, dan Kiran. Hanya Arland lah yang berekspresi bingung. Sementara Alvin dan Kiran, tidak. Karena sosok nama yang dimaksud Kim, sudah jelas keduanya tahu, dan sudah jelas pulalah Kiran pernah mendengar meskipun tak pernah melihat langsung pemilik nama itu."Siapa Karin?" tanya Arland."Mamaku," jawab Kiran bergumam, hingga pandangan Arland yang tadinya mengarah pada mamanya, sekarang beralih pada Kiran."Jadi, kamu menginginkan perpisahan di antara mereka karena masa lalumu?"  Sekarang Alvin paham maksud kemarahan dan kekesalan istrinya."Ya. Aku tak mungkin bisa melupakan kejadian menyedihkan itu begitu saja. Karena wanita bernama Karinlah yang membuatku keguguran! Dan sekarang, aku tak ingin putraku hidup bersama dengan putrinya! Dia juga pasti akan memberikan dampak yang sama.""Mama mengorbankan kehidupanku hanya karena dendam Mama di masa lalu?"
Baca selengkapnya
BAB : 64
15 menitan, Leo masih setia mengikuti laju mobil Dira. Hingga ia berhenti karena melihat mobil Dira yang tiba-tiba berhenti mendadak karena di hadang oleh sebuah sepeda motor."Davin! Astaga, kenapa ini orang hadir di saat yang nggak tepat. Tau begini, gue tabrak aja tadi langsung," gumam Dira mengomel dan langsung turun dari mobilnya, menghampiri Davin."Lo apaan, sih?" kesal Dira."Ra, gue mau kita balikan.""Balikan? Yang bener aja. Nyadar nggak sih dengan apa yang udah lo lakuin? Lo udah ninggalin gue gitu aja. Dan sekarang malah bilang mau balik. Nggak akan!""Ra, pliss!"Davin memeluk Dira dengan paksa. Dira berusaha melepaskan diri dari Davin, tapi apalah daya kekuatan fisik seorang wanita."Gue nggak akan lepasin Lo, sebelum Lo mau balik sama gue," ancam Davin."Lepasin dia!" Bentak seseorang. Membuat Davin langsung melepaskan Dira dari pelukannya."Eh, siapa Lo?" tanya Davin ketus."Pacarnya Dira."
Baca selengkapnya
BAB : 65
Arland kembali menarik wajah Kiran. Di saat bersamaan, tiba-tiba ponsel Kiran yang berada di meja, berdering.Kiran tertawa cekikikan melihat ekspresi wajah Arland yang kesal."Mengganggu saja," umpat Arland.Kiran segera bangkit dan berjalan menuju ke arah meja untuk menjawab panggilan telepon. Tapi, ia sedikit tertegun dan ragu untuk menjawab panggilan itu."Dari siapa?""Dira," jawab Kiran berbohong."Kenapa nggak dijawab?""Males. Palingan dia mau curhat tentang Pak Leo, Pak Leo, dan Pak Leo," terang Kiran kembali menghampiri Arland.Ya, Kiran berbohong kalau yang menelponnya barusan adalah Dira. Padahal bukan, melainkan Kim, Mama mertuanya."Udah, sana ke kantor," ujar Kiran sambil merapikan kemeja Arland yang sedikit berantakan."Gagal nih?""Arland ...""Iya iya. Aku berangkat dulu. Bye," pamitnya sambil mencium dahi Kiran dan berlalu pergi.Setelah yakin kalau Arland sudah pergi, Kiran
Baca selengkapnya
BAB : 66
"Kamu seperti ini gara-gara aku," gumam Kiran sambil menyentuh lembut punggung tangan Arland yang penuh luka goresan dengan bekas darah yang sudah mengering.Karena merasakan perih di tangannya, ia jadi terbangun dan langsung mengarahkan pandangannya lurus pada Kiran yang ada di hadapannya.Arland tak berkata apa-apa, begitupun dengan Kiran. Hanya ada suara ringisan-ringisan kecil yang keluar dari mulutnya saat ia merasakan perih di tangannya. Seketika itu juga, Kiran langsung meniup-niupnya dengan lembut."Kenapa memutuskan itu tanpa izinku?" tanya Arland saat Kiran hendak berlalu dari hadapannya. Hingga langkah Kiran kembali terhenti."Maafkan aku." Hanya itu yang bisa ia katakan."Aku bertanya padamu!""Aku tau aku salah. Tapi, aku bingung harus apa? Di sisi lain aku harus menjadi seorang istri yang harus menurut pada suami. Tapi di sisi lain, statusku disini juga sebagai seorang menantu," terang Kiran. Dan memang itulah yang ia alami, ke
Baca selengkapnya
BAB : 67
"Bisakah kamu tak berpakaian seperti ini lagi," ujar Leo menyambar Sweater miliknya dan mengenakannya pada Dira."Heh?""Kamu ke kampus, bukan kepesta."Kalau ia tak mencintai Leo, kalau ia tak tergila-gila pada Leo, dan kalau Leo tak ganteng tingkat dewa. Ia pastikan, sepatunya akan mendarat tepat di kepala Leo tanpa memandang kalau Leo adalah dosennya. Padahal pikirannya sudah kemana-mana. Ternyata Leo malah mengomentari pakaiannya yang memang terlalu terbuka untuk status mahasiswi."Tolong jaga diri kamu, sampai saya punya kewajiban menjaga kamu," jelas Leo. "Sebentar lagi," tambahnya."Sebentar lagi? Jangan bilang kalau Bapak berniat mau nikahin saya?" Entah itu sebuah pertanyaan ataukah sebuah tebakan. Ia yang awalnya duduk di pangkuan Leo, langsung berdiri saking syoknya."Tentu saja. Saya serius dengan hubungan ini!" tegas Leo membenarkan tebakan Dira.Apa yang terjadi pada Dira? Jangan ditanya lagi. Tadi ia ingin melempar Leo
Baca selengkapnya
BAB : 68
Malam ini harusnya Dira sudah berada di Mall untuk shooping. Tapi semuanya gagal total gara-gara tugas segunung yang diberikan Leo padanya. Satu pertanyaan saja itu sudah membuat separo otaknya kesemutan. Apalagi puluhan pertanyaan. Bisa dijamin, otaknya tak akan beres lagi.Harusnya Leo mengajaknya dinner atau kencan gitu, ini kan malam Minggu. Bukan memberinya tugas seperti ini."Sepertinya gue akan gila, trus mati dengan sangat menyedihkan," gumam Dira sambil menggetok-getok kepalanya dengan pulpen. "Azab seorang gadis yang tergila-gila dengan dosennya, mayatnya ditemukan tak bernapas di tumpukan buku," tambahnya lagi dengan tampang yang menyedihkan.Dari kalimat itu saja dia seperti sudah gila. Mana ada mayat yang masih bernapas. Itu sama saja dengan manusia, tapi tak bernapas."Non Dira!" teriak seorang asisten rumah tangganya sambil menggedor-gedor pintu kamarnya."Apaan, Bik!" Jawab Dira dari dalam kamar tanpa berniat membukakan pintu.
Baca selengkapnya
BAB : 69
Alvin baru saja pulang dari kantor dan ia segera menghampiri Kim yang berada di ruang keluarga."Lauren, Lhinzy, kalian ke kamar dulu, ya. Papa mau bicara sama Mama," pinta Alvin pada si kembar yang saat itu bersama Kim."Iya, Pa," jawab mereka serempak dan segera menuju kamar."Mau ngomong apa?" tanya Kim."Aku benar-benar nggak nyangka sama kamu, Kim!"Alvin bicara dengan penuh emosi. Wajah dan matanya langsung memerah menahan amarahnya."Apa, sih, baru pulang langsung marah-marah," balas Kim."Kenapa kamu menekan Kiran untuk berpisah dengan Arland? Kamu sudah kelewatan dengan merusak kebahagiaan anakmu sendiri!""Aku nggak bisa melupakan itu!""Baiklah kalau gitu. Aku juga akan memberikanmu pilihan. Kalau kamu terus berniat melakukan itu, aku juga akan memberikan surat perceraian untukmu!"Ancaman Alvin sukses membuat Kim shock. Ia tak menyangka Alvin akan mengatakan itu."Mengancam ku dengan mengorbanka
Baca selengkapnya
END
Arland akan segera kembali ke apartment, tapi tiba-tiba Jeremy menghentikan langkahnya di pintu keluar kantornya."Lo ngapain kesini?""Tau nggak, si Dosen ada dimana?""Harusnya kalau mau nyari Leo itu di kampus atau di rumahnya," balas Arland."Udah gue cari, tapi nggak ketemu. Lagian sekarang hari Minggu, dia nggak ada jadwal ngajar. Cek di rumah juga nggak ada," terang Jeremy"Coba telepon," saran Arland."Itu cara pertama yang gue lakuin sebelum nyariin dia. Nomernya aja kagak aktif.""Ck, gue juga bingung kalo gitu. Coba tanya yang lain dulu. Soalnya gue mau ke rumah nyokap.""Ya udah, gue tanya yang lain.""Gue duluan, ya."Arland meninggalkan Jeremy yang bingung mau mencari dimana keberadaan Leo. Bukannya apa-apa. Tapi, saat ini ia sangat butuh sama Leo. Sebenarnya bukan butuh sama Leo, sih. Lebih tepatnya sama tanda tangannya. Ganteng-ganteng gini, otaknya masih 1/4. Tiap tahun nyariin tanda tangan dosen,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status