All Chapters of Davira: Chapter 31 - Chapter 40
44 Chapters
31.
Baca ya 😁***Entah, setan apa yang tengah merasukinya hingga sampai bertindak gila seperti ini. Satu hal yang takkan pernah ku sangka dan ku duga, bahwa Om Haikal tengah menciumku saat ini. Hal yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya padaku, dulu selalu aku yang mulai menciumnya terlebih dahulu dan bahkan mencoba menggoda dirinya dengan cara memancing gairahnya sampai bukti keperkasaannya itu nyata.Bukti keperkasaan om Haikal memang selalu ada dan dapat aku rasakan, tapi buru-buru om Haikal pasti langsung menghentikan semua tindakan yang aku lakukan. Kadang aku heran sendiri kenapa om Haikal tetap tidak mau menyentuhku meskipun sudah sangat bergairah sekali? Apakah gairah yang dia rasakan itu adalah hal normal dan wajar bagi setiap pria dan bukannya karena perasaan cinta yang sama? Benarkah hanya sebatas itu saja?Lain halnya dengan sekarang ni, aku merasa terengah-engah me
Read more
32.
Bak pasangan yang tengah di mabuk asmara tingkat tinggi atau (kasmaran). Baik Davira maupun Haikal semakin lengket setiap harinya, dimana pun ada Davira maka di situ juga ada Haikal. Bahkan saat Haikal berkerja di kantor pun maka Davira akan senantiasa menemaninya, meskipun yang banyak dilakukan Davira hanya duduk dan tiduran saja di kantor namun Haikal sama sekali tak mempermasalahkannya. Justru pria berumur empat puluh tahunan itu malah senang karena kehadiran Davira yang menemaninya berkerja di kantor. Katanya, lelah dan penat Haikal langsung hilang begitu melihat wajah cantik Davira. Terdengar konyol memang, tapi itulah yang di rasakan Haikal yang mungkin sekarang ini tengah terserang bucin akut. Begitulah kata gaul anak jaman sekarang. Bahkan saking bucinnya Haikal tak segan meminta izin pada orangtua Davira untuk membawa serta ke apartemennya. Airaa dan Dava mengizinkan namun dengan satu syarat. Yaitu, Haikal yang
Read more
33.
"Senang melihatmu kembali, Vira." kata Cavia tersenyum senang. "Sungguh kau senang aku kembali?" tanya Davira dengan mata menyipit pura-pura tak percaya dengan ucapan sepupunya itu."Tentu saja, begitu mendengar kabar kamu kembali aku jadi menggila saking senengnya." "Oh ya? Tapi, kenapa kau tidak pernah datang ke rumahku setelah kau tau dan mendengar kabar jika aku pulang?" tanya Davira kembali."Itu...." Cavia tampak ragu ingin mengatakannya."Itu apa?" Davira pun jadi gemas dan tak sabar untuk mendengar alasan Cavia. "Itu karena aku masih sibuk dengan urusan rumah."Davira mengernyit, "urusan rumah? Bukannya selama ini pekerjaan rumah si Mbak yang ngerjain?""Bukan itu maksudnya," sahut Cavia manyun. "Terus apa?"
Read more
34.
"Sudah bertemu dengan Cavia?" tanya Haikal begitu Davira baru sampai di apartemennya.Davira mengangguk, "sudah.""Apa katanya?" tanya Haikal lagi seraya melangkah mendekati Davira yang duduk di sofa di depannya.Davira menoleh ke samping dimana Haikal sudah mengambil posisi duduk di sebelahnya. Sejenak pandangan keduanya bersiborok sebelum Davira memutuskan kontak mata lebih dulu."Kami berdua mengobrol mengenai banyak hal," jawab Davira seadanya."Oh ya? Salah satunya apa?""Apa saja-uhm, seputaran wanita.""Dia merindukanmu?" tanya Haikal."Of course! Why Om?"Haikal menggeleng, "hanya bertanya saja, karena Cavia tidak terlihat semenjak kamu kembali pulang.""Dia bilang sibuk dengan urusan rumah, beberapa waktu ini keluarganya mengalami banyak masalah yang bahkan aku sekeluarga saja tidak ada yang tau."
Read more
35.
Hari ini Davira sangat marah, bagaimana tidak? Ia mendapat kabar dari Cavia bahwa Haikal tampak sangat dekat dan mesra dengan Ayesha. "Apa kau yakin dengan yang kau lihat, Cavia?" tanya Davira seakan meragukan ucapan Cavia. "Apa kamu mulai meragukanku Vira?" "Bukan begitu, hanya saja aku cukup terkejut mendengar ini semua—""Aku pun sama terkejutnya denganmu. Perasaan tidak menyangka dengan apa yang aku lihat, bagaimana mungkin Kak Ayesha bisa bersama Om Haikal sementara ada Kakakku yang mencintainya." Cavia memotong ucapan Davira yang terkejut saat mendengar kata mencintai."Apa maksudmu? Kak Hasan mencintai wanita itu?" Cavia menggigit bibirnya dengan raut wajah panik. "Uhm, itu....""Katakan Cavia! Ada apa sebenarnya?" "Aku tidak bisa memberitahukannya
Read more
36.
Haikal sebenarnya berat untuk meninggalkan Davira yang dalam kondisi terikat dan mulut dilakban di dalam apartemennya. Memang terdengar gila, bagaikan seorang psikopat Haikal begitu nekat melakukan hal tersebut. Tetapi, apa boleh dibuat?Haikal tidak akan sanggup bila kehilangan Davira yang sudah pasti akan meninggalkannya bersamaan dengan rasa kepercayaan untuknya yang juga sudah hilang.Sebelum pergi Haikal sempat mengucapkan maaf untuk Davira. Ia tau jika apa yang dilakukannya ini malah akan semakin menambah kebencian Davira. Tapi, sekali lagi Haikal tegaskan jika ia tidak peduli karena ia hanya takut satu hal. Yaitu, berjauhan dan kehilangan Davira.Dan sekarang tujuan Haikal adalah ke rumah calon kedua mertuanya. Ya, Haikal ingin bicara pada Dava dan juga Airaa sebelum pergi berangkat kerja ke kantor.Setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu hampir tiga puluh menit Haikal telah sampai di kediaman At
Read more
37.
Entah kesalahan apa yang di perbuat Nando dan Kia dulu sehingga kini mereka berdua merasa gagal dalam mendidik anak mereka. Rasanya Nando dan Kia tak pantas menjadi orangtua yang baik, lihatlah kelakuan kedua anak mereka yang tak pernah becus.Awalnya Hasan dan kini gantian Cavia yang berulah. Nando merasa telah di khianati sebab ia menaruh kepercayaan penuh pada anak perempuannya itu. Cavia menurutnya anak baik yang tidak mau membantah satu kata pun padanya. Tapi hari ini, Nando malah mendengar ucapan yang tak enak dari sahabatnya mengenai anak gadisnya. Ya, setelah mengetahui bahwa Davira mendapatkan berita bohong itu dari Cavia. Dava dan Haikal berserta Davira langsung bergegas pergi menuju kediaman keluarga Wicaksana. Haikal dan Dava langsung mengutarakan maksud dari kedatangan mereka. Tentu saja Nando awalnya kaget dan merasa tak percaya jika putrinya bertingkah seperti itu. Tapi melihat ke
Read more
38.
Dua minggu kemudian....Ini pekan kedua kondisi keadaan Cavia yang masih belum sadarkan diri setelah insiden aksi nekatnya yang mencoba melakukan upaya bunuh diri. Tetapi, syukurlah saat itu Cavia di bawa ke rumah sakit tepat waktu hingga nyawanya pun dapat terselamatkan.Seluruh keluarga sangat bersyukur karena Cavia masih hidup meskipun kondisinya saat ini masih kritis. Doa pun tak berhenti seluruh keluarga panjatkan untuk Cavia, dan mereka sangat berharap Cavia cepat sadar dan bisa kembali berkumpul bersama.Ada satu hal menarik yang terungkap Davira dapatkan di dalam kamar Cavia saat itu. Yaitu berupa sebuah buku diary milik Cavia yang terbuka. Saat itu Davira tak sengaja mengalihkan fokusnya ketika semua orang panik dan sibuk pada Cavia.Tangan Davira terulur untuk mengambil buku diary itu dan terhenyak kaget ketika membaca isi lembaran buku yang terbuka. Kenapa bisa Davira terhenyak kaget? Tentu saja!
Read more
39.
Kabar baik untuk seluruh keluarga karena hari ini Cavia sudah sadar. Mendengar itu tentu saja semua anggota keluarga senang mendengarnya, tak terkecuali Ayesha dan juga pak Ridwan.Sejak pagi tadi Ayesha dan bapaknya sudah tiba di rumah sakit. Disana juga sudah ada Nando beserta Kia, sang istri tercintanya. Sedangkan untuk Hasan, entahlah, pria itu belum menampakkan batang hidungnya sedari tadi sampai sekarang.Kia dan Nando sekarang tengah di dalam kamar rawat inap Cavia sementara Ayesha dan pak Ridwan lebih memilih menunggu diluar dan duduk di kursi tunggu rumah sakit.Sembari terus menunggu, mereka di kejutkan dengan kehadiran keluarga Atmadja dan Haikal yang datang ke rumah sakit secara bersamaan. Sedangkan Orlando, putra bungsu Airaa dan Dava tidak bisa ikut ke rumah sakit karena harus mengikuti ujian sekolah.Terlihat Dava menyapa hangat Ridwan seraya bertanya. "Sudah lama disini?""Sejak
Read more
40.
Seluruh keluarga kaget dengan reaksi Cavia tampak terkendali pasca setelah sadar dari koma. Kia dan Nando sedari tadi sudah mencoba berusaha untuk menenangkan Cavia mengingat kondisi gadis itu."Kenapa kalian menyelamatkanku?" begitulah kata-kata yang terus di ucapkan Cavia. Seakan gadis itu tak mensyukuri dirinya yang masih hidup. "Jadi kamu ingin mati?" seruan Haikal yang sejak tadi tampak geram melihat Cavia. Dengan langkahnya yang pasti Haikal berjalan mendekati ranjang, menatap tajam tepat ke manik mata Cavia. "Kamu merasa menyesal karena tidak jadi mati, begitukah?" Cavia menatap sendu Haikal yang justru malah balas menatapnya tajam. Melihat itu Davira menjadi was-was dan takut jika Haikal hendak berniat melukai Cavia. "Ayesha, panggilkan Suster dan Dokter." bisik Davira pada Ayesha yang berdiri di sampingnya. 
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status