All Chapters of Davira: Chapter 11 - Chapter 20
44 Chapters
11.
"Vira!" jerit Cavia memanggil Davira ketika ia sudah sampai di lantai apartemen tempat Haikal tinggal.Terlihat Davira yang masih betah bersandar di belakang pintu apartemen Haikal dengan posisi berjongkok menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan miliknya. Setelah mendengar panggilan Cavia, Davira membuka telapak tangan dan mendongak menatap Cavia yang kini sudah berdiri di depannya. "Cavia...." panggil Davira dengan suara merengek manja, Davira membuka lebar kedua tangannya sebagai isyarat untuk Cavia agar memeluknya.Cavia yang mengerti kode itu pun mengangguk seraya tersenyum, merundukkan tubuhnya berjongkok di depan Davira.Cavia memeluk erat tubuh Davira yang montok namun kini seakan rapuh, bahkan di dalam pelukannya pun Davira kembali menangis."Dia jahat Cavia," kata Davira mengadu pada sepupunya ini. "Dia berselingkuh bahkan bercinta denga
Read more
12.
Benar saja apa yang Davira katakan, tak butuh waktu lama hanya dengan hitungan jam saja kabar mengenai dirinya yang tengah berada di kediaman keluarga Wicaksana sudah diketahui oleh sang papa. Dava Atmadja.Pria tampan yang dulunya mantan playboy itu kini sudah berada di kediaman rumah milik Arnando Wicaksana. Pagi-pagi sekali saat ia berpamitan pada Airaa untuk berangkat kerja ke kantor, Dava menyempatkan diri berkunjung ke rumah sahabatnya tersebut setelah mendapatkan kabar dari salah satu anggota keluarga itu.Meskipun sedikit dilanda kebingungan tentang keberadaan Davira yang ada di sana. Seingat Dava, bukankah tadi malam ia sengaja membantu putrinya itu untuk kabur dari rumah agar bisa menemui Haikal? Lalu kenapa sekarang anaknya bisa berada di rumah Nando? Seharusnya kan Davira masih berada di apartemennya Haikal. Aneh! pikir Dava merasa sepertinya sedang terjadi sesuatu hal yang tak beres.Kedatangan Dava di sambu
Read more
13.
"Dasar bodoh!" umpat Dava memaki Haikal.Setelah pergi dari rumah Nando, Dava bukannya ke kantor malah singgah mendatangi apartemen Haikal. Syukurlah Haikal masih berada di apartemennya dan langsung membuka pintu begitu mendengar suara bunyi bel apartemen.Sedikit tercengang ketika melihat siapa tamu yang datang dan sungguh tak menyangka jika Dava akan berkunjung ke apartemennya pagi ini.Tak ada sapaan yang Dava berikan, justru pria itu langsung nyelonong masuk ke dalam tanpa sang tuan rumah menyuruh terlebih dahulu. Dan Dava tanpa tendeng alih-alih langsung mengeluarkan semua makian dan umpatan pada Haikal yang sama sekali tak mengerti."Berengsek, Haikal bodoh!" entah umpatan dan makian yang ke berapa kalinya Dava berikan untuk Haikal.Haikal yang tadinya berusaha tenang dan sabar menghadapi sikap Dava pada akhirnya pun meledak. "Sebenarnya ada apa denganmu? Kenapa kau tiba-tiba datang ke ap
Read more
14.
"Ini!" Haikal meletakkan segelas air mineral di atas meja, "minumlah agar tenggorakanmu tidak kering lagi dan batukmu berhenti." titahnya yang di angguki Dava.Dava meraih segelas air mineral itu dan langsung menegguknya cepat. "Pelan-pelan Dav, nanti kau bisa tersedak." kata Haikal memperingati, namun terlambat sebab segelas air mineral itu sudah tandas di teguk Dava.Dava nyengir seraya meletakkan gelas yang sudah kosong kembali ke meja. "Udah habis," katanya cengengesan.Haikal memutar bola matanya kesal, tingkah bapak satu ini masih sama saja seperti dulu. Tidak berubah sama sekali walaupun umurnya sudah semakin bertambah dan memiliki anak dua. Tapi, tingkah Dava masihlah sama seperti waktu muda, hanya satu yang sudah berubah darinya. Yaitu, sikap playboynya, Dava memang seperti sudah bersumpah jika ia akan berubah untuk yang satu itu. Dan harus Haikal akui, jika Dava memang bersungguh-sungguh pada janjinya itu.
Read more
15.
Siang itu Davira memutuskan pamit pergi dari kediaman rumah milik keluarga Wicaksana. Davira beralasan jika ia ingin pulang ke rumahnya sendirian tanpa mau di temani Cavia sekalipun ataupun di antarkan pak supir pribadi keluarga Wicaksana. Kia awalnya menolak keinginan Davira tersebut karena ia sedikit merasa curiga dengan gerak-gerik serta gelegat gadis itu. Tapi, Davira yang bersikeras pun tentu tak kehabisan ide untuk terus meyakinkan Kia. Pada akhirnya Kia mengalah dan merelakan Davira pulang sendiri. Dalam hatinya, wanita itu berdoa semoga Davira tak berbohong dan sungguh pulang ke rumahnya dengan aman."Bunda yakin dengan keputusan ini? Merelakan Davira pergi sendirian." ucap Cavia setelah kepergian Davira, "bagaimana jika Davira berbohong Bunda?" Kia menghela napasnya sejenak sembari menatap lembut sang anak. "Insyaallah sayang, semoga Davira berkata jujur d
Read more
16.
Suara musik DJ mengalun begitu keras terasa memekakkan telinga, para manusia tampak tengah menikmati alunan musik yang menghentak-hentak itu.Begitu juga dengan seorang gadis yang barusan saja menginjakkan kakinya masuk ke dalam club ini bersama dua orang wanita lainnya. Dua orang wanita yang merupakan temannya, bernama Selena dan Annisa.Davira tersenyum senang tampak begitu menyukai tempat yang di tawarkan kedua temannya itu."Bagaimana Vira?" tanya Selena pada Davira yang dari kedua bola matanya terlihat berbinar bahagia."Kau suka dengan tempat ini?" timpal Annisa yang juga ikut bertanya.Davira mengangguk semangat seraya berseru. "Sukaaa!!! Thanks ya guys." kata Davira sembari memeluk tubuh kedua sahabatnya.Dari arah yang tak terlalu jauh dari tempat mereka saat ini, dua orang pria terlihat melambai-lambaikan tangannya pada Anissa dan Selena. Kedua wanita itu membalas lamb
Read more
17.
Davira terus melangkah ke toilet yang ada di club malam itu, sepanjang perjalanannya menuju toilet Davira banyak melihat wanita dan pria yang tengah bercumbu mesra bahkan ada yang lebih dari itu. Entah mereka pasangan atau tidak, yang pasti Davira serasa mual dan ingin muntah melihatnya.Davira sedikit mempercepat langkahnya agar sampai di toilet untuk mengeluarkan semuanya disana.Benar saja, begitu sampai di toilet Davira langsung muntah. Padahal ia sama sekali belum ada minum atau makan sesuatu, tetapi karena melihat adegan tak senonoh itu membuat perutnya di landa mual.Padahal hal seperti itu yang di idam-idamkan Davira dulu bersama Haikal. Mengingat pria tua itu, Davira malah bertambah semakin mual sebab Haikal sendirilah yang membuatnya sampai terdampar seperti ini. Tidak, lebih tepatnya atas kehendak Davira sendirilah ia sampai di tempat ini, berkat momen percintaan Haikal bersama seorang wanita waktu itu, Davira jadi
Read more
18.
Kabar mengenai kaburnya Davira dari rumah Nando sudah terdengar sampai ke telinga Dava dan Airaa. Sepasang suami-isteri itu syok luar biasa saat mendengar kabar putrinya yang kabur dari Cavia.Gadis itu sudah tidak tau harus berbuat apalagi selain melaporkan hal ini pada kedua orang tua Davira. Cavia sudah sangat lelah menunggu dan berharap Davira akan pulang ke rumahnya, nyatanya setelah seharian menunggu di rumah keluarga Atmadja, Davira pun tak kunjung pulang.Siang hari saat menunggu Cavia malah menemukan Orlando yang baru pulang dari sekolah. Adik tampan Davira itu masih duduk di bangku Xl SMA. Orlando yang manis dan ramah tentu menegur Cavia begitu melihat gadis itu tengah duduk di teras rumahnya.Keduanya mengobrol untuk waktu yang cukup lama hingga tak terasa waktu sudah hampir sore. Akhirnya Cavia memutuskan untuk pulang namun Orlando mencegahnya, pemuda itu meminta Cavia untuk lebih lama sedikit lagi.
Read more
19.
"Hai, ini sudah larut malam, kau tidak ingin pulang?" sapa Pete menatap cemas pada Davira yang masih setia di club, padahal raut wajah gadis itu jelas menunjukkan kebosanan.Kedua mata Davira memindai ke segala arah, seolah seperti sedang mencari sesuatu. Tapi, meskipun sudah berulang kali memperhatikan setiap sudut club malam ini Davira tak kunjung menemukan sosok kedua temannya dimana pun. Pete yang mengerti arti pandangan Davira pun merasa kasihan pada gadis itu. "Kau mencari keberadaan teman-temanmu?" tanyanya menebak dengan benar.Davira mengangguk lesu, "iya, kau ada melihat mereka? Tadi terakhir kali aku melihat keduanya disana bersama kekasih mereka masing-masing." kata Davira menunjuk ke arah dimana tadi ia melihat Selena dan Annisa bersama kekasih mereka. Pete tersenyum meremehkan. "Davira, kenapa kau begitu sangat polos, hmm?""Maksudm
Read more
20.
"Rumah siapa ini?" tanya Davira ketika mobil Pete berhenti di depan pagar sebuah rumah yang terbilang cukup mewah dan megah.Davira memperhatikan rumah itu dengan perasaan penasaran yang luar biasa. Benaknya bertanya-tanya tentang siapakah pemilik rumah ini? Apa mungkin itu rumah milik Pete? Seketika Davira menoleh ke arah Pete saat pemikiran itu muncul."Jangan bilang jika ini rumahmu?" tanya Davira yang entah kenapa tiba-tiba merasa sedikit takut dan was-was jika benar ini rumah Pete.Untuk apa ia membawaku kemari? batin Davira kalut sembari kedua tangannya bersilang di depan dada seolah tengah memeluk tubuhnya sendiri.Pete melirik reaksi dari tindakan yang di timbulkan Davira. "Untuk apa kau melakukan itu?""Antisipasi dari niat jahatmu.""What!" pekik Pete tak habis pikir."Ya, kau jahat! Buat apa kau bawa aku kemari, huh? Aku sangat tau, kau pasti sedang be
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status