All Chapters of PARANORMAL CANTIK: Chapter 81 - Chapter 90
119 Chapters
Di Intai Maut
Keanehan yang Siska alami bersama Arman dia ceritakan kepada Amor yang merupakan teman sekantornya. Mendengar cerita itu Amor memberi Siska alamat Alena yang merupakan seorang bidadari yang di buang ke bumi. Dan menyuruh Siska menemui Amor saat itu juga. Siska yang memang merasa ketakutan setelah mendapat saran dari Amor yangbtak lain sahabat katibnya itu langsung meluncur ke rumah Alena. Karena sudah mendapat penjelasan dari Amor mengenai siqpa Alena sevenarnya membuat Siska tak segan-segan menjelaskan apa yang telah dialami Arman kemarin malam. "Dia bersumpah berkali-kali, bahkan sempat menjadi berang ketika aku nggak mempercayai kata-katanya. Menurutku dia memang benar-benar mengalami keanehan yang nggak bisa diterima oleh akal sehat." Jelas Siska kepada Alena. "Siapa nama cowokmu itu?" Tanya Alena Santai. "Arman, tapi dia belum resmi menjadi cowokku Iho,
Read more
Racun Mayat
Siska melihat Lia menjadi menertawakan gadis itu, Bagus yang tadi mendengar kata-kata ketus Lia segera menyahut karena dia tahu kalau Alena yang sedang mengerjai gadis itu. "Makanya, jangan seenaknya saja kalau ngomong di depan tamu, apa lagi di depan orang yang belum dikenal. Enak saja ngatain orang budeg, sekarang kalau kamu sendiri yang budeg bagaimana, non?" Teriak Bagus. '"Ya ampuun, kalian ngomong apa sih, kok aku nggak dengar sama sekali, suara mobil lewat juga nggak aku dengar nih, aduuh, gimana kalau begini," Lia berkata dengan panik. Alena menjentikkan jarinya Dan seketika wajah Lia segera terperangah lega, rupanya ia bisa mendengar lagi dengan normal. Tapi pengalaman singkatnya itu telah membuatnya ciut nyali kepada para tamu yang dihadapi. Dia tak lagi berani bersikap ketus dan bicara seenaknya seperti tadi.  "Sudah bisa mendengar lagi kan?" Tanya Alena. "Hmmmm..
Read more
Kepala Yang Menggelinding
Alena sedang mendeteksi suasana hujan dan bunyi petir tadi, tentu saja ia menggunakan kesaktiannyauntuk mengetahui keadaan sekeliling yang sebenarnya di saat itu.  "Apakah hujan ini juga mengandung kekuatan dari alam sana non?" tanya Bagus yang sangat ingin tahu.  Tapi Alena menggelengkan kepala, bersikap sangat tenang.  "Nggak. Ini hujan biasa, memang pengaruh cuaca alami." Jawab Alena santai. "Ooo, syukurlah aKukira hujan ini punya muatan gaib." Bagus berkata legah. "Tapi aku mendengar suara tangis." Kata Alena membuat dahi Bagus sedikit berkerut kemudian dia menatap Alena yang duduk di kursi teras itu. "Maksud non, suara tangis seperti apa?" Tanya Bagus bingung. "Ini suara perempuan, ada perempuanmenangis dengan sangat sedih hingga napasnya sesak sekali." Jelas Alena lagi. "Apakah aku
Read more
Menembus Dimensi
Beberapa orang berusaha untuk mencegah langkah Rina. Tapi Rina berusaha meronta agar bebas melangkah. "Itu...! Itu Sadattt...!" serunya sambil meratap serak. Ia melihat Sadat berdiri seperti sedang kebingungan melihat banyaknya orang yang ada di tempat pameran. Sadat berdiri di depan pintu masuk gedung tersebut.  Meskipun seruan Rina tak seberapa kuat, namun secara logika dari jarak yang ada pada saat itu mestinya Sadat mendengarseruan tersebut. Namun kenyataannya Sadat tak mempedulikan seruan Rina. Bahkan Sadat seperti tak mendengar apa-apa. Tiba-tiba atap gedung pertunjukan itu seperti terbuka. Rina melihat datangnya sinar putih kemilau dari atap yang terbuka. Sinar itu berputar bercampur kabut tipis. Seketika itu juga tubuh Sadat terhisap ke atas, melayang cepat dengan gerakan berputar lamban. Kemudian lenyap bagaikan menembus atap gedung yang tinggi. "Sadattttt..
Read more
Angin Dewi Kembang
Alena dapat melacak ternyata angin itu berasal dari sebuah rumah bertingkat empat yang berada di pinggiran Kota Palembang, sumber angin diketahui dari lantai empat, yang memiliki balkon terbuka menghadap jalan raya.  Sambil meluncur bagaikan seekor nagaterbang Alena melepaskan hawa saktinya melalui telapak tangan kanan.  Wuuuuubbs....!  Hawa sakti itu berhasil membendung arus angin, dan bahkan mendorong kepusatnya. Dalam sekejap saja rumah tersebut bergetar bagaikan dilanda gempa kecil. Jleeegaaaarrrrrr.... !  Setelah suara ledakan terlihat seseorangyang tadi tampak duduk bersila di atas balkon itu terpental masuk ke dalam tanpa memecahkan dinding kacanya, namun membuat beberapa benda di dalam kamar tersebut menjadiberantakan.  Gubraaak, praaaang...! Alena yang tiba di kamar tersebut, berdi
Read more
Pasukan Iblis Hitam
"Tapi apa Alena?" Tanya Dewi Kembang. "Tapi kau pun harus membantukujuga, Ares. Aku punya kesulitan sendiri dan kuharap kau dapat membantu memecahkan kesulitanku itu." Jawab Alena. "Apa permintaanmu akan kukabulkan, Alena." Jawab Dewi Kembang. "Kalau begitu baiklah. Sekarang tolong gunakan kesaktianmu untuk menarik bayangan Diana, munculkan bayangan tentang dirinya yang ada dalam benakmu itu ke permukaan cermin." Jelas Alena. Arez diam memandangi Alena, dia mulai memahami maksud rencana Alena. Maka, ia pun membawa Alena berdiri di depan cermin riasnya.  Dengan kekuatan hawa gaibnya, bayangan wajah Diana yang masih terpendam dalam ingatan Arez segera dimunculkan dalam cermin rias itu. Beberapa saat kemudian, pantulan dari diri Arez yang berdiri di depan cermin itu berubah menjadi sosok gadis berkulithitam manis, tapi bertubuh sekal dan berdada montok padat.
Read more
Keanehan Diana
Mendengar penjelasan sari Arez membuat Alena termenung cukup lama memikirkan masalah yang sedang mereka hadapi. Satu hal yang masih mengganjal di hatinya mengapa Pasukan Iblis Hitam itu tidak menyerang dirinya jika benar kehadiran mereka untuk memuliskan langkah Raja Kegelapan, mengapa tidak langsung menyerang dirinya. "Kalau benar Kumala Sarita mengutus salah satu dari Iblis Hitam, sudah pasti utusannya itu dibekali kesaktian tambahan yang cukup membahayakan dan perlu kau perhitungkan masak-masak, Alena." Lanjut Arez lagi. "Apakah kamu tahu kelemahannya?" Tanya Alena kemudian. Arez menggelengkan kepalanya. "Banyak kesaktian yang dimiliki Kumala Sarita yang sulit dicari kelemahannya. Tidak semua kelemahan kekuatan dari alam sana aku ketahui. Apalagi jika mereka tahu aku ada di bumi, jelas mereka akanmenggunakan kekuatan yang belum diketahui rahasia kelemahannya." Lanjut Arez lagi yang membuat Alena manggut-manggu
Read more
Iblis Haus Darah
"Kurasa itu hanya bersifat kebetulan saja. Kebetulan ketika Pasukan Iblis Hitam mencari tempat bernaung, roh Diana yang dilihatnya. Maka, Dianalah yang menjadi sasaran pernaungannya, ibarat kata, dia kost di raganya Diana, manakala ia menyatu dengan jiwa Diana, ia dapatberkomunikasi langsung dengan seseorang dan dapat mengetahui siapa mangsa yang harus dipilih berikutnya, aku yakin, nggak semua orang yang berdiri di depan cermin akan menjadi korbannya, pasti mempunyai kriteria tertentu, jika memenuhi syarat, barulah orang itu menjadi korban senjata gardanya, seperti Sadat dan korban yang dilihat Arman tempo hari." Jepas Alena kepada mereka semua  "Pantas kalau Diana sekarang nggak doyan narkoba, dia bilang padaku, dia nggak punya selera lagi untuk menggunakan narkoba, tapi dia sering merasa kepingin sekali minum darah manusia." Jawab Doni. "Apakah sampai punya keinginan begitu?" sela Bagus agak ngeri. 
Read more
Pembunuhan di Pantai
"Nggak tahu, Pak. Saya nggak lihat lagi setelah itu." Jawab Diana lagi. "Secara rincinya bagaimana ciri-ciri pembunuh teman kencanmu ini?" Tanya polisi itu lagi. "Yang saya lihat, dia berkerudung kain hitam dari kepala sampai kaki, kukunya panjang-panjang hitam dan tajam, wajahnya tidak begitu jelas, karena sebagian besar tertutup kain hitamnya. Tapi ketika dia meminum darah Sukri,samar-samar saya melihat bagian dagunya seperti tidak memiliki daging dan kulit. Kayak tengkorak, Pak." Jawan Diana ketakutan. "Membawa senjata?" Lanjut petugas. Diana menggeleng. "Saya nggak melihatnya ada senjata, kejadian itu sangat cepat dan benar-benar membuat saya seperti hilang akal." Sebelumnya memang Diana sempat seperti orang gila, menjerit-jerit sendiri walau sudah ditangani polisi, tapi sekarang ia sudah bisa ditenangkan. Polisi tak melihat ada tanda-tanda
Read more
Mengejar ke alam gaib
Doni merasa tidak enak saat menurunkan Alena sendirian dari mobil. Namun belum sampai hitungan ke sepuluh Badan Alena sudah menghilang dari tempat itu. Hanya dalam sekejap saja Alena sudah tiba di rumah pengusaha yang di sebutkan oleh Kapten Japar. Kadatangan Alena tidak mengherankan kapten Japar. Alena segera di ajak masuk oleh Kapten Japar menuju kamar tidur utama. Mayat Nyonya Gerard masih ada di sana. Perempuan berusia 35 tahun itu terkapar bersimbah darah akibat kemunculan si pembantai dari balik cermin riasnya. Waktu itu Nyonya Gerard bersiap-siap untuk memenuhi undanganmakan malam, Ketika dia merias diri di depan cermin riasnya, tiba-tiba si pembantai gaib itu muncul dari dalam cermin dan mengayunkan senjatanya. Mayat Nyonya Gerard nyaris terbelah dari kepala sampai batas bawah perut. Secara kebetulan waktu itu pintu kamar tidak tertutup. Seorang keponakannya bernama Lisa, melihat kemu
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status