All Chapters of Sleep with the Admiral's Daughter: Chapter 11 - Chapter 20
59 Chapters
Part 6.2 - Burning
Daxon dan Lexy membuka pintu kamar penginapan mereka yang didominasi dengan kayu sebagai tema losmen di tempat yang cocok untuk menikmati musim dingin."Well, setelah dengan baik hatinya kau memberikan satu ruangan kosong untuk new family tadi. This is our room ... come in, Nana. Jangan mengeluh mendengar dengkuranku nanti," ujar Daxon bersandar di pintu dan mempersilahkan Lexy untuk masuk."Ya … mengingat masa kecilku tinggal di perancis bersama ibu dan bibiku. Aku rasa tak ada bocah kecil yang tak menyukai perm
Read more
Part 6.3 - Macthmaking
Perjalanan pulang yang tak sehangat perjalanan pergi saat ini tengah terjadi. Pagi yang lebih baik dari semalam setelah badai salju, beruntung pagi tadi tim penyisiran salju di jalan, selesai dilakukan. Mereka kembali ke kota. Sepanjang jalan yang memberikan pemandangan putih itu membuat Lexy sanggup terdiam menatap pohon-pohon pinus yang berubah menjadi putih tertutupi salju. Lexy menyukainya dan Daxon menyukai tatapan kagum Lexy akan alam.Namun, Daxon menangkap sorot dari mata Lexy yang sesekali dilihatnya saat menoleh sekilas. Membuat pria itu memahami ada yang sangat dipikirkan oleh Lexy."Aku tahu kau takut, Nana. But, hei … aku yang harusnya takut." Daxon meraih tangan dingin Lexy dan mengecupnya, "kau layak diperjuangkan, Nana. Kau pantas mendapatkan itu. Dan aku tahu ayahmu tak akan semudah itu mengizinkanku mengencani putrinya. Mengingat sebera
Read more
Part 07 - Choose or Love
Sepulangnya dari rumah Lexy, dengan cepat Daxon memasuki rumah dan buru-buru menuju kamarnya. Dia sedang menghindari kakaknya, Raven. Pintu pun sengaja ia kunci dari dalam. Antisipasi agar saudaranya itu tak asal sembarang masuk dan berakhir dengan dia diinterogasi. Daxon sama sekali belum siap. Ia takut salah ucap atau apapun yang berpotensi rahasianya dan Lexy terbongkar. Jujur saja, Daxon tidak pandai berbohong. Raven pun terlalu pintar untuk menilik itu semua. Kakaknya itu seperti pakar mikro ekspresi yang bisa membaca apapun hanya dengan melihat wajah.Keahlian yang sangat mengerikan menurut Daxon. Dia pikir dulu kakaknya cenayang saat masih bersekolah. Pemikiran bodoh macam apa itu? "Daxie! Kau mengunci pintumu?"Terdengar suara Raven yang mencoba membu
Read more
Part 08 - Indecision
Part 08 • Indecision "Aku rasa, Nona D'Ryan cukup menarik. Bagaimana menurutmu, Daxie? Apa aku harus menerima tawaran paman Dereck?" Pertanyaan Raven terus berputar-putar semenjak hari dimana Daxon mengantar Lexy pulang dan malah mendengar perkataan Dereck yang menginginkan Raven bersama putrinya, yakni Nana-nya. Kini Daxon terpaksa memutar balik mobilnya. Setelah berusaha mengejar Lexy yang turun dari mobil dan menghentikan taksi, lalu melaju kembali ke rumah. Walau ia sangat menyesal telah membuat wanita itu kecewa. Namun, ia tetap ingin memastikan Lexy kembali dengan selamat. Setelah tiba  di rumah dengan hati dan perasaan yang gundah, ia langsung menuju kamarnya. Jika saat bersama Lexy tadi, Daxon memikirkan ucapan
Read more
Part 09 - "I'm Your Man"
Tak ada yang lebih membuat hati Daxon panas saat ini selain melihat mobil SUV putih yang kini berada di depannya. Sambil berkendara, Daxon berulang kali merutuk dan mengumpat pada dirinya sendiri yang sangat bodoh. Bisa-bisanya ia mengabaikan seorang wanita seperti Lexy. Lantas kini si cantik dambaannya itu bersama sang kakak yang dengan niat baiknya ingin mengantarkan wanitanya pulang."Great! What a gentle, Rav. Kau tahu bagaimana cara memperlakukan wanita dengan baik. Bukan seperti aku yang menjemput dan mengantarkannya saja tidak berani hingga ke depan gerbang. Satu lagi poin untukmu, brother."Daxon menatap miris ke arah kendaraan di depannya yang sudah melambat dan akhirnya berhenti d
Read more
Part 10.1 - Star for Angeline
Kediaman Rainer terdengar ricuh dengan kesibukan Angeline naik ke atas bahu Daxon dan mencoba memasangkan bagian terakhir yang terpenting dari pohon natal, yakni sebuah bintang yang diletakan di puncak tertinggi dari pohon pinus yang telah dihias lebih dulu.Tema kali ini berwarna putih dan perak, hiasan serba putih dan bola-bola bening yang didalamnya terdapat salju berwarna perak itu, terlihat menggantung dengan indah beriringan dengan lampu kecil berwarna senada.Termasuk sebuah bintang yang terbuat dari lapisan kaca tipis bening dengan kelap kelip di dalamnya, kini dengan susah payah Angeline hendak memasangnya. Namun, tangan mungilnya memanglah belum cukup untuk menggapai puncak pohon. Membuatnya sedikit kesulitan untuk menggapainya."Lebih tinggi lagi, Daxie!" seru Angeline.
Read more
Part 10.2 - Secret(Sweet) Escape
Lexy menghampiri Daxon yang mengangkat hiasan bintang dan kembali berdecak kagum. "Wah, apa ini milikmu?" tanyanya."Ya. Raven dan aku memiliki bintang yang sama. Waktu kecil, ayahku mendapatkan bintang pertamanya dalam pangkat militer. Dan dia memesan dua benda ini  ke pengrajin untuk kami." Daxon duduk di samping perapian elektronik dan menyalakannya agar ruangan terasa hangat.“This is beautiful,” gumam Lexy kagum saat menekan tombol dan membuat bintang tersebut menyala kelap kelip bergantian di setiap sisi."Kami berdebat menginginkan bintang siapa yang akan diletakan di pohon natal di rumah." Daxon menoleh dan terkekeh, melirik Lexy, "kurasa kau tahu jawabannya," imbuh Daxon.
Read more
Part 10.3 - Warning
Sesampainya Daxon dan Lexy ke kediaman Rainer. Keduanya bersiap turun dari si hitam klasik— sama-sama menatap dengan artian yang berbeda; Jika Daxon menatap Lexy dengan tatapan tajam penuh sarat, Lexy  menatapnya dengan kerlingan menahan tawa."Kondisikan ekspresi wajahmu, Nana. Ayahmu sudah berdiri di depan pintu," desis Daxon setelah membukakan pintu  untuk Lexy."Si malaikat kematian bagimu?" ejek Lexy berbisik."He's gonna kill me, Nana. Dia seperti Lucifer yang siap menyeretku ke neraka, jika tahu putrinya tergores sedikit saja!" umpatnya kembali mendesis geram.Lexy hampir kembali terbahak mendengar umpatan Daxon yang selalu mengundang tawa, dan sungguh hal terseb
Read more
Part 11.1 - Surprise
Beberapa jam lagi adalah malam pergantian tahun baru. Di mana semua orang sudah bersiap-siap pergi ke suatu tempat untuk merayakannya. Termasuk Raven yang kini tengah bergegas berangkat. Memakai setelan kemeja kotak-kotak dan juga mantel tebal panjang hitamnya, ditambah dengan celana jeans dan sepatu kulit boots yang merupakan ciri khas dari penampilannya yang sangat maskulin. Dijamin Raven akan sukses membuat siapa saja terpana  padanya nanti. Tidak wanita maupun pria pasti akan menoleh padanya. Jika sang hawa akan langsung  jatuh cinta pada pandangan pertama, sang adam lainnya pasti akan iri melihat ke rupawanannya yang sempurna. Tidak salah lagi. Keturunan Rainer adalah produk unggul. Para prianya jelas yang terbaik di kelasnya. Termasuk dalam kualifikasi daftar calon menantu potensial
Read more
Part 11.2 - Surprise
Lexy terlihat bersusah payah mengejar Daxon yang pergi setelah mengucapkan selamat kepadanya dan Raven. Bagai tombak yang menusuk jantung seorang Dalmore saat tahu hal tersebut. Ia tahu hal itu juga yang dirasakan Lexy sekarang saat pria yang dicintainya mengucapkan selamat. Hingga wanita itu mengejarnya sampai ke parkiran dan menahan kepergiannya dalam keadaan emosi."Dalmore berhenti! Biar aku jelaskan!""Kau yang berhenti mengejarku, Lexy! Apa kau sungguh ingin membuat ayahmu dan Raven melihatmu mengejarku?!" Daxon berhenti secara tiba - tiba dan berbalik.Lexy ikut terhenti dan terkejut dengan gerakan spontan dari Daxon."Aku tak peduli jika itu bisa membuatmu mendengarkanku sekarang!" tukas Lexy dengan dadanya yang bergerak naik-turun dengan cepat.
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status