All Chapters of Jerat Cinta CEO Mesum: Chapter 471 - Chapter 480
524 Chapters
( S2 ) Bab 293. Mantan Penjahat Kelamin
"Untuk sementara aja sampai usia Lura sudah cukup matang. Mami takut kandungannya lemah kayak Naya, kasihan dia."Mami Mala bukan tidak mau mempunyai cucu dari Lura, tapi ia terlalu menyayangi menantunya. Tidak ingin wanita yang dinikahi anaknya itu terluka."Iya, Mi." Evans mengangguk mengerti. "Aku pulang dulu ya."Evans segera pulang setelah berpamitan dengan Mami dan anak-anaknya.Sesampainya di rumah, ternyata Lura sudah siap-siap berangkat ke rumah sakit."Sayang, kamu udah bisa jalan?" Evans memandang istrinya dari ujung kaki hingga ujung kepala. "Istriku cantik banget.""Dari tadi juga bisa jalan cuma perih aja jadi ngilu, tapi sekarang udah mendingan kok, cuma sedikit perih aja." Lura mengambil tas selempang berwarna hitam, lalu menyampirkannya di bahu. "Ayo kita berangkat!" Lura berjalan pelan menuju mobil.Evans mengikutinya dari belakang. Ia senyum-senyum sendiri melihat cara berjalan Lura
Read more
( S2 ) Bab. 294. Genk Gurubug
"Kamu jahat banget sih, Mas. Istri kesakitan malah diketawain?" Lura mengerucutkan bibir sambil mengusap kepalanya yang terbentur.Evans masuk ke dalam mobil, lalu mengusap-usap kepala istrinya. Kemudian mengecupnya berkali-kali. "Sembuh dah," ucapnya sambil terkekeh."Apanya yang sembuh? Masih sakit tahu.""Kamu nggak hati-hati sih." Evans kembali mengusap-usap kepala istrinya. "Sayang ...."Lura menoleh pada suaminya sambil memicingkan mata. "Ada apa sih?""Nggak. Ngetes doang, takut kamu geger otak," kilah Evans. Padahal ia ingin menyampaikan usul sang mami untuk menunda momongan. Tapi, ia ragu mengatakannya. Khawatir Lura tersinggung dengan permintaan maminya."Nyebelin banget sih kamu." Lura memukul lengan suaminya, lalu memiringkan duduknya membelakangi Evans.Lura memberitahukan sahabatnya yang lain bahwa Naya sedang dirawat di rumah sakit karena keguguran."Sayang, kamu chating sama siapa? Kenapa kamu s
Read more
( S2 ) Bab 295. Naluri Istri
Lura menggeleng. "Aku sama sekali nggak ngeraguin kamu, Sayang. Aku hanya bertanya.""Maklumlah ya naluri istri selalu kuat." Lura tersenyum sambil menatap wajah tampan suaminya. 'Padahal mah aku emang curiga sama kamu, Mas. Walau aku yakin kamu udah tobat, tapi kalau kembali bergaul dengan perkumpulan para lelaki mesum, kan bahaya. Bisa-bisa dia ikut konslet lagi.' Lura hanya bisa bergumam dalam hati."Sayang, kenapa kamu melamun?" Evans membelai lembut rambut istrinya. "Kamu capek ya?""Eh ... ayo kita turun, aku udah nggak sabar mau ketemu Naya. Kasihan dia lagi butuh dukungan banget." Lura cepat-cepat turun dari mobil sebelum suaminya bertanya lebih jauh lagi tentang apa yang ia pikirkan.Evans tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "Aku tahu apa yang kamu pikirkan," gumamnya. "Gini amat ya punya istri masih muda. Ngeselin, tapi ngegemesin." Evans tersenyum, lalu menyusul istrinya yang sudah berjalan lebih dulu."Lura berjalan samb
Read more
( S2 ) Bab 296. Over Dosis
“Over dosis,” jawab Lura sambil cemberut. “Apa semalam kamu abis membuat cicit untuk Nenek?” Wanita tua itu tersenyum bahagia sambil memeluk sang cucu.‘Duh, gimana ini? Sebenarnya aku belum siap melahirkan, tapi Nenek berharap banget aku punya anak,’ ucap Lura dalam hatinya sambil mengusap-usap punggung sang nenek. “Nenek sehat-sehat ya.”Wanita tua itu melepas pelukannya. “Nenek akan berdoa supaya diberi umur yang panjang supaya bisa menggendong anak-anak kalian.” Sang nenek menatap Lura dan Haris bergantian sambil tersenyum.“Aamiin.”Semua yang ada di ruangan itu mengaminkan doa sang nenek.‘Aduh gimana ini? Mami menyuruh nunda kehamilan, tapi Nenek berharap banget cucunya hamil secepatnya. Kalau aku sampaikan ucapan Mami ke Lura dia tersinggung nggak ya? Tapi, dia bakal pusing sendiri karena memikirkan permintaan Nenek dan Mami yang berlawanan.’ Evans terlihat melamun, ia tidak sadar semua orang memerhatikannya karena ia ti
Read more
( S2 ) Bab 297. Permintaan Nenek
“Sudahlah kalian jangan berdebat di sini, nanti saja lanjutkan di rumah,” kata sang nenek. “kalian harus semangat memberikan kado terindah untuk Nenek.”“Memangnya Nenek mau apa?” tanya Evans.“Nenek hanya mau anak dari kalian,” jawab sang nenek sambil menunjuk Lura dan Haris.“Iya, Nek, dengan senang hati saya akan memberikan yang terbaik untuk Nenek tersayang.” Evans mendekati sang nenek, lalu memeluk wanita tua itu. "Doakan kami selalu bahagia.""Tanpa diminta pun Nenek akan selalu mendoakan kalian." Sang nenek meraba pipi Evans. "Kamu harus bersyukur mempunyai istri seperti Lura.""Itu sudah pasti, Nek. Tidak ada wanita setulus istriku. Dia istri yang sempurna." Evans menoleh Lura sambil tersenyum."Gombal terus." Lura mendelikkan matanya pada sang suami, lalu berjalan mendekati Haris. Ia meraba kaki kakaknya sambil menitikkan air mata. “Cepat sembuh ya, Mas.”“Kenapa kamu menangis?” tanya Haris pada adiknya.“Aku iniget waktu aku mengalami kayak gini, Mas Haris dan Mama dengan te
Read more
Idul Fitri 1443 H
Assalamu'alaikum Takbir berkumandang di setiap penjuru negeri tanda kemenangan akan hari yang fitri. Ramadan telah berganti, syawal menjadi pembuka hari yang penuh fitri. Izinkan Nyi Ratu haturkan maaf atas segala khilaf dan salah kata. Untuk semua pembacaku, mohon maaf jika Nyi melakukan kesalahan baik dalam membalas komen, penulisan yang membuat kalian pusing ( typo dan salah sebut nama, hehehe ) dan maaf juga updatenya tidak teratur. Semoga Allah menerima puasa kita dan setiap tahun semoga kita senantiasa dalam kebaikan, aamiin. Taqabbalallahu minna w* minkum. Minal aidin w*l faizin. Mohon maaf lahir dan batin. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syaw*l 1443 H. Salam cinta untuk semua pembacaku. Selamat berlebaran bagi yang menjalankan.
Read more
( S2 ) Bab 298. Yang Paling Tersakiti
“Mas Gilang pasti sedih kehilangan calon anaknya. Aku udah ngecewain dia, nggak bisa menjadi ibu yang baik untuk calon anakku.” Naya berbicara sambil terisak. Ia mencoba menahan tangisnya karena khawatir sang suami terbangun.‘Dia mengkhawatirkan aku, padahal dia yang paling tersakiti. Maafkan aku, Nay, aku janji mulai saat ini aku tidak akan pernah menyakitimu lagi,’ ucap Gilang dalam hati sambil menahan kesedihannya mendengar kata-kata yang diucapkan wanita yang telah ia sakiti itu.“Nay, jangan sedih lagi.” Lura mengusap-usap punggung sahabatnya. “Nanti Topik sama Adit ke sini.”“Mas Gilang pasti nambah curiga sama Topik. Dia marah karena ucapan topik yang ambigu, dia kira gue dan Topik ada sesuatu.” Naya melepas pelukannya, lalu melirik sang suami yang berbaring membelakanginya.“Lo nggak ngejelasin sama suami lo tentang Topik?” tanya Lura sambil mengusap air mata yang membasahi pipi sahabatnya.“Udah, tapi dia tetep nggak percaya,” kata Naya.“Yah gimana dong, Nay, mereka udah d
Read more
( S2 ) Bab 299. Membuat Naya Tersenyum
Tiba-tiba Gilang membuka mata dan berusaha untuk bangun."Lang!" Evans membantu sahabatnya untuk duduk. "Maaf ya kami mengganggu istirahat, Bang Gilang," kata Topik sambil menunduk tanpa berani menatap suami sahabatnya."Iya, Bang, maaf. Kami mau langsung pulang ya," timpal Adit."Kalau nggak ada urusan yang mendesak, tolong kalian temani dulu Naya, dia pasti merasa bosan berada di sini." Gilang tersenyum ramah kepada sahabat istrinya, walau kedua pemuda itu tidak akan melihat senyumannya. "Kalian tolonglah hibur dia, aku nggak bisa membuatnya tersenyum, tapi kalian bisa bahkan dia bisa tertawa lagi jika bersama kalian."Naya menoleh pada suaminya. "Mas, maafin aku."Gilang turun dari ranjangnya, lalu menghampiri Naya. "Seharusnya aku yang meminta maaf." Gilang mencium kening istrinya dengan mesra. "Aku juga sedang sakit, jadi nggak bisa menghiburmu. Untuk itu aku melarang mereka pulang.""Tapi, Mas. Mereka punya pekerjaan, kalau mereka dipecat gimana?"Gilang menatap Topik dan Adit
Read more
( S2 ) Bab 300. Berkah
“Evans itu sahabatku, Lura juga sahabat kalian kan? Jadi nggak ada masalah di antara kami,” kata Gilang. “Apa ada masalah di antara kalian?”“Nggak, Bang, nggak,” jawab Adit dan Topik secara bersama-sama.“Memangnya kalian udah nggak kerja di tempat lama?” Kini Naya yang bertanya. Setahunya mereka belum lama kerja paruh waktu di sebuah kafe.“Kejauhan, Nay, gue jadi sering bolos kuliah. Diomelin Emak gue terus,” jawab Adit.“Ya udah sekarang kalian pulang sana, besok jangan lupa datang pagi-pagi ke kantor laki gue,” usir Lura sambil mengibaskan tangannya.“Jadi nih kita kerja?” Topik menoleh pada Adit.“Kerja di kantor suami mantan.” Adit tertawa terbahak-bahak.“Berisik banget lo!” Lura menendang kaki mantannya. “Udah pada pulang sono!”Lura mendorong Adit dan Topik supaya cepat-cepat keluar. Ia khawatir suaminya marah karena di perjalanan tadi sudah wanti-wanti supaya tidak berisik, tapi kenyataannya kedua sahabatnya itu tidak bisa mengontrol diri kalau sudah kumpul."Lo judes bange
Read more
( S2 ) Bab 301. Memulai Kembali
Evans menepuk-nepuk punggung Gilang. "Baik-baik kalian, aku dan Lura pulang dulu."Naya melepas pelukannya dengan sang suami, lalu memeluk sahabatnya. "Makasih lo udah dateng.""Kalau masih nganggep gue sahabat dan selalu ngasih tahu kalau lo lagi ada masalah, gue bakal selalu ada buat lo." Lura meregangkan pelukannya. "Kita akan selalu berbagi suka dan duka bagaimanapun keadaannya.""Iya, gue janji." Naya mengacungkan kedua jarinya membentuk huruf v sambil tersenyum."Besok pulang jam berapa? Biar gue jemput," tanya Lura."Nggak usah. Ada Om Rey yang akan jemput gue dan Mas Gilang." Naya tersenyum sambil menatap sahabatnya. "Lo standby di rumah aja. Masakin makanan enak buat gue.""Ngeledek lo!" Lura cemberut mendengar ucapan sahabatnya yang selalu mengejeknya karena tidak bisa memasak."Lang, emangnya lo udah boleh pulang?" tanya Evans sambil memerhatikan sahabatnya dari ujung kaki hingga ujung kepala. "Lo udah merasa baikan.""Udah," jawab Gilang. "Gue berobat jalan aja. "Memangn
Read more
PREV
1
...
4647484950
...
53
DMCA.com Protection Status