Lahat ng Kabanata ng Jerat Cinta CEO Mesum: Kabanata 481 - Kabanata 490
524 Kabanata
( S2 ) Bab 302. Pulang
"Selamat pagi." Mami Tyas dan Papi Rizky datang untuk menjemput anak dan menantunya.Naya yang sedang menyuapi suaminya langsung menoleh mendengar suara yang ia rindukan. "Mami ... Papi ...!"Naya tersenyum senang melihat mertuanya datang. Ia menaruh piring makan sang suami di meja."Sayang, maafin Mami ya, baru bisa pulang hari ini." Mami Tyas langsung memeluk menantunya. "Nggak apa-apa, Mi," jawab Naya sambil melepas pelukannya. "Kalau Mami pulang, Nenek sama siapa?"Mami Tyas membingkai wajah menantunya sambil tersenyum. "Kamu nggak usah khawatir, ada Om Mahendra dan Tante Aisyah yang menemani nenek.""Syukurlah," balas Naya. "Nenek nggak tahu aku keguguran kan Mi?""Nggak, Sayang.""Jangan dikasih tahu dulu Mi. Nenek pasti sedih kalau tahu calon cicitnya udah nggak ada."Sejujurnya ia sangat takut tidak bisa mengabulkan permintaan sang nenek untuk memberinya cicit, melihat kondisi sang nenek yang sering sakit-sakitan."Sayang, kamu mikirin orang lain, padahal kamulah yang paling
Magbasa pa
( S2 ) Bab 303. Pura-pura Bahagia
"Duh ada yang marah." Mami Tyas tertawa sambil mengambil kursi roda untuk menantunya. "Sayang, ayo duduk!""Mi, aku bisa jalan kok." Naya menolak untuk memakai kursi roda. Ia sudah merasa lebih baik, walau masih sedikit lemas."Sayang, kita susul suamimu yang lagi marah, kamu belum bisa jalan cepat. Kami pakai ini aja ya." Alasan sang mami membuat Naya mau untuk duduk di kursi roda."Hahaha ... iya, Mi. Mas Gilang sensitif banget," ucapnya setelah duduk di kursi roda.Padahal Gilang pergi bukan karena marah, tapi karena tidak bisa menahan kesedihannya melihat sang istri berpura-pura baik-baik saja."Biar Papi yang dorong." Mami Tyas menyingkir sambil tertawa. "Padahal Mami dan Papi emang sengaja bikin dia marah, mau ngasih kejutan ulang tahun buat dia."Papi Rizky mendorong kursi roda menantunya keluar dari ruang perawatan."Kemarin aku mau ngasih kejutan buat dia eh malah aku yang terkejut." Naya tertawa untuk menutupi kesedihannya.Sebenarnya ia merasa khawatir kalau Gilang trauma
Magbasa pa
( S2 ) Bab 304. Terima Kasih
“Haris, apa kakimu baik-baik aja? Kenapa diperban seperti ini? Apa kakimu patah?” tanya Naya sambil memerhatikan kaki asisten suaminya. “Tidak, Nona, kaki saya baik-baik saja,” jawab Haris dengan sopan. "Masih bisa digerakkan." “Kata dokter banyak luka di kakinya.” Hanna ikut menimpali. "Makanya diperban kayak gini. Awalnya juga aku kaget. Aku kira kakinya patah." “Syukurlah. Seenggaknya kakimu masih bisa digerakkan." Naya merasa lega mendengarnya. "Oh ya Hanna, aku belum berterima kasih sama kamu. Terima kasih udah berbaik hati sama aku.” “Apa kamu nggak mau menganggap aku sebagai temanmu?” tanya Hanna sambil cemberut. “Kamu itu temanku, sama seperti Mia dan yang lainnya.” Naya meraih tangan wanita cantik yang berdiri di sampingnya. “Lalu, kenapa kamu ngomong kayak gitu? Bukannya seorang teman harus saling membantu?” Hanna berpikir kalau Naya masih canggung berteman dengannya. “Iya Hanna, maafin aku kalau kata-kataku menyinggung perasaanmu. Aku nggak bisa merangkai kata-kata ya
Magbasa pa
( S2 ) Bab 305. Saran Gilang
"Enak aja lo!" Evans memelotot pada sahabatnya. Kemudian mengusap-usap dengan lembut pipi sang istri yang memerah akibat ulahnya. "Jangan dengerin Gilang." Evans tersenyum manis pada Lura.Lura memiringkan wajahnya untuk berbicara dengan sahabatnya. "Gimana, Nay, apa aku harus dengerin saran Mas Gilang?" "Harus, Mi," sahut Naya dengan cepat sambil tertawa."Karena kamu sahabatku, aku akan menuruti saranmu."Evans membingkai wajah Lura supaya menatapnya. "Sayang, kamu kan istri aku, jangan dengerin omongan mereka. Kamu harus nurut pada laki-laki tampan yang udah sah menjadi imam kamu." "Aku akan tetap menuruti ucapan Naya biar kamu nggak nyubit pipi aku lagi," kata Lura sambil menahan senyum.Evans meraih tangan Lura, lalu menempelkan pada pipinya yang ditumbuhi rambut-rambut halus. "Kamu boleh balas mencubit sepuasnya. Silakan!""Ogah." Lura menarik tangannya. "Pipi kamu susah dicubitnya, nggak ada dagingnya.""Kalian jangan berantem di sini. Lebih baik pulang sana. Mengganggu orang
Magbasa pa
( s2 ) Bab 306. Tak Terbantahkan
“Apa kamu sudah gila!” bentak Gilang. “Jangan pernah memikirkan pekerjaan lagi. Fokus saja pada kesembuhanmu. Aku ini tidak sejahat itu mempekerjakan orang yang sedang sakit.” Gilang berjalan mendekati Haris.“Gilang benar,” sahut Papi Rizky. “Kamu jangan memikirkan pekerjaan lagi. Saya dan ayahmu sudah menangani semua pekerjaan kalian dengan baik. Jadi, jangan pernah mengkhawatirkan pekerjaan lagi selama kamu belum sembuh.”“Tapi, Tuan ….”Papi Rizky memotong ucapan asisten anaknya. “Kamu tenang saja Haris, saya dan ayahmu masih bisa diandalkan.”Papi Rizky tahu apa yang dikhawatirkan Haris. Perusahaannya saat ini sedang ada proyek baru, otomatis pekerjaannya akan bertambah dan lebih banyak menyita waktu."Baiklah, Tuan. Saya akan secepatnya sembuh." Haris tidak bisa membantah lagi, walau ia mengkhawatirkan pekerjaan yang pasti akan membuat ayahnya dan sang tuan besar kewalahan karena tidak adanya dia dan Bos Gilang. “Kalau begitu kami pulang dulu.” Papi Rizky dan yang lainnya berpa
Magbasa pa
( S2 ) Bab 307. Aku Bukan Dirimu
“Papi kamu biar olahraga, dia udah jarang banget olahraga.” Sang mami tertawa sambil berjalan lebih dulu untuk membukakan pintu ruang perawatan Haris.Sang papi mendorong kursi roda menantunya sambil tersenyum melihat hubungan anak dan menantunya membaik, walau mereka sedang diselimuti duka.Genggaman tangan Naya dan Gilang tidak pernah lepas, walau mereka sudah berada di dalam mobil.Mereka menaiki mobil yang berbeda dengan kedua orang tuanya.“Mas, tangan kamu nggak patah kan?” Naya terus memerhatikan tangan suaminya yang dibalut perban tebal.“Tanganku nggak patah, tapi, hatiku yang patah." Jawaban Gilang yang hanya candaan ternyata membuat Naya merasa semakin bersalah."Mas, maafkan aku ya, aku nggak bisa menjaga anak kita." Naya menyandarkan kepalanya pada bahu kiri sang suami.Gilang mengelus pipi istrinya dengan lembut. "Sayang, maafkan aku kalau ucapanku tadi menyinggung hatimu. Aku hanya ingin bercanda denganmu." Laki-laki itu tertawa sambil menempelkan kepalanya pada kepala
Magbasa pa
( S2 ) Bab 308. Kejutan Kedua
"Sayang, kita akan berjalan beriringan. Saling melindungi, saling melengkapi dan saling mengingatkan." Gilang mencium kepala istrinya dengan sangat lama. "Aku bersyukur Tuhan masih memberikan kita kesempatan untuk bersama.""Karena kita berjodoh." Naya menegakkan tubuhnya, memiringkan duduknya menghadap sang suami. "Kamulah pendamping yang Tuhan kirim untukku hingga akhir hayat."Gilang membelai dengan lembut pipi istrinya. "Aku tidak akan melakukan kesalahan yang akan membuatmu pergi dariku.""Jangan izinkan aku pergi sekali pun aku yang memintanya," ucap Naya dengan tulus."Itu sudah pasti, istriku." Gilang hendak mencium kening istrinya, namun suara sang pengawal mengurungkan niatnya.Naya tertawa pelan, lalu keluar dari mobil ketika sang pengawal membukakan pintu untuknya."Terima kasih," ucap Naya dengan tulus.""Itu sudah tugas saya, Nyonya." Laki-laki yang memakai jas serba hitam itu menunduk dengan hormat, lalu berkata lagi. "Maksud saya, Nona Naya."Ia lupa kalau Naya tidak
Magbasa pa
( S2 ) Bab 309. Ulang Tahun Terburuk
"Aku nggak mau mengingat hari itu lagi," kata Gilang sambil berlalu melewati maminya yang sedang memegang kue ulang tahun untuknya.Padahal sang mami dan besannya sudah menyiapkan kejutan ulang tahun Gilang yang tertunda.Bunda Maya dan Pak Agis tidak bisa berbuat apa-apa karena dia juga bisa merasakan apa yang dirasakan menantunya itu.'Sudah kuduga akan seperti ini,' ucap Naya dalam hatinya.Wanita muda itu berjalan menghampiri mertuanya."Mi, jangan tersinggung atas sikap Mas Gilang tadi." Naya mengusap-usap lengan mertuanya. "Aku temui Mas Gilang dulu ya.""Iya, Sayang, Mami nggak apa-apa." Mami Tyas tersenyum pada menantunya.Bersyukur ia mempunyai menantu seperti Naya, walau usianya masih sangat muda, tapi ia bisa berpikir lebih dewasa dan menjadi penengah antara dirinya dan sang putra."Mungkin Gilang teringat dengan kepergian anaknya. Ini adalah hari ulang tahun terburuk yang pernah ia alami." Papi Rizky merangkul bahu istrinya, lalu mengajak sang istri untuk duduk di ruang ta
Magbasa pa
( S2 ) Bab 310. Minta Maaf Untuk Apa?
"Mami mau cuci muka dulu, Pi," jawab sang mami.Papi Rizky melepas tangan istrinya. "Papi kira kamu mau menemui Gilang.""Nggak. Mami serahkan semuanya pada Naya, semoga mereka nggak berantem gara-gara Mami," ucap sang mami sebelum pergi ke kamar mandi.Di dalam kamar, Naya sedang memeluk suaminya yang sejak tadi hanya diam. Ia tidak mau memulai pembicaraan sebelum Gilang sendiri yang mengajaknya berbicara."Sayang, kenapa kamu diam aja?" Gilang mengusap-usap lengan istrinya, lalu mencium puncak kepala wanita itu."Memangnya aku harus gimana?" Naya menengadah sambil tersenyum. "Aku hanya ingin memeluk kamu.""Sayang, maafkan aku ya."Naya melepas pelukannya, lalu mengerutkan dahi menatap sang suami dengan kebingungan. "Maaf untuk apa? Kamu tuh nggak jelas banget sih," kata Naya sambil tertawa pelan. "Kalau minta maaf tuh yang jelas untuk apa.""Aku minta maaf karena nggak mau merayakan ulang tahun. Bukannya nggak menghargai kejutan ini, tapi aku teringat dengan kesalahanku sendiri ya
Magbasa pa
( S2 ) Bab 311. Wanita Sempurna
“Kenapa?”“Mi, biarkan aku menghabiskan waktu berdua dengan Naya. Aku ingin berbicara tentang banyak hal dengannya. Aku sangat merindukan istriku.”Berhari-hari Gilang dan Naya perang dingin dan akhirnya berdamai juga. Walau mereka kehilangan calon anaknya, tapi itu membuat cinta keduanya semakin kuat.“Baiklah, Sayang, tapi ingat Naya baru saja mengalami keguguran, kamu jangan memaksanya untuk melakukan hubungan suami istri,” kata sang mami yang tahu betul kalau anaknya sangat mesum.“Astaga, Mi. Aku juga masih waras kali. Lagi pula tanganku masih sakit, bagaimana caranya aku melakukan itu?”Walaupun sudah berhari-hari ia tidak bermesraan dengan istrinya, tapi tidak ada sedikitpun niatan untuk melakukan hubungan istri di saat Naya sedang tidak baik-baik saja.“Hahaha … maafkan Mami, Lang. Mami cuma mengingatkan kamu,” balasnya sambil tertawa. “Ya sudah, Mami tutup teleponnya ya.”“Mas, kenapa kamu melarang Mami? Kalau sampai Mami tersinggung gimana?” tanya Naya setelah Gilang mengakh
Magbasa pa
PREV
1
...
4748495051
...
53
DMCA.com Protection Status