All Chapters of Unexpected: Chapter 51 - Chapter 60
71 Chapters
Part 51
Menuruti permintaan Helena, mulai hari ini Felix berhenti mengirimkan buket bunga tulip putih ke rumah wanita tersebut. Felix melakukannya bukan karena menyerah, melainkan hanya tidak ingin Helena semakin meradang dan menutup pintu hatinya jika ia mengabaikan permintaan tersebut. Keinginan Felix untuk mendapatkan maaf yang sebenarnya dari Helena semakin besar setelah melihat sikap wanita tersebut padanya. Walau sikap Helena padanya terlihat ketus, tapi ia yakin hati wanita tersebut masih lembut seperti dulu. Hari ini Felix mencoba menahan diri agar tidak mendatangi kembali rumah Helena setelah jam kantornya bubar, padahal keinginannya sangat menggebu. Tentu saja ia tidak akan menyerah memohon kepada Helena agar diberi kesempatan untuk menebus kesalahan dan perbuatan kejamnya dulu. Meskipun harus menjatuhkan harga dirinya, ia sangat rela melakukannya. Selain ingin menebus kesalahan dan perbuatannya, ia juga mau membuktikan kepada Helena mengenai perasaan tulus ya
Read more
Part 52
Setelah cukup lama melakukan wawancara dengan para pelamar yang ingin mengisi posisi sekretarisnya, akhirnya Felix sudah menentukan pilihannya. Ia meminta kepada Shinta untuk menghubungi seseorang yang sudah dipilihnya menjadi sekretarisnya agar datang ke kantor besok jam sepuluh pagi. Walau sebelumnya Felix telah mengenal calon sekretaris barunya tersebut, ia berharap Mariska bisa bekerja secara profersional. Ia memilih Mariska karena di antara para pelamar, perempuan itulah yang sesuai dengan kriteria yang dicarinya. Ia selalu meyakinkan dirinya jika Mariska pasti berbeda dengan Priska. Apalagi Mariska juga mengatakan jika ia sangat membutuhkan pekerjaan saat ini karena sang ibu tengah sakit dan sedang diopname.  Hari ini Felix lebih bersemangat menyelesaikan pekerjaan kantornya, mengingat nanti sore ia diminta datang kembali ke rumah Helena oleh wanita itu sendiri. Walau belum mengetahui pasti keputusan apa yang akan disampaikan Helena nanti, tap
Read more
Part 53
Walau sudah dua bulan bekerja di perusahaan Felix sekaligus menjadi sekretaris laki-laki tersebut, Mariska tetap merahasiakannya dari sang ibu. Ia tidak mau urusannya direcoki atau dicampuri jika ibunya mengetahui pekerjaan barunya dan siapa atasannya kini. Selama menempati posisi sebagai sekretaris Felix, ia selalu menunjukkan sikap profesionalnya dalam bekerja. Tentu saja tujuannya untuk menarik perhatian Felix. Selain itu agar laki-laki tersebut menilai kepribadian dan sikapnya sangat jauh berbeda dari mendiang sang kakak. Ternyata strategi dan usahanya selama ini dalam menarik perhatian sang atasan membuahkan hasil. Felix tidak lagi bersikap acuh tak acuh padanya. Kini sikap Felix jauh lebih ramah dibandingkan saat hari-hari pertama dirinya bergabung di perusahaan yang dipimpin oleh laki-laki tersebut. Ia tidak akan melewatkan kesempatan yang ada jika nanti sudah tiba waktunya untuk membuat atasannya tersebut takluk. Seperti hari ini, Ma
Read more
Part 54
Helena mengembuskan napas dengan keras setelah tiba di dapur, karena ia tidak mendapati satu pun bahan makanan yang bisa diolah. Bahkan, di dalam kulkas pun isinya hanya camilan dan beberapa kaleng soft drink. Dulu urusan dapur dan persediaan bahan makanan memang menjadi tanggung jawabnya, walau uang yang digunakan untuk membeli tetap berasal dari kantong Felix. Tanpa membuang banyak waktu, Helena bergegas menuju supermarket yang letaknya masih satu gedung dengan apartemen Felix. Ia ingin membeli beberapa jenis bahan makanan yang mudah dimasak dan cocok dengan kondisi Felix saat ini. Setibanya di supermarket, Helena langsung menuju tempat bahan makanan yang ingin dibelinya. Mengingat Felix tidak terlalu pemilih dalam urusan makanan, jadi ia memutuskan ingin membuat sup ayam dicampur dengan beberapa jenis sayuran untuk laki-laki tersebut. Selain bagus untuk kondisi Felix saat ini, jenis makanan tersebut pun tidak mem
Read more
Part 55
Usai menutup salon dan pegawainya sudah pulang, Helena bergegas ingin memasuki rumah. Hari ini ia ingin menjenguk Diandra yang kemarin malam telah melahirkan seorang putri di sebuah rumah sakit. Sebenarnya tadi siang ia ingin ke rumah sakit untuk melihat keadaan sahabatnya tersebut, tapi salonnya tidak bisa ditinggal karena pengunjung yang datang cukup ramai. Tidak mungkin juga ia membiarkan pegawainya seorang diri melayani pengunjung yang datang dan ingin melakukan perawatan di salonnya. “Len,” panggil seseorang dari luar pintu pagar saat melihat Helena di halaman rumah. Mendengar ada yang memanggil namanya, Helena pun langsung menoleh ke sumber suara. Ia menunggu laki-laki yang belakangan ini hampir setiap hari mendatangi rumahnya. “Ada apa?” tanyanya. “Kamu sudah dapat menjenguk Dee di rumah sakit?” Felix bertanya setelah berdiri di hadapan Helena. Helena menjaw
Read more
Part 56
Malam ini Helena sangat sulit memejamkan mata. Usahanya yang dari tadi mencari posisi nyaman saat berbaring agar matanya bisa terpejam ternyata sia-sia. Helena akhirnya memilih berbaring telentang dan menatap langit-langit kamarnya yang sangat miskin cahaya. Pikirannya kini hanya dipenuhi oleh paras bayi mungil yang dilahirkan Diandra secara normal dan sehat. Tangannya secara refleks menyentuh permukaan perutnya yang datar dari luar piama tidurnya. Dengan lembut ia mengelus perutnya tersebut berulang kali. Kedua sudut matanya pun tanpa ia sadari telah basah oleh cairan bening yang tanpa permisi merembes. “Harusnya aku yang lebih dulu merasakan euphoria melahirkan sekaligus menjadi seorang ibu, Dee,” Helena bergumam lirih. Tenggorokannya kini mulai tercekat akibat cairan bening yang kian lancar mengalir dari kedua sudut matanya. “Dua kali aku gagal menjaga darah dagingku sendiri. Baru menjadi calon ibu saja aku sudah tidak b
Read more
Part 57
Sambil menunggu Helena kembali dari mengantar Mayra ke sekolah, Felix bersantai di teras belakang seusai membersihkan diri. Rencananya hari ini ia akan meminta waktu Helena sekaligus mengajaknya keluar, tentu saja untuk membahas lebih rinci tentang pengakuan wanita tersebut kemarin malam yang dirasa belum sepenuhnya. Agar waktunya bersama Helena tidak terinterupsi, ia juga sudah menghubungi sekretarisnya dan mengatakan bahwa dirinya akan ke kantor setelah jam makan siang berlalu. Untungnya tidak ada rapat dengan klien pagi ini, sehingga ia bisa lebih leluasa menggunakan waktunya untuk menuntaskan urusannya bersama Helena. “Ternyata kamu masih di sini, Fel. Kamu tidak ke kantor?” Helena bertanya setelah tiba di teras belakang dan melihat Felix sedang berdiri sambil menatap kosong kebun kecilnya yang basah oleh guyuran hujan kemarin malam. Sepulangnya dari mengantar Mayra sekolah, Helena diberi tahu oleh Bi Mira bahwa Felix masih b
Read more
Part 58
Usaha Felix dalam meyakinkan Helena agar kembali bersedia membuka hatinya, lambat laun membuahkan hasil. Perlu waktu hampir delapan bulan untuknya meluluhkan hati Helena yang mengeras karena ulahnya dulu. Setelah Helena berhasil luluh, akhirnya wanita itu pun bersedia menjadi kekasihnya. Hal tersebut tentu saja membuat Felix sangat bahagia dan bersyukur. Tanpa terasa kini sudah empat bulan Felix dan Helena resmi menyandang status sebagai pasangan kekasih. Perbedaan yang sangat menonjol dari hubungan keduanya kini dengan dulu adalah tidak adanya kontak fisik berlebihan. Tentu saja yang mencetuskannya Helena sendiri. Walau dirasa berat bagi Felix jika mengingat jam terbangnya dulu bersama Helena, tapi ia tetap menyetujuinya. Apalagi ia telah berjanji terhadap dirinya sendiri akan memulai sekaligus menjalani hubungan yang sehat dengan Helena, tanpa berdasar pada nafsu semata. Selama ini Felix belum memberitahukan secara jujur perihal identitas
Read more
Part 59
Akhirnya Felix tiba juga di vila milik keluarga Narathama. Karena ada urusan mendadak di kantor, tadi ia terpaksa menunda keberangkatannya ke Bali beberapa jam dari waktu yang sebelumnya telah ditentukan. Ia pun pergi seorang diri karena yang lainnya termasuk Helena sudah berangkat bersama terlebih dulu. Saat tiba di vila yang akan menjadi tempatnya menginap selama beberapa hari, ia tidak menemukan keberadaan Helena. Bahkan, yang lainnya pun juga tak terlihat, kecuali Deanita. “Sudah selesai urusanmu, Fel?” tanya Deanita yang berjalan dari arah dapur sambil membawa secangkir teh. Felix menjawabnya dengan anggukan kepala. “Yang lainnya di mana, Dea? Kenapa sepi?” tanyanya penasaran. “Selesai mendekorasi halaman belakang, katanya mereka ingin berjalan-jalan di dekat vila, kecuali Jerry, Papaku, dan Tante Allona. Mereka sedang beristirahat sebentar di kamar masing-masing. Aku dan Jerry juga bar
Read more
Part 60
Setelah seminggu pulang dari menghadiri perayaan ulang tahun Hara di Bali, Helena mulai memikirkan tentang ajakan Felix yang sempat diberikan padanya. Karena merasa yakin, akhirnya Helena menyetujui ajakan Felix pergi ke Australia setelah laki-laki tersebut tidak keberatan dengan syarat yang ia ajukan, yaitu Mayra harus ikut bersama mereka. Tidak mungkin bagi Helena meninggalkan Mayra di rumah walau ada Bi Mira yang menemaninya, apalagi Felix mengatakan akan berada di Australia kurang lebih selama seminggu. Semua ketakutan yang sempat memenuhi benak Helena tidak menjadi kenyataan. Awalnya Helena sangat merasa takut jika kedatangannya dan Mayra tidak diharapkan oleh keluarga Felix di Australia. Namun, kenyataan yang dilihat dan diterimanya sangat jauh dari bayangannya. Keluarga Felix yang terdiri dari ayah, ibu, dan kakak semata wayangnya, menyambut kedatangan mereka dengan ramah sekaligus hangat. Bahkan, ibunya Felix dan kakaknya secara bergantian memberikan pel
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status