Semua Bab Unexpected: Bab 31 - Bab 40
71 Bab
Part 31
Felix tidak menyangka jika Deanita benar-benar membatalkan pertunangannya secara sepihak dengan Hans sekaligus menyudahi jalinan asmara di antara mereka. Alasan utama Deanita membatalkan pertunangan dan mengakhiri hubungannya karena wanita tersebut merasa telah dikhianati oleh sang sahabat. Seperti yang pernah disampaikan oleh Hans sebelumnya.Menurut penuturan Damar beberapa hari lalu saat mereka melepas penat di sebuah kafe setelah ikut dibuat frustrasi oleh kekacauan Hans, Deanita sendiri yang mendatangi kediaman Narathama untuk memberitahukan alasan kuat di balik pembatalan pertunangan tersebut. Bahkan, Deanita juga tidak segan-segan memperlihatkan rekaman video erotis yang diterimanya tersebut kepada Allona dan Lavenia. Deanita hanya tidak ingin disalahkan karena telah membatalkan pertunangan tersebut secara sepihak. Deanita juga ingin agar Allona dan Lavenia mengetahui kelakuan Hans di belakang mereka.“Pengkhianatan memang menyakitkan dan sangat sulit untuk dimaaf
Baca selengkapnya
Part 32
Felix masih belum mengatakan secara terus terang kepada Hans mengenai keterlibatan seseorang yang mereka kenal dalam perekaman video erotis tersebut. Ia sangat tidak menyangka jika wanita yang selama ini menjadi penghangat ranjangnya, diam-diam memiliki hasrat terpendam kepada sahabatnya sendiri. Dari rekaman video yang ditontonnya, dengan jelas ia melihat jika wanita tersebut sangat berhasrat sekaligus menikmati kegiatan erotisnya dalam memberikan kepuasan kepada sang sahabat. Untuk meredam amarahnya agar tidak meledak saat melihat Hans, Felix sengaja menghindari sahabatnya tersebut. Walau Felix tidak menyalahkan Hans, apalagi ia mengetahui jelas jika sahabatnya tersebut hanya menjadi korban. Namun tetap saja amarahnya akan langsung muncul ketika benaknya diingatkan bahwa Helena pernah melakukan aktivitas ranjang dengan laki-laki lain yang sangat dikenalnya. Selain amarah yang dominan menguasai pikirannya, rasa jijik terhadap Helena pun kini semakin Felix rasakan.Sejak membe
Baca selengkapnya
Part 33
Kepala Felix terasa berat saat ia membuka matanya di pagi hari. Ia bingung dan mengedarkan tatapannya ke sekeliling ruangan saat menyadari bahwa dirinya sedang berada di dalam kamarnya sendiri. Setelah beberapa menit menggali memorinya, akhirnya ia menghela napas ketika mengingat bahwa Hans yang membawanya pulang dari kelab malam.Dengan malas Felix menuruni ranjang dan ingin ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuh, agar kepalanya yang terasa berat menjadi lebih ringan. Namun, sebelum itu ia mengambil ponselnya yang tergeletak di atas nakas. Ia langsung mencari kontak sekretaris barunya dan memberitahukan bahwa dirinya akan ke kantor setelah jam makan siang usai, tepatnya sebelum rapat dimulai. Andai saja hari ini tidak ada rapat dengan klien barunya setelah jam makan siang, ia pasti lebih memilih untuk absen ke kantor.Hampir setengah jam mengguyur tubuhnya di bawah pancuran shower di dalam kamar mandi, Felix pun akhirnya keluar sambil mengeringkan rambutnya yang masih b
Baca selengkapnya
Part 34
Rasa gelisah benar-benar membuat Helena tidak berkonsentrasi dalam melakukan pekerjaannya. Beberapa kali ia dipergoki melamun oleh rekan kerja maupun pengunjung yang ingin membayar biaya perawatan. Bahkan, saat Maria datang sebelum jam istirahat siang seperti biasanya pun tidak disadari oleh Helena. Kini bukan hanya perasaan gelisah yang mendera Helena, melainkan detak jantungnya juga ikut menjadi tidak beraturan. Ia benar-benar tidak mengetahui dari mana sumber kegelisahan yang kini menderanya berasal. Agar dirinya tidak semakin kacau sehingga membuat pekerjaannya bertambah berantakan, berulang kali ia menanamkan dalam benaknya bahwa yang kini dirasakannya hanyalah suatu kegelisahaan biasa. Ia juga menekankan pada dirinya sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja.“Kamu sakit, Len? Wajahmu sedikit pucat,” tegur Maria saat memerhatikan gelagat tak biasa Helena. Beberapa pegawainya juga mengatakan jika hari ini Helena kurang berkonsentrasi dan dipergoki lebih banyak melamun.
Baca selengkapnya
Part 35
Di dalam ruangan yang sangat tidak asing bagi Helena, dua jelmaan iblis berparas tampan tengah menatapnya penuh amarah. Tentu saja Helena sangat mengenal ruangan di mana dirinya kini berada, sebab cukup lama ia pernah menjadikan tempat ini untuk menampung keluarganya.Di dalam ruangan ini pula bibi dan adiknya merasa aman berlindung sekaligus berteduh dari teriknya matahari serta dinginnya angin malam. Namun, kehangatan yang dulu dirasakannya sangat berbeda dengan sekarang. Kini aura yang menyapanya ketika menginjakkan kaki di dalam ruangan tersebut sangatlah mengerikan. Bahkan, dinginnya suhu pendingin ruangan seakan mengalahkan tatapan dua orang yang kini terlihat seperti menyidangnya, layaknya tersangka kriminal.“Apa mau kalian?” tanya Helena tanpa basa-basi.Walau tubuhnya mulai panas dingin karena tatapan dua orang laki-laki di depannya, tapi Helena tetap memperlihatkan sikap tenangnya. Jantungnya berdetak lebih cepat dibandingkan saat pagi tadi. Bohong naman
Baca selengkapnya
Part 36
Helena meminta kepada Sonya agar ia diizinkan menginap di rumah sahabatnya tersebut, mengingat kondisinya saat ini sangat tidak layak untuk dipandang. Penampilannya kini sungguh mengerikan. Helena tidak ingin Bi Mira dan Mayra terkejut melihat keadaannya jika ia tetap pulang ke rumahnya sendiri. Ia juga tidak mau membuat kedua orang tersebut khawatir dan banyak bertanya tentang yang menimpa dirinya saat ini.Walau tadi Felix menyetubuhinya secara kasar dan brutal, tapi Helena menolak saat Sonya ingin membawanya ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan. Helena mengatakan kepada Sonya bahwa ia hanya perlu beristirahat dan mengobati luka memar di kedua sudut bibirnya serta mengompres wajahnya yang membengkak. Helena berusaha terlihat baik-baik saja, walau rahangnya selalu terasa ngilu setiap kali ia membuka mulut. Tentu saja penyebabnya tidak lain karena tamparan bertubi-tubi yang diterimanya dari Felix dan cengkeraman kuat tangan Hans.Selama perjalanan menuju rumah Sony
Baca selengkapnya
Part 37
Di saat pikirannya dipenuhi oleh sosok Helena, tiba-tiba Felix mendapat telepon dari orang tuanya dan memintanya untuk segera pulang karena Lisa mengalami kecelakaan. Karena sekretarisnya tidak bisa diandalkan, jadi Felix meminta bantuan kepada Wisnu untuk meng-handle urusan kantor selama ia berada ke Australia.Walau tidak menghirup udara di negara yang sama dengan Helena, Felix tetap saja kesulitan mengalihkan pikirannya dari sosok wanita tersebut. Setelah memastikan keadaan Lisa baik-baik saja, Felix memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Felix berada di Australia hanya tiga hari, sebab ia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya terlalu lama dan membuat tanggung jawab Wisnu semakin banyak.Sejak tiba di Indonesia hingga saat ini, Felix telah menenggelamkan diri pada pekerjaannya agar pikirannya terhadap Helena bisa teralih. Sejak perbuatan bejatnya kepada Helena, ia menjadi kesulitan memejamkan mata setiap malam tiba. Rintihan dan isak tangis Helena hingga kini masih bet
Baca selengkapnya
Part 38
Setelah berpikir panjang, akhirnya Helena menerima tawaran yang diberikan oleh Maria. Wanita baik hati tersebut memintanya untuk mengikuti pelatihan keterampilan yang diselenggarakannya, agar kelak bisa mendirikan salon sendiri. Apalagi ia juga diberikan harga spesial atas pelatihan yang akan diikutinya tersebut dari Maria. Ia tidak ingin membuang kesempatan yang nantinya bisa menjadi penunjang masa depannya tersebut. Terlebih pelatihan tersebut hanya memakan waktu selama satu bulan.Kini sudah sebulan Helena mengikuti pelatihan yang diadakan di Jimbaran, Bali. Karena lokasi pelatihannya berada di luar kota, jadi Helena pun harus menginap. Guna menghemat biaya hidup selama berada di Bali, Helena memutuskan untuk tinggal di sebuah indekos yang sudah memiliki fasilitas lengkap dan dengan harga terjangkau.Untung saja kehamilan Helena tidak membuatnya kesulitan dalam beraktivitas. Bahkan, ia tidak mengalami morning sickness seperti yang biasa menimpa para ibu hamil di trime
Baca selengkapnya
Part 39
Setelah Diandra berangkat ke rumah temannya, Helena masuk ke kamarnya untuk beristirahat. Berhubung kehamilannya masih dirahasiakan, Helena pun terpaksa menyeduh susu khusus untuk ibu hamil di dalam kamarnya sendiri.Usai meneguk habis susunya, Helena menyandarkan punggungnya pada headboard. Dengan penuh kelembutan Helena mengusap perut yang di dalamnya terdapat nyawa lain sedang tumbuh. Ia sangat berharap janin di rahimnya terus berkembang, hingga nanti tiba waktunya untuk dilahirkan dengan selamat.“Tetaplah sehat, Nak,” ucap Helena yang tersenyum tulus. “Jika waktunya sudah tepat, Mama pasti akan memberitahukan tentang keberadaanmu kepada yang lainnya, agar kamu juga mendapat cinta dan kasih sayang dari mereka,” imbuhnya.Karena belum mengantuk, Helena memutuskan untuk membaca majalah tentang kehamilan yang dibelinya sewaktu berada di Bali. “Nanti perutku pasti sebesar ini juga,” ucapnya terkekeh geli. Ia kembali mengusap perutnya sendiri saat melihat gambar seo
Baca selengkapnya
Part 40
Diam-diam Helena memerhatikan Diandra yang terlihat tidak berselera menyantap makanan di piringnya. Sejak usai menghadiri acara perpisahan temannya satu setengah bulan lalu, sikap Diandra sedikit berubah.Awalnya Helena menganggap perubahan Diandra wajar, mengingat cerita sahabatnya dulu yang juga mempunyai keinginan melanjutkan pendidikan di Paris, tapi dilarang keras oleh orang tuanya. Namun, hingga kini sikap Diandra yang dulu belum juga kembali. Bahkan, belakangan ini sahabatnya tersebut lebih sering menghabiskan waktunya menyendiri di dalam kamarnya daripada bercengkerama bersamanya atau dengan yang lainnya seperti dulu. Helena dan yang lainnya juga sering memergoki Diandra melamun di teras belakang. Raga Diandra memang terlihat berada di rumah, tapi tidak dengan jiwanya. Jiwa sahabatnya tersebut seolah sedang berkelana entah ke mana.“Kamu sakit, Dee?” Helena bertanya saat Diandra tidak berselera dan hanya mengaduk makanan di piringnya. “Wajahmu pucat,” imbuhnya.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status