All Chapters of Unexpected: Chapter 21 - Chapter 30
71 Chapters
Part 21
Meski sudah mengetahui sekaligus mendengar dengan jelas perkataan Felix di belakangnya bersama Hans, tapi Helena tetap bersikap dan beraktivitas seperti biasanya, baik di apartemen laki-laki tersebut maupun di kantor. Seperti sekarang ia sedang menemani Felix rapat bersama pihak YD Furniture yang diwakili oleh Deanita. Tugasnya hanya menjadi pendengar sekaligus mencatat hal-hal penting yang dibicarakan serta disetujui oleh Felix dan Deanita dalam kesepakatan kerja sama mereka.“Setelah ini kamu ada janji, Fel?” Deanita bertanya setelah menyudahi pembicaraannya tentang urusan pekerjaan.Felix menjawabnya dengan gelengan kepala setelah memeriksa layar ponselnya. “Kenapa, Dea?” tanyanya balik sambil menatap wajah kekasih sahabatnya.“Kalau tidak keberatan, kamu mau ikut makan siang bersama kami?” tanya Deanita sambil melirik Helena yang masih sibuk merapikan barang bawaannya di atas meja.“Dengan Hans juga?” Fe
Read more
Part 22
Setelah dua hari lalu Felix membentak sekaligus mengusir Helena dari apartemennya, kini interaksi keduanya sangat dingin. Felix lebih banyak mengabaikan semua pemberitahuan yang Helena sampaikan, walau hal tersebut menyangkut urusan pekerjaan sekali pun. Felix juga tidak pernah menanggapi saat Helena mengutarakan permintaan maafnya. Walau ia mengabaikan Helena, wanita tersebut tetap mendatangi apartemennya untuk melakukan tugasnya, yaitu menyiapkan sarapan dan makan malam.Usai menyetujui desain-desain yang dibuat oleh Wisnu untuk beberapa kliennya, Felix langsung menghubungi karyawan tersebut melalui interkom agar segera ke ruangannya. Biasanya Helena yang menjadi perantara, tapi berhubung kemarahannya terhadap sekretarisnya tersebut belum mereda, maka ia putuskan untuk turun tangan sendiri.Sambil menunggu kedatangan Wisnu, Felix mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja kerjanya. Ia membuka nomor yang diblokirnya, kemudian menghubunginya. Bukannya tunduk pada s
Read more
Part 23
Saat berada di rumah, sedikit pun Helena tidak memperlihatkan kesedihannya atas hinaan yang diterimanya dari Felix kepada anggota keluarganya, terutama di hadapan Diandra. Helena hanya memperlihatkan sikapnya sebiasa mungkin, seolah tidak ada sesuatu yang menguras pikirannya atau mengimpit rongga dadanya.Sikap biasa Helena berhasil mengelabui Bi Mira dan Mayra, tapi tidak dengan Diandra. Sahabatnya tersebut berhasil mengendus gerak-geriknya dan menaruh curiga padanya. Sekeras apa pun usahanya dalam bersikap sebiasa mungkin ketika berada di rumah, tetap saja mampu mengundang rasa kecurigaan Diandra.“Terima kasih,” ucap Helena saat Diandra memberinya mangkuk berisi salad buah. Saat ini mereka sedang bersantai di teras belakang rumah setelah usai makan malam.“Beberapa hari ini kamu selalu sarapan dan makan malam bersama kami, apakah kalian sedang ada masalah?” Walau terdengar lancang, tapi Diandra memberanikan diri untuk bertanya.Helena yang tengah duduk sam
Read more
Part 24
Sesuai rencananya, Helena dan Diandra telah memesan satu kamar untuk mereka tempati berdua malam ini. Mereka sengaja memesan kamar dengan dua ranjang, agar bisa lebih leluasa saat tidur nanti. Sesampainya di dalam kamar, Helena bergegas menuju kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.Helena menatap penampilannya yang dipantulkan oleh cermin besar di hadapannya. Helena sangat berharap Felix tidak mengacaukan rencana yang telah matang-matang ia susun bersama Diandra. Spontan ia meraba dadanya yang berdenyut nyeri saat benaknya mengingat nama dan sosok Felix. Hinaan dan kata-kata merendahkan yang terlontar dari mulut laki-laki tersebut sangat membekas di hatinya. Ia menghela napas sebelum keluar dari kamar mandi.“Aku sudah selesai, Dee.” Helena terkejut saat melihat Diandra ternyata sudah berganti pakaian juga.“Aku berganti pakaian di sini.” Diandra menyengir saat menyadari keterkejutan Helena. “Dress-nya melekat sempurna di tubuhmu, Len,” Diandra mengomentari penamp
Read more
Part 25
Usai melucuti pakaian Hans, Diandra dengan sengaja mengaturnya agar berserakan di pinggir ranjang dan lantai. Diandra menatap datar tubuh laki-laki di hadapannya yang kini hanya mengenakan brief boxer tersebut. Walau Hans merupakan calon kakak iparnya sendiri sekaligus akan menjadi bagian dari keluarga Sinatra, hal tersebut tetap tidak membuat Diandra mengurungkan niatnya untuk balas dendam. Diandra juga telah meletakkan kamera di sudut kamar dan mengarahkannya ke ranjang, untuk merekam kegiatan sekaligus adegan yang nanti akan dilakukan oleh Bella.“Aku terpaksa melakukan ini, Kak. Aku tidak bisa melihat orang yang telah menabrakmu dan membuatmu meregang nyawa bebas berkeliaran sekaligus hidup bahagia tanpa merasa bersalah sedikit pun. Walau pelakunya sebentar lagi akan menjadi kakak iparku, aku tidak peduli,” batin Diandra berkata.Helena yang sejak tadi berdiri di samping Diandra, diam-diam memerhatikan ekspresi wajah sahabatnya tersebut. “Son, andai kamu menolak perd
Read more
Part 26
Helena tiba di kantor lebih dulu dibandingkan Felix. Sedikit pun ia tidak merasa bersalah kepada Felix karena dua hari lalu telah menjebak sahabat atasannya tersebut. Tekadnya sudah bulat ingin mengundurkan diri dari perusahaan yang selama ini sangat berjasa menyokong biaya hidup keluarganya. Kemarin malam Helena telah membuat surat pengunduran diri dan akan menyerahkannya langsung kepada Felix saat atasannya tersebut sudah datang.Setelah resmi keluar dari perusahaan Felix nanti, Helena akan langsung mencari pekerjaan baru untuk menyambung biaya hidup keluarganya. Apalagi sisa uang tabungannya kini sudah sangat menipis, setelah ia gunakan untuk menebus rumah yang digadaikan oleh ibu tirinya dan membayar biaya operasi sekaligus perawatan Mayra serta Diandra. Untungnya sampai detik ini kondisi Mayra dan Diandra baik-baik saja, sehingga uang yang sengaja ia alokasikan untuk pembiayaan kesehatan kedua orang tersebut masih tetap utuh. Helena hanya berharap kondisi Mayra dan Diandr
Read more
Part 27
Teras belakang kini bukan lagi hanya menjadi tempat favorit Diandra, melainkan Helena juga. Semenjak dipecat menjadi penghangat ranjang oleh Felix, saat berada di rumah Helena sering menghabiskan waktunya di teras belakang untuk menyendiri. Seperti malam ini, ia sudah berada di teras belakang sedang membaca novel yang dipinjamnya dari Diandra sambil mendengarkan musik. Kegiatan yang hampir tidak pernah dilakukannya selama dipekerjakan secara pribadi oleh Felix di apartemen laki-laki tersebut.Helena memekik saat hammock yang menampung tubuhnya tiba-tiba terayun cepat. Ia langsung melepaskan headphone dan menurunkan kedua kakinya, sebelum menoleh ke belakang untuk melihat pelaku yang telah mengayunkan hammock-nya dengan cepat sekaligus membuatnya terkejut. Ia pura-pura memasang raut kesal dan memberikan tatapan tajam kepada pelaku yang telah lancang menginterupsi kegiatannya.Bukannya langsung meminta maaf karena telah membuatnya terkejut, Diandra yang merupakan pelaku ma
Read more
Part 28
Diam-diam Bi Mira menatap Helena yang tengah lahap menikmati omelet makaroni buatan Diandra. Sudah lebih dari seminggu ini Helena selalu ikut sarapan dan makan malam di rumah. Bahkan, saat pulang kantor kemarin Helena tidak mengendarai mobil seperti biasanya. Bi Mira tidak bertanya, karena menduga jika Helena sengaja meminta izin kepada atasannya untuk berada di rumah selama beberapa hari. Walau kini benaknya dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuatnya khawatir, tapi Bi Mira akan menahannya hingga Helena pulang dari kantor nanti. Bi Mira tidak mau mengganggu konsentrasi Helena dalam bekerja, jika ia memutuskan untuk menyuarakan keingintahuannya saat ini.“Mobilnya di mana, Kak?” tanya Mayra setelah menghabiskan omelet makaroni buatan Diandra.Tanpa diduga apalagi disengaja, Mayra telah mewakili Bi Mira untuk menyuarakan keingintahuannya.“Di bengkel, May,” jawab Helena tenang setelah meneguk habis jus jeruknya.Helena terpaksa berbohong, karena belu
Read more
Part 29
Seperti hari Minggu sebelumnya, Felix mengawalinya dengan mengitari jogging track yang berada tidak jauh dari gedung apartemennya. Ketika sedang asyik menikmati aktivitas paginya, ia dikejutkan oleh kehadiran Priska yang secara tiba-tiba. Awalnya Felix mengabaikan keberadaan wanita yang menduduki salah satu bangku panjang di pinggir jogging track tersebut. Bahkan, tatapan wanita tersebut selalu mengikuti ke mana pun kakinya melangkah. Lama-kelamaan diperhatikan seperti itu Felix pun merasa muak. Mau tidak mau akhirnya ia menghampiri bangku yang diduduki oleh wanita tersebut, untuk menanyakan maksud sekaligus tujuannya berada di sekitar area jogging track itu.“Wanita ini pasti mempunyai keinginan terselubung berada di sekitar sini,” batin Felix menduga tujuan Priska berada di dekatnya. “Setelah tidak berhasil melobi istriku untuk mendapatkan dukungannya, kini kamu malah mengikutiku dan diam-diam memperlihatkan diri di dekatku,” ucapnya tanpa basa-basi. Ia menatap muak Priska y
Read more
Part 30
Sudah seminggu Helena menyandang status sebagai pengangguran. Dua minggu sebelum ia resmi resign, Felix telah menemukan orang yang akan dijadikan sekretaris untuk menggantikan posisinya sekaligus mengambil tanggung jawabnya. Dengan penuh kesungguhan Helena mengajari sang calon sekretaris dalam mengurus dan menyusun jadwal Felix sekaligus membantu pekerjaan laki-laki tersebut. Ia merasa beruntung karena calon penggantinya nanti cepat tanggap dan mudah diajari. Ia juga sangat yakin bahwa calon penggantinya tersebut bisa diandalkan dalam membantu pekerjaan Felix di kantor.“Len,” panggil Diandra dan menghampiri Helena yang tengah sibuk menggulir-gulirkan layar ponselnya.Saat ini Helena sedang mencari lowongan pekerjaan melalui jejaring sosial. Selain mencarinya lewat media cetak, ia juga mengunjungi situs-situs yang memuat tentang lowongan pekerjaan secara online.“Iya, Dee,” Helena menjawab tanpa mengalihkan perhatiannya dari layar ponsel yang sedang ditatapnya.
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status