All Chapters of Dendam Birahi Penakluk Hati: Chapter 61 - Chapter 70
185 Chapters
Aku Suka Aromamu
Dirham mengangguk, memberi senyuman manis untuk istrinya.  “Aku mandi dulu, setelah ini bersiaplah, dan ikut aku.” Dirham duduk dan memperbaiki celana tidurnya, menenangkan partner yang sudah terjaga tadi. 'Morning Wood' yang setia menemani sejak dia kecil.  ‘Huh, mandi air dingin lah pagi ini’ bisik hatinya.   “Kemana?” Dinar ikut bangun dari tidurnya.  “No need to ask, just follow me. Bersiaplah lah, tidak jauh-jauh kok, hanya sekitar sini.” kepala istrinya digosok dengan lembut. Dia meraih bathrobe di samping lemari dan menghilangkan diri di balik pintu kamar mandi.   Dinar menghembus napas berat, dia tidak mengerti apa sebenarnya yang diinginkannya, di sisi lain dia sangat menginginkan sentuhan tapi saat itu terjadi ada rasa sakit yang mengganjal di hati. Menjadi tembok pertahanan untuk kembali menutup diri.  Gadis itu lalu turun dari ranjang, dress yang menutupi tubuhnya dirapi
Read more
Pengen Kue Klepon
Dirham melihat istrinya itu jatuh terduduk, jarak antara mereka sekitar 20 meter, dia segera berlari menghampiri Dinar yang meringis kesakitan memegangi kakinya. Dia panik, khawatir ada apa-apa yang terjadi dengan anaknya. Tangannya langsung menyentuh lengan Dinar memeriksa keadaannya. “Kenapa ini?” setelah dekat Dirham segera memegang kaki Dinar yang telapaknya mengeluarkan banyak darah. Pasti dia memijak batu karang tadi. “Aku tidak melihat ada batu karang tadi, ternyata tajam. Sakit.. ” Air mata Dinar sudah jatuh di kedua pipinya.   “Tadi kan sudah ku bilang jangan lepas sandal, bandel sih.” omelan Dirham diperlahankan. “Pasirnya halus rata, seperti tidak ada bebatuan.” “Itulah, jangan lihat luarnya, kadang di air tenang juga ada buaya.” “Pedih! Jangan marah terus, napa?” “Ada bawa tisu?” Dinar menggeleng.  Dirham mengangkat kaki Dinar, di sekeliling luka ada pasir yang menempel lalu
Read more
Klepon 100 Ribu
Tiba-tiba ada tangan yang mengulurkan sebuah bingkisan agak besar di samping kepalanya. Dinar menoleh melihat siapa yang datang. “Ambil dan buka, tidak perlu marah gitu. Nanti berpengaruh dengan anak kita.” Dirham tersenyum dan duduk di samping istrinya. Dinar tidak segera menerima apa yang diberi Dirham.    “Aku pengen makan kue klepon sama emping melinjo. Bukan ini.”  “Buka dulu. Pasti nanti suka.”  “Emang apa isinya?” “Dia ini memang cerewet 'kan? Buka dulu baru komentar.” Dirham meletakkan bingkisan itu di atas meja. Dinar mengambilnya, dia membuka plastik berwarna biru itu dengan perlahan. Dirham duduk di sebelahnya.   Matanya berbinar dan tersenyum ceria, melihat satu wadah sebesar baskom kecil dan tertutup plastik itu berisi kue klepon berwana hijau dengan taburan kelapa parut di atasnya. Dinar menelan air liur beberapa kali, senyumnya semakin lebar ketika melihat emping m
Read more
Ketemu Mertua
Dinar keluar dari mobil Dirham dan memperhatikan reaksi suaminya yang terbelalak kaget, melihat seorang pria dan wanita yang berpenampilan sangat elegan, lelaki setengah baya itu sangat berkarisma, pakaian rapi seperti orang berada, kelihatannya bukan orang sini, masih tampan walaupun sudah berumur, mungkin saat Dirham berusia matang nanti akan sepertinya, aura kepemimpinan yang luar biasa, sementara sang wanita begitu anggun, cantik meski sudah seumuran ibunya dan sangat fashionable, siapa mereka? Kenapa Dirham seperti orang kaget saat mereka berdiri di depannya.  “Waalikumussalam. Mama? Papa? Kenapa nggak ngabari dulu kalau mau datang?” “Surprise.., mama kangen anak Mama.” Nora memeluk putranya erat. Dirham masih tegang, dia melirik Dinar yang masih kaku berdiri sambil memberi dia kode, apa yang harus dia perbuat sekarang. Dirham memberi arahan pada Dinar untuk masuk dulu ke dalam.   Dinar pun mengikuti arahan Dirham. Biarlah pria itu yang
Read more
Come to Papa Babygirl!
Mengandung konten 21+, yang bawah umur skip ya dear 😘     Dirham berdiri tiba-tiba, ada riak tidak suka dari topik yang dibicarakan di ruang tamu itu.  “Santai dong Am, Papa cuma mau membantu. Kenapa marah-marah, magrib-magrib nggak bagus marah. Kamu sudah ada Julia 'kan sebagai calon ya wajar papa bantu staff Papa itu untuk cari jodoh, lagian Dinar 'kan single.” Dinar hanya diam, tanpa mengiyakan atau juga menentang ucapan Adam. Tapi tidak bagi Dirham, kalimat panjang papanya membuat emosi Dirham hampir tidak bisa dikontrol lagi.    Aldiano dan Dinar hanya melongo dan saling pandang, melihat reaksi Dirham yang berlebihan.   “Am mandi dulu. Dinar Azalea, tolong beritahu Mak Marni soal kamar tamu seperti yang kubilang tadi.” “Hei, Dinar kan tidak sehat, nggak baik main perintah gitu aja. Biar Mama yang ke dapur sendiri.” Nora ingin meredam kemarahan Dirham yang tiba-tiba tan
Read more
Gairah Yang Terpadam
“Am, Papa pinjam sarungmu, ya.” “Iya, Ma” Dirham menyahut dari dalam kamar dengan kesal. Hatinya dongkol, gairahnya harus ditahan. Dan dipadam begitu saja.  Isshh, Mama!   Dirham memukul dinding karena kesal, rasa yang sudah dekat dengan pelepasannya terganggu tiba-tiba. Handuk di lantai tadi diambil dan dipakai lagi. Dirham mengatur napasnya.   Suara ketukan pintu itu membuat panik keduanya, apalagi suara orang yang bicara itu adalah suara ibunya. Dinar langsung menarik kepalanya dan berdiri. Napasnya ngos-ngosan, liur yang membasahi seputar mulut dan dagunya diusap kasar. Dia membalikkan badan membelakangi Dirham, kancing bra-nya di pakai lagi. Dinar baru menyadari keberaniannya yang memalukan barusan. Wajahnya memerah, dia malu dan gugup sekarang.   “Masuk ke kamar mandi dulu, Di.” Dinar mengikuti arahan suaminya.    Sementara Dirham mengambil sarung nya yang terl
Read more
Special Gift
Mengandung konten 21+, yang belum cukup umur minggir dulu ya.      Dirham yang baru saja mengganti pakaian tidur dengan setelan kimono berbahan satin berwarna biru gelap hanya diam dan duduk diatas tempat tidur. Pertanyaan dari istrinya yang sekarang sudah berbalik badan menghadap padanya dibiarkan sepi tanpa jawaban. Matanya redup menatap pada wajah Dinar. “Tidak ada yang perlu kau tahu, Di. Tidurlah, ini sudah malam.” “Kenapa kalau aku tahu?” jawaban dari Dirham tadi melukai hati Dinar tanpa pria itu sadari, dia merasa tidak dianggap sebagai istri. Niatnya bertanya hanya ingin tahu apa yang membuat Dirham membenci tanggal ulang tahunnya. Siapa tahu Dinar bisa mengusir sakit itu. Entah kenapa Dinar merasa dia mulai ingin tahu apapun mengenai Dirham. Apa yang disukai dan dibenci oleh suaminya.    “Sudah malam, tidurlah. Tadi aku tidak membuatkan kamu susu, mama bahkan tidak melepaskanku untuk ke dapur,
Read more
Koin Dua Sisi
Dinar menatap wajah suaminya yang terluka, temaramnya kamar tidak mampu menyembunyikan luka yang ditanggung oleh pria tampan itu.  Dinar tidak mau menyela sama sekali, dia akan menjadi pendengar yang baik saat ini. Karena itu yang dibutuhkan Dirham saat ini.   “Kami dulu kuliah di universitas yang sama, di luar negeri. Aku mengambil S2 dia masih S1 bersama saudara kembarnya, Julia. Kami bertiga memang dekat, tapi Julia tidak tahu kalau yang aku cintai bukan dia, melainkan Juliana, saudaranya. Aku sangat mencintainya, memujanya dan menuruti segala kemauan dia. Hanya saja aku belum kerja waktu itu.    Hingga suatu hari, aku dibantu Aldiano akan memberi dia kejutan di hari anniversary kami yang ke 4 bertepatan dengan hari ulang tahunku, aku berniat memberi dia kejutan dan datang ke apartemennya, tapi ternyata aku yang diberi kejutan. Dia sedang tidur dengan seorang pria di kamarnya, aku tidak mampu menahan amarahku, hampir saj
Read more
Pujian 'Papa Mertua'
Setelah melaksanakan kewajiban, Dinar mengeringkan rambutnya, tirai jendela kaca ditarik ke samping, dia ingin melihat laut dan ombaknya pagi ini, jam sudah menunjukkan angka 5.30 Dinar yang jalan masih agak pincang, segera mengikat rambutnya dan keluar kamar. Dirham masih duduk di sofa dan fokus pada ponsel di tangannya.  Setelah mendapat pertanyaan dari istrinya tadi pagi, dia lebih banyak diam, bukan marah tapi dia banyak berfikir.    Terakhir dia menjalankan kewajiban pada Tuhannya adalah setahun lalu, ketika dia kehilangan adiknya, dia merasa Tuhannya telah meninggalkannya, dia merasa Tuhan tidak adil padanya. Itu alasannya. Tapi setelah mendengar pertanyaan istrinya dia berpikir lagi, meskipun dia sudah meninggalkan Tuhannya tapi dia masih disayangi, lihatlah sekarang dia akan menjadi seorang ayah, dia akan memiliki anak yang akan lahir dari seorang gadis yang sekarang menjadi istrinya. Bukankah itu luar biasa.   Di d
Read more
Pindah Kamar
Dinar melotot ketika bibir merah Dirham sudah mendarat di bibirnya. Lumatan panjang tersebut membuat keduanya seperti kehabisan oksigen untuk bernapas.  Dinar melepaskan bibirnya ketika dia merasa butuh udara. Dirham menahan tubuh Dinar dan mengunci di atas tubuhnya, menikmati manisnya bibir sang istri yang seperti morfin buatnya.    “Am, nanti ada yang datang.” “Papa ada meeting dengan Mr. Ken, paling tidak dalam dua jam lagi mereka pulang.” “Tadi katanya sakit.” “Tadi cuma bohongan, habis kamu sibuk banget nyusun bajunya. Kan aku kesel jadinya.” “Ish, Aku belum selesaikan yang itu.” “Itu bisa menunggu, kalau yang ini tidak bisa menunggu, aku ingin selesaikan yang ini dulu.” Dirham berbisik pelan suaranya berat, tangan Dinar dituntun di bonjolan bawah tubuhnya yang sudah berdiri tegak. Dinar meremang.    “Nggak kasihan ma dia?” Dinar menggelengkan kepala. Dirham
Read more
PREV
1
...
56789
...
19
DMCA.com Protection Status