Lahat ng Kabanata ng Terpaksa Menikahi CEO : Kabanata 131 - Kabanata 140
176 Kabanata
Ruby Madison
131.Perempuan tersebut adalah Ruby Madison, putri seorang pengusaha property dari luar negeri yang baru saja melebarkan sayap ke kota Gapi. Itulah sebabnya, meski berada di lingkup piramida keluarga kaya, Ruby Madison belum mengenal sosok Rainer Griffin yang juga merupakan seorang pengusaha di bidang property. Ketika Ruby Madison melihat sosok Rainer Griffin yang duduk-duduk sendiri di sofa tunggu, ia membatin dan berjanji akan mendapatkan hati Rainer Griffin meski jika nyatanya pria itu sudah menikah sekali pun.“Menikah atau belum menikah, selama aku bisa memikatnya, semuanya tak akan menjadi masalah!” gumam Ruby Madison pelan ketika ia melangkah sedikit terburu-buru ke arah Rainer Griffin berada.Melihat sosok Ruby Madison berjalan mendekati Rainer Griffin, Lydia melemparkan tatapan khawatir pada Olivia Milan. “Nona, perempuan itu adalah Ruby Madison, dia sepertinya sedang berniat untuk menggoda kekasih Nona Milan. Apakah Nona ingin mengham
Magbasa pa
Balasan untuk Ruby
132.“Oh, benarkah? Apa nama platform tersebut? Apakah anda kerap memberi sponsor atau menjadi investor pada startups-startups yang baru berkembang?” tanya Ruby Madison dengan ekspresi seolah-olah cukup tertarik. Dilihat dari cara Rainer Griffin memperkenalkan startups freelancer itu, Ruby Madison bisa menebak jika Rainer Griffin merupakan pengusaha muda yang tertarik dengan perkembangan dunia startups yang baru bermunculan.“Freelancer dot kom [freelancer.com], itu namanya. Ya, jika memang sebuah rintisan usaha ada potensi berkembang, tak ada salahnya kita yang kelebihan modal ini, menggelontorkan dana kita untuk kemajuan usaha mereka.”“Waaah, apakah itu artinya anda sudah biasa menjadi angel investor? Menarik sekali! Saya memiliki lini usaha dalam bidang media online dan percetakan. Apakah saya bisa meminta contact person anda jika sewaktu-waktu jurnalis kami ingin meliput profil anda?” tanya Ruby Madison yang tentu saja it
Magbasa pa
Menikah Besok
133.Rainer Griffin tak membalas pertanyaan Olivia Milan atau juga gumaman Ruby Madison. Ia lebih memilih untuk bergegas mendekati Olivia Milan, tanpa pernah diduga oleh Olivia Milan, Rainer Griffin ternyata mendekat untuk memberikan dekapan.“Apakah kau terluka, Sayang?” tanya Rainer Griffin setelah ia mendekap kekasihnya selama sekitar lima detik. Kali itu, Olivia Milan diam tak berkutik karena ia tak pernah menyangka jika Rainer Griffin akan memeluknya di tempat umum seperti itu.Di lain sisi di waktu yang bersamaan, Lydia seolah sedang menjadi supporter tinju dan atlet idolanya telah menang. Perasaan gembira dan lega memenuhi seluruh kepalanya, lebih-lebih ketika ia melihat ekspresi Ruby Madison yang seolah tak terima.“Tunggu, apakah kalian sedang bermain sinetron? Apa maksudnya ini?” Ruby Madison menginterupsi.“Sinetron? Apa maksudmu?” Rainer Griffin mengerutkan kening.“Lihat, dari penampilan
Magbasa pa
Khayalan Olivia Milan
134.Setelah keluar dari Lilith Boutique, Rainer Griffin dan Olivia Milan melanjutkan aksi mereka ketika mereka telah berada di dalam mobil. Tak hanya sampai di situ, keduanya juga masih melanjutkan kegiatan bermesra-mesraan saat mereka telah tiba di apartemen.  “Sayang, tubuhku sudah sangat lengket karena keringat. Aku mau mandi, ah, bukankah aku belum punya pakaian? Sial! Bisa pinjam pakaianmu?” Olivia Milan melepaskan dekapan Rainer Griffin, saat itu keduanya tengah berada di depan pintu kamar Olivia Milan.“Tidak. Aku tidak suka berbagi pakaian!”“Tapi, kiriman pakaian dari Lilith Boutique baru akan tiba besok siang, Sayang. Apa yang harus kukenakan malam ini?” tanya Olivia Milan dengan wajah memelas.“Kuberi tahu Kau, perempuan itu, akan jauh lebih cantik di mata pria ketika mereka telanj*ng! Jika tak percaya, buatlah survei dengan responden adalah laki-laki dari usia remaja hingga yang telah bau
Magbasa pa
Nikmat Sekali
135.Olivia Milan mendekati Rainer Griffin setelah kegiatan mendesaknya selesai. Meski ia hanya mengenakan atasan berupa kaus berwarna putih milik Rainer Griffin, paha jenjangnya tak begitu terekspose karena kaus tersebut bisa menutupi bagian-bagian yang terlalu sensitif di tubuh Olivia Milan.“Aku sudah siap, apa materi belajar malam ini?” Olivia Milan membanting tubuhnya ke ranjang, ia ingin belajar dalam keadaan santai dan menyenangkan.“Bangun! Ilmu tidak bisa bertahan lama jika kau mempelajarinya dengan asal-asalan begitu! Cepat bangun!” Rainer Griffin yang duduk bersila terlihat mulai menata beberapa buku yang ia bawa dari kamarnya. “Kau harusnya berterima kasih karena aku mengabulkan keinginanmu untuk belajar di atas ranjang!” gerutu Rainer Griffin begitu melihat Olivia Milan justru menguap dan menggeliat.“Tak bisakah belajarnya mulai besok saja, Sayang?” pinta Olivia Milan seraya menggeliat dan meng
Magbasa pa
Sama-Sama Berjuang
136.“Huaaah… Sayang, aku mengantuk. Ayo langsung kita mulai materinya!” Olivia Milan kembali mengalihkan pembicaraan agar Rainer Griffin tak lagi mengungkit isi pikirannya.“Hem… Baiklah… Ayo kita mulai dengan hal yang mendasar. Untuk membuat sebuah usaha rintisan, pertama-tama kau harus memiliki ide atau gagasan bisnis. Tak perlu yang muluk-muluk, yang paling utama saat kau memikirkan sebuah usaha adalah, usahamu tersebut harus memecahkan permasalahan yang terjadi di lingkungan!” ucap Rainer Griffin mulai mengajari Olivia Milan dari hal-hal yang paling dasar.Sebelum Olivia Milan merespon kalimatnya, Rainer Griffin kembali melanjutkan ceramahnya. “Sekarang, beri aku contoh masalah yang terjadi di lingkungan sekitar kita! Dari masalah tersebut, semua calon pengusaha memikirkan solusi dan kemudian terciptalah sebuah gagasan bisnis!”“Contoh masalah yang terjadi? Hem… Apa ya, kukira kita
Magbasa pa
Keluarga yang Lengkap
137.Olivia Milan kembali duduk setelah beberapa saat sebelumnya hanya memandangi wajah Rainer Griffin yang terlelap. Dengan gerakan yang sangat pelan, gadis itu beranjak dari ranjang dan memunguti beberapa buku yang tadinya dibawa oleh Rainer Griffin. Buku itu memuat tentang aneka tips melakukan presentasi di depan investor, ada juga buku tentang mengasah kemampuan berbisnis, dan juga satu lagi adalah buku yang cukup menyita perhatiannya yaitu buku yang berjudul, ‘How does the Law of Attraction Work?’‘Law of Attraction?’Olivia Milan menyipitkan matanya dan membaca tagline dari buku tersebut. Ia seperti lupa-lupa ingat dengan apa yang disebut sebagai Law of Attraction atau yang biasa disingkat dengan LoA. Karena terlihat menarik, Olivia Milan memilih untuk membaca buku tersebut setelah ia duduk dan menyalakan lampu baca di meja kamarnya.‘Jadi, tubuh manusia adalah sebuah magnet?’Olivia Milan mengamati baris d
Magbasa pa
Menjadi Lebih Hebat
138.Jam menunjukkan pukul sepuluh tepat ketika Rainer Griffin telah menyelesaikan tugas milik Olivia Milan. Dengan pengetahuannya yang luas tentang gagasan bisnis, pria itu memberikan beragam ide di lembar jawaban Olivia Milan. Ia menargetkan kekasihnya itu akan mulai berburu investor di hari berikutnya yaitu hari Senin.“Huaaah… Jam berapa ini? Mengapa mataku masih sangat berat?”Di saat yang bersamaan, dari atas ranjang, tubuh Olivia Milan menggeliat. Ia melirik sebentar ke arah jam dinding di kamarnya lalu tersenyum lega setelah jam tersebut menunjuk ke angka sepuluh lebih beberapa menit.“Huaaah… Syukurlah masih malam,” gumam Olivia Milan sebab ia mengira jika saat itu hari masih petang, namun, begitu ia teringat bahwa ia bahkan tidur sekitar pukul tiga dini hari, tubuh Olivia Milan berjingkat, ia terduduk dengan kepala yang terasa berputar-putar.“Dua jam lagi presentasi akan dimulai, semangat&helli
Magbasa pa
Gadis Sashimi
139.Tok Tok Tok…“Sayang, buka pintunya, makanan yang kupesan sudah datang. Ayo kita sarapan!” Rainer Griffin mengetuk pintu kamar Olivia Milan yang tertutup rapat.  Meski beberapa saat lalu ia dan Olivia Milan telah saling adu mulut dan bertentangan pendapat, perkara perut tetaplah harus diutamakan.Ceklek…Dengan hanya menggunakan bathrobe, Olivia Milan membuka pintu kamarnya, gadis itu menyambut kedatangan Rainer Griffin dengan senyuman yang ramah. Seolah, tak pernah terjadi adu mulut beberapa jam sebelumnya.Cup…“Terima kasih, Sayang,” ucap gadis itu seraya menjinjit dan memberi satu kecupan lembut di pipi kanan kekasihnya.“Hey, sebentar… Bukankah terakhir kali kita berbicara, kita sedang bertengkar lumayan hebat? Bagaimana bisa kepalamu sedingin ini? Jujur saja, aku jadi sedikit curiga padamu. Apa kau telah melakukan kesalahan fatal? Kau berselingkuh?” Rainer
Magbasa pa
Menerapkan Elevator Pitch
140.Hari sudah pukul dua siang ketika Olivia Milan mulai melakukan presentasi di depan Rainer Griffin. Ternyata, ada satu ruangan khusus di dalam apartemen pria itu di mana tempat tersebut sangat mendukung jika digunakan untuk presentasi atau rapat kerja.“Baiklah, sekarang, lakukan presentasi tentang gagasan bisnismu dengan menggunakan teknik elevator pitch. Waktumu adalah, tiga menit dari sekarang!” Rainer Griffin menekan start pada menu stopwatch yang ada di ponselnya. Olivia Milan mengangguk, ia menarik napas dalam lalu menjabarkan gagasannya dengan menggunakan teknik elevator pitch.“Sebanyak sepuluh perempuan muda dalam satu tahun terakhir, diberitakan bunuh diri setelah mengalami perundungan karena tubuh mereka yang obesitas. Obesitas menajdi semacam gangguan kesehatan fisik dan mental yang bisa berdampak serius dalam kehidupan seseorang. Healthy Food Hub hadir sebagai solusi memerangi masalah obesitas yang marak terjadi di kota Gapi. M
Magbasa pa
PREV
1
...
1213141516
...
18
DMCA.com Protection Status