Semua Bab Cinta Di Ujung Senja: Bab 21 - Bab 30
68 Bab
Bekerja Sama
Allaric mengantar Kirana pulang, setelah pesta selesai. Kirana tampak berdiam diri, ia larut dalam pikirannya. Sesekali Allaric melirik ke arah Kirana, yang memalingkan wajahnya ke arah kaca. Hingga tiba di komplek perumahannya, Kirana masih enggan membuka mulutnya untuk bicara. "Terima kasih," ucap Kirana, saat ia mobil Allaric berhenti di depan rumahnya."Kembali," balas Allaric.Kirana tersenyum dan turun. Mobil perlahan bergerak meninggalkan perkarangan rumah Kirana. Gadis itu pun melangkah masuk.Keesokan harinya, setelah sarapan. Kirana berpamitan pada Mamanya. Saat Kirana akan berangkat. Kirana di kejutkan dengan sebuah mobil yang berhenti di depan rumah. Kirana tahu betul, siapa pemiliknya?"Davi!" desis Kirana.Davindra turun dan segera menghampiri Kirana sembari tersenyum."Hai, Na. Apa kabar?" sapa Davindra."Baik," jawab Kirana singkat. "Apa yang kau lakukan disini?" tanya Kirana."Aku kebetulan lewat dan a
Baca selengkapnya
Makan Malam Tak Terduga
"Ada hubungan apa, antara kau dan laki-laki itu?" tanya Davindra, saat melihat Kirana diantar pulang oleh Allaric."Bukan urusanmu," jawab Kirana cuek, sembari berlalu.Davindra menahan lengan Kirana. "Jawab pertanyaanku, Na," sambung Davindra."Pertanyaan apa? Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan," sahut Kirana."Kau tau apa yang aku maksudkan," timpal Davindra."Aku sudah katakan, ini bukan urusanmu," balas Kirana dengan nada kesal."Tentu saja, ini urusanku. Kau masih menjadi kekasihku," ungkap Davindra."Apa?" Kirana menahan tawanya. "Apa kau tidak malu mengatakan itu?" lanjut Kirana.Davindra terdiam."Asal kau tau, hubungan kite telah berakhir. Sejak kau di jodohkan oleh orang tuamu, sejak saat itu pula aku bebas menentukan dengan siapa aku menjalin hubungan," cecar Kirana."Tapi, mengapa harus dia? Mengapa harus Allaric? Apa tidak ada pilihan yang lebih baik?" kata Davindra kesal."Apa yang sala
Baca selengkapnya
Tidak Pernah Serius
Kirana merasa kesal pada Allaric. Pasalnya, Mamanya terlihat lebih memberikan perhatiannya pada laki-laki itu dari pada dirinya. Sepanjang acara makan malam, Mama Ayu selalu mendahulukan Allaric dari pada putrinya. Allaric hanya tersenyum tipis dengan tatapan mengejek ke arah Kirana.Hingga makan malam berakhir, Mama Ayu tidak hentinya memberikan perhatian pada tamunya. Allaric merasa senang, ia merasa seperti menemukan sosok mendiang ibunya. Kelembutan dan perhatian Ayu, membuat Allaric merasa nyaman dan menerima semua perlakuan dari wanita paruh baya itu."Terima kasih," ucap Allaric."Terima kasih untuk apa?" tanya Kirana bingung."Untuk semua, pada malam hari ini," jawab Allaric."Hemm... Sama-sama," jawab Kirana tersenyum."Anda akan langsung pulang?" tanya Kirana lagi."Mungkin!" seru Allaric."Mungkin?" Kirana menatap Allaric."Ada banyak urusan yang harus aku selesaikan. Ingin membawamu ikut serta, kau pasti akan
Baca selengkapnya
Kemenangan Seorang Allaric
Hubungan Allaric dan Kirana semakin membaik, keduanya menjalani hubungan layaknya pasangan pada umumnya. Allaric selalu memberikan kejutan kecil untuk Kirana dan sebaliknya, Kira memberikan perhatian yang lebih untuknya. Meskipun Allaric hanya pura-pura, dengan perasaanya terhadap Kirana. Nyatanya Allaric mulai terbiasa dan nyaman dengan semua perhatian yang ia terima dari kekasihnya.Keduanya sedang berada di apartemen. Allaric membawa Kirana ke sana, untuk mengambil sebuah dokumen yang tidak sengaja tertinggal. Keduanya hari ini akan bertolak ke luar negeri, untuk menghadiri seminar. Allaric membawa serta Kirana, untuk mengajarinya dan mengenalkannya pada semua rekan bisnisnya."Tunggu di sini, aku akan ke ruang untuk mengambil dokumennya," ucap Allaric tersenyum. Kirana mengangguk pelan. Allaric pun meninggalkan Kirana di ruang tamunya. Kirana mengitarkan matanya, melihat sekeliling ruangan. Kirana beranjak dari duduknya dan berdiri di depan jendala. Pandangan matan
Baca selengkapnya
Kekesalan Allaric
Allaric kesal dengan sikap Kirana, yang akhir-akhir ini selalu menghindarinya. Ia selalu pulang lebih dahulu dan menolak jika Allaric ingin mengajaknya keluar walau hanya makan malam."Kirana, tolong periksa ini. Setelahnya, serahkan pada Boss, ya!" pinta Maya."Letakkan saja, setelah ini aku akan memeriksanya," sahut Kirana.Maya meletakkan map berwarna merah di atas meja dan segera berlalu. Kirana kembali sibuk dengan pekerjaannya. Allaric dan Alan memperhatikan semua gerak-gerik Kirana dari dalam ruangannya."Aku tidak melihat keanehan pada diri Kirana, Tuan," ucap Alan."Dia berubah Alan, dia menghindariku," kata Allaric kesal.Saat keduanya sedang berdebat tentang Kirana, terdengar seseorang mengetuk pintu. Alan segera memerintahkannya masuk. "Maaf, Tuan. Ini berkas dari Nyonya Maya dan telah di periksa oleh Kirana," ucap salah satu staff."Mengapa kamu yang mengantarkannya?" tanya Alan. "Di mana, Kirana? Biasanya dia
Baca selengkapnya
Kemarahan Kirana
Allaric terkejut, saat bangun melihat ia hanya tinggal sendiri. Ia mencari keberadaan Kirana."Sayang, kamu di kamar mandi!" seru Allaric memanggil Kirana. Suasana hening, Allaric pun beranjak dan berjalan menuju kamar mandi.Ceklek... Mata Allaric mengitari sekitar kamar mandi. "Dimana dia?" gumam Allaric.Allaric pun menebak, jika Kirana pasti telah pulang. Allaric segera masuk kembali ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelahnya, Allaric memerintahkan Alan untuk menyiapkan semuanya.Saat Allaric sedang menikmati teh nya, ia melihat kedatanga Kirana. Allaric meletakkan cangkirnya. Matanya memandang ke arah Kirana. Ia pun kembali mengingat kejadian kemarin, Allaric tersenyum sembari meraba bibirnya."Anda tidak apa-apa?" tanya Alan.Allaric tersenyum ke arah Alan. "Tidak, aku tidak apa-apa," sahutnya. Mata Allaric kembali ke arah Kirana. Alan pun tahu mengapa perhatian Bossnya teralihkan.Saat keduanya sedang asyik berbicara, t
Baca selengkapnya
Teman Baru
Terjadi perdebatan sengit antara Allaric dan Davindra. Keduanya bersikeras mengatakan kalau mereka merasa benar."Kau tau bagaimana aku, kan? Aku tidak pernah membohongimu," ucap Davindra membela diri."Benarkah? Lalu mengapa kau tidak mengatakan pada Kirana, jika saat kau menjalin hubungan dengannya, kau telah terikat tali pertunangan dengan Laura," kata Allaric."Tidak, tidak seperti itu," kilah Allaric."Lalu seperti apa? Apa kau bisa menjelaskannya sekarang?" tantang Allaric.Davindra terdiam, ia tidak bisa menjelaskan pada Kirana. Sebab, apa yang dikatakan Allaroc semuanya benar. Davindra menjalin hubungan bersama Kirana, pada saat ia telah di jodohkan oleh kedua orang tuanya dengan Laura."Mengapa kau diam? Apa kau bingung mencari kata untuk menjelaskannya?" tanya Allaric."Aku tidak seperti itu," kata Davindra membela diri."Lalu seperti apa?" sahut Allaric."Aku tidak seperti kau, yang suka mempermainkan wanita," u
Baca selengkapnya
Berita Duka Untuk Kirana
"Lepaskan aku, Allaric!" seru Kirana."Tidak akan!" hardik Allaric. "Kamu tau, kamu sudah membuatku marah. Jadi, aku tidak akan melepaskanmu.""Kau gila! Apa salahku?" Kirana terus saja melawan dan berusaha untuk lepas dari cengkraman Allaric."Apa salahmu? Jadi, kamu belum tau apa salahmu. Akanku beritahu, setelah aku selesai dengan semua ini." Allaric menarik paksa kemeja yang Kirana gunakan, hingga semua kancingnya terlepas. Kirana masih berusaha untuk melindungi dirinta sendiri dengan segala sisa tenaganya.Namun, Allaric yang seperti kesetanan tidak mau memberikan Kirana kesempatan sedikitpun. Allaric juga melempar ponsel Kirana, yang tiba-tiba berdering berulang kali. Akhirnya, dengan pasrah Kirana hanya bisa kembali menangisi nasibnya.Di tempat lain, disebuah rumah sakit. Kondisi Mama Kirana kembali menurun, Dokter berusaha untuk menghubungi Kirana. Namun, gadis itu tidak menjawab panggilan. Hingga akhirnya, Mama Ayu mengembuskan nafa
Baca selengkapnya
Bertemu Kembali
Suasana duka masih menyelimuti Kirana. Sang mama baru saja di kebumikan, para pelayat juga satu-persatu mulai meninggalkan rumahnya. Ia duduk di kamar mamanya dan menangis sembari memeluk photo wanita yang telah melahirkannya."Ma, sekarang Nana sama siapa?" kata Kirana dalam isaknya.Sementara di kantornya, Allaric yang sedang rapat merasa tidak tenang. Pasalnya, sudah satu minggu sejak kepergian mama Kirana. Allaric tidak menemuinya, pasalnya Allaric tidak mau ada yang mengenalinya dan membuat berita yang tidak-tidak.Ia pun memerintahkan Alan, untuk ke rumah Kirana dan melihat keadaannya. Namun, saat Alan sampai di sana, ternyata rumahnya selalu terkunci. Para tetangganya, juga mengatakan kalau Kirana jarang sekali keluar rumah sejak mamanya meninggal.Hingga tepat sepuluh hari berlalu, akhirnya Kirana pun memberanikan diri untuk kembali ke kantor. Namun, kali ini ia ke sana bukan untuk bekerja. Melainkan untuk mengundurkan diri. Allaric berang saat me
Baca selengkapnya
Tidak Bisa Menolak
"Siapa dia?" tanya Allaric."Siapa?" Kirana menatap bingung.Allaric tersenyum dan mendekati Kirana. "Jangan berpura-pura polos, Sayang.""Aku tidak tau apa yang kau maksud dan satu hal lagi. Jangan panggil aku sayang!" seru Kirana kesal."Mengapa aku tidak boleh memanggilmu sayang? Kau adalah wanitaku, jadi sudah seharusnya aku memanggilmu sayang," jelas Allaric."Siapa wanitamu? Aku bukan wanitamu dan tidak akan pernah menjadi wanitamu," tolak Kirana."Itu menurutmu, tapi keputusanku tidak bisa diubah. Kau adalah wanitaku," kata Allaric mengulang.Kirana menggelengkan kepalanya kesal."Sekarang jawab pertanyaanku. Siapa dia?" ulang Allaric."Dia siapa?" tanya Kirana.Allaric kembali terseyum. Senyum yang akan membuay semua orang terutama wanita menjadi terpikat saat melihatnya. "Dia yang tadi bersamamu," kata Allaric sembari membelai wajah Kirana.Kirana pun tahu, siapa yang dimaksud Allaric. Ia mendengus
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status