Semua Bab Cinta Di Ujung Senja: Bab 31 - Bab 40
68 Bab
Makan Siang Bersama
Allaric mengantarkan Kirana pulang, setelah makan malam bersama. Allaric masuk mengikuti langkah Kirana. Kirana masuk ke kamarnya dan mengganti bajunya dengan piyama tidur. Setelah selesai mengganti baju, Kirana kembali keluar dan terkejut melihat Allaric masih duduk di ruang keluarga sambil menontin televisi."Apa yang kau lakukan?" tanya Kirana heran."Tentu saja mengikutimu," jawab Allaric santai, sambil terus masuk dan duduk di tepi ranjang Kirana."Aku mau tidur dan beristirahat. Lebih baik, kau pulang sekarang," seru Kirana, kembali masuk ke kamar. Allaric pun mengikutinya sampai ke kamarnya."Pulanglah, aku sudah mengantuk dan ingin tidur," kata Kirana."Kalau kamu mau tidur, ya tidur saja," sahut Allaric, sembari melepas jas dan melemparnya ke kursi belajar Kirana."Aku tidak bisa tidur, kalau ada orang asing di kamarku," ucap Kirana."Aku bukan orang asing. Lagi pula, bukankah kita sudah sering tidur bersama?" cetus Allaric.
Baca selengkapnya
Tinggal Bersama
"Oh, jadi dia wanita yang membuat Allaric berubah?" geram Clara yang tidak sengaja melihay Allaric yang membawa Kirana masuk ke dalam mobilnya."Aku akan memberimu pelajaran, dasar perempuan tidak tau malu. Kau akan tau siapa aku, saat kau sudah mendapatkan ganjarannya." Clara melangkahkan kakinya, meninggalkan tempat itu dan kembali ke apartemennya.Mobil Allaric tiba di apartemennya. Kirana mengernyitkan dahi kemudian melihat ke arah Allaric dengan tanda tanya."Ada apa?" tanya Allaric."Mengapa kita ke sini?" Aku kan sudah bilang, aku mau pulang!" seru Andien."Kita pulang. Tapi, bukan pulang ke rumahmu. Mulai saat ini, kau akan tinggal di sini bersamaku," putus Allaric."Aku tidak mau!" tolak Kirana. "Aku mau pulang ke rumahku, rumah peninggalan kedua orang tuaku.""Itu hanya rumah dinas, Kirana. Bukan milik keluargamu," tegas Allaric."Tapi, banyak kenangan kedua orang tua di sana," ucap Kirana."Aku tau, tapi aku kha
Baca selengkapnya
Bertemu Mantan
Kirana mulai terbiasa dengan kehadiran Allaric di sisinya. Sudah satu minggu ini, Kirana tinggal bersama Allaric. Kirana juga bisa menerima Allaric dan membantu mengurusi keperluan Allaric."Sudah," kata Kirana, saat ia selesai memasangkan dasi untuk Allaric."Terima kasih, Sayang." Allaric mengecup bibir Kirana kilat. Kirana mengalungkan tangannya di leher Allaric. Allaric memainkan lidahnya ke dalam mulut Kirana dan perempuan itu pun mengerang saat merasakan lidah Allaric yang menari lincah di dalam mulutnya."Aku tidak jadi ke kantor," ucap Allaric."Kenapa?" tanya Kirana heran."Aku mau lagi," bisik Allaric dengan nada sensual."Cukup... cukup, aku sudah tidak mampu lagi," tolak Kirana.Allaric menaikkan kedua alisnya."Sejak aku ada di sini, kau selalu menyiksa setiap malam," cetus Kirana.Allaric tersenyum dan mengecup bibir Kirana."Kenapa kau tertawa?" tanya Kirana heran."Aku akan membuatmu tidak bis
Baca selengkapnya
Hanya Untuk Kesenangan
Kesabaran Allaric mencapai puncaknya pada Kirana. Pasalnya, wanita itu terus saja merengek padanya untuk mengizinkannya untuk bekerja."Cukup Kirana!" hardik Allaric dengan nada tinggi. Ia tidak bisa lagi menahannya, setelah sekian lama ia berusaha mencoba meyakinkan Kirana. Ia juga bingung dan tidaj habis pikir dengan jalan pikiran Kirana. Disaat wanita yang lain ingin dekat dan ingin menjadi spesial di sisi Allaric. Mereka akan hanya akan bermanja-manja dengannya. Tugas mereka hanya melayani Allaric dan bersenang-senang. Tapi, kenapa Kirana malah sebaliknya? Wanita itu masih ingin bersusah payah bekerja dengan alasan ingin mengisi waktu.Bukankah, dirinya bisa mengisi waktu dengan berbelanja? Pikir Allaric, tapi mengapa ia malah memilih ingin bekerja? Allaric juga bingung dengan sikapnya selama ini. Biasanya, ia akan membuang wanita yang tidak patuh padanya. Tapi, mengapa ia justru tidak ingin membiarkan Kirana lepas dan jauh darinya."Aku han
Baca selengkapnya
Belum Bosan
Davindra diam-diam mengikuti mobil yang membawa Kirana. Perempuan itu baru saja pulang dari bertemu dengan teman-temannya. Davindra pun terkejut melihat ke mana mobil itu membawa Kirana."Mansion Allaric," gumam Davindra. "Jadi, selama ini mereka telah tinggal bersama." Davindra kembali melajukan mobilnya dan meninggalkan mansion Allaric.Sementara di kediamannya, Kirana yang baru saja tiba langsung saja menuju kamar mandi untuk membersihkan diri."Kamu sudah pulang?" tanya Kirana, saat melihat Allaric yang telah berada di kamar.Allaric hanya mengangguk pelan. Kirana pun berlalu meninggalkannya dan berjalan menuju lemari. Saat Kirana selesai memakai pakaiannya, ia terkejut melihat Allaric yang telah kembali tampil rapi."Kamu akan pergi?" tanya Kirana."Aku akan bertemu klien," jawab Allaric."Apa Alan akan ikut bersamamu?" Kirana mendekat dan membantunya memasang dasi."Tidak! Alan sedang ke luar kota," jawabnya tersenyum.
Baca selengkapnya
Dia Wanitaku
Telah beberapa minggu ini, Allaric menghabiskan waktu di luar. Ia pulang saat Kirana telah tertidur dan pergi saat Kirana terbangun. Semula Kirana tidak mempermasalahkan semuanya, hingga pada akhirnya ia pun mulai mempertanyakan kelanjutan hubungannya dengan Allaric.Kirana tahu, Allaric orang yang sibuk. Namun, ia juga butuh kejelasan tentang hubungan mereka, saat ini Allaric bersikap tidak peduli dan tidak menganggap kehadirannya di mansionnya. Kirana menghubungi Alan dan mengatakan kalau ia ingin berbicara pada Allaric. Alan mengiyakan dan mencoba mengatur waktunya. Seperti biasa, Alan akan mengatakan kalau Boss nya sangat sibuk."Wanitamu ingin bicara padamu," cetus Alan, saat di kantor."Wanitaku? Siapa dan yang mana?" tanya Allaric santai."Kirana," jawab Alan.Allaric menghentikan kegiatannya, ia menutup map dan meletakkannya di atas meja."Mau bicara apa dia?" tanya Alan."Aku tidak tau," timpal Alan."Baiklah, aku akan
Baca selengkapnya
Kenangan Davindra
Kirana meninggalkan hotel dengan perasaan hancur. Ia tidak menyangka, jika selama ini ia di bohongi habis-habisan oleh pria yang ia cintai. Ia juga telah menyerahkan seluruh hidupnya untuk laki-laki yang sama sekali tidak pernah menganggapnya ada.Setibanya di mansion, Kirana langsung masuk ke kamarnya. Kirana pun memutuskan untuk membereskan barang-barangnya dan pergi dari sana."Mau ke mana kamu?" terdengat suara bariton yang mencegah langkahnya."Aku akan pergi dan kembali ke rumahku," jawab Kirana tanpa menoleh."Tidak! Kau tidak boleh meninggalkan rumah ini," tegas Allaric."Siapa kau berani menahanku?" tanya Kirana dengan suara lantang."Tidak peduli siapa aku? Yang pastinya, kau adalah milikku. Jadi, hanya aku yang berhak memutuskan," tegas Allaric."Aku milik diriku sendiri, bukan milikmu atau siapapun. Aku yang menentukan hidupku, bukan kau atau siapapun," hardik Kirana."Itu menurutmu. Tapi bagiku, aku yang memegang k
Baca selengkapnya
Dia Kembali
Allaric sedang menghadiri rapat direksi, ia hanya diam dan tidak terlalu mengikuti jalannya rapat. Pikirannya terus saja pada Kirana, sejak kejadian malam itu Kirana seolah tidak memperdulikannya. Semua terlihat bingung dan bertanya-tanya dengan perubahan sikap Allaric hari ini. Ia terlihat tidak fokus dengan semua yang di sampaikan para peserta rapat yang hadir saat ini. Hingga selesai dan mereka meninggalkan ruangan, Allaric masih terlihat termenung."Tuan," ucap Alan, menyadarkan Allaric dari lamunannya. "Ada apa?" tanya Allaric, yang baru sadar jika saat ini hanya tinggal ia dan Alan yang masih berada di ruangan. "Rapatnya sudah selesai," ucap Alan. "Benarkah?" tanya Allaric. Alan mengangguk pelan. "Anda tidak apa-apa?" tanya Alan. "Aku? Memangnya aku kenapa?" Allaric balik bertanya. "Saya perhatikan sedari
Baca selengkapnya
Alfaro Wiguna
Allaric dan Kirana tiba di restoran. Pelayan mendekati mereka, dengan tersenyum ramah."Selamat malam," sapa pelayan ramah."Selamat malam," jawab Kirana membalas senyum."Apa menu spesial restoran kalian?" tanya Allaric.Pelayan itu pun memberikan daftar menu dan menjelaskan menu spesial restoran mereka. Kirana juga meminta rekomendasi makanan yang lezat tapi tidak membuat tubuhnya gemuk. Dengan senang hati, pelayan itu menjawab semua pertanyaan Kirana dengan ramah.Kirana segera memesan makanan yang dia inginkan. Allaric menutup dan memberikan buku menunya pada sang pelayan, setelah memesan makanan."Kau terlihat senang sekali?" kata Allaric.Kirana hanya mengering malas, ia kembali diam dan mencoba menikmati suasana restoran. Allaric terlihat kesal dengan sikap cuek yang ditunjukkan Kirana padanya. Tidak lama kemudian, pesanan mereka pun datang dan keduanya mulai menikmati makan malam.Kirana pamit undur diri untuk pergi ke kama
Baca selengkapnya
Kisah Kelam Keluarga
"Pria itu sudah hampir satu Minggu di sini," lapor Alan.Allaric meletakkan berkas yang ada di tangannya."Jangan biarkan dia masuk ke dalam kehidupanku. Aku tidak mau, kalau sampai dia mendekati Kirana," ucap Allaric.Alan mengangguk paham. Ia pun segera meninggalkan ruangan dan melanjutkan pekerjaannya.Allaric melipat tangannya, ia menerawang dan kembali mengingat kejadian dua puluh tahun yang lalu. Dimana ibunya yang sakit-sakitan, harus bekerja keras untuk hidup mereka. Hingga pada akhirnya, wanita yang telah melahirkannya itu meninggal.Namun, sebelum ia menghembuskan napasnya, ia sempat memberi Allaric sepucuk surat yang ditujukan untuk seseorang bernama Alfaro Wiguna. Setelah pemakaman ibunya, Allaric segera mencari orang yang bernama Alfaro Wiguna dan memberikan pesan terakhir ibunya.Sekali lagi, Allaric di kejutkan oleh kenyataan yang tidak pernah ia duga. Alfaro Wiguna adalah ayah kandungnya, tapi saat itu pria itu telah memiliki k
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status