Semua Bab MUSIM CINTA DI SEOUL 2: Bab 51 - Bab 60
79 Bab
MAKAN MALAM
Malam tiba, Anna menyiapkan makan malam untuk keluarga kecilnya, para pelayan sangat sibuk menyiapkan berbagai makanan kesukaan Kim Dae Jung, seolah ingin menukar waktu yang tersendat selama lima tahun yang lalu."Bu Nas, tolong kirim salah satu pengawal membawakan Kak Dae Song makanan ini ke rumahnya," Ucap Anna dengan suara pelan.Bu Nas tersenyum, "Izinkan saya yang mengantarnya langsung, Nona. Saya juga ingin bertemu Tuan Song," Pinta wanita paruh baya itu."Ya, itu lebih baik lagi. Sampaikan padanya untuk menjaga kesehatan, dan bilang padanya Bu Nas, anak di kandunganku baik-baik saja, aku baru saja memeriksanya tadi sore sewaktu aku keluar membeli bahan makanan," Ujarnya agar Dae Song tidak terlalu mengkhawatirkan bayi di dalam kandungannya."Akan saya sampaikan, Nona. Setelah akan malam, lebih saya kesana sekarang juga, mungkin beliau sebentar lagi akan pulang dari kantor," Kata Bu Nas.Anna mengizinkan Bu Nas pergi ke rumah Dae Song. Bu Nas saat itu diantar oleh suaminya, Koki
Baca selengkapnya
MAKAN MALAM
Usai makan malam menegangkan itu, Dae Jung menemani anaknya di dalam kamar Anna. Haneul dan Micha memegang buku dongengnya, kedua anak kembar itu tidak i. Gin Ayahnya seorang diri membaca dongeng favorit mereka, Anna gatus ikut andil untuk menemanu Ayahnya. "Kenapa Ibu lama sekali, Ayah?" Tanya Micha. Dae Jung melirik ke pintu, sudah setengah jam dia menunggu kehadiran Anna untuk menidurkan anak mereka, namun mantan istrinya itu belum juga menampakkan dirinya. "Tunggu sebentar lagi, Ibu masih sibuk dengan urusannya," sahut Dae Jung. Anna sudah berjalan menuju kamarnya, ia usai mengirim pesan permintaan maaf kepada Dae Song, berkali-kali ia lakukan namun suaminya itu enggan membacanya. Nomor Anna bahkan diblokir sehingga tak ada lagi aksesnya untuk mengirim pesan. Anna berdiri di depan pintu kamarnya, bercermin sejenak agar matanya tidak meninggalkan jejak tangis yang sempat lolos ketika mengirim pesan kepada Dae Song. "Tenangkan dirimu, Anna. Bersikaplah seperti biasa," Gumamnya
Baca selengkapnya
KEJUTAN DI PAGI HARI
Dae Song bangun dari tidurnya, sebelum mandi ia biasanya ke dapur memeriksa sarapan yang akan dibuat oleh dua pelayannya. Akhir-akhir ini Dae Song selalu gampang lapar, makanan yang ia tidak suka menjadi ia cari. Dae Song terkejut melihat susunan sarapan yang tersaji di meja makannya. "Kalian membuat ini berdua?" Tanyanya terheran. Kedua pelayan itu menggelengkan kepala, "Kami hanya membantu ini, Tuan. Selebihnya bukan kami yang membuatnya," Sahut mereka. Dae Song mengernyitkan dahi, terdengar dari arah belakangnya, pintu toilet khusus tamu terbuka, Dae Song menoleh, matanya membelalak melihat kehadiran Anna di rumahnya sepagi itu. "Kamu? Ha?" Pekiknya. Anna terdiam ditempatnya, memandangi Dae Song yang masih terkejut. "Dia benar Anna?" Tanya Dae Song ke dua pelayannya. "Iya, Tuan. Dia Nona, sejak subuh dia ada disini."Dae Song kembali menatap Anna, dia bergegas berjalan menuju Anna lalu memeluknya dengan erat. "Aku merindukanmu, aku merindukanmu istriku, aku merindukan bayi
Baca selengkapnya
KE SUNGAI HAN
Usai merapikan tempat tidur Dae Song, Anna menyiapkan berbagai perlengkapan kemeja yang sudah disetrika oleh pelayan. Ketika membuka laci, Anna mendapati fotonya yang disatukan dengan foto Dae Song. "Mungkin karena kami tidak memiliki foto berdua sehinggadia melakukan ini," Gumam Anna. Gagang pintu kamar mandi terputar, Dae Song nampak dibalik pintu dengan mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk. Dia melihat bingkai foto rahasianya di pegang oleh Anna. "Hei, letakkan foto itu kembali," Kata Dare Dong yang teramat malu. Anna tertawa sumbang, dia menertawakan rait wajah suaminya yang merona menahan malu. Anna membawa keluar bingkai foto itu, sengaja ingin membuat Dae Song di pagi hari. "Sini Anna, sayang sini, ya Tuhan.." Keluhan Dae Dong. Bergegas ia memakai celana boxernya lalu mengejar Anna keluar. Di ruang tamu Anna dikejar-kejar oleh Dae Song. Kedua pelayan tertawa cekikikan melihat tingkah majikannya. Anna berlari berlindung di sofa, dia memperlihatkan foto itu ke pe
Baca selengkapnya
KEHADIRAN ANNA DI KANTOR
Mobil sport hitam itu tiba di kantor utama Korain. Dae Song lebih dulu turun untuk membukakan pintu Anna, walaupun saat itu para petugas keamanan kantor menawarkannya, tetapi Dae Song yang ingin ambil andil dalam Me'treat Anna. "Mari turun," Ujarnya. Anna cukup deg-degan karena ini pertama kalinya ia menginjak lagi kantor Korain semenjak dia berstatus sebagai istri Dae Song. Dis tahu para karyawan kantor sudah mengetahui isi yang beredar dengan topik buruk tentangnya. "Anna, ini kantor kita, milik keluarga Korain, jangan merasa canggung dan gugup hanya karena masalah isu-isu perselingkuhan itu, mereka hanya bawahan kita," Kata Dae Song. Anna menganggukkan kepala, sebisa mungkin dia melepaskan senyum kepada karyawan kantornya. Setelah Anna dan Dae Song masuk ke dalam lift, benar saja para karyawan itu kembali menggunjingkan mereka. Ada yang membicarakan kebaikan pernikahan dan ada juga malah sebaliknya. Di dalam lift Anna tak mengeluarkan seoatah katapun, sementara Dae Song asyik
Baca selengkapnya
MIMPI BURUK
Dae Song menarik Anna kembali duduk disampingnya, ingin rasanya mengulang adegan romantis itu lagi. Namun Anna memijit-mijit kepala, tampak dia kembali pusing karena efek ngidam yang trimester menjelang trimester kedua. "Kau merasa pusing lagi?" Tanya Dae Song. Anna mengangguk, bangun shalat malam adalah rutinitas favoritnya, namun biasanya ia kembali tidur sejam di pagi hari untuk memulihkan energinya. "Tidurlah di sofa ini, aku akan menemanimu, atau kau ingin pulang?" "Disini saja dulu, aku tidak sanggup untuk melakukan perjalanan dengan kondisi seperti ini," Sahut Anna. Dae Song menaruh kepala Anna di bantal sofa. Anne memejamkan mata agar lebih rileks lagi. Berpikir keras dan berlebihan malah menimbulkan gejala depresi di kehamilannya. Kehamilan kedua ini bagi Anna lebih berat ketimbang kehamilan Haneul dan Micha. "Tidurlah Anna, aku akan menjagamu," Ucap Dae Song lagi. Anna mencoba tidur nyenyak di ruangan kerja suaminya, ada banyak yang harus ia lakukan sebelum Dae Song k
Baca selengkapnya
BERBICARA DENGAN ZURA
"Duduklah disini Zura," Ajak Anna. Sebelum memulai pembicaraannya, Anna terlebih dulu ke toilet untuk mencuci wajah, dia menyegarkan dirinya agar pikirannya ikut jernih. Usai dengan rutinitas pribadinya, Anna kembali menemui Zura yang masih duduk anteng menantinya. "Aku lama ya?" "Tidak Nona, lakukan saja apa yang perlu lakukan dulu," Sahut Zura. "Hm, jangan panggil Nona, kita hanya sedang berdua, tidak ada Oppa Dae Song disini," Serah Anna. Zura tersenyum mengangguk, Anna menarik nafas panjang, duduk disamping Zura. Anna melepas kerudungnya, rambut panjangnya yang lebat dan hitam terurau. Zura yang perempuan saja terperangah melihat kecantikan Anna. Wajah khas Indonesia "Kau merasa nyaman kerja disini? Apa Oppa Dae Song tidak semena-mena padamu?" Tanya Anna. "Alhamdulillah, Nona. Perusahaan ini luar biasa, Pak Dae Song juga memperlakukan saya dengan baik," Sahutnya. Anna cukup lega karena mendengar penuturan Zura, ia sempat berpikir jika Dae Song kurang baik memperlakukan baw
Baca selengkapnya
TANPA SENGAJA BERTEMU
Usai berbincang pribadi dengan Ji Yeong, Dae Song ingin kembali ke ruangannya, namun sebelum itu ia menyinggahi Zura. Sekretarisnya itu sudah bergelut dengan berkas dan laptopnya, ia terkejut dengan kehadiran Dae Song yang tiba-tiba. "Anna sudah berbicara denganmu?" Tanyanya. "Iya, Pak. Nona Anna menunggu Pak Dae Song," Sahut Zura. Dae Song bergegas ke ruangannya, ketika ia membuka pintu, terlihat Anan sedang berdandan di depan cermin bedaknya. Dae Song menyilangkan kedua tangan lalu bersiul, dia menggoda Anna yang sedang memakai liptint saat itu. "Kamu tahu aku datang secepat ini, makanya kau berdandan," Ucap Dae Song. "Aku berdandan agar tidak terlihat pucat, tapi memang juga untuk dirimu, untuk siapa lagi, seorang istri berdandan hanya untuk suaminya," Sahut Anna yang masih berfokus dengan pantulan wajahnya di cermin. Dae Song menutup pintu ruangannya, dia berjalan menuju Anna. Istrinya itu masih sibuk merapikan hijabnya. Dae Song memandangi Anna, mengamati Anna merapikan ker
Baca selengkapnya
MEMBICARAKAN HAL SERIUS
Anna dan Dae Song tiba di rumah, dua pelayan menyambut kedatangan mereka, Anna masuk ke kamar menaruh paper bag belanjanya. Sedangkan Dae Song ke taman belakang, kedua pelayanannya sudah mempersiapkan makan siang di taman terbuka dengan nuansa romantis. "Ini sudah sangat bagus, Terima kasih kalian sudah berusaha membantu," Ucapnya. Kedua pelayan itu terhenyak, Dae Song tipe majikan yang sedingin es, jarang berterima kasih secara langsung kepada pelayan atau karyawannya, mendengar ucapan terimakasih dari Dae Song, kedua pelayan itu terharu. "Aku akan menjemput Anna di kamar, lebih baik kalian jiah akan Siang diruang makan, panggil mereka diluar juga ikut makan bersama kalian," Ujarnya. Yang dimaksud oleh Dae Song ialah kedua pengawalnya. Dae Song berjalan ke kamar, dia menemukan Anna sedang mencoba mukenah hadiah darinya. "Kau menyukainya?" Tanyanya. "Iya, ini sangat bagus, mukenah ini akan nyaman di pakai sholat atau beraktivitas lainnya di rumah," Sahut Anna yang masih memandan
Baca selengkapnya
SURAT DAE JUNG
Menjelang maghrib, paket kiriman Dae Jung tiba di rumah Dae Song, saat itu Anna tertidur lelap, Dae Song tidak tega membangunkannya lebih awal. Dae Song turun karena ada panggilan khusus dari pengawalnya. Dia tahu jika sikap pengawalnya mulai privasi dihadapan Anna, maka hal itu bukanlah yang baik untuk didengar istrinya. "Tuan, Nona Anna apakah ada di atas?" Tanya salah satu pengawal itu. "Iya, istriku sedang tidur? Ada apa? Ini rahasia?" Tanyanya balik. "Ini rahasia yang tidak boleh Nona Anna ketahui, mari menepi di ruangan Tuan, kami akan membawakan barang itu untuk Tuan," Ucap pengawalnya lagi. Dae Song bergegas ke ruangan pribadinya, tidak lama berselang, kedua pengawal itu menggotong kotak kayu yang hampir mirip brankas. Dae Song mengerutkan alis karena kebingungan dengan maksud kotak itu diberikan kepadanya. "Kotak ini dari siapa?" Tanyanya. "Dari Tuan Kim, Tuan."Dae Song mengerutkan dahi, mulai terbata-batw sebab ia berpikir kotak itu berisi suatu bentuk kemarahan Dae J
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status