บททั้งหมดของ Puncak Kehidupan: บทที่ 1621 - บทที่ 1630

"Ah!"Luna terkejut. Dia buru-buru menarik kakinya keluar dari tangan dengan paksa. Ketika dia melihat ke bawah, dia bisa merasakan mati rasa di kulit kepalanya. 'Tangan macam apa ini?'Tidak ada daging atau darah di atasnya, tetapi hanya tulang putih. “A-apa benda ini?”Jasmine berteriak mengerikan. Dia tidak pernah tahu bahwa kerangka bisa keluar dari tanah untuk menangkap orang.Lagipula Luna yang terampil itu pemberani. Meskipun dia ketakutan, dia mengangkat kakinya dengan keras dan menginjak telapak tangan tulang putih itu dengan keras. Tangan itu segera diinjak-injak berkeping-keping dengan retakan tajam, berhamburan ke seluruh tanah.Dia menghela napas lega dan sedikit santai.Tetapi pada saat ini, tangan lain muncul dari tanah di samping dan meraih pergelangan kaki Luna. Kali ini kaki kirinya.Namun, kali ini Luna tidak berhasil melepaskan diri.Itu karena pada saat ini, lebih dari sepuluh tangan panjang dan pendek keluar dari tanah dan meraih kaki dan betisnya. Mereka bahkan

"S*alan!"Teriak Alex. Dia buru-buru memperlambat kecepatan Imperial Sword Flight.Kesulitan menggunakan Imperial Sword Flight di udara sambil membawa orang dewasa seperti Luna terlihat jelas. Alex sangat lelah setelah beberapa saat.Namun, ketika mereka berhenti, pasukan dari beberapa ratus kerangka mengejar mereka di belakang.Jasmine dihempaskan kembali oleh kerangka besar itu.Pukulan seperti itu hampir membunuhnya. Bahkan pakaiannya dari Lembah Bunga robek, dengan sepotong besar kain masih tergantung di jari kerangka itu. Setengah dari perutnya terbuka, meninggalkan dua garis luka. Cedera itu serius.“S*al! Apa kita benar-benar bertemu dengan Siluman Tulang Putih?” Alex mengeluh.Luna berkata dengan ekspresi serius, “Dalam keadaan normal, bahkan jika ini adalah kuburan, tidak akan ada begitu banyak kerangka. Kerangka setinggi sepuluh meter bahkan lebih mustahil! Jadi, orang ini jelas tidak berubah dari manusia. Mungkin, inilah alasan sebenarnya mengapa kota di depan berubah menja

"Lihat, perisai pertahanan pada raja kerangka hilang sekarang!" teriak Luna.“Ini kesempatan bagus!”Tanpa ragu-ragu, Alex segera mengarahkan ketiga Pedang Tulang Naga dan menembakkannya ke raja kerangka."Meong!"Pada saat yang sama, kucing putih itu mengeluarkan tangisan keras sekali lagi.‘Poof! Poof! Poof!’Pedang Alam Semesta, Bilah Tujuh Kematian, dan Titik Putus, semuanya ditembakkan ke tubuh raja kerangka sekaligus. Petir yang menghubungkan kekuatan spiritual pada mereka meledak dalam sepersekian detik, berderit di tubuh raja kerangka.‘Rawwwwrr!’Raja kerangka mengeluarkan raungan juga.Detik berikutnya, tubuh tulang putihnya runtuh seperti longsoran salju saat tulang-tulangnya jatuh sepotong demi sepotong. Pada akhirnya, semua tulang ditumpuk menjadi sebuah bukit kecil di tanah.Satu-satunya yang tetap utuh adalah cambuk tulang putih panjang itu."Itu baru saja mati seperti itu?""Bukankah itu ... terlalu lemah?"Bahkan Alex tidak percaya bahwa raja kerangka mati begitu

Luna berkata, “Kurasa tidak. Raja kerangka ini mungkin mengincar Dragon Blood Vine, dan itulah mengapa ia menjaganya di sini! Bukankah orang mengatakan bahwa tumbuhan yang paling berharga selalu memiliki makhluk mitos yang melindunginya? Raja kerangka ini juga dianggap sebagai salah satu jenis makhluk mitos.”Namun, kucing itu mengeong, menyatakan ketidaksetujuannya.Luna mengerucutkan bibirnya.Dia benar-benar ingin membunuh kucing putih itu.Meskipun dia jauh lebih baik setelah Alex mengobati luka di punggung tangannya, wanita adalah makhluk yang menyimpan dendam. Terutama penyihir seperti dia, tidak terkecuali jika itu adalah kucing.Namun, kucing ini sepertinya agak mistis.Selain itu, latar belakangnya tidak diketahui, jadi Luna tidak berani memprovokasi untuk saat ini.Alex mengeluarkan peta dan melihatnya. Dia menunjuk ke depan. “Ada sebuah danau besar di depan. Mari kita pergi dan melihat-lihat dulu. Langit mulai gelap, dan kita harus mencari tempat untuk beristirahat sebelum

Sekilas Alex terkejut.Pasukan kerangka hitam yang menyerangnya dengan liar sebelumnya secara tak terduga bergegas menuju Luna secara bersamaan. Dan yang membuat lebih parah dari penampilan mereka, cahaya merah muncul dari mata mereka, seolah-olah mereka mengamuk tak tertandingi setelah diganggu oleh semacam energi.‘Jepret! Jepret! Jepret!’Luna mengayunkan cambuk panjangnya dengan cepat dan mengirim gelombang pertama kerangka hitam terbang. Tapi segera, dia dikelilingi oleh gelombang kerangka kedua dan ketiga."Luna, lempar cambuk tulang putih itu ke sini!"Alex segera menyadari akar masalahnya. Dia segera menginjak Tujuh Bilah Kematian dan bergegas menekan dua jari bersama-sama.‘Sentuhan Tertinggi Brahma!’‘Duarr! Duarr!’Kerangka hitam adalah makhluk gelap dan jahat yang secara alami takut akan guntur, jadi Mantra Thunder sangat mematikan bagi mereka. Tapi secara tak terduga, Sentuhan Tertinggi Brahma yang ditinggalkan secara negatif untuknya oleh sang Pengungkap bahkan lebih