Sang Pewaris Pertama의 모든 챕터: 챕터 791 - 챕터 800

"Apa yang terjadi denganmu?" tanya Charles. Martha langsung melolong dan mengeluh,“Ah, bagaimana menurutmu? Aku dipukuli oleh Philip! Beraninya dia memperlakukanku seperti ini? Kamu adalah suamiku, jadi lakukan sesuatu tentang ini!” Martha akhirnya menemukan dukungannya, dan sekarang dia bertingkah seperti anak berusia tiga tahun, melampiaskan semua keluhan dan ketidakpuasannya. Charles juga tampak tak berdaya ketika dia bertanya,“Mengapa dia memukulimu tanpa alasan? Apakah kamu melakukan sesuatu yang memprovokasi Philip sebelumnya?" Martha memutar matanya dan berkata dengan ragu-ragu,“Tidak… tidak.” Saat melihatnya, Charles yakin jika Martha melakukan sesuatu yang menyinggung perasaan Philip. Kalau tidak, Philip tidak akan memukuli Martha seperti itu. Karena mengetahui itu, Charles langsung bangkit, mengabaikan Martha, dan pergi dengan beberapa kata,“Lakukan saja sesukamu. Setelah apa yang terjadi hari ini, apakah kamu sudah menyadarinya? Philip bukan lagi orang yang tidak

Philip terdiam beberapa saat sebelum dia menjawab, “Tentu. Jemput aku ketika saatnya tiba.” Dengan penegasan dari Philip, Theo berseri-seri dengan gembira dan mengantarkan Philip pergi dengan hormat. Orang lain mungkin tidak tahu identitas dan status Philip, tetapi Theo sadar. Philip punya uang dan koneksi! Kali ini, Theo berencana untuk mengalahkan seluruh Distrik Sungai Selatan dalam satu gerakan! Beberapa saat kemudian, Theo pergi untuk membuat persiapan. Sementara Philip kembali ke vila. Wynn sudah kembali dan sedang bermain dengan Mila. Melihat Philip pulang, Wynn bangkit, memberi isyarat kepada Anne untuk membawa Mila ke atas, dan bertanya, "Ibuku memberitahuku bahwa kamu telah memukulinya?" Philip sudah menduga bahwa Martha akan mengeluh kepada Wynn, jadi dia tidak menyembunyikannya dan mengangguk, mengakuinya. "Ya." Wynn mengerutkan keningnya. Begitu dia kembali, Martha menariknya ke samping sambil menangis dan terisak. Dia mencela Philip karena menyiksanya.

“Maaf, tapi kami sibuk.”Wynn tersenyum untuk meminta maaf. Ia tidak ingin berdebat dengan orang seperti Muriel.Selama kuliah, Wynn sudah tahu bahwa Muriel adalah orang yang sombong dan egois.“Hehe, kenapa? Apakah aku menyentuh sesuatu yang menyakitkan?”Muriel menyilangkan tangan di depan dadanya dengan tatapan menghina. Dia lalu menatap Philip dan mencibir, “Wynn, aku tidak ingin membicarakan hal buruk tentangmu, tapi bagaimanapun juga, kau adalah primadona kampus. Bagaimana mungkin kau bisa benar-benar menikah dengannya? Lihat saja dia, terlihat persis seperti seorang pengemis.” “Jaga ucapanmu. Dia suamiku!” Wynn berkata dengan marah dan ekspresi wajahnya muram.Namun, bukannya mendengarkan, Muriel malah mencibir lebih keras dan meraih pakaian kecil di tangan Wynn. Dia berkata, “Hei, ini barang-barang bermerek. Bisakah kau membelinya? Apakah anak-anak yang lahir dari orangtua dengan perbedaan pendapatan sepertimu layak mendapatkan barang-barang bermerek?”Layak?Tentu saja tidak!

Keduanya pun kehilangan minat untuk berbelanja, jadi mereka memutuskan untuk kembali ke vila.Begitu mereka kembali, Wynn memanfaatkan waktu ketika Philip sedang bermain dengan Mila untuk berlari kembali ke kamar tidur. Dia mengeluarkan USB flashdisk di meja samping tempat tidur.Setelah memikirkannya, dia pergi ke ruang belajar, menyalakan komputer, dan memasukkan flashdisk tersebut.Itu adalah sebuah video.Wynn mengkliknya dengan ekspresi khawatir.Pada saat inilah Philip tiba-tiba masuk sambil membawa obat kehamilan. Dia berkata sambil tersenyum, “Kamu sedang sibuk melakukan apa? Sudah waktunya untuk minum obatmu.”Wynn memaksakan senyumnya dan dengan cepat beralih ke tampilan layar yang berbeda. “Tidak banyak, hanya melihat beberapa angka.”Philip melirik layarnya. Dia melihat USB flashdisk terpasang di komputer tetapi tidak mengatakan apa-apa.Setelah Wynn minum obat, Philip tidak menunjukkan tanda-tanda akan meninggalkan ruangan.Suasana di dalam ruangan itu pun menjadi sedikit

Philip tidak menjelaskan lebih lanjut.Di sini, beberapa penjaga keamanan menerima perintah dan segera bergegas ke kamar tidur. Mereka segera memindahkan semua barang milik Martha dan Charles.Di pintu, sebuah truk dari perusahaan relokasi juga telah tiba. Dalam waktu kurang dari 20 menit, semua barang milik Martha dan Charles telah dikosongkan dari vila.Martha dan Charles berdiri di gerbang vila. Charles menghela nafas dengan emosi dan menggelengkan kepalanya tanpa daya.Martha merasa enggan. Dia menatap vila dengan air mata di matanya dan terisak. “Charles, bicaralah dengan Philip. Aku tidak ingin pindah dari sini.”Namun, Charles tidak mempedulikannya dan menggelengkan kepalanya. Dia berkata, “Ayo pergi. Apa lagi yang kamu mau? Dia sudah mengusir kita. Itu semua karena kamu!”Martha akhirnya bisa tinggal di sebuah vila setelah melalui banyak kesulitan. Dia menolak untuk pergi semudah itu. Dia lalu menyeka air matanya, mengeraskan tekadnya, dan berlari di depan Philip. Dia menekuk