Semua Bab My Dominant CEO (Indonesia): Bab 61 - Bab 70

86 Bab

61. TOLONG BUJUK KEENAN

Giovani. Nama itu benar-benar tak asing di telinga Gladys. Rasanya nama itu sangat familiar di telinganya, tapi seingatnya dia tidak memiliki teman bernama Giovani. Namun, entah kenapa mendengar nama itu membuat hati Gladys sedikit terusik.“Ah ….”Lagi. Gladys merasa kepalanya berdenyut. Dia mencoba menarik napas dalam dan mengalihkan perhatiannya. Dia tidak boleh banyak mengingat. Sebenarnya ada apa dengan dirinya? Kenapa setiap kali dia berusaha mengingat masa lalunya, kepalanya sakit? Bukannya Gladys sudah sembuh dari traumanya?“Kamu kenapa?” tanya Erza, ketika gadis itu baru selesai meeting dengan Dewan Direksi.“Nggak papa, hanya sedikit pusing,” jawab Gladys. Ia kemudian duduk di samping Erza.“Tapi pipi kamu merah,” kata Erza khawatir. Laki-laki itu menyadari ada cap tangan pada pipi mulus Gladys.Buru-buru Gladys memegang pipinya. Memang masih terasa sedikit panas dan sakit. &l
Baca selengkapnya

62. BUNUH AKU

“Pilih! Kamu jujur padaku, atau aku kembali menyiksamu, hah?” Pupil Gladys membulat. Ancaman itu lagi? Lelah rasanya ketika Keenan kembali mengancamnya. Ia kira laki-laki ini sudah berubah, ternyata tidak. Memang sulit, ya, bagi perempuan untuk mengubah sifat pasangannya. “Cepat jawab!” sentak Keenan. Tatapan matanya sangat menusuk, membuat dada Gladys sedikit sakit. “I-iya,” timpal Gladys. “Aku … tadi bertemu dengan Tante Giselle.” Gladys menundukkan kepalnya, dia tak ingin melihat wajah menyeramkan Keenan. Semakin lama dia memandang Keenan, semakin lemas lututnya. Keenan mendengus ketika mendengar jawaban jujur dari Gladys. “Tante? Kalian sudah sedekat itu, ya?” Tangan Keenan kini menarik dagu Gladys. Mau tidak mau, gadis itu mendongak, menatap wajah Keenan. ‘Oh, Tuhan. Kenapa dia selalu tiba-tiba hilang kendali seperti ini?’ Gladys hanya bisa membatin. Badannya kini mulai terasa dingin. Wajah Keenan benar-benar mengerikan. “Ti-tidak
Baca selengkapnya

63. DURI DALAM DAGING

Masalah apa lagi ini? Kenapa tiba-tiba pemilik lahan membatalkan kontrak dan membayar uang penalti yang jumlahnya tidak sedikit? Dan … kemana arsitek itu? Bukannya dia sudah sepakat untuk melanjutkan proyek ayahnya. Keenan merasa dirinya kini dikhianati oleh semua orang yang dia percayai.“Maaf, Mas Keenan semua ini terjadi dengan tiba-tiba. Dua hari lalu semuanya baik-baik saja. Saya masih berhubungan dengan Pak Winalda,” ucap Ikmal dengan nada sesal. Dia tak berani menatap wajah atasannya itu.“Kenapa bisa begitu, hah?” tanya Keenan.Ikmal menggeleng cepat. “Saya juga tidak tahu, Mas,” ucapnya.“Argh!” Laki-laki itu mengerang. Tak lama dari itu ponselnya berdering. Dengan cepat Keenan meraih benda pipih yang sedang tergeletak di atas meja itu. Keningnya berkerut ketika melihat sebuah nama pada layar ponselnya.Pak KhoirulBad Feeling. Keenan langsung mengangkat panggilan itu.&l
Baca selengkapnya

64. LELAKI TUA BERENGSEK

Gladys melihat Keenan penuh luka, tangannya berdarah. Entah apa yang sudah laki-laki itu lakukan. Tapi sungguh, Keenan terlihat sangat kacau sekarang.Gladys meraih tangan Keenan. “Apa yang kamu lakukan, Keenan?” lirih Gladys.Namun bukannya menjawab, Keenan malah langsung memeluk gadis itu. Pelukan itu sangat erat sekali, sampai Gladys tersentak dibuatnya.“Kenapa kamu baru pulang?” tanya Keenan dengan suaranya yang serak.“Eh?” Gladys mendadak diam. Apa Keenan menunggunya pulang? “A-aku ….”“Kamu takut pulang? Maafkan aku,” potong Keenan.Laki-laki itu meminta maaf lagi? Gladys masih belum bisa menebak hati Keenan. Tapi untuk kali ini dia akan memaafkannya … lagi. Gladys pun tak ingin membahas masalah itu saat ini. Karena dibanding dengan dirinya, Keenan kini terlihat sangat menderita.“Maaf aku baru pulang,” timpal Gladys.Keenan membenamka
Baca selengkapnya

65. TIDAK ADA MALING YANG MENGAKU

Kecurigaan Keenan terhadap Adrian kini benar-benar terbukti. Erza memberikan beberapa foto kedekatan Adrian dengan pemimpin dari Salim Grup, yang diduga mencuri konsep proyek ayahnya.“Tiga hari setelah rapat dewan direksi dia bertemu dengan Tendy Salim di sebuah restoran. Kamu bisa lihat Pak Adrian memberikan sebuah amplop cokelat pada Pak Tendy. Kemungkinan itu adalah dokumen proyekmu yang sekarang menjadi proyek dari Salim Grup,” papar Erza. Sedetik kemudian dia bertanya. “Saat rapat, kamu memberikan materi keseluruhan rancangan proyek di Bogor itu?”Keenan tak langsung menjawab pertanyaan Erza. Tentu saja, saat rapat itu dia langsung membeberkan segala bentuk rancangannya. Rahang Keenan mengetat dan dia mengepalkan tangannya kuat-kuat. Sial! Keenan terlalu terburu-buru dan ambisius saat itu.Laki-laki itu segera meraih benda pipih yang ada di saku dalam jasnya. Ini saatnya orang kepercayaan dia yang lain harus menjalankan tugas.
Baca selengkapnya

66. PEMAKAMAN ADRIAN

“Breaking News. Adrian Setyawardhana, mantan pemimpin Wardhana Grup ditemukan tewas terbakar di dalam mobilnya. Mobil sedan hitam tersebut sempat mengalami kecelakaan tunggal di Tol Cipali, sebelum akhirnya mobil tersebut dilahap oleh kobaran api.Dalam kasus ini, supir pribadi Adrian yang berinisial SB ditetapkan menjadi tersangka. Menurut pengkuannya, dia mengemudikan mobil dalam kondisi mengantuk. Dia tak sempat menyelamatkan nyawa Adrian. Saat ini tersangka SB sedang berada di rumah sakit, karena mengalami luka yang cukup berat.”Mata Gladys membulat, dia menutup mulutnya ketika melihat tayangan pada televisi. Dirinya tak percaya bahwa Adrian meninggal dengan cara yang tragis. Buru-buru dia turun dari lantai atas dan menuju ruangan Keenan. Dia ingin memastikan bahwa berita yang baru saja dia tonton itu benar adanya.Sesampainya di ruang kerja Keenan, terlihat laki-laki itu sedang merapikan berkasnya. Gladys buru-buru mendekat ke arah Keenan.
Baca selengkapnya

67. PERAYAAN

“Kita mau ke mana?” tanya Gladys yang bingung.“Makan malam di luar,” jawabnya sambil tersenyum. Ia kemudian langsung mengemudikan mobilnya menuju tempat yang sudah dia pesan.Akhirnya setelah sekitar 45 menit, mereka sampai di sebuah restoran mewah di Jakarta. Gladys hanya bisa terkesima ketika melihat desain interior dari tempat itu, sungguh sangat mewah sekali.Keenan sudah memesan tempat yang memiliki view sangat bagus. Dia ingin merayakan kemenangannya saat ini. Dan hanya ingin merayakan itu bersama dengan Gladys. Laki-laki itu juga memesan makanan yang enak dan mewah. Mood-nya sedang baik malam ini.“Makan sepuasnya sampai kamu kenyang, Dys,” ucap Keenan. Ia kemudian menyantap makanan di depannya.Terlihat Gladys sedikit ragu, terlebih sudah beberapa hari ini sebenarnya nafsu makannya sedang tidak baik.“Kenapa diam saja? Cepat makan, jangan menghancurkan mood baikku,” kata Keenan.
Baca selengkapnya

68. ANCAMAN AIDAN

“Halo, Keenan,” sapa Erza yang kemudian mengangkat telefonnya.Sontak pupil Gladys membulat dan seketika dirinya merasa cemas.“Gladys?” kata Erza lagi sambil melirik ke arah perempuan yang sedang duduk di hadapannya.Gadis itu segera menggeleng dan menyilangkan tangannya. Erza mengangguk, dia paham dengan kode yang diberika oleh Gladys.“Nggak, dia nggak ada hubungi aku,” ucap Erza lagi. Seketika Gladys menghela napas lega. Ah, Erza memang dapat diandalkan.“Iya, nanti kalau ada kabar dari dia aku kasih tahu. Sorry karena ini weekend, aku gak bisa bantu cari. Udah ada janji,” tandas Erza. Kemudian dia mematikan panggilannya.Gladys menatap Erza, dia menunggu laki-laki itu berucap. Sadar sedang ditatap Erza hanya berdeham. “Udah tenang, aku nggak akan cepu. Memangnya kalian kenapa lagi, sih?” tanya Erza penasaran.“Biasalah, aku kadang kesal dengan sikap dia yang angkuh
Baca selengkapnya

69. SEBUAH KEBENARAN

Semakin hari perasaan janggal di hati Gladys semakin kuat. Gadis itu kini mencurigai rekan kerjanya sendiri. Ingin rasanya bertanya suatu hal pada Keenan tentang proyek itu. Tapi … melihat Keenan yang sudah bisa move on, membuat Gladys mengurungkan niatnya. Gladys berpikir dan mencoba opsi lain. Gadis itu menghubungi Ikmal, tapi sayangnya laki-laki itu tak pernah mengangkat panggilannya. Akhirnya dia berpikir untuk mendatangi rumahnya saja. Namun masalahnya Gladys tak memiliki kesempatan untuk berpergian bebas begitu saja. “Keenan,” panggil Gladys di sela-sela sarapan pagi mereka. “Hmm?” Laki-laki itu membalas dengan dehaman. “Mmm … aku akhir-akhir ini kan agak gak enak badan. Boleh aku izin keluar untuk berobat ke dokter?” tanya Gladys. Memang benar hampir satu bula
Baca selengkapnya

70. OPERASI

Lima belas tahun lalu. “Gladys, kamu diam di sini jangan ke mana-mana, ok?” titah seorang perempuan berumur tiga puluhan. Dia menyembunyikan anak semata wayangnya yang masih berumur delapan tahun lalu di sebuah ruang rahasia. Sebenarnya di balik tembok itu ada tempat tidur dan tempat bermain anak itu. Gladys memang biasa bermain atau sekedar tidur siang di tempat itu. Ruangan rahasia itu dibuat sang ayah atas permintaan dari sang putri. Ternyata ruangan itu sekarang bisa berguna juga. Gladys kecil terisak, dia bisa merasakan ketegangan yang ada di sekitarnya. “Tapi … Ma, gimana sama Mama dan Papa?” Brak! “Di mana file-nya, hah?” Terdengar suara sentakan dari ruang sebelah. Sontak Gladys merasa terkejut dibuatnya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status