All Chapters of Menikahi Sang Pendendam: Chapter 31 - Chapter 40
68 Chapters
31. Dua belas tahun lalu
***[Kamp Musim Panas Ketiga, 12 tahun lalu, Barra dan Celine berakhir tanpa pernah dimulai.]Celine menunggu sepanjang tahun untuk menyambut kamp musim panas terakhirnya tahun ini. Ia sudah menerima surat penerimaan beasiswa kuliahnya dari Universitas di Paris. Darimana Celine harus memulai menceritakan kisahnya ya? Ia dan Barra Hutama. Bukan, bukan. Belum. Kisah mereka belum dimulai. Setidaknya ia harus berterima kasih pada Ayah tirinya yang memasukkannya dalam kegiatan Kamp Musim Panas sejak tahun pertama kelas 10. Pada awalnya, Celine memang tidak terlalu menyukai kegiatan alam seperti yang ditawarkan dalam agenda kamp. Ia bahkan kehilangan novel langka kesayangannya yang berjudul Martin Eden hampir terjatuh ke jurang jika Barra tidak menyelamatkan Celine (Bab 24) saat hari mulai gelap.
Read more
32. Pertanyaan di kepala Barra
***Barra menghalau gapaian tangan Celine pada lengannya. Ia tidak memiliki banyak waktu untuk menanggapi drama atau pembelaan Celine terhadap masa lalunya. Wanita itu tidak perlu mengemis maaf atau penjelasan lebih banyak tentang masa lalu mereka.“Jangan sekarang, Celine. Aku harus mengantar kedua orang tuaku.”Celine mengiyakan perintah Barra. Ia dengan patuh mengekor di balik bayangannya. Barra memeluk ibu dan ayahnya. Saat Lenna Hutama melihat Celine yang sedang berdiri di ambang pintu, ibunya terlihat sangat bahagia.“Menantu kesayangan aku,” Lenna merentangkan kedua tangannya dan berharap agar suami dan anaknya memberi jalan agar ia dan Celine bisa berpelukan.
Read more
33. Bukan mimpi (18+)
***“Mama, aku siap berangkat sekolah.” Lola sudah mengenakan ransel bercorak karakter Ariel si Putri Duyung. Wajah kecilnya terlihat sumringah. Gadis kecilnya memutari Celine yang masih minum jus paginya di meja makan.“Kita tunggu Ayah dulu ya. Lola kan belum pamit.”“Ayah lamaaaa,” gerutu Lola. Tidak disangka, Barra hadir di ruang makan masih mengenakan celana training dengan kaos tidurnya. Berkebalikan dengan raut wajah sang putri, Barra terlihat lesu.“Ayah tidak ke kantor?” Barra menggeleng. Ia menepuk kepala Lola pelan seraya mengambil air mineral di atas meja dan meminumnya.“Apa kau sakit, Barra?” Celine be
Read more
34. Apa kau menikmatinya?
***“Barra.” Celine mendorong dada lelaki itu. Meski ia melakukannya dengan kekuatan penuh, Barra hanya beringsut sedikit.Sosok yang ditanya hanya diam. Barra menegakkan tubuh dan berdiri di ujung ranjang. Ia membungkuk seraya mengambil kaosnya di lantai kemudian mengenakannya.Celine terduduk tegang sambil menarik selimut. Menempelkan punggungnya pada sandaran ranjang. “Sedang apa kau disini?” Suara Celine terdengar sedikit panik tapi tidak histeris.Barra tidak menjawab pertanyaan Celine. Ia mengusap kasar wajah dan mengacak rambut hitamnya.Celine bergerak mendekati Barra. Kamisol setali berwarna broken white yang dikenakan memang membuat kulit Celine tampak lebih menarik. Bertumpu pada kedua lutut
Read more
35. Barra pamer istri
***Setelah menjawab pertanyaan Barra dalam perjalanan pulang beberapa hari lalu, Celine berakhir pada lubang penyesalan. Bagaimana bisa ia berkata sejujur itu pada Barra? Bahwa ia, Celine Artha, memang menikmati apa yang telah dilakukan Barra di ranjangnya sendiri.Tapi, nasi sudah menjadi bubur. Celine pun malas menarik perkataannya sendiri. Ann mengetuk pintu ruangan sambil membawa dua kotak berwarna hitam berbeda ukuran pada kedua tangannya. “Ibu Celine, ini ada kiriman kurir.”Celine mengernyit. “Siapa pengirimnya, Ann?”“Saya tidak tahu, Ibu. Ini kartu ucapan dari pengirimnya terlampir di kotak paling atas,” Ann sudah melet
Read more
36. Penolakan tengah malam
***Barra pulang menuju tengah malam diantar asistennya, Jim. Sambil menggenggam penghargaan yang diterimanya malam ini, hati kecilnya bertanya apa segala usahanya selama ini memang sudah cukup baik? Sampai sebuah organisasi menganugerahinya sebuah piala yang menyatakan bahwa ia adalah The Rising CEO di bidang lingkungan.Dirinya mengakui dalam sepuluh tahun terakhir ini, ia berhasil menggiring perusahaan tambang milik ayahnya yang hampir bangkrut menjadi perusahaan pengolahan limbah. Banting setir yang menghasilkan buah manis. Sebuah keberuntungan. ‘Apa bertemu dengan Celine dan terjebak dalam sebuah pernikahan kontrak merupakan salah satu keberuntungannya yang lain?’ Barra membuka pintu kamar Lola dan menemukan
Read more
37. Cekikan Soraya Kusuma
***Keesokannya Celine terbangun dengan perasaan lebih tidak menentu dibanding saat ia berangkat tidur semalam. Ia tahu keputusannya adalah keputusan logis dan tepat. Celine tidak mau menyerahkan dirinya begitu saja pada Barra jika lelaki itu dalam kondisi mabuk dan tertekan. Celine turun ke bawah dan menyiapkan sarapan dan bekal makan siang untuk Lola. Putri kecilnya juga turun dengan bersiul riang gembira.“Mommy.” Lola menghambur dalam pelukan Celine. “Lola sayang, Mommy!”“Aku juga sayang Lola,” Celine mengangkat gadis kecil itu ke pinggang dan mencium ujung kepalanya.“Wah, ta
Read more
38. Hanya ingin kamu
***Barra mengutuk dirinya sendiri. Ia tahu sejak tadi bahwa Celine merebahkan diri dalam kegelapan. Perempuan itu sedang menikmati tubuhnya sendiri dan mungkin menyisipkan sedikit gambaran dirinya sebagai pendorong imaji liar.Menikmati diri bukan hanya milik lelaki. Perempuan juga bisa menikmati dan memuaskan diri sendiri.Barra juga mengetahui pentingnya perempuan untuk bermain dengan dirinya. Walaupun akan lebih baik jika Celine membutuhkan bantuan, Barra selalu siap sedia. Mereka dapat melakukannya dengan logis dan tetap menjaga agar tidak terlibat perasaan masing-masing.Lagipula kalau tidak mengandalkan diri sendiri, bagaimana Celine memenuhi kebutuhan sek*sualnya selama lima tahun terakhir? Apa perempuan itu hidup selibat? Atau justru Celine memi
Read more
39. "Alaric"
***Ini pertama kalinya, Celine menemani Barra mengunjungi salah satu pabrik pengolahan limbah miliknya. Perusahaan Barra mendapat penghargaan bergengsi sebagai perusahaan yang dinilai telah berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan. Jangan bayangkan pabrik pengolahan limbah milik Barra adalah perusahaan yang menerima sampah rumah tangga lalu memanfaatkannya menjadi potongan keset ramah lingkungan atau berbagai bentuk lain yang bernilai ekonomis. Tidak, bukan sama sekali.Perlu dipahami bahwa sampah dan limbah adalah dua hal berbeda. Limbah adalah polutan berbahaya yang dihasilkan dari aktivitas pabrik dan dapat berbentuk cairan atau benda padat yang tidak bisa dibuang sembarangan karena mengandung bahan berbahaya. Sedangkan, sampah umumnya dihasilk
Read more
40. Mulai dari nol
*** Barra masih kesal dengan apa yang terjadi antara dirinya dan Celine beberapa malam lalu.  Bisa-bisanya Celine menyebut nama almarhum suaminya saat mereka sedang bermesraan di atas ranjang. Barra pikir mereka akhirnya akan saling menikmati. Barra sudah menelepon Elle, pengacara Celine yang mengurus semua dokumen surat adopsi Lola dan serah terima aset Alaric. ‘Bagaimana dirinya tidak kesal dengan sahabatnya sendiri, Alaric Kusuma? Pertama, ia mengambil cinta pertama milik Barra dan menikahinya. Kedua, bisa-bisanya Alaric selingkuh dengan perempuan lain hingga memiliki anak diluar nikah dan anak itu kini berada dalam asuhan Barra. Terakhir, Alaric menyusun sebuah wasiat yang mengamanatkan Celine harus menyerahkan setengah warisan pada Lola
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status