Semua Bab The Secret Daddy: Bab 31 - Bab 40
64 Bab
Merayu calon mertua
Aliando yang baru saja tiba di apartemen miliknya, terlihat tengah mengungkapkan amarah dengan membuat ruang pribadinya porak poranda. Apalagi saat membayangkan bahwa pria yang diketahuinya bernama Faqih itu mempunyai nomor Viera.  Tadi setelah Viera selesai berbicara dengan pria yang disebut dewa penolong itu, dia bertanya mengenai bagaimana Faqih bisa mengetahui nomornya. Jawaban dari Viera tadi sebenarnya ingin membuatnya marah karena wanita tersebut dengan sembarangan meminjamkan ponselnya pada pria asing yang beralasan ketinggalan. "Viera ... Viera ... kamu telah sukses membuat aku gila!" Puas meluapkan amarahnya, Aliando melangkah ke arah laci untuk mengambil sebatang rokok, membakarnya perlahan kemudian mengisapnya. Saat dia merasa kesal dan marah, dia melampiaskan semuanya dengan menghisap benda yang mengandung racun dan mungkin akan membahayakan kesehatan seperti anjuran pemerintah yang menyarankan untuk ti
Baca selengkapnya
Sebuah kecurigaan
Setelah Aisyah mengirimkan nomor rekening, Aliando langsung mengirimkan uang 30 juta karena menurutnya, biaya operasi dan perawatan sangat besar. Menurutnya, uang 20 juta tidaklah cukup. Begitu selesai dengan kegiatannya, kaki panjangnya melangkah keluar dari mobil dan tanpa membuang waktu, menuju ke lobby. Suasana perusahaan yang terlihat banyak para staf yang juga baru tiba di perusahaan, tengah berdiri di depan lift dan menyapa dengan sedikit membungkuk hormat padanya. Menunggu hingga pintu kotak besi tersebut terbuka dan mengantarkan mereka ke lantai atas, sesuai dengan ruangannya masing-masing. Aliando yang saat ini sudah masuk ke dalam lift khusus seorang diri, mengingat kejadian saat bertemu dengan Viera pertama kali dan membuat sudut bibirnya terangkat ke atas, membentuk seulas senyuman.  "Rasanya aku saat ini ingin membeli buket seribu mawar merah untuk Viera. Akan tetapi, jika aku melakukan itu, mungkin hu
Baca selengkapnya
Gosip murahan
Beberapa saat yang lalu, Viera tengah berjalan masuk ke dalam lobby perusahaan dan banyak staf yang melihatnya dan tidak hanya itu saja. Dia bisa mendengar para staf wanita yang asyik bergunjing di belakangnya dan menatap seolah dia adalah seorang wanita murahan saja. Refleks dia melirik ke arah pria yang berjalan di sebelahnya dan menghentikan langkahnya karena tidak ingin masuk ke dalam lift bersama orang-orang yang menatap tidak suka ke arahnya. "Aku melupakan sesuatu, Faqih. Seharusnya kita menunggu Aisyah sebelum masuk ke perusahaan. Karena saat aku berjalan denganmu, ada banyak mata yang saat ini mengawasi kita."  Faqih mengerutkan kening saat mendengar kalimat ambigu yang sama sekali tidak dimengerti olehnya. Dia memang melihat para pegawai yang tengah menatap ke arahnya. "Memangnya ada apa dengan mereka? Kenapa memandang kita seperti tidak pernah melihat orang cantik dan tampan saja."  Awalnya, Viera me
Baca selengkapnya
Pergi ke kampung halaman
Posisi tangan Aliando yang sudah berada tepat di depan wajah Faqih, mendadak bergeming begitu mendengar suara bariton pria yang dianggapnya adalah salah satu saingannya untuk mendapatkan Viera. Kali ini, dia benar-benar sangat tidak menyukai pria yang terlihat sangat tenang tapi berbisa saat mengeluarkan suara."Hancurkan saja wajahku sekarang dan akulah yang akan menjadi pemenangnya. Karena pastinya citramu akan semakin buruk di depan Viera," ejek Faqih masih diam tak bergerak dari posisinya.Tentunya dia sangat mengerti akan karakter dari Aliando yang sangat temperamen dan selalu mengandalkan emosi saat menghadapi apapun. "Kamu bukan tandinganku, Aliando."Faqih mengarahkan tangannya untuk mendorong dada bidang pria yang dianggapnya sangat kekanak-kanakan dan merapikan kemeja yang sedikit kusut karena ulah Aliando.Aliando yang langsung terhuyung beberapa langkah ke belakang, kembali digulung amarah hingga membuatnya mengepalkan kedua tangannya, tetapi
Baca selengkapnya
Seperti baru dapat lotre
Faqih yang baru saja keluar dari lift, melihat siluet dua orang wanita yang tak lain adalah Viera dan Aisyah. Awalnya dia ingin memanggil, tetapi tiba-tiba mengingat pesan Viera. Akhirnya dia tidak ingin membuat wanita yang diincarnya itu merasa tidak nyaman dengan pandangan dari para staf perusahaan.  'Apakah Viera sudah memaki pria arogan yang melakukan kebohongan besar dan sangat merugikannya? Sepertinya Viera sudah ilfil pada atasannya yang sangat terobsesi padanya. Akan tetapi, aku merasa dia bukanlah lawan yang sepadan, karena aku akan dengan mudah mendapatkan Viera,' gumam Faqih di dalam hati dan berjalan keluar perusahaan menuju tempat pemberhentian bus. Namun, rasa kecewa dirasakannya saat tidak melihat sosok wanita yang dicarinya. "Kemana mereka? Bukankah tadi baru saja keluar?" Mendaratkan tubuhnya pada bangku panjang yang ada di belakangnya bersama para pegawai perusahaan yang lain. Sebenarnya bisa dilih
Baca selengkapnya
Merasa sangat gugup
Pukul sembilan malam, Aliando baru saja tiba di rumah sakit di mana ayah Viera berada. Perjalanan satu setengah jam naik pesawat dari Jakarta ke Surabaya, belum lagi perjalanan ke kota Viera yang dari Bandar Udara internasional Juanda membutuhkan waktu dua jam ke kota kecil yang ada di Jawa Timur.  Bahkan kali ini adalah untuk pertama dia pergi ke Jawa tanpa berpamitan pada keluarganya demi bisa menjadi sosok calon menantu yang baik di mata orang tua Viera.  Selama di dalam mobil, tadi dia menghubungi nomor yang diberikan oleh Aisyah dan langsung berbicara dengan ayah Viera. Tentu saja setelah memperkenalkan diri sebagai atasan Viera, dia mengetahui bahwa ayah wanita yang digilainya itu akan dioperasi pukul sepuluh malam dan kedatangannya hari ini benar-benar tidak sia-sia karena bisa menunggu proses operasi bersama ibu Viera sampai selesai. Saat ini, kaki panjang Aliando melangkah menyusuri koridor rumah sakit
Baca selengkapnya
Kecelakaan
Supriyan menatap ke arah sang istri untuk menyerahkan semua keputusan pada wanita yang sudah 30 tahun hidup bersamanya karena merasa hanya seorang ibu yang mengerti pada anak perempuannya.    "Menurutmu bagaimana, Bu? Kalian sama-sama wanita dan mungkin bisa mengerti bagaimana perasaan putrimu." Beralih menatap ke arah Aliando yang masih berdiri menjulang di sebelah kirinya. "Aku harap kamu mengerti, Nak Aliando. Bahwa hati tidak bisa dipaksakan." Menatap raut wajah kecewa yang tercipta dari sana.    Dengan tidak bertenaga, Aliando mengangguk perlahan. "Iya, Ayah. Aku mengerti dan itulah kenapa aku aku berada di sini tanpa tahu malu merayu kalian di belakang Viera. Maaf."    Seulas senyum terpatri dari wajah pria paruh baya itu dan mencoba untuk mencairkan suasana penuh ketegangan yang dirasakan. "Akan tetapi, aku memberikan restuku padamu, Nak Aliando. Bukan karena kamu adalah orang yang berasal dari kelu
Baca selengkapnya
Kasta rendahan
Nino yang saat ini berjalan mendekati Viera, tidak lupa untuk membuat wanita tersebut segera ikut dengannya secara sukarela karena sangat menghormatinya. "Tolong ikut saya, Nona. Presdir hari ini benar-benar marah setelah mengetahui cerita sebenarnya dari orang suruhannya."  Awalnya, Viera yang merasa sangat kebingungan dengan kedatangan tiba-tiba dari pria dibalik kesuksesan perusahaan, pikirannya kembali dipenuhi dengan berbagai macam pertanyaan dan praduga di kepalanya.  "Sebenarnya apa yang terjadi, Tuan Nino? Bukankah ini masih jam kerja? Jika saya pergi bersama Anda, nanti gaji saya dipotong. Saya harus membayar utang pada Aisyah, jadi apakah tidak bisa pergi setelah jam pulang kantor?"  Beberapa staf perusahaan yang mendengar perkataan Viera, terlihat menepuk jidatnya masing-masing. Begitu pun dengan sosok pria yang tak lain adalah asisten presiden direktur di perusahaan tersebut.  
Baca selengkapnya
Habiskan makanannya
Aliando yang saat ini tengah makan disuapi oleh salah satu wanita yang merupakan sahabat baiknya semasa kuliah, menolehkan kepala saat mendengar pintu diketuk dan beberapa detik kemudian terbuka. Dia yang sedang makan pun akhirnya tersedak makanan di dalam mulutnya karena sangat terkejut melihat sosok wanita yang sangat dicintainya itu tiba-tiba datang. Sementara dia dari tadi tengah asyik berbincang dengan para sahabatnya semasa kuliah dan tak ketinggalan ada dua mantan kekasihnya yang masih belum bisa move on darinya. "Viera? Kamu datang? Dari mana kamu tahu aku ada di sini?" Viera yang dari tadi mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan terbaik di rumah sakit itu, merasa menyesal saat datang yang tidak tepat. Berada di antara para anak-anak orang kaya yang semakin menjelaskan derajatnya. "Maaf, lebih baik kalian lanjutkan saja. Aku akan datang lain kali." Berbalik badan karena merasa sangat malu dengan penampilan
Baca selengkapnya
Tidak percaya diri
Viera benar-benar menjadi orang lain ketika bersikap sangat manis pada pria dengan mata berkilat yang tengah menatapnya saat dia sibuk menyuapi. Meskipun jauh di dasar hatinya, dia merasa sakit hati atas penghinaan luar biasa dari pria yang tak lain merupakan salah satu pengusaha sukses di Jakarta, yaitu ayah dari pria di depannya. Pria yang dianggapnya sangat sombong dan angkuh itu menyadarkan dirinya hanyalah butiran debu tak terlihat. Mungkin hanya dianggap menjadi kotoran di sepatu mahal mengkilat para konglomerat. Sementara itu, hal yang berbeda dirasakan oleh Aliando saat ini. Dia tentunya merasa sangat senang saat melihat Viera terlihat sangat jauh berbeda dan baik padanya. Kecelakaan yang terjadi padanya malah membawa sebuah berkah tersendiri baginya karena pada akhirnya wanita yang sangat digilainya itu kini mulai membuka hati padanya dengan sikap manisnya. Berbeda dari sebelumnya yang selalu bersikap kasar dan judes."Terima kasih sudah mau
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status