Semua Bab Tuan Muda: Bab 91 - Bab 100
147 Bab
Penerusku
Bab91Usai makan, Welas mengajak Juana ke ruang tamu, untuk berkenalan dengan Wiliam.Juana tidak bisa menghindar lagi, dengan gontai, ia pun berjalan, mengikuti langkah Welas.Namun Juana sedikit merasa lega, sosok Wiliam tidak ada di ruang tamu. Welas yang penasaran pun, menanyakan pada pelayan."Tuan Wiliam ke kamar Nona Aluna."Hati Juana merasakan butir kecemburuan. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Mungkin dengan keadaan ini, Juana bisa memanfaatkannya, untuk menghindari bertemu Wiliam di rumah Welas._____"Ada apa?" Wiliam heran, melihat Aluna yang mengamuk sedari tadi di kamarnya. Melihat Aluna memalingkan wajah, membuat Wiliam sangat kesal."Cih, dasar bayi," ucapnya dengan raut wajah merah. Mendengar ucapan Wiliam, Aluna tersulut emosi kembali."Ya, aku memang anak kecil. Jika aku dewasa dan pintar, aku tidak mungkin mencintai lelaki bajingan sepertimu!" maki Aluna. "Apakah kamu lelaki yang tid
Baca selengkapnya
Cemburu
Bab92"Jonas Welas, apa yang membawamu kemari?" tanya Welas. Ia pun berjalan ke arah keponakannya itu, dan memeluknya dengan hangat."Aku hanya ingin mengunjungimu," sahutnya santai, kemudian ia beralih menatap Juana."Dia Juana," ucap Welas, memperkenalkan wanitanya."Juana Zambora?" tanya Jonas.Juana tersenyum dengan penuh kebanggaan. "Iya, Juana Zambora dari Kota Yuzong." Mereka bersalaman cukup intens. "Wow, wanita hebat dan pandai dalam berbisnis. Kecerdasaan Anda dalam dunia bisnis, sudah di akui dunia," terang Jonas secara berlebihan.Membuat hati Juana kian melayang tinggi ke awan. Namun mendengar suara deheman dari Welas, Juana kembali bersikap elegan."Semua berkat Tuan Welas," kata Juana lagi, mencoba menyanjung Welas, yang wajahnya mulai masam.Namun mendengar pujian indah itu, membuat binar di mata Welas memancarkan cahaya, juga senyuman tipisnya terlihat melegakkan hati Juana."Jo
Baca selengkapnya
Penerus Tunggal
Bab93Juana tidak menggubris sindiran Aluna, dia pun berdiri dari tempat duduknya."Ayah, ini benerankan? Kalau Ayah, akan meresmikan hubunganku dengan Wiliam?""Tentu saja." Welas menyahut cepat. "Malam ini, sebelum Wiliam kembali ke Monarki, Ayah akan mengundang keluarga mereka makan malam.""Yes, I Love You Ayah!" ucap Aluna dengan bahagia.Juana yang melangkah pelan, meninggalkan ruang makan, mendengar dengan jelas rencana Welas.Ia pun menuju kamarnya di lantai 2 dan menutup kamar, kemudian mengunci pintunya. Juana gusar, haruskah dia kalah dua kali? Dalam hal percintaan.Apakah sudah menjadi takdirnya, hidup bersama lelaki tua itu? Ah, Juana bergidik ngeri, jika harus mengingat hal itu.Juana meraih ponselnya, dan mulai mencoba menghubungi Wiliam. Juana terus mencari siasat, untuk menggagalkan rencana Welas malam ini.Sementara itu, di kediaman Wiliam, di Negri Fantasy.Amira, yang merupakan Ibu dari Jonas W
Baca selengkapnya
Perjamuan
Bab94"Wiliam!" seru Amira. Wiliam terkejut, ketika mendengar suara lantang Ibunya."Apa yang kamu pikirkan? Jonas butuh bantuanmu!" ucap Amira."Ah, aku lagi bingung," sahut Wiliam. "Aku butuh waktu," lanjutnya."Tapi malam ini, Welas mengundang kita sekeluarga!" kata Amira."Ibu dan Jonas saja yang datang," sahut Wiliam. Lelaki itupun berdiri dari duduknya. "Aku butuh istirahat," ucapnya lagi, dan pergi begitu saja.Amira menoleh ke arah Jonas. "Ada apa dengan Wiliam?""Nggak tahu, Bu. Aku akan bicara berdua dengannya," jawab Jonas lagi. Ia pun berdiri, dan menyusul Wiliam.Jonas mengetuk pintu kamar, Wiliam masih terpaku, mendengar suara berat Jonas memanggilnya."Buka! Kita perlu bicara empat mata," titah Jonas Welas.Wiliam menatap sesaat jarum jam. Hari menunjukkan hampir sore, Wiliam harus membuat keputusan.Ia pun berdiri dari duduknya, dan berjalan menuju daun pintu, perlahan, ia memutar handle pin
Baca selengkapnya
Pengirim Pesan
Bab95 "Wiliam, bukankah rasanya tidak sopan, ketika aku bertanya, kamu bukannya menjawab. Sebaliknya, kamu malah membuat pertanyaan." "Maaf, Paman. Aku tidak ingin, membuatmu kecewa." Semua menjadi tegang. Amira sudah ketar-ketir, dengan tingkah Wiliam. Sedangkan Jonas Welas, berusaha menahan diri. Ia pun, menyeka pelan keringatnya. "Maksud kamu ini apa?" bentak Welas, lelaki tua itu pun berdiri dari duduknya tadi, dan menatap tajam penuh amarah ke arah Wiliam. "Aku, aku menyukai Aluna begitu dalam. Tapi, dengan jabatan aku di kantor, aku malu, jika bersanding dengan Aluna." Semua menjadi sedikit lega bagi Amira, begitu juga dengan Aluna, yang sudah sangat was-was, dengan emosi Ayahnya. "Jabatan?"  Wiliam mengangguk. "Aku hanya karyawan biasa di kantor Welas Enterprise. Aku asisten Direktur Jonas Welas," terang Wiliam. "Apakah dengan jabatan tinggi, kamu bisa menjamin, Putriku akan bahagia."
Baca selengkapnya
Bertemu
Bab96Di keheningan malam, diiringi desiran angin yang berhembus, melewati Afkar begitu saja. Lelaki muda berperawakan berisi itu, menghela napas berat.Ketika ketua Welas Enterprise, mengumumkan, pertunangan Wiliam Welas dan Aluna Welas, akan diadakan dua hari lagi.Afkar sedikit merasakan sesak dalam dadanya. Membayangkan kebaikan Aluna selama ini kepadanya.Sebagai teman, Aluna tidak pernah membedakan Afkar. Bahkan, dia tidak pernah memandang Afkar dengan rendah.Hal itulah, yang membuat Afkar berat hati, untuk merelakan Aluna, menjadi korban Wiliam.Ia pun berniat dengan tekad yang kuat, akan memberitahukan Aluna, tentang identitas asli Wiliam.Agar, wanita muda nan cantik itu, mau melepaskan Wiliam.Afkar pun membuat janji, di sebuah cafe sederhana di Negri Fantasy.Ia mengirimkan pesan itu, berharap Aluna mau menemuinya.Hati lelaki itu sangat gelisah. Baginya, Wiliam sudah bertindak terlalu jauh, mengorbankan
Baca selengkapnya
Pengakuan
Bab97"Ada apa? Mengapa kalian nampak sedang bertengkar?" tanya Aluna, sembari mendekati kedua lelaki itu."Kenapa kamu ada di sini?" tanya Wiliam, dengan raut wajah tak suka."Memenuhi undangan Afkar," sahut Aluna dengan dingin.Afkar sedikit gemetar, menghadapi tatapan Wiliam yang nampak semakin tajam."Apa tujuan kamu, Afkar? Mengundang kami berdua, di waktu yang berbeda."Afkar terdiam. Mendengar ancaman Wiliam tadi, Afkar sedikit hati-hati dalam menjawab."Afkar!" panggil Wiliam lagi. Aluna pun kini sama, menatap Afkar dengan dingin.Afkar menarik napas dalam. "Aku ingin Aluna tahu, kamu bukan Wiliam kekasihnya.""Oh ...." Wiliam menjawab dengan santai. "Apa itu benar?" tanya Aluna pada Wiliam."Benar, dan batalkan saja pertunangan itu!" seru Wiliam. "Aku sungguh tidak berniat sedikitpun melibatkan kamu dalam hal ini.""Brengsek." Aluna menampar wajah Wiliam. "Kau pikir aku mainan? Kau pik
Baca selengkapnya
Salah Orang
Bab98"Aluna, bukan begitu---" Afkar menghentikan omongannya, ketika melihat sosok Juana, berdiri tidak jauh dari mereka."Apa? Kenapa diam?" bentak Aluna. Suara Aluna yang terdengar lumayan nyaring itu, membuat Juana menoleh ke arah mereka.Afkar memeluk Aluna, dan merubah posisi dirinya, membelakangi pandangan Juana."Diam, ada Juana di pinggir pantai," bisik Afkar, sebelum Aluna berteriak.Untungnya, wanita itu langsung diam."Dia menuju kemari, segera kamu pergi," bisik Aluna balik. Dan Afkar pun, segera berlalu dengan cepat."Aluna ...." Juana mendekat."Hmmm." Aluna bersikap dingin."Aku seperti mengenal lelaki tadi. Siapa dia? Mengapa kalian berpelukan?""Ada apa? Begitu ingin tahu?" Juana tersenyum tipis. "Aku hanya bertanya.""Oh." Aluna menjawab dengan acuh tak acuh."Yasudah, aku mau ketemu klien dulu," ungkap Juana. Namun tidak digubris oleh Aluna.Wanita itu pergi leb
Baca selengkapnya
Gemetar
Bab99"Aku nggak enak badan, kita cancel saja, next time boleh?" "Hhmm." Jonas nampak ragu."Ayolah, aku benar-benar nggak enak badan," rengek Juana. Jurus wanita yang paling jitu.Jonas merasa Juana begitu imut jika tengah manja begini. Tidak heran, ketua begitu tergila-gila padanya. Selain bodynya yang seksi, Juana juga begitu wangi dan pandai sekali menggoda jiwa lelaki. Apalagi, sekelas ketua, yang termasuk golongan lelaki kesepian pecinta daun muda.Hanya bedanya, daun muda model Juana, memiliki nilai lebih di mata seorang Welas. Sebab, selain pintar berbisnis, Juana memiliki ambisi sebagai penguasa. Sebab itulah, Welas begitu erat menggenggam tangan Juana.Namun, lelaki tua itu tidak menyadari, perubahan sikap Juana akhir-akhir ini. Juana yang selama ini, sibuk dengan pekerjaan dan ambisinya, sudah mulai abai dan sering meninggalkan kantornya.Demi, mencari hiburan hati yang lama kosong, dan diri yang lama tid
Baca selengkapnya
Syok
Bab100Welas menatap lekat wajah putrinya yang memohon."Mungkin ini yang terbaik, anakku!" seru Welas nampak berpasrah."Maksud Ayah?" tanya Aluna. Wanita itu kini gemetar, mendengar ucapan Ayahnya."Wiliam meminta untuk, menunda pertunangan kalian," jawab Welas. Lelaki tua itu menghela napas berat."Kenapa?" tanya Aluna, sembari menoleh ke arah Wiliam Welas.Wiliam tidak menyahut, ia pun bangkit dari duduknya dan meminta izin untuk pulang."Tunggu, kita perlu bicara berdua," pinta Aluna dengan tegas.Wiliam hanya menatap sesaat, kemudian mengangguk.Aluna melangkah lebih dulu, menuju keluar istana Welas.Diikuti Wiliam di belakangnya. Sedangkan Welas, hanya bisa menghela napas berat."Ada apa?" tanya Wiliam, ketika mereka sampai di taman istana.Aluna berdiri, tidak jauh jarak mereka berdua."Jangan tunda pertunangan ini," pinta Aluna."Kenapa? Apa kamu tidak benci denganku? Aku ini seo
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
15
DMCA.com Protection Status