All Chapters of Love in The Game (INDONESIA): Chapter 91 - Chapter 100
131 Chapters
Destroy the Signal
“Terlalu banyak gambar di dalam sini, Leon,” kata Claire sambil terus mencari ke sekeliling. Mereka harus melakukannya dengan cepat sekarang. Siapa yang tahu Boston Hopkins dapat memulihkan sistem dengan cepat.“Oh aku lupa memberitahumu sesuatu,” jawab Leon.“Ya ampun, Leon. Apa itu?” tanya Claire.“Aku telah memberikan sensor di kacamata yang kita kenakan. Gambar yang kita cari akan berpendar,” jawab Leon.“Itu jauh lebih mudah,” kata Claire.                                                Claire mulai mencoba bergerak lebih cepat, mencari sesuatu yang berpendar. Tentunya akan lebih menonjol dibandingkan yang lainnya. Namun, terlalu banyak gambar yang
Read more
The Firewall Lions
“Bisakah kita keluar sekarang?” tanya Claire sekali lagi.Ia sudah hendak mengangkat helm permainan yang dipakainya untuk segera keluar dari game, tapi Leon mencegahnya.“Jangan!” seru Leon.“Kenapa?” tanya Claire.“Tidak bisa keluar sekarang. Jika kita keluar sekarang, segalanya kembali dari awal seolah tidak terjadi apa-apa. Selain itu, kita bisa kehilangan kesadaran kita, sebab kita sedang mengacaukan algoritma, termasuk algoritma yang sedang mengatur kepala kita sekarang,” jawab Leon.“Jadi kita harus melawan singa-singa ini dengan tangan kosong?” tanya Claire.“Sepertinya begitu,” jawab Leon.Tiba-tiba singa-singa itu menyerang ke arah mereka. Kotak-kotak hitam yang membentuk tubuh mereka itu kini seluruhnya berpendar kemerahan. Leon membawa Claire melompat cepat ke atas, menghindari terjangan delapan singa tersebut.“Aku pikir aku tahu apa yang
Read more
Saving Leon
Claire terbang menuju naga laut yang masih melayang-layang itu. Naga itu melihat Claire dengan marah. Ia terbang mendekat ke arah Claire sambil hendak membuka mulutnya. Claire sudah bersiap-siap hendak masuk ke dalam mulut yang menyemburkan api itu. Namun tiba-tiba, tubuh naga itu berkedip-kedip tak karuan. Mata Claire melebar. Mungkinkah algorithma yang mengatur naga ini juga terganggu?“Hey! Naga jelek!” seru Claire berusaha membuat naga itu marah dan menyemburkan api.Namun alih-alih marah, naga itu malah mengatupkan mulutnya lalu terbang berputar-putar tidak karuan. Ia terbang dengan panik sambil menggeram-geram tak karuan. Naga itu kemudian terbang semakin rendah.“Tidak! Kembali!” seru Claire saat menyadari bahwa naga itu hendak kembali ke dalam air.Claire terbang cepat mengikuti naga laut itu, sebelum ia kembali ke dalam air. Dengan segenap kekuatannya Claire meninju rahang naga itu hingga ia terpental kembali ke udara. Cla
Read more
Succeed
“Pergi! Firewall sialan!” seru Claire sambil melemparkan gambar-gambar yang tersisa. Kini ia mulai menendang dan memukul firewall itu hingga terpelanting, tapi jumlah mereka terlalu banyak. Claire tidak mungkin mengalahkan semuanya. Leon mulai panik. Titik hitam celah itu tidak juga membuka.“Leon...” ujar Claire, berharap Leon sudah bisa mendapatkan ide bagaimana caranya agar bisa keluar dari sini.“Shit!” seru Leon saat melihat mereka sudah benar-benar terdesak.Kaki Claire yang menendang-nendang kini mulai terkena efek serangan firewall itu. Sebagai virus yang menyelusup masuk, serangan firewall untuk menghapus virus sudah mulai terjadi pada mereka. Kini kaki Claire mulai hilang hingga bagian pergelangannya. Leon tidak tahu apa yang harus dia lakukan, jadi ia mengambil sembarang program lalu memukulkannya ke titik hitam yang tertutup itu, berharap bisa membuka celahnya dengan paksa.Ruang algorithma itu tiba-tiba ber
Read more
Chasing Boston
“Okay, do your thing. Setelah itu beristirahatlah dulu. Aku tidur duluan ya,” kata Claire sambil menguap. Setelah semua yang terjadi, tubuh Claire terasa sangat lelah. Leon tidak menjawab, ia membiarkan Claire tidur duluan. Sementara mata dan tangannya yang lelah itu ia paksa untuk memeriksa semuanya.Rasanya baru saja Claire memejamkan mata, ia sudah merasakan Leon berbaring di sampingnya. Claire terlalu lelah untuk membuka mata, ia membiarkan Leon berbaring di sampingnya.“Claire...” bisik Leon.“Hmmm?” tanya Claire tanpa membuka matanya.“Kita akan menang,” ujar Leon.“Hmmm...” jawab Claire lagi. Pikiran Claire melayang, tapi saking lelahnya pikirannya tercampur dengan mimpi.*** Saat Leon membuka matanya, hari sudah pagi dan punggungnya terasa amat sakit. Claire sudah tidak ada di sampingnya, tapi aroma masakan sudah tercium. Sepertinya wanita itu sudah mema
Read more
Straight to The Lion
Saat suara langkah-langkah kaki tak diundang terdengar malam itu. Claire dan Leon sudah tahu siapa yang datang. Mereka bisa melewati sekuriti ketat di gerbang utama villa milik Leon tersebut. Leon dan Claire sudah berada di dalam kamar, tertidur. Leon dengan posisi telungkup dan Claire di sebelahnya berbaring miring.Orang-orang berbaju hitam itu tidak berbicara sama sekali. Dengan cepat dan efisien, mereka membius Claire dan Leon, kemudian mengikat tangan, kaki dan mulut mereka hingga ke belakang kepala. Kepala mereka kemdian dikarungi dan dimasukkan ke dalam bagian belakang mobil van hitam dengan kasar.Saat terbangun, Claire dan Leon sudah berada di sebuah ruangan dengan posisi terikat di kursi. Mata mereka menyipit karena silaunya cahaya lampu yang disorotkan ke arah mereka, sementara sekeliling mereka amat gelap. Leon mengaduh kesakitan, sebab punggungnya yang masih terluka bakar itu berdarah lagi dan kini menempel erat ke sandaran kursi. Tangan mereka terikat ke
Read more
The Red-Haired Fox
Leon bekerja tanpa suara. Hanya jari jemarinya saja yang membuat bunyi-bunyian saat menyentuh keyboard komputer. Fox dan tiga orang lainnya duduk di belakang Leon untuk mengawasi apa yang ia kerjakan. Para bodyguard datang dan pergi, ikut memperhatikan meskipun tidak mengerti apa yang sedang dilakukan Leon.Sekilas, Leon memang terlihat seperti sedang memperbaiki The Myth. Tapi tidak, ia tidak sedang melakukan itu. Leon memasukkan sesuatu ke dalam program The Myth, langsung pada server inti dari game itu. Tidak ada yang tahu kecuali Fox. Mata jeniusnya bisa menangkap sesuatu yang tidak biasa pada algorithma yang dimasukkan Leon ke dalam The Myth. Meskipun paling muda, Fox tidak bisa Leon tipu begitu saja.“Apakah masih lama?” tanya salah seorang hacker sambil menopang dagu di atas salah satu meja kaca.“Biarkan dia bekerja, Tom. Main kartu saja bersama kami,” kata dua yang lain.Leon hanya melirik dan melihat kini hanya Fox yang ma
Read more
The Fox's Past
“Bawa aku keluar dari sini, Leon. Aku berjanji akan membantumu,” kata Fox lagi sambil kembali ke tempat duduknya. Leon hanya memandanginya dari tempat duduknya, masih berusaha mencerna kata-kata Fox barusan. Leon sama sekali tidak menyangka Fox akan berkata begitu. Sementara itu, Fox sudah berpura-pura bermain game di handphonenya.“Aku harus beristirahat dulu,” kata Leon sambil berdiri dari kursinya. Para bodyguard hanya bisa memandangi Leon, sebab mereka ditugaskan untuk membuat Leon merasa nyaman selama bekerja. Leon dengan acuh berjalan menuju kamar tempat Claire dan ibunya ditempatkan.“Apa yang gadis itu katakan, Leon?” tanya Claire dengan tatapan penasaran begitu Leon masuk ke dalam kamar.“Hanya bertanya soal algorithma yang kumasukkan,” jawab Leon sambil duduk di hadapan Claire. Ia menatap Claire sambil mengambil secarik kertas di atas meja. Leon kemudian menuliskan sesuatu di atasnya sambil menutupinya de
Read more
The Fox's Past (Part 2)
“Jangan dilepas dulu,” kata Fox yang masih berada di samping Leon. Masih ada hal yang ingin ditunjukkan Fox pada Leon.Ingatan Fox yang dilihat Leon pun berganti, kini Leon melihat Fox berada di dalam sebuah ruangan terang di depan layar monitor besar dan keyboard. Fox kelihatannya sudah lebih besar dibandingkan sebelumnya. Tangannya yang mungil kini terlihat lebih panjang dan kurus. Jari jemarinya menari-nari di atas keyboard.Boston Hopkins masuk dari pintu di belakangnya, Fox bisa melihatnya dari bayangan di monitor komputernya yang besar itu.“Sudah selesai, Lana?” tanya Boston.“Belum,” jawab Fox.“Apa yang membuatnya begitu lama?” tanya Boston dengan nada meninggi.“Aku sedang berusaha. Dan jangan panggil aku Lana, aku Fox,” jawab Fox.“Terserah padamulah! Tidak ada makan siang jika belum selesai. Aku memerlukan alat itu untuk siang ini!” seru Boston.
Read more
Mission Start
“Aku akan mencoba mempercepat prosesnya!” seru Fox sambil mulai mengetikkan sesuatu di atas keyboard.“Hati-hati, jangan sampai kamu mengacaukan semuanya!” seru Leon.“Apa sebenarnya yang kalian lakukan?” tanya salah seorang bodyguard. Baik Claire maupun Leon tidak menjawab pertanyaannya. Leon melirik lagi ke layar monitor, persentasenya maju dengan sangat lambat. Ini suatu program yang sangat berat, tentu saja tidak akan secepat itu. Masih delapan puluh lima persen dan loading.“Hentikan apapun yang kalian kerjakan!” seru bodyguard itu sambil mengarahkan pistolnya ke arah Leon. Semua bodyguard yang lain melakukan hal yang sama.“Atau apa? Kalian tidak bisa membunuhku, bukan? Itu tidak mungkin terjadi,” jawab Leon.Para bodyguard itu terdiam, tahu bahwa apa yang dikatakan Leon itu benar adanya.“Tapi kami bisa membunuh dia,” jawab bodyguard itu sambil mengarahkan pistol
Read more
PREV
1
...
89101112
...
14
DMCA.com Protection Status