Semua Bab Mysterious CEO: Bab 71 - Bab 80

83 Bab

Bab 71. Mengajak Menikah.

Mata Eduardus berkaca-kaca. "Ya, Tuhan. Seandainya waktu bisa diulang, aku tidak akan pernah menjahatimu, Dean. Sumpah." Dean tersenyum samar. "Justru aku bersyukur kau menjahatiku, Eduardus. Berkat sikapmu yang jahat itu aku bisa bertemu dengan Kensky." Tawa bahagia pun terdengar dari suara Dean, Eduardus dan Mr. Pay. "Tapi aku minta kau jangan dulu memberitahukan hal itu kepada Kensky, aku ingin memberi kejutan kepadanya," tambah Dean. "Kau tenang saja, Nak. Sekarang, apapun yang kau perintahkan akan kulaksanakan." Mr. Pay dan Eduardus kembali tertawa. Sedangkan Dean dengan tatapan bahagia menatap Eduardus yang kini mengeluarkan air mata karena bahagia. *** Aktivitas kantor yang cukup menguras tenaga membuat tubuhnya berkeringat. Berendam air panas ditemani scent white jasmine dari produk Lucerna membuat Kensky merasa nyaman. Saking nya
Baca selengkapnya

Bab 72. Melarang Kensky.

"Laki-laki itu." "Oh, pantasan saja dari tadi aku menghubingimu tidak bisa." Kensky tahu Dean sedang sensitif karena kecemburuannya terhadap laki-laki lain. Tapi demi menjaga hubungan mereka, mau tidak mau ia harus jujur kepadanya. "Tadi begitu selesai bicara denganmu, tiba-tiba dia menghubungiku. Padahal sudah sekian lama dia tidak menghubungiku, tapi malam ini dia kembali meneleponku." "Apa yang dia katakan?" Kensky bergerak dan duduk di kursi. "Dia mengajakku menikah." Dean diam cukup lama. Dan hal itu membuat Kensky khawatir. "Kau menerima lamarannya?" "Aku belum memberi keputusan. Hanya saja ... aku mengajak dia bertemu." "Untuk apa?" Nada Dean terdengar tidak senang. "Aku ingin mengatakannya secara langsung, siapa yang akan kupilih di antara kalian berdua sebagai calon s
Baca selengkapnya

Bab 73. Kecelakaan.

Kensky pun segera menyudahi mandinya. Dengan cepat ia membilas diri kemudian kembali ke kamar. Ia meraih ponsel di atas nakas, mencari kontak Ceo kemudian mengiriminya pesan. "Aku tunggu kau di kantor Kitten Group jam dua belas siang. Jika ada yang melarangmu masuk, bilang saja kau sudah buat janji temu denganku." Selepas mengirim pesan itu Kensky menekan lama tombol samping untuk mengnon-aktifkan ponselnya. Zet! "Maafkan aku, Dean. Maafkan aku. Aku terpaksa melakukan ini." *** Di dalam gedung kantor yang tinggi, Dean baru saja menyelesaikan pekerjaannya. "Matt?" "Iya, Bos?" "Hubungi Eduardus, katakan aku akan mengajaknya makan siang." "Siap, Bos." Sambil menunggu sang supir menghubungi calon mertua, Dean menyandarkan kursi sambil menatap layar ponsel. Beg
Baca selengkapnya

Bab 74. Kepedulian Eduardus.

Mendengar nama anaknya disebut membuat Eduardus terkejut. Tapi mengingat Mrs. Stewart adalah pemilik perusahan di mana Kensky bekerja, Eduardus pun tahu kenapa wanita itu sampai mengenali anaknya Kensky.   "Sudah, Nyonya. Tadi saat nona Kensky menghubungi kontak tuan Dean, aku yang mengangkat dan memberitahukan keadaan tuan."   "Ya, ampun ... dia pasti sangat khawatir."   Melihat ekspresi Mrs. Stewart membuat Eduardus terharu. Itu artinya wanita itu sangat memperdulikan kondisi anaknya.   "Nyonya, sebaiknya Anda duduk dulu," kata Eduardus.   Mrs. Stewart menatapnya. Dan tepat di saat itu pintu ruangan operasi terbuka.   Clek!   Mrs. Stewart-lah orang yang lebih dulu bergerak dan menghampiri para petugas medis yang baru saja keluar dari ruangan itu. "Bagaimana keadaan putra saya, Dokter?"   Dokter muda itu tersenyum ke
Baca selengkapnya

Bab 75. Rahasia Keluarga Kensky.

Tanpa berkata apa-apa lagi Kensky pun langsung berdiri dan memeluk Dean. "Aku juga sangat merindukanmu." "Cium aku," kata Dean. Kensky melepaskan pelukannya dan menatap Dean. "Cium?" "Iya." Kensky mendunduk dan mencium dahi Dean. "Sudah." "Bibir." Wajah Kensky berubah merah. "Ini rumah sakit, Dean. Kalau perawat datang dan memperkogi kita, bagaimana?" "Ini sudah larut, mereka tidak akan datang." "Tapi___" "Sudah, cepat. Jangan membantah." Dengan malu-malu Kensky pun mendudukkan tubuhnya di atas ranjang. Perlahan ia menunduk kemudian mencium Dean. Lelaki itu tak hanya diam. Tangan sebelahnya terulur dan menehan kepala Kensky lalu membalas ciuman Kensky. Ciuman yang awalnya hanya sebuah kecupan lembut, berubah menjadi lumatan yang penuh perasaan.&nbs
Baca selengkapnya

Bab 76. Rahasia Besar.

"Dean, kumohon kabulkanlah permintaanku ini . Mungkin bagimu ini sangat tidak mungkin, tapi hanya kamulah orang yang kupercaya. Kumohon, Dean. Berjanjilah padaku bahwa kau akan menikah dengan Kensky. Hanya kau laki-laki yang kupercaya untuk menjaganya. Aku tak peduli kau mau atau tidak, pokoknya yang aku tahu Kensky harus menikah denganmu. Aku tak peduli bagaimapun caramu mendapatkannya, pokoknya kau harus menikahinya. Dan aku harap setelah membaca surat ini, kau mau berjanji dan melakukan apa yang sudah aku minta. Bertanda tangan, Barbara Stewart." Zet! Lagi-lagi Kensky terkejut. "Nama belakang mami Stewart?" "Iya." "Sumpah, selama ini aku tidak tahu nama belakang mami. Yang aku tahu nama mami hanyalah Barbara Oxley." Dean mengusap pipi Kensky. "Kau ingat wanita yang kuceritkan padamu tempo hari ... wanita yang telah menolongku di depan tokonya?" "Iya."
Baca selengkapnya

Bab 77. Penyebab Kematian Barbara.

Ekspresi Dean langsung berubah. "Saat malam ulangtahunmu yang ketujuh tahun, ibumu menemuiku waktu itu." Kensky tampak berpikir. "Kalau itu aku ingat, tapi mami tidak bilang kalau mau ke mana." "Malam itu dia datang untuk meramaikan acara yang aku, kakek da nenekmu laksanakan demi memperingati hari ulangtahunmu. Jadi setiap tanggal lima belas juni, kami merayakan ulangtahunmu tanpa kau ketahui." Mata Kensky kembali berkaca-kacaa. "Benarkah?"Dean tersenyum. "Iya. Dan saat itulah kami sepakat membuat ulang tahun Kitten Group tepat di tanggal yang sama dengan tanggal kelahiranmu." "Ya, Tuhan. Jadi barusan peringatan itu bukan karena ulang tahun kantor?" "Iya, tapi peringatan untuk tanggal kelahiranmu. Dan itu tidak ada yang tahu kecuali aku dan semua keluargamu." Kensky kembali menangis. "Aku tak menyangka, ternyata keluarga mami tidak pernah melupakanku
Baca selengkapnya

Bab 78. Pertemuan Keluarga.

Seminggu pun berlalu. Kensky yang seharusnya sudah kembali ke Eropa akhirnya tertunda akibat permintaan Dean. "Aku terlalu lama di sini. Kalau aku lebih lama lagi, yang ada pekerjaanku semakin tertunda. Aku tidak mau meskipun kau pacarku, tapi melalaikan tugas sebagai karyawanmu." Dean tersenyum sayang. Saat ini mereka sedang berada di restoran langganan sambil menikmati makan siang. "Kau tidak perlu khawatir, aku sudah menghubingi Mr. Bon dan menyuruhnya untuk menangani semuanya. Kau tenang saja." "Aku tidak ingin mereka menganggap aku dispesialkan olehmu, Dean. Aku tidak ingin mereka menilai bahwa kau membeda-bedakan karyawan." Lelaki itu menyudahi makannya. "Kenapa kau harus khawatir? Kau kan memang orang yang spesial bagiku dan Kitten Group. Hanya saja mereka tidak tahu bahwa kaulah pemilik Kitten Group yang sebenarnya, bukan aku." Kensky menatap haru. Perlahan ia meraih sebe
Baca selengkapnya

Bab 79. Menyerahkan File.

Dengan perasaan sedih dan bahagia Eduardus mengangguk. Ia bahkan tak bisa mengeluarkan suara, akibat air mata yang kini membasahi pipinya. Mata Kensky ikut berkaca-kaca. "Apa itu artinya Papi menerima lamaran ini?" Eduardus menarik cairan hidungnya. "Tentu saja. Tentu saja, Sayang. Papi menerima lamaran Dean merestui hubungan kalian." Dengan cepat Kensky beranjak dari sofa dan mendekati ayahnya. Mereka saling berpelukan dan menangis bersama. "Terima kasih, Pi. Terima kasih karena Papi telah mengijinkan Dean menjadi suamiku." Mrs. Stewart ikut menangis. Dalam hati ia bertanya-tanya, "Jika Eduardus tahu kalau Kensky adalah cucu kandungnya, apakah dia akan menerima Dean sebagai suami Kensky?" Dean yang duduk sambil menatap mereka pun sama pemikiran. Ia bertanya-tanya dalam hati, "Seandainya Eduardus tahu aku punya hubungan dengan keluarga Barbara, apakah dia akan menerima lamaranku
Baca selengkapnya

Bab 80. Meminta Tips.

Mata Dean berubah sayu. Perlahan ia mulai membuka kancing kemeja Kensky hingga semuanya terlepas. Setelah semua kancing terlepas, ia membuka lebar kemeja itu hingga terlihat bagian suburnya yang tegas. Perlahan Dean membenamkan wajah di sana untuk menghirup aroma di balik pelindung tipis yang masih melekat di tubuh Kensky. Gadis itu mendesah saat Dean menyentuh bagian itu dengan lidahnya. "Dean ...." Lelaki itu mendongak menatap wajah Kensky. Tangannya perlahan menyusup ke balik punggung untuk membuka pengait yang menghalanginya. Kensky pasrah dan sama sekali tidak mengalihkan pandangan dari wajah Dean. "Aku ingin sesuatu yang beda di malam pengantin kita nanti." Tepat di saat itu pengait bra gadis itu terlepas. Sambil mengangkat pelindung itu dengan pelan ia berkata, "Kau ingin apa?" Dean menunduk dan mencium pucuknya yang berwarna cokelat. Kensky memejamkan mata sambil mengusap
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status