Semua Bab 200 Hari Menjerat Pebinor: Bab 21 - Bab 30
38 Bab
21. Let's Play Your Game, Jey!
"Nona muda anda cantik sekali malam ini," puji seorang maid yang kini tengah berdiri di samping Cherry. "Jadi, aku terlihat cantik hanya malam ini saja?" Celetuk Cherry berpura-pura marah, padahal hatinya ingin meledak karena pujian itu. "Bu-bukan begitu, Nona. Tapi malam ini kecantikan anda seakan bertambah berkali-kali lipat," ujar maid yang mengurus Cherry sejak kecil itu. Melihat bagaimana raut ketakutan seperti itu lantas membuat Cherry terkekeh pelan. Dan mendengar pujian yang diberikan membuat Cherry tersipu malu. Sangat jarang sekali sebenarnya ia memakai sebuah dress berwarna pink pastel dengan model potongan bahu pendek seperti ini. Dress yang ia pakai malam ini benar-benar memberikan kesan anggun dan elegan secara bersamaan. Pada dasarnya Cherry kurang menyukai dress seperti ini, ia lebih suka memakai celana jeans panjang dengan motif robek-robek di bagian lutut atau pahanya. Namun malam ini, ia sengaja memakai dress cantik ini demi acara makan malam perdananya bersama
Baca selengkapnya
22. Malam Terindah
Di sebuah kamar hotel dengan fasilitas lengkap dan terlihat mewah itupun tampak seorang pria tengah menatap ponselnya berkali-kali. Menunggu notif berisik yang biasanya selalu ia terima setiap harinya, namun semua itu seakan lenyap sejak ia datang ke Jepang. Duduk menyila di sofa sembari menatap lurus ke arah ponsel yang berada di atas meja itupun, Jenaro tampak menunggu dengan serius. Ia tampak menyandarkan punggungnya pada sofa sembari melipat tangannya, namun kaki kirinya tak bisa berhenti untuk bergetar. Seperti resah dan gelisah serta harap-harap cemas ia menunggu seseorang yang ia harapkan menjauh darinya itu mengirim pesan padanya. Hingga tak beberapa lama kemudian layar ponselnya menyala, sebuah notifikasi pesan masuk tampil di layar. Dengan gerakan cepat, Jenaro pun terduduk tegap, tangannya meraih ponselnya lalu membuka ponselnya. "Sialan!" Maki Jenaro sembari melempar ponselnya ke sofa sebelahnya. Pria itu tampak kecewa dengan notifikasi itu yang ternyata berasal dari ope
Baca selengkapnya
23. Miss Her?
Pagi ini terasa cerah sekali bagi pria tampan yang tengah rapi dengan setelan jasnya. Sedari tadi senyumnya tak berhenti mengembang bahkan sesekali ia bersiul senang. Sembari memasuki gedung yang memiliki puluhan lantai itu, Jemian tampak riang sambil memutar-mutar kunci mobilnya. Ya, pria itu terlihat sangat bahagia hari ini. Alasannya simpel, karena sumber ke-frustasiannya tidak datang ke kantor hari ini. Siapa lagi jika bukan pamannya yang menyebalkan itu. Karena Jenaro tengah pergi ke luar kota, jadi Jemian bisa bersantai hari ini.Masih memasang senyum yang secerah mentari itu kini Jemian sudah berada di depan pintu yang bertuliskan 'Presdir Room'. Tidak ada pamannya, yang artinya ia bebas mengusai ruangan ini bukan? Bersantai dengan bermain game seharian adalah motto Jemian hari ini. Membuka pintu ruangan dengan semangat yang menggebu lantas Jemian pun terkejut bukan main. "OUHHH.. SHIT!" Umpat Jemian tanpa sadar, pria manis itupun terkejut sampai memundurkan tubuhnya meliha
Baca selengkapnya
24. She's Angry
Mengikuti permintaan Jenaro nyatanya tak semudah itu bagi Cherry. Berkali-kali gadis manis itu tampak mengerang sana-sini menahan diri untuk tidak menghubungi pria itu terlebih dahulu. Biasanya ia akan mengirim beberapa spam meskipun hanya balasan singkat yang ia terima. Pikirannya sudah kacau, mengingat jika pria yang ia sukai tengah menghabiskan waktu bersama kekasihnya. "Brengsek!" Umpat Cherry berkali-kali.Bisa saja ia menyusul Jenaro ke Jepang saat ini juga, namun ia sudah bersikap sok keren di depan Jemian. Sangat memalukan jika ia melanggar ucapannya sendiri bukan? "Sialan, kenapa aku harus mengatakan hal itu?" Erang Cherry kembali, menyesali sikapnya. Nyatanya rasa rindu itu terlalu berat untuk sekedar ia acuhkan. Cherry Naomi tampak menggigit bibirnya kecil. Lalu tak lama kemudian ia pun berdiri. "Sudah cukup! Aku tidak tahan!" Ujar Cherry sembari menggeram. Lantas ia pun berdiri dari duduknya, berjalan cepat menuju ke arah walk in closetnya lalu mengeluarkan satu koper
Baca selengkapnya
25. Hampa
Cherry benar-benar membuktikan ucapannya, selama dua minggu ini dirinya tak menampakkan diri dihadapan Jenaro sama sekali. Jangankan menampakkan diri, mengirim satu bait pesan pun tidak. Seharusnya Jenaro merasa senang dengan hal itu bukan? Wanita yang selalu ia anggap sebagai lalat pengganggu itu telah hilang. Namun kenapa rasanya justru berbeda? Sudut hatinya terasa kosong.Perasaan yang yang tak penuh itu pada akhirnya berdampak pada pekerjaannya. Mencoba fokus pada pekerjaan untuk mengabaikan perasaan sialan yang mengganggunya itu, namun Jenaro justru terlihat kacau. Sempat beberapa kali ia membuat kesalahan pada pekerjaan yang sudah ia geluti selama bertahun-tahun itu. Bahkan beberapa karyawannya juga terkena dampak dari perubahan keadaan emosionalnya itu. Sampai Jemian pun tak berani mendekat ataupun sekedar melayangkan candaan pada pamannya itu.Beberapa malam terakhir ini Jenaro justru memilih menginap di kantornya, daripada pulang ke rumah ataupun apartemennya. Memang benar
Baca selengkapnya
Hi, ini author
Halo kakak-kakak baik hati yang sudah membaca dan menunggu cerita ini. Ini pertama kali aku menyapa kalian yaa^^ Jujur aja, aku mengalami writer blok untuk Cherry dan Jenaro hampir setahun;( beneran blonk nggak ada ide buat lanjut dan permasalahan di RL (real life). I'm so sorry :( Tp yang bikin terkejut, setelah aku update ternyata masih ada yang menunggu ╥﹏╥ I'm so grateful for u all ♡ Mari kita lanjut sampai tamat ya:) jangan menghilang >_♡♡♡♡♡ Follow akun instagr*m ku juga di @babgbunluv._ masih baru, masih sepi. Follow ya, biar nggak berdebu ˚‧º·(˚ ˃̣̣̥⌓˂̣̣̥ )‧º·˚ wkk, enggak deh bercanda. Sampai jumpa di chapter selanjutnya. Yang mau baca Jenaro nge-reog coba cung dulu ☝
Baca selengkapnya
26. Valerie Room
"DAMN!"Seorang gadis cantik yang memakai setelan baju kerja itu tampak memekik dengan mata serta mulutnya membuka lebar ketika melihat bagaimana kondisi kamarnya terlihat begitu berantakan. Terdapat banyak camilan yang berceceran di lantai serta kasurnya. Serta seorang gadis lain yang tampak tak peduli dengan keadaan sekitarnya itu. Ia masih asik melihay ke arah layar smart TV milik Valerie Aurora. "Holy shit! What are you doing, Cherry Naomi?" Ujar Valerie yang masih menganga lebar. Seketika kepalanya berdenyut nyeri melihat kekacauan ini. Sialan! Apakah seseorang yang patah hati terlihat begitu berantakan seperti ini? Pikirnya dalam hati. "Kau buta?" Ujar Cherry sembari menatap ke arah Valerie yang baru saja pulang dari kantornya. Ia tampak tenang sembari memakan snack ringan itu. "Aku sedang menonton sebuah kartun," balasnya seakan tak peduli. "Ingin bergabung? Lihat Tom dan Jerry itu sangat lucu!" Ujar Cherry sembari terkekeh melihat kartun di depannya. Valerie sontak berdeca
Baca selengkapnya
27. Red Dress
Balutan tuxedo mewah itu tampak terpasang pas di badan tinggi dan tegap milik Jenaro Rafandra. Didampingi Jemian, pria itu tampak begitu gagah ketika sepatu pantofelnya memasuki sebuah gedung yang dihias mewah untuk memperingati hari pernikahan si pemilik acara. "Selamat atas hari pernikahan ke-26 tahun kalian, Tuan Johnson dan Nyonya Grace." Ujar Jenaro sembari mengulurkan tangannya pada sang calon mertua. Bersama dengan senyum lebar menyambut kedatangan sang calon menantu tentu saja Tuan Johnson begitu senang sembari membalas uluran tanganku bahkan sampai merangkul Jenaro. "Bukankah sudah ku katakan, panggil kami dengan Papa dan Mama, Jenaro!" Ujar Ayah Cherry dengan mata tuanya yang teduh. Tersenyum tulus, lantas Jenaro pun membalas, "Um, maaf. Aku hanya perlu membiasakan diri lagi," ujarnya terdengar agak canggung. Tentu saja, moment antara dua orang penting di dunia perekonomian ini tak lepas dari kilatan kamera yang berlomba-lomba mengambil foto mereka. "Maaf, jika ayahku
Baca selengkapnya
28. Her Mom
Pesta malam ini sangat meriah, jamuan yang tersaji dimasak oleh chef-chef terkemuka, hingga beberapa jenis Champagne yang disajikan merupakan minuman beralkohol dengan stok terbatas, tentu saja dengan harga begitu fantastis. Semua orang yang datang tampak menikmati jamuan pesta anniversary keluarga kaya raya itu tampak begitu senang ditemani dengan nyanyian lagu ballad romantis yang mengalun sepanjang pesta dimulai. Tapi sepertinya, kesenangan itu tidak berlaku dengan seorang pria yang kini tengah duduk di sofa panjang yang disediakan. Pria itu memilih sendiri, setelah menanggapi beberapa orang yang melakukan pendekatan perihal bisnis padanya. Jenaro Rafandra, pria itu kini memilih diam dan duduk menikmati minumannya.Wajah tampan bak dewa itu tampak tenang sembari meneguk gelas Champagne miliknya, yang entah sudah gelas ke berapa ia meneguknya. Ia lebih memilih menikmati minumannya daripada menerima ajakan Alice untuk berdansa dengannya di lantai dansa sana.Apa wanita itu gila? Pik
Baca selengkapnya
29. Gadis Manisku
Cherry Naomi, gadis itu sebenarnya tengah berusaha menahan mati-matian rasa cemburunya pada sang ibu. Melalui ekor matanya ia selalu memperhatikan bagaimana sang ibu tampak begitu asik berbincang dengan pria yang disukainya. Shit! Seharusnya ia yang ada di sana, meneguk Champagne keluaran terbatas itu dengan Jenaro Rafandra, si pria tampannya. Bukan justru wanita tua itu yang melakukannya, geram Cherry dalam hatinya. Sepanjang ia melangkahkan kaki memasukkan gedung ini, Cherry benar-benar berusaha menahan diri untuk tidak bersikap agresif seperti biasanya. Melihat Jenaro dari kejauhan saja sudah membuatnya pening.Benar, jika dirinya berjalan angkuh melewati pria itu. Namun aroma maskulin yang berasal dari parfum pria itu masih terus saja mengusik indra penciuman dan pikirannya. Jika dirinya tak sedang berusaha mempertahankan harga diri, dapat dipastikan ia akan menarik pria itu untuk memesan kamar saja. Mendekap dada bidang itu hingga pagi. Menjauhkan pria itu dari tatapan-tatapa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status