All Chapters of Si Mesum Jatuh Cinta: Chapter 61 - Chapter 70
120 Chapters
61. Kembali Ke Jakarta
“Shean….” Teriak Naomi menyambut kedatangan Shean, mengabaikan Zeera. Shean dan Zeera baru saja memasuki restaurant untuk makan malam dengan dua sahabatnya sewaktu mereka remaja. Naomi berdiri, keluar dari kursinya menyambut kedatangan Shean. Dia langsung memeluk lengan Shean, tidak perduli dengan tatapan Zeera yang tidak suka. “Naomi… lepaskan!” Shean melepaskan tangan Naomi dari tangannya. Naomi terlihat kecewa. “Wah, akhirnya kalian datang juga, aku pikir isterimu tidak mau datang kesini,” ucap Riyusake berdiri ingin menyapa mereka berdua. “Bukan isteriku yang tidak mau, tapi aku sendiri yang tidak mau!” jawab Shean. “Masa sih?” Riyu yang tidak percaya. Shean menarik satu kursi untuk Zeera, “Terima kasih Shean,” tiba-tiba Naomi langsung duduk dikursi yang disediakan Shean. ‘Ih, tidak tahu malu banget sih nih cewek!’ gerutu Zeera dalam hati. “Hm, Naomi-" “Sini duduk!” Naomi menarik Shean untuk duduk di
Read more
62. Suami Yang Sakit
“Nah, itu mereka!” tunjuk Alpha pada Abert. “Bos!” teriak mereka berdua agar Shean dan Zeera melihat mereka disana yang sudah menunggu sedari tadi. Dengan 2 troli besi, mereka membawa ketiga kopernya. Mereka menyadari bahwa karyawannya sudah datang. “Bos, akhirnya anda sudah pulang,” ucap Aplha  langsung mengambil alih troli besi milik Shean, dan Albert mengambil troli yang dipegang Zeera. “Apa kau pikir kami akan menetap disana? Mobilnya dimana?” tanya Shean menggenggam tangan Zeera. “Disana bos, mereka juga sudah menunggu diluar,” jawab Alpha menunjuk. “Bos, bukankah waktu kalian pergi hanya ada satu koper? Kenapa jadi ada tiga koper, bos?” tanya Alpha melihat dua koper yang cukup besar, hanya satu saja berukuran sedang. “Berisik! Terserah aku dong mau bawa berapa banyak koper, ada masalah?” jawab Shean ketus. “Maafkan saya Alpha, itu karena saya membawa beberapa hadiah kecil untuk teman-teman saya.” Sahut Zeera
Read more
63. Mati Saja Kau Suami Tidak Berguna!
Dokter sudah selesai memeriksa dan memberikan obat untuk Shean. Zeera juga sudah beberapa kali mengganti handuk basah untuk mengurangi demam suaminya. Semalaman Zeera tidak bisa tidur dengan lelap karena khawatir dengan Shean. “Cepatlah sembuh,” ucap Zeera mengusap kepala Shean. Ujung bibir Shean tersenyum sekilas, sangat cepat seperti mendengar dan bereaksi dengan ucapan Zeera. ‘Apa dia tadi tersenyum? Apa dia dengar apa yang aku katakan?’ Satu jam kemudian… 'Suami seperti apa dirimu ini?! Kau tidak pernah perduli dengan isteri dan anakmu! Kau hanya perduli dengan selingkuhanmu saja!’ ‘Apa? Apa kau bilang? Bagaimana dengan dirimu sendiri? Hah? Kau juga sibuk dengan arisanmu, kau juga punya ‘berondong’ kan? Dan kau hanya menyalahiku saja?’ Plak… ‘Bren***k! kau berani menamparku? Wanita sialan! Tidak tahu diri!’ ‘Mati saja kau! Suami tidak berguna!’ “Hmp…
Read more
64. Undangan Tunangan
“Banyak juga, berarti yang bekerja disini, sekitar 50? Waduh, itu bayarannya berapa setiap bulan hanya untuk membayar pelayan dirumah saja.” Zeera masih terkejut.“Bisa sampai ratusan juta nyonya, itu hanya pelayan dirumah saja ya, belum lagi dengan listrik, air atau fasilitas lainnya.”“Nah, ini susu hangatnya nyonya, rotinya sebentar lagi selesai saya hidangkan,” Ajeng meletakkan segelas susu hangat.“Terima kasih Ajeng,” ucapnya meraih gelas, ingin meminumnya.“Tapi anda jangan khawatir, karena tuan memiliki banyak perusahaan, hotelnya kan ada diluar negeri juga nyonya, salah satunya di Jepang, pasti anda sudah pernah kesana. Ini yang saya tahu saja nyonya, di Jepang saja ada puluhan hotel milik tuan Shean, belum lagi di negara-negara lain.” Ajeng membanggakan majikannya.Zeera mengangguk kagum.‘Pantas saja dia menahanku disini dan mengatakan akan memberikan apapun yang ak
Read more
65. Tolong Anda Jangan Tersenyum Tebar Pesona pada Isteri Saya!
“Disini, Nyonya?” “Benar, disini saja,” Zeera bersiap turun dari mobil. “Tunggu Nyonya, saya akan turun untuk membuka- “Tidak usah. Kau tetap didalam mobil, biar aku sendiri kesana,” Zeera dengan cepat langsung turun dari mobil. Alpha melihat isteri bosnya masuk ke toko roti. “Biar bagaimana pun, aku harus ikut bersama Nyonya, daripada aku nanti kena omelan dari bos.” Setelah Alpha memarkirkan mobilnya, dia pun menyusul Zeera masuk kedalam toko. Ting… Bunyi lonceng kecil yang sengaja digantung diatas pintu, sebagai tanda kalau ada orang yang masuk kedalam toko. “Zeera….” Teriak Ayu, salah satu pegawai yang bekerja, dan rekan kerjanya dulu. “Terima kasih atas pesanannya, silahkan mampir lagi,” ucap Izzati yang baru menerima pembayaran dari pembeli lain. Dia pun senang saat melihat Zeera baru masuk, mereka saling melempar senyum. Izzati keluar dari daerah kasirnya, menyambut kedatangan sahabatnya, kebetula
Read more
66. Cinta?
“Tolong Anda jangan tersenyum tebar pesona pada isteri saya!” Felix, Zeera dan lainnya terkejut dengan ucapan Shean yang tajam dan tidak suka itu. “Ehem, Shean, tunanganku ini kan hanya berusaha ramah saja pada isterimu, bukan hanya padanya saja, tapi pada semua tamu undangan yang ada disini, ISTERI siapapun itu. Jadi… sepupuku yang pencemburu, kendalikan emosimu, ok!” ucap Rantika menjelaskan. Shean membawa Zeera menjauh dari mereka. Rantika hanya menghela napas saja, dia menenangkan tunangannya yang masih terkejut. Sejak Shean memberi peringatan pada Felix, semua tamu undangan jadi enggan untuk menyapa Zeera, semua menjaga jarak dari wanita yang bisa memicu kemarahan Shean. “Hallo Pak Shean, bagaimana kabar anda?” seorang pria yang tua, dimana sudah memiliki rambut putih, menghampirinya. Dia mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan shean. “Hallo, pak Rio, kabar saya baik-baik saja. Dimana isteri anda? Apa anda tidak membawanya
Read more
67. Berdansa
“Benar kan? Kau pasti dan akan selalu bersamaku? Hm?” Zeera tidak langsung menjawab. Mereka saling menatap wajah dihadapannya. “Jawab aku Zeera,” Shean menarik wajah Zeera yang mengalihkan pandangannya. “Hm.” “Hm? Apa arti jawabannya?” “Entahlah, aku juga tidak tahu harus menjawab apa.” “Kenapa? apa menjawabnya sangat sulit? Kenapa?” Shean semakin penasaran. Mendapat pertanyaan itu, Zeera semakin bingung. “Pasti kau yang akan meninggalkanku lebih dulu kan?” Shean mengernyitkan dahinya mendapat pertanyaan dari isterinya. “Meninggalkanmu? Maksudnya?” “Yah, kau kan menikah denganku bukan karena kau memiliki perasaan apa-apa padaku. Kau hanya… kau hanya menginginkan tubuhku saja. Iya kan?” ‘Apa yang aku bicarakan?’ gumam Zeera dalam hati. Sejenak Shean terdiam. “Perasaan ya? hm…” “Tubuhmu? Tentu saja aku menginginkannya dan alasan pertamaku menikahimu yah kare
Read more
68. Ulang tahun
“Albert, tolong bawakan-Kalimat Shean berhenti saat ponselnya bergetar. Dia dan Albert melihat kearah ponsel yang ada diatas meja.Shean mengernyitkan dahinya sebelum mengangkat panggilan, ‘Nomor siapa ini?’ gumamnya dalam hati.“Albert, bawakan laporan pemasaran dari dua bulan yang lalu,” Shean melanjutkan perintahnya pada Albert yang sempat terpotong.“Baik tuan,” Albert pun keluar untuk mempersiapkannya.“Hallo? Ini siapa?” Shean menjawab panggilan teleponnya.“Hallo, ini Pak Shean kan? Suaminya Zeera?”Shean merasa aneh saat si penelepon menyebut nama isterinya.“Iya, ini siapa?” Shean bertanya lagi, dia berdiri karena penasaran.“Ah, maafkan saya Pak, saya hanya-“Kau siapa?! Apa kau tidak mendengar pertanyaanku?!” teriak Shean masih belum puas karena belum mendapatkan jawaban yang dia inginkan.
Read more
69. Shean yang Marah
“Kita mau kemana sih?” “Ra.. ha… sia, Sayang,” Shean mentoel ujung hidung Zeera. Sekarang mereka sudah pergi bersama menuju tempat tujuan Shean. Dia sengaja tidak memberitahukannya. Yoga yang ikut mengantar mereka. ‘Sebenarnya dia mau bawa aku kemana sih?’ batin Zeera. Setelah hampir satu jam, akhirnya mereka sudah tiba disalah satu mall ternama. Zeera masih melihat dari jendela mobil. ‘Apa kita kesini?’ tanyanya dalam hati. Shean yang turun lebih dulu, lalu dia memutar untuk membuka pintu sekaligus jalan untuk Zeera. “Ngapain kita kesini?” tanya Zeera setelah menapakkan kakinya. Shean hanya tersenyum membalasnya. “Ayo kita masuk,” ajaknya merentangkan tangannya. Zeera meraih tangan suaminya, dan mereka berdua sama-sama masuk kedalam mall yang terkenal dengan produk-produk terkenal, original dan tentu saja dengan harga yang mahal. Zeera sama sekali tidak curiga atau tida
Read more
70. Kecelakaan
‘Kenapa aku marah?’ ‘Mereka kan memang tidak tahu kalau aku sudah menikah, tentu saja mereka terkejut saat mendengar kata itu. Tapi, kenapa aku harus marah?’ Mereka terus berjalan tanpa pembicaraan. Zeera hanya mengikuti langkah suaminya dari belakang, dengan berpegangan tangan. ‘Mau kemana lagi sih?’ Tap… “Aduh,” Zeera menyentuh wajahnya yang berbenturan dengan punggung Shean yang berhenti secara tiba-tiba. Shean melihat Zeera yang berdiri dibelakangnya, “Zeera!” “Iya?” Shean diam. ‘Tuh, kenapa dia diam lagi? tadi dia memanggilku kan?’ “Shean, ada apa? Kamu memanggilku tapi kenapa kamu malah diam?” ‘Apa aku harus menanyakannya langsung? Tapi kalau aku tanya dan memberikan yang dia suka, berarti tidak jadi kejutan dong.’ ‘Aku yakin dia ingin berbicara, tapi kenapa wajahnya kebingungan begitu? Biasanya dia akan asal bicara begi
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status