All Chapters of Si Mesum Jatuh Cinta: Chapter 81 - Chapter 90
120 Chapters
81. Kalian Memang Berjodoh
“Zeeraa!!” “Shean!!” “Zeera!!” “Shean!” Pagi itu Izzati dan yang lainnya melanjutkan pencarian untuk Zeera dan Shean. Mereka tetap semangat untuk cepat menemukan suami isteri itu. Alex mengajak teman-temannya mencari lebih dalam lagi ke hutan. Pluk… “Aduh, kamu kenapa berhenti sih Lex?” Izzati menyentuh hidungnya saat menabrak punggung Alex yang berhenti tiba-tiba. Plak… plak… Ratna menepuk bahu Izzati pelan, memberinya kode untuk melihat kedepan. “Apaan sih?” tanya Izzati saat melihat wajah Ratna yang melotot melihat kedepan dimana Zeera dan Shean sedang duduk berpelukan bersandar dipohon besar. Dan mereka sedang tertidur. “Akhirnya kita menemukan mereka,” ucap Alex bernapas lega. Semuanya melihat kearah Shean dan Zeera. “Ya ampun, ternyata mereka ada disini ya.” Mereka mendekati pasangan itu, yang masih terpejam. Hingga mereka sudah berdi
Read more
82. Undangan Pernikahan
“Tuan Shean adalah ‘korban’ dari hubungan suami isteri yang egois dan serakah. Kedua orang tuanya bercerai, menikah lagi dengan pilihannya masing-masing, sedangkan Tuan Shean, tidak ada satupun dari mereka yang menginginkannya. Mereka malah menyalahkannya karena hadir diantara mereka, mengatakan dia adalah anak sial lah, tidak tahu diri lah, pokoknya banyak kata-kata kasar yang dilontarkan untuknya.” “Ya ampun, kasihan sekali,” ucap Izzati prihatin menutup mulutnya dengan tangan. “Lalu dimana sekarang orang tuanya?” “Sudah meninggal, aku tidak tahu pasti, tapi kata Pak Edo, mereka sudah meninggal,” “Siapa Pak Edo?” “Kepala pelayan yang bekerja pada keluarga Tuan Shean. Saat Tuan Shean ‘dibuang’, Pak Edo lah yang mengambil alih untuk merawat dan menjaga Tuan Shean. Lalu, dengan usaha sendiri dan bantuan dari teman-temannya, Tuan Shean mulai berbisnis, dan ternyata usahanya berjalan lancar dan sukses, lalu satu persatu membuka perusahaan lain la
Read more
83. Bisa-bisa kau tidak memberikanku jatah
“Selamat pagi Pak Presdir,”“Selamat pagi Pak,”Pegawai-pegawai dari perusahaan milik Shean Vikal Yandra satu-persatu memberi salam hormat saat atasannya datang melewati mereka. tentu saja dengan perasaan was-was dan gugup. Walau wajah Presdir mereka terlihat segar, semangat dan ramah, tetap saja mereka tidak bisa berjalan dengan santai.“Selamat pagi Pak Shean,” sapa Albert yang berjalan menemui atasannya. Shean membalas dengan senyuman dan anggukkan kepalanya saja.“Kamu sudah menyiapkan semuanya?” tanyanya pada pegawai, sekaligus anak buahnya.“Sudah Pak,” jawabnya sambil terus berjalan menyeimbangi Shean yang berjalan menuju ruang pribadinya.“Bagus, berikan padaku siapa saja yang bekerja tidak kompeten, dan siapkan juga surat pemecatan mereka.” perintah Shean.“Baik Pak.”  ***********  
Read more
84. Om Mesum
“Pak Albert, kenapa saya ikut dipecat juga? Apa kesalahan saya?” tanya Rizal kompleint. Dia dan beberapa pegawai lainnya tidak terima dipecat tanpa tahu kesalahan yang sudah mereka perbuat.“Pak Rizal, anda bekerja dengan memeras usaha tim anda, sedangkan anda sendiri hanya duduk santai tidak mengerjakan apapun, hanya memberikan mereka tugas-tugas yang seharusnya bagian anda.” Jawab Albert membuka laporan berkas lainnya.“Loh, tapi kan saya atasannya, sudah sewajarnya saya memberi tugas pada tim saya, dan tidak merugikan perusahaan kan?”“Iya, memang tidak merugikan perusahaan, tapi Pak Shean menolak jika atasan seperti anda yang hanya memerintah saja, melempar tugas berat pada bawahan anda. Dan-“Kan yang penting pekerjaannya sudah selesai, dan ada hasil menguntungkan.” Sela Rizal masih tidak mau menerima kesalahannya.Albert menatapnya dengan tajam.“Atau… atau anda sengaja
Read more
85. Cincin Pernikahan
“Oh, tidak perlu!!” ucap seorang pria dengan suara keras.Semua melihat ke asal suara, “Shean?” ucap Zeera yang mengenal si pemilik suara.Shean, baru saja masuk dan mendengar ucapan terakhir dari Burhan, seketika langsung menyela. Shean tersenyum, sembari berjalan terus kearah Zeera.‘Wah, siapa pria tampan ini? Dia tinggi, da*anya lebar dan berotot, hm… apalagi bagian… bawahnya,’ ucap Lili dalam hati, dia terpesona dengan tampilan Shean yang hanya memakai kemeja putih, dengan dua kancing baju atasnya terbuka, hingga terlihat lehernya yang panjang.“Mami?!” panggil Burhan pada isterinya, karena mata isterinya yang terbuka lebar saat suami Zeera datang.“Hallo Sayang,” ucap Shean, mengecup pipi Zeera didepan mereka. Dia berdiri dibelakang Zeera, sambil sedikit membungkukkan badannya.“Ehem, Pak Shean, anda duduk saja disini,” Izzati berdiri, ingin
Read more
86. Jangan melihat orang dari luarnya saja!
“Tapi Shean, kita tidak usah sampai membeli nyawa mereka, untuk apa?” celetuk Zeera. “Setelah aku pikir-pikir, aku tidak tertarik lagi dengan tempat ini, jadi, aku tidak jadi menyewanya,” ucap Zeera lagi. Suami isteri itu terkejut dengan jawaban Zeera. “Hah… tidak jadi? Apa karena kalian tidak bisa membayarnya kan? Sudah kuduga, kalau kalian-" Lili langsung menutup mulutnya saat Shean melemparkan tatapan tajam kearahnya. “Baiklah Sayang, kalau kau tidak menyukainya, kita bisa cari tempat yang lain. Atau, terima saja tawaranku, kau cari tempat yang kau suka, lalu aku akan membangunkannya untukmu. Seperti yang kau katakan sebelumnya, tempat ini sangat kecil dan… dan kamar mandi kita sebenarnya lebih besar dari ini, bangunannya juga sudah lapuk, seperti sebentar lagi akan runtuh. Hah… Sayang, ayo kita cepat-cepat keluar dari sini, jangan sampai kita tertimpa bersama dengan dua orang idiot yang disana,” sindirnya pada Burhan dan Lili. “Hey, jangan
Read more
87. Kenapa Aku Baru Menyadari Tubuh Indah Suamiku?
“Terima kasih Pak Shean, Zeera,” Izzati turun dari mobil setelah sampai didepan toko roti tempatnay bekerja. “Sama-sama Izzati, sampai bertemu lagi ya,” balas Zeera melambaikan tangannya. Setelah selesai mengantarkan Izzati, mereka meninggalkan lokasi. “Apa kamu kembali ke kantor lagi?” tanya Zeera. “Apa kamu mau aku kembali kesana?” tanya balik Shean. “Yah, itu terserah kamu," balas Zeera acuh. “Hm, tadinya aku mau kembali ke kantor, tapi karena masih merindukan isteriku, aku akan pulang bersamamu,” jawabnya memeluk Zeera.  ********  “Selamat sore Tuan dan Nyonya,” para pelayan memberi salam sapa pada majikannya yang baru tiba dirumah, dan suami isteri itu menjawab dengan ramah. “Ayu, tolong buatkan kopi ya,” pinta Shean, melepas dasinya. “Ayu, aku juga, tapi bukan kopi, es jeruk saja ya,” pinta Zeera juga. “Baik Tuan dan Nyonya,” jawab Ayu, lalu meninggalkan Zeera dan Shean. “
Read more
88. 'Malam Panas'
“Sayang, apa ini sudah sesuai? Terlalu dingin atau kurang?” tanya Shean yang tiba-tiba memutar tubuhnya menghadap Zeera, kebetulan isterinya sedang tertangkap basah memperhatikan tubuhnya bagian belakang. Dan saat itu, Zeera pas tatapannya tertuju dibagian vital Shean. Ujung bibir Shean bergerak, tersenyum seakan tahu apa yang ada dalam pikiran Zeera. Wanita itu, langsung melempar tatapannya kearah lain menutupi rasa malunya. “Sayang, apa yang ada dalam pikiranmu itu? Hm?” ledek Shean, berjalan mendekati Zeera. “A… apa, memangnya apa yang aku pikirkan?” Zeera gugup, masih belum berani melihat Shean. “Hahaha… pasti sama seperti yang aku pikirkan. Tidak usah malu Sayangku, kita kan suami isteri,” ucapnya sambil melepas celana luarnya. Kini dia hanya memakai celana dalamnya berwarna hitam. Kkreaakk…. Shean naik keatas tempat tidur. Semakin dekat, Zeera akan semakin deg-deg an, walau dia tidak melihat kebelakang, dimana Shean
Read more
89. Orang yang mencurigakan
Dua minggu kemudian, Shean kembali sibuk dengan urusan pekerjaannya. Semenjak pengakuan cinta mereka berdua, hubungan mereka semakin dekat, dan Shean juga sangat ‘rajin’ melakukan tugasnya untuk membuat isterinya Zeera hamil. Rasanya mereka berdua sudah tidak sabar untuk segera memiliki anak.“Sayang, apa kamu sudah makan siang?” tanya Shean pada Zeera melalui telepon.“Belum,” jawab Zeera, dia juga sibuk mengatur bisnis usaha kuenya bersama dengan Izzati.“Aku juga belum makan siang, bagaimana kalau kita makan siang bersama? Aku akan menjemputmu.”“Maafkan aku Sayang, tapi pekerjaanku sekarang sedang banyak-banyaknya, tapi kalau kau mau makan ditempatku, boleh.” Jawab Zeera merasa tidak enak hati.“Baiklah, aku akan datang ketempatmu. Kau mau makan apa? Biar sekalian aku belikan.”“Mmm… apa aja, yang penting ada nasi dan lauknya. Oh iya, jangan lupa minuman
Read more
90. Sial! gara-gara mereka wajah isteriku jadi cemberut!
“Sayang, aku sedang dalam perjalanan menjemputmu pulang, bersiaplah,” ucap Shean dalam panggilan telepon sambil mengemudikan mobilnya. “Iya, aku sudah bersiap-siap kok,” Zeera merapikan meja kerjanya. Zeera sedang menunggu kedatangan Shean yang masih dalam perjalanan. “Izzati, nanti tutupnya jangan lama-lama ya, pastikan semuanya terkunci. Kalian hati-hati dijalan saat hendak pulang,” pesan Zeera. Bbrrumm… bbruumm… Shean sudah datang, baru memarkirkan mobilnya. Dia duduk sambil menunggu Zeera keluar dari toko. “Aku pulang duluan ya, sampai jumpa besok,” Zeera melambaikan tangannya, keluar dari pintu toko. Dia berjalan menghampiri mobil dimana Shean sedang menunggu. Zeera melambaikan tangan kearah mobil Shean, dan dibalas lambaian tangan juga dari suaminya. “Hai,” sapa Zeera masuk kedalam mobil. “Sini cium dulu,” Shean menarik tangan Zeera pelan, lalu mencium bibir isterinya, hanya sekilas, takut kalau dirinya kete
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status