All Chapters of Jerat Cinta Sang Milyarder: Chapter 101 - Chapter 110
171 Chapters
Hampir Ketahuan
Dominic memasang ekspresi cerah sejak pagi tadi. Suasana hatinya sangat amat baik hari ini. Semua tidak lain berkat wanita yang kini tengah memberikan berkas padanya. Dominic menerima berkas yang disodorkan oleh Celine, tapi pandangannya tidak sedikit pun beralih dari wajah wanitanya. Memandangi Celine adalah hobi barunya. Rasanya, Dominic tidak akan pernah puas melihat wanita itu. Apalagi menyentuhnya."Pak, tolong lepaskan tangan saya," tegur Celine saat melihat Dominic terus menyentuh tangan dan menatapnya. Dia tidak tahu apa yang ada dipikiran lelaki itu, tapi sepertinya itu bukan hal baik. Ingin rasanya dia mengumpat dan menyadarkan atasannya kalau ini adalah kantor."Tugasmu sudah beres?""Maaf?" Celine menatap tidak mengerti. Dia tidak tahu kenapa Dominic tiba-tiba bertanya seperti itu. Celine harap, Dominic tidak berniat menambah pekerjaannya. Hingga tanpa diduga, lelaki itu beranjak dari kursinya dan mendekat. Celine masih bergeming di tempatnya saat le
Read more
Aku tidak Mau Kita Berpisah
"Terima kasih," ucap Celine saat Dominic memarkirkan mobilnya tepat di depan rumah. Lelaki itu memaksa untuk mengantarnya pulang. Celine yang tidak nyaman berada satu mobil setelah apa yang terjadi, segera membuka pintu mobil dan keluar. Namun sebelum itu, Dominic sempat menahannya dan mendaratkan ciuman singkat di bibirnya.Lelaki itu tanpa rasa bersalah, tersenyum dan ikut turun dari mobil. Membiarkan Celine terpaku dan menyentuh bibirnya. Perasaannya tak menentu, benar-benar tidak menentu. Celine hanya diam dan menutup mobil. Matanya melirik ke arah Dominic yang sudah lebih dulu mengetuk pintu rumah dan disambut hangat oleh suaminya. Dominic hanya ingin menggunakan tubuhnya. Celine harap, mereka tidak akan terlibat selain dari sentuhan fisik."Celine? Apa yang kamu lakukan di sana? Kemarilah."Celine segera tersadar dan berusaha tersenyum untuk menanggapi ajakan suaminya. Langkahnya sangat santai, meski hatinya terus berdetak kencang. Matanya berusaha untuk tidak menoleh
Read more
Kau Milikku Malam Ini
"Jadi, ini yang kaurencanakan?"Celine menatap rumah besar di depannya tanpa minat. Matanya beralih menatap lelaki yang kini tanpa sungkan memeluk tubuhnya. Bahkan mengecup pundaknya tanpa ragu-ragu. Padahal mereka masih ada di halaman rumah. Meski memang, tempat di mana mereka berada sekarang cukup jauh dari pemukiman warga dan tidak ada yang tahu siapa mereka. Khususnya Dominic yang kini menggandengnya masuk ke dalam.Rumah yang akan menjadi saksi perselingkuhannya bersama Dominic. Lelaki itu benar-benar merealisasikan ucapannya beberapa waktu lalu. Sekali lihat, Celine tahu maksud Dominic membodohi suaminya. Lelaki itu berniat memonopolinya sendiri."Kau menyukainya? Tidak terlalu jauh dari apartemenku.""Suka tidak suka, aku hanya harus menjawab 'iya' di depanmu. Sekarang, bisakah aku istirahat?""Kita akan tidur di ranjang yang sama. Ikut aku."Celine tidak kuasa menolak. Dia mengikuti langkah Dominic dengan sangat terpaksa. Secara tidak langsung,
Read more
Larut Dalam Emosi
"Pa, Mama mana? Mama belum pulang, ya?" tanya Arion sembari duduk bersandar di pangkuan Rayyan. Keduanya kini tengah menonton TV bersama usai mereka makan malam. Tak disangka, ada Mira yang juga datang dan mengatakan ingin menginap. Ibunya 'lah yang menyiapkan semua makanan mereka dari uang yang diberikan istrinya."Mama 'kan kerja, Al. Jadi Al sama Papa dulu sekarang."Arion memasang ekspresi masam. Meski dia tetap memeluk erat tubuh Rayyan. "Mama sekarang sibuk terus, Pa. Al jarang main sama Mama."Rayyan tersenyum mendengar celotehan anaknya. Dia mencium pipi gembul putranya dengan gemas. "Lalu minggu kemarin? Mama 'kan pergi sama kita, Sayang. Mama cari uang juga buat Al. Nanti Mama pasti ajak Al main lagi." Senyum kecil tersungging di bibir bocah lelaki itu. Ucapan penghiburan dari Rayyan berhasil membuat perasaannya membaik. "Beneran, Pa?""Ya, Sayang. Papa yakin. Asal Al belajar yang rajin."Arion mengangguk antusias. Dia tidak pernah absen
Read more
Perasaan Terlarang
Dominic menatap meja di depannya sembari melamun. Dia menyeruput secangkir teh miliknya dengan pelan. Sudah tiga hari semenjak kejadian memalukan itu, tapi dia sama sekali tidak dapat melupakannya. Kenapa dia terus memikirkannya? Dia tidak bisa mengenyahkan wanita itu dalam pikirannya. Celine terus memenuhi isi kepalanya. Wajah itu, tidak bisa membuatnya lupa. "Dominic? Apa kamu mendengarkan Mama?" Seruan dari sebelahnya sama sekali tidak berhasil menarik perhatian Dominic. Dia tetap sibuk membayangkan kembali Celine dan mengagumi keindahan tubuh wanita itu. Wajah merona yang tidak bisa hilang dari pandangannya. Itu pemandangan yang luar biasa baginya. Sampai tidak sadar, Dominic tersenyum kecil saat mengingatnya. Dia menginginkan Celine untuk dirinya sendiri. Dominic rasa, dia tidak akan puas jika hanya menikmati tubuhnya saja. Dia ingin lebih dari itu. Dia ingin Celine hanya melihatnya. Hanya dia. "Nak? Apa telingamu bermasalah?" "Tuan, Nyonya berta
Read more
Sasaran Kebencian
"Aku tidak bisa menunggunya lagi, Jared! AKU TIDAK BISA!"Suara teriakan wanita itu disusul oleh dentuman keras dari barang-barang yang jatuh. Tangannya dengan kasar menyambar semua benda yang ada di atas meja dan menghancurkannya. Berteriak seperti orang gila yang putus asa. Semua hidupnya, keluarganya, bahkan calon anaknya telah lenyap. Dia terjebak dalam hubungan yang rumit dengan lelaki kasar dan kejam seperti Jared. Bahkan tunangannya sendiri telah meninggalkannya. Dia ingin kembali, tapi kariernya telah hancur. Tidak ada lagi agensi yang mau menerimanya. Kerjasama bisnisnya diputus secara sepihak oleh mereka yang awalnya meminta dia menjadi model iklan. Dunianya yang gemerlap telah hancur.Tubuh ringkih jatuh terduduk. Meratap nasib buruk yang menimpa hidupnya. Menangisi rasa kesepian yang hadir saat malam menjelang.  Suara sang ayah yang kecewa dengan kebodohannya terus tergiang bagai mimpi buruk di sepanjang malam. Dia bisa benar-benar gila jika seperti ini.
Read more
Menghangatkan Tubuh dan Hati
Pesta anniversary pernikahan Kenneth dan Daisy akhirnya dilaksanakan. Malam ini, suasana benar-benar ramai. Ada banyak tamu yang hadir ikut merayakan. Salah satunya adalah Celine yang datang sebagai asisten Dominic dan diundang khusus oleh Daisy. Di undangan itu sebenarnya tercantum nama sang suami juga, tapi Rayyan menolak hadir karena berkata akan menjaga Arion. Sementara Celine tidak mampu menolak permintaan Daisy karena wanita itu sendiri yang memohon untuk kehadirannya.Kini, Celine hanya bisa berdiri dan menyaksikan MC yang membawakan acara meriah ini dengan semangat. Suara tepuk tangan terdengar mengisi seisi ballroom yang digunakan untuk menyelenggarakan pesta. Celine sama sekali tidak tertarik dengan pesta para kaum borjuis. Dia merasa terasingkan di sini dan pesta ini sama sekali tidak cocok untuknya. Dia tidak mengenal siapa pun kecuali pemilik acara.Saat para maestro musik ikut memeriahkan acara dan semua orang menikmati pertunjukan, Celine justru hanya duduk
Read more
Tertangkap Basah Jerry
Celine menarik pelan selimut tebal itu untuk menutupi tubuhnya yang terbuka. Keringat terlihat bermunculan di wajahnya. Dominic yang berbaring di sampingnya tanpa ragu menyusut keringat itu dan memeluk erat tubuhnya. Celine tersenyum tipis, dia ketakutan dan bukannya menenangkan, lelaki itu malah mengajaknya bercinta. Di saat orang-orang masih asyik menikmati pesta, mereka justru asyik bertukar keringat.Tangan Celine memukul kuat bahu lelaki itu dan menatap manik mata yang selalu berhasil mengintimidasi lawannya. Namun tampak teduh saat menatapnya. "Dasar pembohong."Dominic mengernyit. Dia meraih tangan kecil wanitanya dan menatap penuh tanya. "Aku?""Ya, aku sudah bilang, jangan mengeluarkannya di dalam, tapi kau mengingkarinya. Aku tidak mau hamil.""Kau memiliki Rayyan. Apa masalahnya?"Celine menatap penuh ketidaksukaan. Dia mendorong tubuh Dominic dan berbalik membelakangi. Bibirnya ingin mengatakan suatu kebenaran, tapi lelaki itu bukan ora
Read more
Mulai Terlihat?
Dominic terdiam, dia menatap berkas di hadapannya dengan lekat. Merasa ada suatu informasi yang terlewatkan olehnya tentang Celine dan keluarganya. Mungkin dulu dia tidak membacanya dengah baik. Hingga benar saja, saat Dominic sibuk membacanya, ada sebuah informasi singkat tentang Rayyan tertera di sana. Infomasi mengenai apa yang dia cari dan alasan Celine tidak mau hamil olehnya. Itu semua karena Rayyan.Dominic mengusap wajahnya kasar dan tertawa kecil melihat berita yang sangat penting ini. Bagaimana dia melewatkannya begitu saja? Dulu dirinya hanya fokus pada Celine sampai tak menghiraukan apa pun yang berkaitan dengan Rayyan. Setelah ini, sejuta pertanyaan kini telah memenuhi isi kepalanya. Namun sayangnya, saat Dominic tengah mencari jawaban atas pertanyaan itu, pintu ruangan sudah terbuka.Terlihat mamanya datang dengan wajah kusut. Membanting tasnya dengan kesal dan duduk di sofa begitu saja. Hari libur yang harusnya menjadi hari tenang untuk Dominic, justru m
Read more
Mandul
Dominic menatap lekat manik mata kelam milik Celine. Perlahan, tangannya menyentuh tangan wanita itu dengan lembut. Dia memberi sedikit remasan di sana, sebelum tangannya yang lain merogoh saku jasnya dan mengeluarkan sebuah kotak persegi panjang. Dominic meletakkan benda itu tepat di depan Celine. "Ambillah."Celine awalnya menatap ragu ke arah Dominic. Dia tidak langsung mengambil benda persegi panjang itu. Matanya hanya menatap lekat. Sampai setelah melihat ekspresi serius Dominic, Celine akhirnya mengambil benda itu. Kotak yang dilapis oleh kain beludru berwarna merah, terlihat mencurigakan di matanya. Namun ketika dibuka, alangkah terkejutnya Celine saat mendapati kalau isi di dalam kotak tersebut ternyata merupakan sebuah kalung."Apa ini untukku?" tanyanya, yang ragu setelah melihat isinya. Untuk apa? Jika benar untuknya, Celine tidak mengerti kenapa Dominic memberikannya kalung berlian."Ya, apa kau menyukainya?"Senyum simpul membingkai wajah rup
Read more
PREV
1
...
910111213
...
18
DMCA.com Protection Status