Di rumah sakit, pagi itu suasana lorong masih lengang. Merona berharap bisa masuk ruang ganti tanpa bertemu siapa pun, namun langkahnya terhenti ketika pintu lift terbuka dan seniornya, dr. Dimas, keluar bersamaan. “Wah, pagi sekali,” sapanya sambil memeriksa daftar operasi di tangannya. Merona tersenyum tipis. “Iya, pasien pertama jam delapan.” “Tapi kamu biasanya datang setengah delapan.” Komentar sederhana itu membuat Merona menegang sedetik, seolah alasan sebenarnya bisa ketahuan hanya dari satu kalimat tanya. “Sekarang mau membiasakan diri disiplin,” jawab Merona seadanya. Dr. Dimas tertawa pelan. “Bagus. Kalau terus begitu aku bisa naikin jatah cutimu.” Merona hanya mengangguk. Andai saja benar-benar pagi ini dia datang karena soal disiplin — bukan karena ingin lari dari seseorang. --- Beberapa jam berlalu. Operasi berjalan mulus, namun rasa lega itu hanya bertahan sesaat ketika Merona membuka pintu ruang istirahat dokter. Grazian sedang duduk di sofa, menundu
Last Updated : 2025-11-16 Read more