Semua Bab Love My Second Lead: Bab 21 - Bab 30
38 Bab
Part 21
Di satu perusahaan besar, tepatnya di ruang Direktur utama Star Tomo.  Terlihat wajah marah Dimas Anggara.Ia memporak-porandakan meja kerjanya di hadapan beberapa staf kepercayaan."DG!!" seru Dimas dengan wajah penuh kemarahan pada selembar kertas yang berisikan  profil perusahaan yang telah membayar lunas seluruh finalty New-A."Cari dan temukan Master, aku ingin bertemu orang yang sudah sangat lancang menghancurkan semua rencana ku ini!!" ujar Dimas dengan penuh penekanan.Sungguh seluruh rencananya berantakan. Dan ia sudah kehilangan kesempatan besar untuk menghancurkan New-A.Para staf Dimas pun bersegera keluar dari ruang itu dengan cepat. Hingga hanya tinggal Dimas dengan amarahnnya.Sungguh kejadian semalam sangat memalukan. Dan ia akan mengingat jelas wajah pria yang sudah membawa wanita yang seharusnya bertekuk lutut di hadapannya saat ini."Kau hanya beruntung Maya, tapi tidak di lain waktu..!!" ucap Dimas penuh
Baca selengkapnya
Part 22
Namun, tampaknya kebahagiaan Maya hanya sesaat.Di satu pagi yang cerah, tanpa diduga surat jatuh tempo dari bank pun tiba.Dan hal yang mengangetkan Maya dan Marcel adalah, tanpa di sangka para pemegang saham secara bersamaan menarik semua saham mereka dari New-A.Umpan pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga pula. Begitulah kondisi pagi yang harus Maya hadapi."Apa yang mereka lakukan!! apa tidak berpikir di saat ini malah keluar dan cuci tangan dari semua tanggung jawab dan melimpah semua pada New-A!!" cecar Maya marah dan frustasi.Marcel pun terlihat sama stressnya dengan sang kembaran."Kita tidak punya pilihan lain, aku akan melelang aset milik kakek""Marcel!! itu tidak akan menutupi, jadi percuma" cecar Maya kesal."Lalu bagaimana kita akan menghadapi surat tangihan bank??"Maya mengacak rambut panjang nya itu dengan wajah stres. Ini benar-benar diluar perkiraan.Ia tidak menyangka jika surat hutang bank tel
Baca selengkapnya
Part 23
Dan tanpa terduga, jemari Erwin memberi kode pada telapak tangan Johan.Kening Johan mencoba membaca isyarat tangan itu."F?" seru Johan pelan.Namun lagi Erwin menulis huruf berikutnya hingga terbentuk sebuah nama."Fer-dian??" seru Johan bingung ketika nama putranya yang di tulis sang sahabat.Dan lagi Erwin mengedipkan matanya."Ferdian?? untuk apa??" tanya Johan pelan.Dan Erwin kembali menulis dengan bersusah payah di telapak tangan Johan.Namun kali ini terlihat wajah terkejut Johan begitu syok."Menikah???"Erwin pun kembali mengedipkan matanya."Ferdian menikah?? apa maksudmu??"Erwin pun kembali menulis satu nama di telapak tangan sahabatnya."Ma-ya??" seru Johan syok.Namun di akhir tulisan Erwin menulis hal yang tak terduga."To-long, jaga putri ku!!"Johan terhenyak, ia benar-benar tak menyangka permintaan Erwin sungguh membuatnya bimbang.Johan terlihat
Baca selengkapnya
Part 24
Hari itu seolah cuaca yang sedikit mendung mewakili kehilangan sosok yang penting bagi keluarga Aritama yang tengah berkabung.Seluruh sanak saudara hadir, mengantar kepergian sosok Erwin Aritama. Banyak tangis yang mengiri sosok itu pergi. Bahkan  karyawan New-A pun turun hadir untuk memberi salam terakhir pada Direktur terbaik mereka.Hampir 3 hari berlalu kepergian Erwin Aritama. Maya masih berdiri mencoba kuat untuk menjamu tamu yang masih saja datang.Marcel masih menjadi sandaran sang mama Marwah yang begitu terpukul.Hinggap akhirnya dalam 1 minggu berlalu, Maya masih bertahan untuk kuat menjamu tamu. Ia tau pasti banyak yang terkejut dengan kepergian sang Papa.Namun mungkin tak sedikit yang bersyukur dengan kepergian sang pendiri New-A. Maya masih bisa merasakan beberapa pemegang saham yang hadir hanya sebagai formalitas belaka.Dan tanpa banyak yang mengetahui sosok baru dalam keluarga Aritama, Ferdian Bastian. Pria ini membaw
Baca selengkapnya
Part 25
Di sepanjang perjalanan yang hening, akhirnya roda mobil sport milik Ferdian tiba di kediaman Bastian.Maya menatap dengan tatapa  kosong pada halaman rumah yang terlihat sedikit klasik.Ferdian memarkirkan mobilnya tepat di halaman depan rumah. Ia pun membuka savety belt.Klik..Lalu perlahan turun dari mobil meninggalkan Maya yang masih termenung melihat rumah yang baru pertama kali ia lihat.Namun tak berselang lama, Maya pun akhirnya ikut turun dari mobil.Kedua mata Maya melihat kesekeliling dengan terbatasnya lampu taman. Lalu sedikit mengingat, jika rumah Paman Johan bukan lah seperti ini.Maya melangkah pelan ke sisi samping Ferdian yang terlihat tengah mengeluarkan koper miliknya."Apa?? Paman Johan tinggal di sini?""Tidak" sahut Ferdian cepat sembari menutup pintu bagasi mobilnya."Benarkah??""Ya" sahut Ferdian santai setelah mengangkat koper sedang namun ternyata cukup berat."Jadii
Baca selengkapnya
Part 26
Pagi pun menjelang.Maya tiba-tiba terbangun dengan perasan terkaget. Ia melihat kesekeliling ruangan dengan perasaan asing.Namun sesaat ia terpaku pada sosok yang tertidur lelap di atas tempat tidur. Dan Maya pun tersadar."Ah, ini.. ini  di kediaman Bastian" ucapnya dengan penuh lega.Ia pun tersadar ketika mendapati sebuah selimut menutupi dirinya. Hela nafas Maya pun berhembus pelan. Ternyata ia benar-benar tidur dengan lelap meski di atas Sofa.Perlahan Maya beranjak dari Sofa itu. Ia berjalan  dengan penuh hati-hati agar pria yang tampak tertidur lelap itu tidak terbangun.Ia memutuskan untuk segera mandi. Pagi ini ia akan memulai hidup baru dan mencoba untuk datang kekantor New-A setelah meninggalnya sang Papa.Maya rupanya benar-benar harus bertanya ulang tentang denah ruang kamar yang benar-benar membuatnya salah masuk ruangan."Di mana kamar mandinya?" tanya Maya berbisik.Maya pun kembali berputar,
Baca selengkapnya
Part 27
Di satu ruangan eksklusif, Ferdian menyambut seorang pria paruh baya yang terlihat mencoba mempertahankan gaya anak mudanya.Seorang keturunan Cina yang ingin bekerjasama dengan DG.Pembicaraan santai namun serius itu terjadi dengan sangat lancang. Ferdian yang memiliki kemampuan 3 bahasa, menjadikannya sangat mudah berkomunikasi dengan rekan bisnisnya.Pembahasan dua perusahaan besar itu pun berlanjut hingga siang hari. Ferdian menjamu Ling Han pada satu restoran mewah.Ferdian berusaha memberikan yang menurutnya akan berkesan bagi Ling Han.Namun tanpa terduga, seorang wanita hadir dengan mengagetkan Ferdian, Lusya Karmot.Lusya mendekat pada meja hidangan Ferdian dan Ling Han.Tampak senyum cerah terkembang pada kedua pria rupawan itu."Lama tidak bertemu Ling?" sapa Lusya dengan bahasa fasih cinanya.Terlihat Ling beranjak untuk menyambut wanita rupawan itu."Akhirnya kita bertemu lagi, Lusya.. kau masih tampa
Baca selengkapnya
Part 28
Malam harinya, Ferdian pulang di jam 10 malam. Ia masuk kedalam rumah seperti biasa.Namun tiba-tiba langkahnya terhenti ketika mendengar suara obrolan wanita di ruang tengah.Terlihat Maya tengah berbicara dengan Mami Sari.  Ferdian meninggalkan ruangan itu dengan perlahan, agar tidak merusak moment para wanita.Namun, tampaknya hal itu sia-sia."Ferdian??" panggil  Mami Sari yang ternyata memiliki mata elang. Ia jelas melihat sosok cucu yang baru saja berbalik badan.Ferdian mau tidak mau harus mengurungkan niatnya untuk langsung masuk kekamar. Perlahan  ia pun menuju tempat sofa Maya dan Mami Sari."Kamu baru pulang? sudah makan??" tanya Mami Sari."Ya, sudah" sahut Ferdian santai.Dan seraut wajah kecewa pun terlihat di wajah Mami Sari."Kamu lihat Maya, para lelaki tidak akan  pernah mengerti, bahwa para wanita selalu menunggu suaminya pulang dan makan bersama.. maka dari itu lain waktu kamu jang
Baca selengkapnya
Part 29
Ke esokan paginya.Maya yang akhirnya berjaga tanpa bisa tertidur lagi, memilih untuk mandi lebih awal.Ferdian yang masih tertidur pun akhirnya terjaga dengan mendengar suara air shower dari ruang wadrobe."Dia mandi sepagi ini??" gumam Ferdian heran, lali meriah handphonenya itu dengan melihat beberapa pesan dan email masuk.Selang beberapa saat Maya pun keluar dari kamar mandi dengan telah berpakaian rapi.Ferdian pun menoleh pada Maya yang baru saja keluar dari ruang wadrobe."Ah, mas sudah bangun??" seru Maya sekedar berbasa basi dengan sang suami."Hm, kau mandi sepagi ini??""Ya, akan lebih segar mandi lebih awal" ujar Maya sembari berlalu pergi dari hadapan sang suami.Ferdian melihat sekilas Maya yang pergi berlalu dari hadapannya. Terlihat Maya merapikan selimut  di atas Sofa baca itu.Ferdian pun beranjak pergi menuju wadrobe untuk bersegera mandi.***Beberapa saat kemudian, terlihat
Baca selengkapnya
Part 30
Waktu pun berlalu dua hari. Dan pertikaian antara Maya dan Ferdian pun terus berlangsung dingin. Keduanya benar-benar menghindar satu sama lain.Maya terus berusaha tanpa pantang menyerah, ia menghabiskan banyak waktu untuk bisa kembali masuk ke dalam perusahaan Dragon.Sungguh ia akan mencoba cara apa pun untuk bisa bertemu kembali dengan Master.Namun sayangnya, Ferdian sudah memerintahkan jika Juan untuk sementara waktu untuk tak masuk ke kantor agar terhindar dari Maya.Dan dari info yang di terima, Maya terus menunggu sosok Master Kw itu hingga sore. Ia benar-benar menunjukkan kegigihannya. Ia membuang segala gengsi untuk bisa bertemu kembali dengan sang Master dengan bertanya pada satu persatu karyawan Dragon tempat tinggal sang Master.Ferdian benar-benar di buat terperangah, ia tak menyangka jika Maya benar-benar nekat. Namun sayang, Ferdian tak sedikit pun bersimpati pada perjuangan Maya.***Di sisi lain,  sang Mami ter
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status