All Chapters of Marga Kuromori: Chapter 11 - Chapter 20
27 Chapters
11. Minra Bagian 2
Dia bagai bom waktu siapapun yang mendengar teriakan murka nan lantang. Dia juga bagai gada kala seseorang memberhentikan sikap arogannya. Bahkan raja rimba pun takluk dengan seorang gadis yang meraung-raung mencari mangsa berupa pria tua yang sewaktu dulu lalai memberi perhatian dan kasih sayang, kini berubah menjadi seorang malaikat yang selama bertugas selalu dapat cemooh dari si kafir. Sambil mengobrak segala isi rumah sedangkan kakaknya berusaha menenangkan, Minra menggenggam pakaian yang menurut Eiko tidak terlalu kotor sebab hanya di pakai sehari sekali, bahkan Minra menyangkal jika bajunya masih bersih—berpendapat jika baju ini kotor oleh keringat. “Keringat? Padahal kerjamu berleha-leha!” Eiko hilang kesabaran, biar adiknya sekali ini merasakan bentakan dari sang kakak.  Langkah Minra yang ingin menuju kamar ayahnya, terhenti begitu saja mendengar ucapan yang menurutnya tidak pantas diucapkan kepada ‘Tuan Putri Minra’. Sorot mata tajam sang adik kala me
Read more
12. Pencarian
Bosan dalam kesendirian sungguh tak enak hati, seakan hanya kita sendiri yang berada di alam semesta yang disebut kamar tidur Kasami dan dirinya sekarang berbaring sambil melempar biji kenari ke atas lalu menangkapnya, di otak layaknya seperti menimbang-nimbang seperti Dewa Izanagi dan Dewi Izanami—mau seperti apakah dunianya di buat. Lantas kesendirian ini mengingatkannya kepada Isae yang sudah hampir dua minggu tak dia ajak mengobrol, sekedar memberi tegur sapa pun Kasami enggan. “Kasami ... bisakah ayah duduk di sini? Di ruang tamu maupun keluarga, hawanya begitu dingin. Orang-orang pada malas mencari kayu bakar padahal di gudang persediaannya sedikit lagi,” keluh Pak Haede sambil berjalan masuk ke dalam kamar putrinya, membuat Kasami yang tengah berbaring, duduk seketika. “Silakan, Ayah. Ayah baik-baik saja? Ayah begitu pucat?” tanya Kasami melihat wajah Pak Haede yang begitu kuyu. “Ini—” Pak
Read more
13. Kembali Pulang
Eiko bersyukur melihat sang ayah mulai tidur dengan cepat. Akhir-akhir ini, jam tidur Pak Orochi terganggu oleh berbagai macam pikiran yang bergelayut sehingga dipastikan beliau sering tidur larut dan bangun dengan cepat. Terkadang Pak Orochi mengigau—mulutnya tak henti memanggil Minra yang sudah jauh dari jangkauan untuk menarik kembali ke dekapan. Ini juga yang membuat Eiko tidak bisa tidur juga sebab mengkhawatirkan ayahnya yang sudah tersiksa lahir batin. Maka dia sengaja menyibukkan diri dengan menyeduh teh, sesekali juga dia memeriksa kamar adiknya seakan adiknya ada di sini. Kamar yang terlihat rapi dan Eiko sadar sebelum kejadian itu, Minra sendiri yang merapikan ruang pribadinya.“Minra! Minra!” Eiko terkesiap mendengar sang ayah berteriak memanggil seseorang yang sekarang ini dirindukan oleh keluarga dan orang-orang desa. Eiko tidak sempat menutup pintu kamar dan meninggalkan teh buatannya di kotatsu pribadi Minra yang didapatkan Minra secara memak
Read more
14. Terguncang
Siang. Setelah pemakaman Minra yang kepergiannya ternyata ditangisi oleh banyak orang dan kepergiannya membuat orang-orang meminta maaf jika abai mereka kepada gadis yang telah terkubur ini membuat sakit hati sampai di bawa mati. Kasami merupakan diantara orang yang meminta maaf. Pak Orochi dengan hati yang masih belum menerima, hanya terdiam dengan tatapan kosong di dalam rumah ditemani oleh Pak Haede sebab mental Pak Orochi tidak bisa dipaksakan untuk ikut ke upacara pemakaman putrinya dan Pak Haede tidak bisa ikut lantaran flu yang masih setia menemani. Pak Haede pula tidak bisa berbuat apa-apa dan sepertinya harus minta tolong ke Tuan Ikada yang sudah berhasil menenangkan orang-orang seperti dirinya, Pak Orochi, serta anak-anak yatim piatu.“Orochi,” ucap Pak Haede pelan, masih penasaran apakah cara yang dia pikirkan kali ini berhasil atau tidak. “Sekarang, kita sama-sama ditinggal.”Tidak ada sahutan.“Orochi,” lanjut Pak
Read more
15. Terkuak; Rahasia Pak Rogiku
“Sampaikan rasa belasungkawa ini kepada Tuan Orochi.”Muak. Pak Rogiku sudah muak dengan sifat ramah yang dibuat-buat dan mungkin di balik ramah tamah Tuan Ozuru dan Tuan Ronin yang kini ada dihadapannya juga membuat dirinya semakin muak—ingin sesegera mungkin merobek topeng palsu yang kedua orang ini pakai menurut Pak Rogiku.Hampir lupa, menceritakan kenapa Pak Rogiku bisa ke Makigara di siang hari. Sebab desakan Yosihara yang kemarin malam mengetuk pintunya dengan kasar dan memberi tantangan kepada Pak Rogiku agar mencari kebenaran dari kematian Minra dan hilangnya Nyonya Sumiye adalah ulah Makigara. Pak Rogiku mengambil tantangan itu—saling jabat merupakan saksi persetujuan mereka. Ketika diperjalanan menuju Makigara, hati Pak Rogiku menggebu-gebu tanda semangat mengobrak-abrik boroknya Makigara langsung ke junjungannya. Tapi, jiwa semangat itu luntur kala berhadapan langsung dengan Tuan Ozuru dan Tuan Ronin. Pak Rogiku hanya memberi kabar t
Read more
16. Melepaskan; Mengganti Baru
Hanya tidak mau reka adegan peperangan saat Yosihara memenggal dua pria sekaligus yang menyebabkan mimpi buruk bagi Isae, maka remaja laki-laki ini mencegah adegan itu kembali dengan alasan wasiat mendiang ayahnya agar dua katana itu tidak dikotori oleh darah, sengaja atau tidak sengaja. Karena kejadian yang telah lewat tiga hari, Isae memutuskan menjual dua katana ke Yokohama sekarang. Kondisi Pak Haede semakin membaik dan Isae bisa berjualan bersama Pak Haede kembali. Sebelum dirinya pergi, dia sempat membuat makanan untuk Pak Orochi. Jangan berharap Isae membuat onigiri, sup, dan makanan yang seperti ibu rumah tangga hidangkan untuk keluarga. Isae hanya menggoreng burung liar yang iseng-iseng dia cari kemarin dan mendapatkan seekor. Kemarin juga Nyonya Ikada memberi Isae makanan dan cukup untuk sarapan. Jadi, burung hasil buruannya untuk Pak Orochi. Sejak Kejadian surat Sumiye dan kejujuran Pak Rogiku, membuat keadaan Pak Orochi kian memburuk. Sering kali Pak Orochi tertawa dan t
Read more
17. Rencana Kudeta
Dua hari berada di Makigara, janji Tuan Ozuru kepada Pak Rogiku mulai terpenuhi. Makanan lezat, minuman menyegarkan, harta berupa rumah serta baju, dan wanita yang terkadang disuguhkan Tuan Ozuru kepadanya. Begitu enak hidupnya sekarang. Tidak sia-sia Tuan Ikada membuangnya jika balasan yang dia terima berujung bahagia begini. Tetapi, Pak Rogiku harus bersedia sebagai pengkhianat. Ketika malam di hari Pak Rogiku dibawa kemari dan menyetujui untuk tetap tinggal disini, Tuan Ozuru mengajaknya berunding bagaimana cara melemahkan Kuromori secara perlahan. Awalnya begitu muskil Pak Rogiku merundingkan hal yang membahayakan bagi bekas tempat tinggalnya. Bukan hanya Pak Rogiku, tetapi Tuan Ronin tidak setuju dengan rencana ini. Apa daya, dia sudah diprogram untuk menuruti perintah tuannya. “Rogiku, jangan ragu. Ingat Yosihara yang telah merubuhkan harga dirimu secara tak sengaja. Ingat, warga desa yang ikut membuangmu ke hutan,” rayu Tuan Ozuru. “Yang aku inginkan tinggal d
Read more
18. Kembali Bangkit
“Bisa, tidak berbuat ulah sebentar?” “Sumpah! Tadi aku lihat bayangan!”Harus bagaimana lagi Ichida meyakinkan ayahnya agar percaya dengan semua ucapan yang dia lontarkan sampai mulut terasa kering. Ketika tetua dari Kuromori dan Makigara saling membincangkan permasalahan desa masing-masing dan bertukar pikiran yang ternyata tidak mendapatkan titik terang. Ichida yang baru saja pulang dari hutan untuk mengambil stok kayu bakar, melihat sekelebat bayangan hitam, mungkin bayangan itu serupa yang Isae lihat sewaktu mencari hewan buruan untuk pernikahan Yosihara dan Mirae. Dengan ketapel, Ichida berusaha menangkap bayangan itu. Meleset, lemparan batu dari ketapel malah merusak jendela kamar bagian belakang rumah Tuan Ikada, dan bayangan yang dilihat Ichida lenyap. Maka, Pak Zukida setelah kepulangan Tuan Ozuru dan Tuan Ronin, memarahi Ichida. Umpatan kasar bagi Ichida sudah biasa, tinggal memastikan ayahnya harus percaya apa yang dia lihat.
Read more
19. Tiga Orang Hilang
Dua pria sedang menimbang-nimbang apakah rencana keji yang mereka buat benar-benar ampuh memporak-porandakan kejiwaan musuh dengan cara menculik orang-orang (anak-anak lebih utama) Kuromori. Sebab Tuan Ozuru maupun Pak Rogiku gemas akan bayang-bayang kejayaan jika Kuromori hancur lebur. Pak Rogiku juga membayangkan dirinya memenggal kepala Yosihara dan Mirae menjadi budak bergilir karena dendamnya dia kepada pasangan itu. Tetapi, rencana Mirae menjadi budak bergilir sebuah rahasia, karena Tuan Ozuru pasti marah dengan rencananya. Atau, bisa saja setelah mereka mendapatkan kejayaan itu, Pak Rogiku memainkan peran utama sebagai pengkhianat kembali dengan cara meracuni Tuan Ozuru dan Tuan Ronin. Kematian mereka berdua akan menjadi misteri menurut imajinasi biadabnya. Sedangkan Tuan Ronin hanya diam, berusaha menerka-nerka, rencana apa yang masing-masing mereka pikirkan. “Jadi, apa kalian berdua keberatan, jika aku mengambil keputusan menculik orang-orang Kuromori?&rd
Read more
20. Gagal Mencari
Setelah kesuciannya hampir terenggut oleh prajurit Kuromori, Miasaki atau orang-orang sering memanggilnya Mia, terkadang melamun membayangkan seorang pria seperti ninja yang telah menolongnya saat huru-hara terjadi, saat dia mencoba menolong Mirae dengan cara mengalihkan fokus mereka kepadanya, sehingga Mirae bisa melarikan diri. Terkadang Mia  bersyukur sahabatnya ditolong oleh seorang pria Kuromori yang baik hati, dia tahu informasi itu dari Tuan Ronin. Mia juga tanpa sengaja bersitatap dengan pria Kuromori tersebut. Tampan. Pantas Mirae jatuh hati tidak peduli pria itu musuh atau kawan, matanya begitu tajam saat menatap balik Mia, sehingga kedua pipinya merah merona. Bukan hanya Mia yang ditatap begitu, wanita yang menghidangkan sesajian tak luput dari tatapannya—seperti orang menerka-nerka kelemahan lawan. Mia pula tahu kenapa pria yang bernama Yosihara itu menatapnya beserta wanita lain, dia sedang mencari seorang wanita bernama Eiko dan Sumiye, mereka kesini akibat
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status