Semua Bab Magic You: Bab 61 - Bab 70
109 Bab
Chapter 61
Readers ku yang cantik cantik dan tampan tampan... Jangan lupa di like dan komen ya guys, ingat loh... Like itu gratis. Ngak ada salahnya untuk di pencet guys... Itu membuat aku semakin bersemangat untuk nulis. Dan kalau bisa di vote dan beri hadiah... Itu akan lebih menyangatiku untuk berkarya.Bagi readers yang udah like, komen, vote dan beri hadiah, aku sangat berterima kasih sekali sama kalian. I love you...Happy reading guys...----------------------------------------------------------- Ken Prov Aku menunggu bekicot di halte biasa dia menunggu bis. Semalam aku menelponnya untuk berjumpa dengan alasan ada kegiatan kemahasiswaan yang cocok dengannya.Ntah kenapa aku ingin berjumpa dengannya hari ini.Ngomong ngomong, nih bekicot kok lama banget sih.
Baca selengkapnya
Chapter 62
 Ken Prov Aku mengejarnya dan menghadangnya. "Ngak ada naik bis. Pulang bareng aku.""Ngak mau.""Bekicot!""Kentang.""Ck. Aku ngak akan ngebut lagi.""Tetap ngak mau.""Bekicot, jangan bantah!""KRP, jangan maksa."Aku mengacak rambutku kesal. Aku selalu kalah berdebat dengannya."Denger. Kau pulang denganku. Aku yang bawa kau sampai sini dan aku harus tanggung jawab sampai kau sampai di rumahmu dengan selamat. Paham?" Jelasku dengan berusaha tetap tenang."Ken-tang. Tadi kan kau ngak jemput aku dari rumah. Kita hanya berjumpa di halte. Jadi kau tak perlu sampai mengantarku. Paham."Tarik nafas... Buang... Sabarkan dirimu Ken... Memang otak ni anak terbuat dari batu, semen dan bahan material bangu
Baca selengkapnya
Chapter 63
Aku berjalan bersama Cya melalui koridor sekolah yang cukup ramai karena pembelajaran hendak di mulai."Cy. Aku semalam mimpi." Aku memulai pembicaraan. Rasanya jika aku curhat sama Cya pasti lebih lega, karena kalau aku ngomong sama nenek, aku pasti semakin merepotkannya."Mimpi apa beb?" Dia penasaran."Aku mimpi Jessen." Ucapku sambil menerawang ingatanku semalam.Dia menutup mulutnya menahan tawa. Kemudian Cya mulai bicara masih dengan terkekeh. "Kangen banget ya, sampai di mimpiin. Haha."Aku memasang wajah kesal. "Is.. Serius loh."Dia menepuk pundakku pelan. "Hedeh. Mbak mbak. Masa lalu, biarlah masa lalu..." Cya seakan menyairkan lagu dangduttan padaku.Aku menyentil jidatnya. "Nyebelin banget."Dia terkekeh dan memelukku. "Udahlah beb. Cari cogan baru aja napa sih beb.""Iya loh...""Nah. Gitu dong." Katanya senang sambil mengacungkan jempolnya menempel ke wajahku.Aku sedikit mendorong tanga
Baca selengkapnya
Chapter 64
Aku langsung berjalan ke arah Jessen dengan cepat. "Ngak bisa gitu dong Jes.""Apa peduliku?"Aku menarik narik lengan baju Jessen. "Jes jangan gitulah.""Kau ke sini kan karena kemauan mu sendiri. Jadi itu masalahmu." Katanya cuek tanpa melihatku.Aku duduk di sebelahnya lemas sambil memijit kepalaku, pusing memikirkan apa yang terjadi.Tapi sesaat kemudian aku bingung melihat sudut ruangan ini yang terlihat sangat sepi. Dari pandanganku sepertinya ini di apartemen lagi deh. Dan btw... Foto calon si Jessen kok ngak ada di sini?"Eh. Kapan kau nikah?" Tanyaku memastikan rumor yang beredar itu bener apa enggak."Siapa yang mau nikah?" Dia balik nanya."Ya.. kau lah."Dia melihatku datar. "Aku tidak akan nikah.""Serius? Berarti gosip itu ngak bener dong ya kan...""Heh?" Dia menaikkan alisnya."Ngak apa. Ngak usah di bahas."Dalam hati aku sangat bersorak kegirangan.Aa.... Yes yes yes..
Baca selengkapnya
Chapter 65
Ken Prov "Huaamm." Aku menguap sambil merengangkan badanku sambil merentangkan tanganku di ranjang.Puas sekali tidurku kemarin.Masih dengan posisi terlentang, aku meraba raba ranjangku mencari ponsel yang bergetar terus.Masih pagi juga, ngapain sih nelpon nelpon. Aku berdecak kesal sebelum aku melihat layar ponselku.Mama?Mama kan di rumah. Ngapain harus sampe nelpon?Aku mengangkat ponselku. "Iya ma?""Halo Ken. Mama lagi di luar kota nyusul papa kamu yang berangkat kemarin ya Ken. Maaf baru beri tau kamu sekarang. Tadi mama repot beresin barang.""Hm. Iya ma.""Jaga diri baik-baik ya. Mama masih banyak kerjaan ini. Love you sayang." Mama memberikan kecupan pada akhir kalimatnya."Iya ma."Mama pun mematikan ponselny
Baca selengkapnya
Chapter 66
 7 Tahun Kemudian. "Ya pak. Maaf pak." Aku terus meminta ampun kepada Dokter senior yang ada di hadapanku, sedang kami ada di ruangan kerja bersama beberapa rekan seangkatanku."Kau ini gimana sih. Masa mengerjakan itu aja ngak bisa becus!" Dia membentakku dan menamparku dengan kata kata kejam Jang menusuk hati. Dia terus mempermalukanku di depan umum."Kau pikir dengan bertindak ceroboh menjatuhkan alat medis di hadapan pasien itu bisa di ampuni apa?! Itu bakalan membuat pasien men-judge kita sebagai petugas medis yang tak kompeten!" Sambungnya dengan kata kata kasar lainnya.Kupingku sangat panas.Ni orang kaya ngak pernah buat kesalahan aja. Cih."Kenapa matamu melotot melihatku. Tak terima apa?!"Iya! Memang aku ngak terima!Pekikku dalam hati. Tapi aku ngak mungkin membant
Baca selengkapnya
Chapter 67
 Badanku seketika lemas. Pikiranku kacau. Jessen... Dia kenapa?!***Tian, aku dan beberapa perawat memeriksa keadaan Jessen di ruang ICU, Jessen tak sadarkan diri.Tian mulai memeriksa pemeriksaan umum Jessen, detak jantung nya lemah.Sedari tadi aku sangat ketakutan dengan kondisi Jessen. Keadaannya sangat di bawah keadaan normal pasien pada umumnya.Semua pemeriksaan luar dalam dan kami  pemasang oksigen telah kami lakukan, dan dilengkapi dengan tes laboratorium yang telah di lakukan oleh petugas medis lainnya dapat di simpulkan bahwa Jessen memiliki penyakit komplikasi jantung.Tanganku sangat bergetar ketakutan melihat Jessen sudah seperti mayat hidup. Pucat tertidur dengan detak jantung yang sangat lemah.Setelah selesai segala yang dapat kami lakukan. Kami pun keluar dari ruangan.Semua keluar kecuali aku dan Tian. Tian tak keluar karena menungguku."Kau kenapa?" Tanyanya. "Kau sangat..."
Baca selengkapnya
Chapter 68
 "Ehem... Apakah ini sudah terekam. Sepertinya sudah.. Aku mulai saja.Hi.. aku Jessen. Hari ini aku baru tau apa sekarang fungsi alat rekam ini, akan ku jadikan ini diaryku." Terdengar suara Jessen yang sangat datar."Hari ini aku berjumpa dengan wanita aneh yang menolong kucing dengan gaya polosnya yang terlihat seperti idiot. Dugaan awalku pasti satu sekolah denganku karena seragam yang dikenakannya sama denganku.Sampai di sekolah aku berjumpa dengannya lagi di kantin, dia menyapaku dengan gaya idiot nya lagi.Aku yakin dia merupakan salah satu dari banyak wanita menjijikan yang tebar pesona padaku. Aku sangat membenci mereka.Tapi, dia tampak berbeda dengan wanita lain yang mendekat padaku." Suara datar Jessen berubah menjadi sedikit tertawa."Dia sangat marah ketika aku merendahkannya di kantin tadi. Anehkan? Padahal dia deluan yang keganjenan. Cih.Aku jadi ingin mengerjainya. Aku akan teror dia dengan caraku seper
Baca selengkapnya
Chapter 69
 "Aku baru kali ini mendengar dia bernyanyi. Suaranya sangat buruk. Cih. Tapi kenapa aku terus mendengarkan suara buruknya.."Sepertinya dia berkata sambil tersenyum. Terdengar dari nadanya."Aku dan dia pun pergi bersama. Rasanya sedikit lucu karena dia terus menyangkal bahwa dia tidak menyukaiku, padahal dari tadi dia naik motor bersamaku dia kepergok tersenyum senyum."Aih... Malu maluin banget aku.*** (Rekaman berikutnya)"Aku akan memberikan buku diary nya hari ini. Ngak mungkin aku terus menyimpan ini. Barang ini juga tak berguna bagiku.Wajahnya sangat memerah saat dia mengetahui diarynya padaku. Heh.Aku menyukai ekspresinya.Dia terlihat lucu saat dia panik karena kebodohannya. Dasar bego.Tapi aku sangat benci ketika dia mendekat dengan si Anak baru itu. Sok akrab.Aku mengatakan bahwa aku pacar Valen. Agar si pengganggu itu pergi dari hadapan Valen.""Dia begitu kesal padaku karena
Baca selengkapnya
Chapter 70
 "Aku sekarang ada di rumah Valen. Cih, ini semua karena alasannya mengatakan bahwa dia asma makanya aku mau ke sini.Dia membuatkan ku mie. Padahal ini mi instan, tapi kenapa rasanya sangat buruk. Antara marah dengan lucu, aku terus memakan mie ini. Padahal aku tidak suka, tapi aku terus memakannya.Dia bertanya mengenai 'pernahkah aku berpacaran'. Dan aku baru menyadari satu hal, dia adalah orang pertama yang menjadi pacarku, walau itu sebenarnya terpaksa, tapi dia yang pertama.Aku jadi aneh sendiri melihat diriku yang sekarang ini. Kenapa begitu banyak perilakuku yang semakin aneh saat bersama ni cewek. Dan kenapa juga aku sangat menikmatinya? Apakah ada yang rusak dari otakku ini? Apa sarafku masih normal?Ah... Sudahlah.Dan beberapa saat kemudian aku mengajar Velen dengan cara yang menurut ku sangat mudah di serap bahkan oleh orang yang ber IQ rendah seperti nya... Dan aku mengunakan beberapa penekanan padanya agar dia leb
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status