Semua Bab Magic You: Bab 51 - Bab 60
109 Bab
Chapter 51
Aku dan Jessen pun melangkahkan kaki ke hi halaman depan rumahku setelah sampai mengantarkan aku.Bib bibTerdengar suara klakson kereta yang berhenti di depan pagarku. Aku dan Jessen menoleh ke sumber suara.Lelaki itu tampak heboh sendiri turun dari keretanya. Dia seperti orang yang kepanikan.Aku melihat menerawang lelaki yang menggunakan helm full face dengan jas hujan yang dia kenakan."Val..."Terdengar suara jeritan yang kurang jelas karena di dia menjerit menggunakan helm tanpa membukanya dan juga suaranya di timpa dengan suara derasnya hujan.Dia berjalan cepat ke arah kami dan berhenti di hadapanku. Dia memasukkanku ke dalam jas hujannya, membuatku ada di depan badannya sangat dekat."Kau bersamaku sekarang." Katanya.Aku sedikit mendongak dari dalam jas hujan ini. Wajahnya masih tak tampak. Ya iyalah, kau tau sendiri kan gimana jas hujan...Aku mendorong tubuhnya dan keluar dari jasnya kembali ke dekat
Baca selengkapnya
Chapter 52
Aku mendengus kesal. "Ishh. Tau loh. Tadi kan juga udah kau sampaikan di mobil tadi." Aku melepaskan pelukanku. "Bikin kesal aja."Bruk..Suatu barang jatuh lagi. Ntah dari mana berasal. Di sini sangat gelap, sangat sulit untuk melihat.Arh kesel... Ni hantu ngak tau kondisi dan situasi! Udah tau moodku tiba-tiba drop karena hinaan Jessen. Dia malah nakut nakutin!Jiwa pemberaniku pun muncul. "Heh hantu! Bisa ngak sih ngak ganggu! Orang lagi kesel juga!"Bruk..Sebuah benda kembali jatuh.Damn...Aku kembali memeluk Jessen. Badan Jessen bergetar, aku mendongakkan kepalaku melihat Jessen. Dia menahan tawa.Gila... Di situasi serem begini malah tertawa!"Eh bego. Jendela mu terbuka. Angin masuk dan menjatuhkan barang yang di dekatnya." Jessen mengarahkan matanya ke benda yang terjatuh tadi. Aku pun melihat se arah yang di lihat Jessen.Aih... Aku pikir hantu Beneran.Aku pun berdiri dan sedikit berlari
Baca selengkapnya
Chapter 53
Dia hanya menatapku datar.Aih...Aku mencoba menetralkan jantungku dengan sedikit terbatuk. "Ehem. Ngak usah di anterin. Valen pergi sediri aja nek."Ken berjalan ke arahku membelakangi nenek.DegDegDia sekarang di hadapanku. Aku menatapnya kaku.Dia menyentuh bibirnya dengan jari telunjuknya kemudian menyentuh bibirku dengan jari telunjuk yang menyentuh bibirnya tadi. Dia memandang ke sembarang arah sambil tersenyum.Apa maksudnya coba?Dia membalikkan badan dan kembali ke tempat nenek.Dia menyalim nenek. "Kami berangkat ya nek." Dia menoleh ke arahku tersenyum aneh. Kemudian keluar.Aku pun berjalan ke arah nenek dan menyalimnya. "Valen berangkat nek.""Iya."Beberapa langkah setelah aku berjalan keluar. Aku menoleh ke belakang memastikan nenek udah menutup pintu. Takutnya nenek ikut ikutan salah sangka juga.Nenek sudah menutup pintu. Syukurlah.Aku kembali berjalan.
Baca selengkapnya
Chapter 54
Aku berjalan menyusuri lapangan basket mencari keberadaan Cya."Val!"Aku menoleh dan melihat Cya yang tenagh duduk di kursi penonton dan melambaikan tangan ke arahku. Aku tersenyum dan segera berjalan ke arahnya memutari lapangan karena sedang ada yang bermain di sana.Aku duduk di sebelah kirinya.Dia memelukku. "Val... Aku dari tadi nungguin loh. Kamu lama banget.""Wkwk. Maaf ya."Dia melepaskan dekapannya. Menatapku dengan tersenyum. "Iya ngak apa."Dia kembali mengarahkan pandangan ke lapangan basket. Aku mengikuti arah pandangnya.Aku sedikit terkekeh. Heh, ternyata dia memperhatikan salah satu pria yang bermain basket.Ganteng banget memang.Normal kali kalau mata kita jadi jernih kalau lihat cogan. Namanya juga cewek.Sesaat kemudian mata di tutup oleh seseorang. Yang pasti aku yakin bukan Cya. Aku menolak tangannya. Aku melihat ke arah orang itu."Apaan sih lihat cowok lain. Udah puny
Baca selengkapnya
Chapter 55
Aku berjalan pulang bersama Cya. Aku hanya menatap depan kosong, rasanya sangat malas, moodku sangat rendah sekarang.Dengusan nafas berat beberapa kali keluar dari hidungku. Benar-benar malas.CtekCya melentikkan jarinya di hadapanku, membuatku menoleh ke arahnya."Val. Kusam banget dari tadi pagi.""Hm.. males banget aku Cy. Ntah lah, ngak ngerti."Cya merangkulku. "Jessen?"Aku terkejut mendengar kalimat Cya. Jadi selama ini Cya juga merasa bahwa aku menyukai Jessen?"Tenang aja Val. Aku nggak bakal ember kok. Aku mengerti perasaanmu."Aku mengerucutkan bibirku. "Hm. Aku sangat tak bersemangat Cy."Cya memelukku. "Udahlah Val. Kalau dia memang jodohmu. Pasti kalian bakal ketemu lagi kok."Aku mengangguk dalam dekapan Cya.Cletak"Aduh." Pekik Cya pelan."Hei gila. Ngapain kau nyentil jidatku. Kurang ajar kau ya!"Cya tampak memaki seseorang di belakangku sambil memegangi jidatn
Baca selengkapnya
Chapter 56
Ken prov Aku terus mendengus kesal sampai pulang dari kampus. "Sialan tu cewek!"Kenapa dia selalu ada di mana Valen ada. Kayaknya aku harus memberikan pelajaran tu cewek."Ken."Aku menoleh melihat seseorang yang memanggilku."Oh. Theo."Theo berjalan sedikit berlari ke arahku.Hm. Terbesit suatu pikiran yang menurutku dapat memberi pelajaran si bekicot.Theo merangkulku. "Main basket kuy. Dah lama ngak main kau.""Biasalah bro. Lagi banyak tugas.""Hm... Tugas memikat hati cewek ya? Haha.""Bangsat kau.""Haha. Ngak lah. Bercanda... Btw aku bingung samamu, masa ngak ada satu cewek pun yang nyantol di hatimu. Banyak loh cewek yang mengemis, pilih satu kali untuk coba-coba." Theo menyikutku.Plak
Baca selengkapnya
Chapter 57
Ken Prov Aku berjalan ke parkiran mobil dan mengeluarkan mobilku dari sana.BrumAku melajukan mobil dengan kecepatan sedang. Di guyur oleh hujan yang deras."Ck. Menyebalkan sekali."Aku mengendarai mobilku ke lapangan basket tempat terakhir kali Theo dan bekicot bersama.Setelah beberapa lama aku mengendarai mobil. Akhirnya sampai juga.Aku memarkirkan mobilku dan keluar dari sini. Sebelumnya aku membentangkan payungku dan beranjak keluar.Apa mungkin dia masih di sini. Di sini kan ngak ada tempat berteduh.Aku berjalan menyusuri lapangan ini. Dia ngak ada."Manalah dia."Astaga. Aku memukul jidatku. Kenapa ngak aku telfon aja dari tadi. Ck, bego aku!Aku mengambil ponsel dari saku celanaku."Hm." Jawab
Baca selengkapnya
Chapter 58
 Ken Prov ku terkejut mendengar perkataan Cya. Sedangkan dia hanya sedang membaca buku kecilnya sambil masih menggenggam ponselnya di telinganya.Dia tau kalau aku yang jemput mama kemarin?Dia mematikan ponselnya dan kembali menatap ke datar ke bukunya.Eh.. Aku...Aku kembali menelponnya."Hm." Katanya."Kenapa di matikan?!""Karna kau diam."Ck."Kalau kau tau kemarin aku yang jemput mamaku, kenapa kemarin kau seolah-olah ngak kenal aku?" Aku penasaran."Karna kau berharap aku tak mengenalimu kan, makanya kau pakai Woody yang tertutup dan masker?"Aku meneguk salivaku berat.Dia benar.Kalimatnya singkat tapi sangat menusuk. Aku terdengar seperti orang jahat, men
Baca selengkapnya
Chapter 59
Ken pergi tanpa berkata apa apa lagi. Bahkan. Aku tak mencegahnya. Maafkan aku Ken. Tapi aku memang tak dapat melakukan ini lebih jauh lagi.Aku tak mengerti bagaimana aku dapat menjelaskan perasaan ini. Aku sama sekali tak mencintai Ken. Aku tak ingin dia semakin tersakiti. Terpaksa aku mengatakan hal itu. Maafkan aku Ken.Aku menutup pintu rumahku dan kembali berjalan ke kamarku.Aku menutup kamar sambil merenung. Aku tak mengerti, aku bahkan tak ingin untuk membuka hatiku lagi untuk siapapun. Jika aku membukanya itu akan semakin membuatku semakin sakit.Sesak sekali rasanya mengetahui Jessen pergi dan akan menikah dengan mantan tunangannya. Walaupun itu hanya rumor mengenai pernikahannya, tapi ntah kenapa itu seperti benar seakan akan terjadi.Kenapa dia setega itu? Aku pernah berbuat salahkan padanya? Bahkan aku yang selalu tersakiti dengan sikapnya yang aduh terhadap perasaanku. Aku tak mengerti.Air mata ini menetes deras. Begitu naifn
Baca selengkapnya
Chapter 60
"Aaa... So sweet banget sih..." Pekikku setelah menonton drama yang romantis ini.Cya memelukku sambil menggerakkan badanku ke kana ke kiri. "Aaa... Malah cogan banget lagi!!""Iyaaa.... Wuaaa..."Cewek memang selalu begini ya... Wkwk.Ngak pinter ngak bego kayak aku, sama sama histeris kalau lihat drama se romantis ini.Setelah menonton kami langsung mencari siapa pemeran utama prianya.. Biasalah. Wkwk."Anjrit... Ganteng bawaan lahir sumpah." Jeritku."Hooh. Bisa begini yak... Makan apa coba mamanya waktu ngamilimnya. Haha.""Iya. Ckck. Semoga jodoh sama aku." Kataku yang langsung di bereng sinis sama Cya."Eh. Aku juga mau kali."Kemudian kami saling tertawa.Ada aja tingkah kami memang."Eh. Cari backsound dramanya lah.""Ashiapp..." Cya langsung mengetik ngetik di keyboard laptopnya."Wew..." Ucap kami serentak."Cogan juga anjrit..." Kata Cya."Ngak bisa ngomon
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status