All Chapters of Teratai Yang Layu: Chapter 21 - Chapter 30
35 Chapters
Antara Kerja Dan Rasa
Ibu Monika melihat-lihat hasil dari jepretan Om Ridwan dan memperlihatkan pula pada Agista. "Lihat, kalian serasi banget tahu!" "Aamin Yarobal Alamin," Gino menyahut ungkapan ibu Monika dengan mengaminkan ucapannya. Ibu Monika pun  tersenyum merekah karena melihat aura bahagia di wajah putranya tersebut. "Gin, kita,berhenti di depan!" Ibu Monika kembali menyerukan Gino untuk parkir di sebuah tempat yang akan dia singgahi lagi. "Tapi Bu, saya kan harus kerja di butik Ibu?" sergah Agista. "Pemotretan  tadi itu adalah bagian dari pekerjaan kamu, dan ini bayarannya!" Ibu Monika memberinya amplop kuning berisi uang, yang dia lihat langsung. "Apa ibu tidak salah hitung? Ini jumlahnya banyak sekali Bu!" wajah Agista seketika pucat pasi karena uang yang ada di amplop banyak sekali. 
Read more
Yuda Kecelakaan
"Ambil baju ini dan segera coba! Keluar sebentar karena aku ingin melihatnya," Tanpa basa basi lagi Agista menuju kamar pas, dia mencoba pakaian kaos lengan panjang dengan kardigan tanpa lengan  berbahan jeans. Agista keluar sebentar untuk memperlihatkan ke Gino. "Gin! Bagaimana nih?" Gino mengacungkan jempol sambil melempar senyum manis. "Wajah pacar Mas itu cantik dengan  postur tubuhnya yang tidak terlalu tinggi tidak pendek juga, memakai baju apa pun sangat menarik. Meski pun memakai hijab, penampilannya tetap modis karena perpaduan celana jeans dan kardigan  berbahan jeans juga," ungkap kasir yang berada di samping Gino. Gino tersenyum penuh bahagia ketika kasir tersebut menyangka jika mereka pacaran. Gino membalas kasir tersebut dengan sebuah kata. "Perfect!" Setelah mencoba beberapa potong baju yang semuanya bermodel sporty
Read more
Mulai Membuka Hati
"I-iya Gin," Agista menjawab dengan ragu. Gino mau melanjutkan pertanyaannya namun tercegah oleh perawat mempertanyakan keluarga dari pasien yang mengalami kecelakaan tersebut. "Apa ada keluarga dari pasien yang bernama Yuda?" Agista langsung sigap berdiri dan  mengiyakan pada perawat jika dia adalah salah satu dari keluarganya Yuda. "Saya Sus!" Gino nampak heran campur marah melihat Agista begitu perhatian pada lelaki yang sudah mencampakkan dirinya. "Pasien mengalami luka yang cukup serius, jadi harus dirawat beberapa hari di rumah sakit!" ujar dokter yang memeriksa Yuda di IGD. Agista kebingungan jika menyetujui dia harus mempertanggung jawabkan biayanya dan harus bayar daftar di bagian administrasi. Telunjuknya diketuk-ketuk ke kepalanya berharap muncul sebuah solusi.  Sepuluh menit kemudian Agista fokus pada ponsel u
Read more
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
"Cup ah!" Suara bibir Gino mencium kening Agista, mereka saling berpamitan. Namun Gino menahan tangan Agista seraya berujar. "Aku harus yakinkan jika tantemu tidak ngomel-ngomel karena kamu pulang larut malam!" Agista mengiyakan ucapan Gino, mereka berjalan ke arah gang sempit rumah Tante Rini dan Om Dudi. Namun baru saja sampai di teras rumah, terlihat dua tas butut bertumpuk di depan pintu. "Ini tas apaan?" tanya Agista pada dirinya sendiri. "Kamu coba buka dulu!" saran  Gino.Agista mencoba mengikuti saran Gino untuk membuka tas tersebut. Baru saja setengahnya Agista sudah sadar jika semua pakaian yang ada di dalam tas tersebut adalah miliknya. Begitu juga di dalam tas yang satunya lagi. Tubuh Agista tersungkur ke lantai dengan air mata yang sulit dia bendung. Gino sang lelaki yang tulus mencintainya merangkul da
Read more
Konspirasi Yang Diciptakan Yuni
"Kamu kok jahil banget sih Mon?" Gino marah pada Mona. Mona nggak terima jika Gino memarahinya karena dia adalah putri dari salah satu dosen di kampus tersebut. "Heh, culun! Apa urusan lo?" Mona nyolot dengan pertanyaan Gino. "Gua lupa, jika si culun itu memang cocok dengan si kucel," Kelakar tawa dari gengnya Mona pun sangat keras terdengar sampai keluar kelas. Mereka tidak sadar jika dosen yang akan mengajarnya sudah ada di balik pintu dan mendengar dan melihat semua yang sudah terjadi. "Ehmmm!" Pak Robi dosen Akuntansi sudah ada di depan pintu, sontak semua mahasiswa berhamburan kembali ke kursi masing-masing yang semula mengerumuni Agista, Gino dan Mona. "Kalian ini sudah berpredikat mahasiswa, jadi berhenti bersikap kekanak-kanakan!" seru Pak Robi. Semua mahasiswa tertunduk tanpa ada satu pun yang bicara. "Di
Read more
Misi Terselubung Yuni
Andika kaget dengan foto wanita yang diberikan Yuni kepadanya. Karena dia Agista yang berkenalan di area parkir kampus saat mobil Gino mogok. "Dia kan ceweknya si Gino, memangnya dia punya salah apa sama Yuni?" benak Andika bertanya-tanya."Terus gue harus ngerjain Agista kayak apa yah?" Andika menopang dagu dengan kedua tangannya sambil mencari ide apa yang harus dia kerjakan untuk membuat Yuni merasa puas dengan kerjanya. Keesokan harinya ada sebuah momen yang serba kebetulan, ternyata Andika dan Agista berada di satu komplek kos-kosan yang sama. Agista sadar ketika dia bersiap pergi ke kampus dengan berjalan kaki sedikit dari kos-kosan menuju halte bus. Sebuah motor gede terparkir di depannya. "Kamu Agista kan?" Andika membuka helmnya dan segera menyapa Agista. "I-iya Kak," Agista menjawabnya dengan gugup. "Ayo naik! Kita kan satu arah," tawar Andika.&nbs
Read more
Berhasil Membuat Yuda Cemburu
Ketika Wini sedang menyimak apa yang diterangkan oleh Agista tentang style fashionnya. Gino tiba-tiba menghampiri Agista untuk mengajaknya makan siang. "Sayang, kamu belum makan nih," ujar Gino sambil menempelkan dagu di bahunya Agista. Sontak semua karyawan dibikin baper dengan kelakuan Gino termasuk Wini sendiri. "Aku kerja dulu Gin," Agista menolak ajakan Gino dengan nada pelan karena malu sama Wini. Agista tidak sadar jika ponsel Wini mengabadikan momen manis Gino dan Agista tersebut untuk bahan laporan pada Mona. "Bang Gino nih nakal banget kalau ada Mamanya pasti udah dijewer!" celoteh salah satu karyawan Bu Monika. Wini mencuri kesempatan untuk cari informasi tentang posisi Gino itu siapa di butik itu. "Mba itu yang lagi ngobrol mesra sama cowok itu siapa sih?" tanya Wini. "Itu si cowok anak yang punya butik ini, dan  kar
Read more
Gino Cemburu Buta
"Kamu sudah diberi uang tapi belum ada aksi apa pun, coba kamu hubungi Mona tingkat 1 mungkin bisa kerjasama dengan kamu!" Yuni ngomel sama Andika karena tidak ada aksi sama sekali meski sudah diberi imbalan.  "Sayang, aku itu baru diangkat jadi ketua BEM dua bulan lalu. Jadi aku benar-benar harus hati-hati!" jawab Andika.  *** "Gue menyimpulkan jika Gino itu pura-pura culun, padahal dia sebenarnya punya banyak modal untuk membuat style dia untuk semenarik mungkin. Kok Agista yang kucel itu bisa jadi pacarnya juga, duh gue jadi bsnyak PR begini sih," gerutu Mona.  "Padahal gue cantik, tinggi, styleku juga oke. Gue dong yang harusnya jadi pacar Gino!" dengan melenggak lenggokan tubuhnya di depan cermin Mona bicara sendiri.  "Ya gue harus jadi pacar Gino!" Mona meyakinkan dirinya jika Gino bakal balik arah pada Mona.  Keesokan harinya seperti biasa, Mona sudah ada di kelas dengan mempersia
Read more
Kecupan Pertama
"Aku percaya kamu!" Gino bicara dengan nada pelan tapi dengan posisi kepala dan tangan menunduk ke setir mobil. Agista yang mendengar hal itu langsung tersenyum dan mengangkat bahu Gino agar dia bangkit dari posisinya. "Gin!" panggil Agista. Setelah posisi Gino duduk tegap kedua pasang mata kekasih itu saling bertatapan, Gino mengelus wajah Agista dan mengusap air matanya. "Gis!" "Bolehkah aku mencium keningmu!" pinta Gino. Agista mengangguk dan bibir Gino pun mendarat untuk yang pertama kalinya dengan manis di dahi Agista.  Setelah Gino mencium dahi Gino, bibirnya seperti magnet untuk turun ke bibir Agista. Namun Agista menahan bibir Gino dengan kelima jarinya.  "Aku mohon jangan dulu Gin, aku belum siap!" Gino tidak bisa memaksanya, Gino sangat mencintai Agista dari pertama kali berjumpa.  Gino
Read more
Yakinkan Aku Gis!
"Sayang, aku udah bayar kosan kamu untuk tiga bulan pertama. Semoga semuanya dimudahkan jadi kamu nggak usah mikirin biaya kosan yah! Yang paling utama kamu nyaman di sini!" ungkap Gino. Fasilitas kosan tersebut lumayan agak mewah karena ada Ac, sping bad, WC, dapur mini, sofa dan CCTV. Gino duduk terlebih dahulu di tepi  ranjang sembari menunggu Agista merapikan barang-barangnya. "Sayang, hari ini kita nggak ada jadwal kuliah. Jadi kamu bisa santai-santai!" ujar Gino sambil tiduran di sofa. "Tapi Gin, aku harus ke butik!" timpal Gino. Baru saja Gino rebahan di atas sofa sambil nungguin Agista beres-beres, notifikasi ponsel dari aplikasi WA berbunyi. Timbunan beberapa pesan chat dari WA grup kampus yang membuat mata Gino tersulut emosi kembali. Beberapa foto dan video adegan mesra antara Agista dan Andika juga dengan dirinya. Kemaraha
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status