All Chapters of Boss Mafia, I Love You: Chapter 91 - Chapter 100
131 Chapters
Akhir Anak dan Ayah
Setelah Rose sadar, Allen kembali ke markas Blue Fire menemui paman dan sepupunya. Mereka masih di sekap di dalam ruang eksekusi dalam keadaan yang mengenaskan.  Kepala Adam mulai membusuk dengan aroma menyengat yang keluar dari sana. Bahkan belatung-belatung kecil mulai terlihat memenuhi kulit kepala Adam. Memakai masker gas, Allen masuk diikuti Ace dari belakang. "Halo Paman dan sepupuku…," sapanya. Robert yang tidak pernah makan setelah hari dimana dia memakan daging jari anaknya, tampak kurus dengan wajah yang pucat. Mereka tidak diberi makan ataupun minum oleh anak buah Allen, seperti perintah pria itu. Tidak ada sahutan satupun dari mereka berdua, karena baik Robert maupun Adam sudah sama-sama tidak bertenaga.  "Ini sama sekali tidak lagi mengasyikkan untukku!" Allen duduk menatap bergantian paman dan sepupunya. "Ba
Read more
Keputusan
"Bagaimana?"  "Semuanya bagus, ginjalmu sangat baik. Tekanan darahmu juga normal, kita tinggal menunggu kesiapan dari Rose."  "Baiklah, aku senang mendengarnya. Aku akan menjenguk dia dulu."  Liam mengangguk menatap Allen dari belakang. Entah apa Rose akan setuju untuk melakukan operasi ini atau tidak, tapi pria itu terlihat bersungguh-sungguh ingin melakukan operasi donor ginjalnya. Semoga saja semuanya bisa berjalan dengan lancar, harapnya. Baru saja mendekati ruang perawatan dimana Rose sudah di pindahkan dari ICU, Allen tersentak mendapati Alex tengah berdiri menunggunya disana. Dia pikir pria paruh baya itu sudah pergi, tapi ternyata Alex sengaja menunggu Allen disana. Dia ingin berbicara empat mata dengan Bos Mafia itu. "Ikut aku, kita harus bicara!" Alex berjalan lebih dulu meninggalkan Allen yang mengikutinya dari belakang. 
Read more
Cerita Panjang Lebar Liam
Mengunjungi Tiergarten atau taman dalam kota yang cukup terkenal di kota ini, Rose bersama Alex dan beberapa karyawan mereka tiba di sana saat menjelang sore hari. Berbekal makanan ringan yang disediakan Alex di dalam keranjang makanan, mereka menggelar tikar yang di alas sebuah kain di atasnya. Suasana taman yang sejuk dan menenangkan membuat hati Rose ikut menghangat.  Tidur cukup lama membuat Rose ingin menghabiskan waktu sebentar di tempat ini, menghirup udara yang segar dan juga menikmati keindahan taman kota tersebut. Meski bukan akhir pekan tapi suasana di sana cukup ramai. "Kau ingin makan dulu Rose?"  "Yes Dad. Aku tidak sabar mencicipi egg tart yang kau buat tadi," sahut wanita bermanik mata biru itu bersemangat. Duduk dintara pegawai toko bunga mereka yang lain, Rose terlihat lebih banyak tertawa dan bercanda.  R
Read more
Menyelinap
"Dad...." panggil Rose. "Ada apa?"  "Kenapa aku tidak pernah melihat Sonya? Apa dia datang ke rumah sakit saat aku koma?"  Alex teringat kalau sahabat anaknya itu sudah pergi kembali ke Negara asal mereka. Dia tidak sempat mengatakannya pada Rose sampai ini. "Dia datang ke rumah sakit untuk menjengukmu Rose, tapi…." Alex menggantung ucapannya. "Tapi apa Dad?"  "Tapi setelah itu dia pergi, Sonya mengatakan kalau dia akan kembali ke Mexico."  "Apa? Kenapa tiba-tiba begitu, apa ada yang terjadi padanya, Dad?" tanya Rose kaget. "Daddy tidak tahu, dia hanya mengatakan ingin kembali kesana. Sonya tidak berbicara apa-apa selain itu."  Rose terdiam memakan sarapan paginya diatas meja. Kepergian Sonya ini pasti ada hubungannya dengan Ace.  Terakhir
Read more
Aku Mencintaimu, Rose....
Allen tersenyum menang dan berbisik di telinga wanitanya. "Tidur denganku malam ini!"  "Dasar gila! Kau ingin mencari-cari kesempatan padaku, hah?!" sentak Rose tidak terima.  "Terserah kau ingin berkata apa, tapi jika kau ingin cincin ini kembali padamu. Kau harus menyetujui syarat yang aku berikan."  "Tidak akan, jangan berharap aku akan tidur denganmu!"  Rose mendorong tubuh kekar Allen namun pria itu tidak bergeming dari sana. "Kau yakin tidak akan menyesalinya? Aku tahu kalau cincin ini sangat berharga untukmu. Jika tidak, kau tidak akan mungkin datang kesini menyelinap seperti ini." Allen tahu kalau Rose akan datang ke kantornya hari ini, dia punya banyak mata-mata yang bisa digunakan untuk mencari tahu segala sesuatu tentang wanitanya. Bahkan Allen sengaja datang pagi-pagi sekali sebelum karyawannya tiba, agar m
Read more
Di dalam Mobil
"Aku mau pulang!"  "Baiklah, aku akan mengantarkanmu sebentar lagi." "Tidak perlu, aku bisa naik taksi sendiri!" Rose bangkit dari kursi sofa tempat keduanya baru saja menghabiskan waktu selama berjam-jam lamanya, dengan peluh yang membanjiri. "Aku akan mengantarkanmu Rose, jangan membantahku lagi!" Allen menarik tangan wanita itu hingga dia kembali terhempas ke sofa. "Mulai sekarang kau tidak boleh lagi jauh-jauh dariku. Aku akan menjagamu satu kali dua puluh empat jam, sampai aku yakin kau aman di rumahmu!"  "Berhenti mengaturku! Kita tidak sedang menjalin hubungan satu sama lain!" ketus Rose duduk menjauh dari Allen. "Siapa bilang kita tidak menjalin suatu hubungan? Apa kau tidak mendengar ucapan cinta dariku tadi? Kau milikku sekarang, Rose. Jangan coba-coba menghindar lagi dariku!"  Rose berdecak duduk bersedekap dada.
Read more
Awal yang Baik
"Kau memasak?"  Rose kaget mendapati Allen sedang memakai apron dan tengah sibuk memasak di dapur toko mereka.  "Seperti yang kau lihat. Aku ingin memasak untuk keluarga besar wanita yang aku cinta," sahut Allen tersenyum bahagia. Rose tertawa mencibir menatap ke atas meja beberapa bahan yang Allen siapkan. "Kau mau masak apa? Jangan sampai kau racuni kami semua dengan makananmu."  "Jangan menganggapku remeh Rose. Kau akan kaget saat kau merasakan makanan yang aku buat nanti."  Begitulah percakapan mereka sekitar sejam yang lalu sebelum Allen mulai memasak. Di atas meja kini sudah berjajar rapi salad bermacam-macam sayur dan juga ayam panggang, yang di dalamnya berisi kentang dan wortel bersama bumbu-bumbu yang lain. Allen juga sempat membuatkan puding untuk makanan penutup mereka, ditambah jus dan juga wine yang dibaw
Read more
Pria Brengsek!
Tiba di mansion mewah milik Allen, Rose dibawa masuk ke ruang kerjanya yang berhadapan langsung dengan taman belakang dan kolam renang.  Menikmati hari yang mulai gelap, Rose duduk ditemani secangkir teh hangat dan juga camilan. "Kapan Ace datang, Al?" tanyanya tidak sabar. Allen melihat arloji mahal yang melingkar di tangannya. "Mungkin sebentar lagi, tadi dia masih rapat dengan rekan bisnis kami."  "Rapat?" Allen mengangguk. "Apa sekarang asistenmu sudah merangkap menjadi bos menggantikanmu, Al? Aku bingung siapa bos sebenarnya disini."  "Dia tahu kalau aku sedang sibuk mengejar wanitaku," sahut Allen. "Kau terlalu percaya diri!" cibir Rose.  "Aku memang selalu percaya diri, itu sebabnya aku bisa mendapatkanmu."  "Benarkah? Kau tahu darimana kalau kau berhasil mendapatkanku?" &n
Read more
Berantakan
Setelah Rose pergi, Ace bangkit dari atas lantai marmer ruang kerja Allen dan berdiri di depan Bos Mafia itu. Wajahnya tampak lebam dengan kemeja yang sudah kusut, Allen masih menatap pria itu dengan tajam sambil sesekali menggoyangkan gelas kristal berisi wine di tangan. Cukup lama mereka terdiam hingga Allen meminta asistennya itu duduk kembali di kursinya. "Kau tidak ingin menjelaskan apapun padaku Ace?" tanya Allen setelah mereka duduk berhadapan. Pria itu tertunduk dengan tangan yang mengepal erat.  "Sejak dulu kau selalu begini, bahkan denganku saja kau sangat tertutup. Apa kau tidak menganggap aku sebagai keluargamu Ace?"  "Bu-bukan begitu Bos," sahut Ace terbata. "Lalu apa? Bahkan kau dekat dengan seorang wanita saja aku tidak tahu."  Allen kembali meneguk minuman memabukkan di tangannya. Entah
Read more
Mommy?
Bunyi dering ponsel Allen membangunkan Bos Mafia itu. Rose masih tidur di sampingnya setelah lelah melayani dia seharian kemarin. Allen berusaha mengambil benda pipih tersebut tanpa membangunkan Rose. Wanita itu masih memeluknya dengan erat tanpa mau melepaskannya sedikitpun. "Ada apa?"  "......." "Apa? Kau yakin?"  "......." "Baik, aku akan segera kesana."  Allen meletakkan ponselnya kembali ke atas nakas dan membangunkan Rose. "Baby, wake up…."  Rose hanya bergumam tanpa membuka mata.  "Ayo bangun Baby, kita harus pergi sekarang." Allen mencolek pipi wanitanya, berusaha membangunkan Rose yang masih sangat mengantuk. "Mau kemana?" tanyanya masih dengan mata yang terpejam. "Kita akan ke markas, Liam baru saja menghubungiku t
Read more
PREV
1
...
89101112
...
14
DMCA.com Protection Status