"Dad...." panggil Rose.
"Ada apa?"
"Kenapa aku tidak pernah melihat Sonya? Apa dia datang ke rumah sakit saat aku koma?"
Alex teringat kalau sahabat anaknya itu sudah pergi kembali ke Negara asal mereka. Dia tidak sempat mengatakannya pada Rose sampai ini.
"Dia datang ke rumah sakit untuk menjengukmu Rose, tapi…." Alex menggantung ucapannya.
"Tapi apa Dad?"
"Tapi setelah itu dia pergi, Sonya mengatakan kalau dia akan kembali ke Mexico."
"Apa? Kenapa tiba-tiba begitu, apa ada yang terjadi padanya, Dad?" tanya Rose kaget.
"Daddy tidak tahu, dia hanya mengatakan ingin kembali kesana. Sonya tidak berbicara apa-apa selain itu."
Rose terdiam memakan sarapan paginya diatas meja. Kepergian Sonya ini pasti ada hubungannya dengan Ace.
Terakhir
Selamat hari Minggu semua 🤗
Allen tersenyum menang dan berbisik di telinga wanitanya. "Tidur denganku malam ini!""Dasar gila! Kau ingin mencari-cari kesempatan padaku, hah?!" sentak Rose tidak terima."Terserah kau ingin berkata apa, tapi jika kau ingin cincin ini kembali padamu. Kau harus menyetujui syarat yang aku berikan.""Tidak akan, jangan berharap aku akan tidur denganmu!"Rose mendorong tubuh kekar Allen namun pria itu tidak bergeming dari sana."Kau yakin tidak akan menyesalinya? Aku tahu kalau cincin ini sangat berharga untukmu. Jika tidak, kau tidak akan mungkin datang kesini menyelinap seperti ini."Allen tahu kalau Rose akan datang ke kantornya hari ini, dia punya banyak mata-mata yang bisa digunakan untuk mencari tahu segala sesuatu tentang wanitanya.Bahkan Allen sengaja datang pagi-pagi sekali sebelum karyawannya tiba, agar m
"Aku mau pulang!""Baiklah, aku akan mengantarkanmu sebentar lagi.""Tidak perlu, aku bisa naik taksi sendiri!" Rose bangkit dari kursi sofa tempat keduanya baru saja menghabiskan waktu selama berjam-jam lamanya, dengan peluh yang membanjiri."Aku akan mengantarkanmu Rose, jangan membantahku lagi!" Allen menarik tangan wanita itu hingga dia kembali terhempas ke sofa."Mulai sekarang kau tidak boleh lagi jauh-jauh dariku. Aku akan menjagamu satu kali dua puluh empat jam, sampai aku yakin kau aman di rumahmu!""Berhenti mengaturku! Kita tidak sedang menjalin hubungan satu sama lain!" ketus Rose duduk menjauh dari Allen."Siapa bilang kita tidak menjalin suatu hubungan? Apa kau tidak mendengar ucapan cinta dariku tadi? Kau milikku sekarang, Rose. Jangan coba-coba menghindar lagi dariku!"Rose berdecak duduk bersedekap dada.
"Kau memasak?"Rose kaget mendapati Allen sedang memakai apron dan tengah sibuk memasak di dapur toko mereka."Seperti yang kau lihat. Aku ingin memasak untuk keluarga besar wanita yang aku cinta," sahut Allen tersenyum bahagia.Rose tertawa mencibir menatap ke atas meja beberapa bahan yang Allen siapkan."Kau mau masak apa? Jangan sampai kau racuni kami semua dengan makananmu.""Jangan menganggapku remeh Rose. Kau akan kaget saat kau merasakan makanan yang aku buat nanti."Begitulah percakapan mereka sekitar sejam yang lalu sebelum Allen mulai memasak. Di atas meja kini sudah berjajar rapi salad bermacam-macam sayur dan juga ayam panggang, yang di dalamnya berisi kentang dan wortel bersama bumbu-bumbu yang lain.Allen juga sempat membuatkan puding untuk makanan penutup mereka, ditambah jus dan juga wine yang dibaw
Tiba di mansion mewah milik Allen, Rose dibawa masuk ke ruang kerjanya yang berhadapan langsung dengan taman belakang dan kolam renang.Menikmati hari yang mulai gelap, Rose duduk ditemani secangkir teh hangat dan juga camilan."Kapan Ace datang, Al?" tanyanya tidak sabar.Allen melihat arloji mahal yang melingkar di tangannya. "Mungkin sebentar lagi, tadi dia masih rapat dengan rekan bisnis kami.""Rapat?" Allen mengangguk. "Apa sekarang asistenmu sudah merangkap menjadi bos menggantikanmu, Al? Aku bingung siapa bos sebenarnya disini.""Dia tahu kalau aku sedang sibuk mengejar wanitaku," sahut Allen."Kau terlalu percaya diri!" cibir Rose."Aku memang selalu percaya diri, itu sebabnya aku bisa mendapatkanmu.""Benarkah? Kau tahu darimana kalau kau berhasil mendapatkanku?"&n
Setelah Rose pergi, Ace bangkit dari atas lantai marmer ruang kerja Allen dan berdiri di depan Bos Mafia itu.Wajahnya tampak lebam dengan kemeja yang sudah kusut, Allen masih menatap pria itu dengan tajam sambil sesekali menggoyangkan gelas kristal berisi wine di tangan.Cukup lama mereka terdiam hingga Allen meminta asistennya itu duduk kembali di kursinya."Kau tidak ingin menjelaskan apapun padaku Ace?" tanya Allen setelah mereka duduk berhadapan.Pria itu tertunduk dengan tangan yang mengepal erat."Sejak dulu kau selalu begini, bahkan denganku saja kau sangat tertutup. Apa kau tidak menganggap aku sebagai keluargamu Ace?""Bu-bukan begitu Bos," sahut Ace terbata."Lalu apa? Bahkan kau dekat dengan seorang wanita saja aku tidak tahu."Allen kembali meneguk minuman memabukkan di tangannya. Entah
Bunyi dering ponsel Allen membangunkan Bos Mafia itu. Rose masih tidur di sampingnya setelah lelah melayani dia seharian kemarin.Allen berusaha mengambil benda pipih tersebut tanpa membangunkan Rose. Wanita itu masih memeluknya dengan erat tanpa mau melepaskannya sedikitpun."Ada apa?"".......""Apa? Kau yakin?"".......""Baik, aku akan segera kesana."Allen meletakkan ponselnya kembali ke atas nakas dan membangunkan Rose. "Baby, wake up…."Rose hanya bergumam tanpa membuka mata."Ayo bangun Baby, kita harus pergi sekarang." Allen mencolek pipi wanitanya, berusaha membangunkan Rose yang masih sangat mengantuk."Mau kemana?" tanyanya masih dengan mata yang terpejam."Kita akan ke markas, Liam baru saja menghubungiku t
"Kau sudah menikah anakku?"Allen menggeleng. "Aku baru akan menikah, Mom. Calon istriku ada di luar sekarang.""Benarkah?" Allen mengangguk."Apa mommy bisa bertemu dengannya?""Mommy, mau?""Tentu saja, mommy ingin melihat wanita yang telah berhasil membuat anak laki-laki mommy bahagia meski tanpa ada mommy disisimu."Allen mengusap punggung tangan Amberd lembut. "Jangan bicara begitu, Mom. Bagiku mommy adalah cinta pertamaku, dan tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun."Amberd tersenyum. "Mommy tahu, tapi kelak jika kau menikah. Jadikan wanitamu satu-satunya wanita yang kau cinta. Jangan pernah samakan dia dengan mommy, apalagi membandingkan. Istrimu, adalah istrimu. Kami tidak akan pernah sama.""Aku tahu, Mom. Terima kasih…."Allen m
"Ikutlah pulang bersamaku, Mom.""Kemana?""Ke mansionku, kita akan tinggal bersama di sana mulai sekarang."Amberd mengernyit. "Memang ini di mana? Ini bukan rumahmu?""Bukan, Mom. Ini markasku. Banyak penjaga yang berjaga disini, aku sengaja membawa Mommy kesini agar lebih aman," sahut Allen."Pantas saja tadi aku menanyakanmu, dokter itu menjawab kau tidak ada disini.""Iya, Mom. Aku sedang di mansion bersama Rose.""Kalian sudah tinggal bersama?" tanya Amberd ingin tahu."Tidak, Mom." sahut Rose lebih dulu."Aku hanya kebetulan sedang ada di sana saja." sambungnya tidak ingin Amberd berpikiran macam-macam.Wanita paruh baya berambut panjang itu tersenyum. "Sekalipun kalian sudah tinggal bersama, mommy sama sekali tidak keberatan Rose. Ba