Semua Bab Boss Mafia, I Love You: Bab 71 - Bab 80
131 Bab
Kemarahan Allen
"Bagaimana mobil yang membawa Rose bisa hilang Ace?"  "Aku belum bisa memastikannya Bos, tapi dari arah GPS yang terlihat mobil itu berhenti di dekat tebing saat ini." "Kalau begitu kita kesana sekarang!"  Ace mengangguk dan mulai melajukan mobil mereka dengan kecepatan penuh. Mengikuti arah GPS dimana mobil yang membawa Rose terakhir berada, Allen duduk dengan gelisah. Semoga saja tidak terjadi sesuatu pada wanita yang kemarin bertengkar hebat dengannya. Ternyata perasaan Allen yang sejak tadi tidak enak karena ini. Rose menghilang setelah mereka berbaikan dan makan siang bersama.  Tidak butuh waktu lama mereka tiba di tempat yang ditunjuk arah GPS. Mobil hitam mewah keluaran terbaru yang masih mengkilap, terparkir begitu saja di dekat tebing dengan pintu penumpang belakang yang terbuka. Allen buru-buru keluar dan berlari
Baca selengkapnya
Ini Semua Karena Kau!
Rose merasa kepalanya berdenyut bukan main dengan rasa berat seperti dihantam batu.  Perlahan wanita bermanik mata biru itu membuka matanya. Mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru, Rose sadar kalau dia tengah berada di tempat yang asing. Tunggu, ada dimana dia sekarang? Terakhir dia bertemu dengan Juliet bukan? Apa yang terjadi padanya? Apa wanita itu sengaja membius dan menculiknya? Rose berusaha bangkit dari ranjang berukuran 2x3 tersebut dan mencoba melangkah menuju jendela ruangan ini. Matanya membola sempurna saat melihat di depan sana hanya ada lautan.  Dimana aku? Rose mencoba membuka paksa jendela itu namun seseorang malah masuk membuka pintu dengan kuat. "Mau apa kau jalang?!"  Juliet berjalan cepat dan menarik rambut panjang Rose, menyeretnya dan mendorong wanita itu ke lantai. "Kau mau lari, hah? Kau pikir kau
Baca selengkapnya
Pria Gila
"Mau apa kalian?!" pekik Rose terkejut mendapati dua orang berbadan besar mengangkatnya dari ranjang. "Diam jika tidak mau kami berbuat kasar padamu!" sentak satu diantara dua orang itu. "Lepaskan aku!" Rose terus memberontak hingga mereka berhasil mengikatnya ke dekat dinding dengan kaki dan tangan yang sengaja di tarik terbuka. Adam masuk ke dalam ruangan dimana Rose di sekap dan duduk menatapnya tajam. "Lepas pakaiannya!" perintah pria itu pada dua orang tadi. "A-apa yang kau lakukan?! Lepaskan aku!" Rose berteriak histeris saat bajunya dirobek paksa hingga tersisa pakaian dalamnya saja. Adam tersenyum licik dan menatap penuh damba tubuh seksi Rose. "Pantas saja Allen begitu terpikat padamu! Kau punya tubuh yang menggairahkan rupanya!"  "Brengsek! Lepaskan aku kau bajingan gila!" pekik Rose menatap nyalang Ada
Baca selengkapnya
Memilih
Kediaman Robert Clark… "Selamat datang tuan-tuan, mari silahkan duduk…." sambut Robert menyapa dua orang pria yang sedikit lebih muda darinya. "Terima kasih sudah memenuhi undangan aku hari ini." sambung Robert mulai berbasa basi. "Ada apa kau ingin menemui kami?" tanya satu orang bernama West.  "Bagaimana kalau kita minum dulu? Tidak perlu terburu-buru, aku mengajak kalian kesini pasti karena ini akan sangat menguntungkan kelompok kita masing-masing!" sahut Robert tersenyum penuh arti. Dua pria itu saling bertatapan dan menerima gelas kristal berisi brandy yang diberikan Robert pada mereka. "Untuk kesuksesan kita bersama!" Robert mengangkat gelas tinggi mendetingkannya sebelum mereka meneguk minuman memabukkan itu. "Kau sepertinya sangat percaya diri dengan tujuanmu memanggil kami kemari Tuan Robert?" sahut seorang yan
Baca selengkapnya
Tiga Sekutu
Tepat pukul enam pagi di tengah embun masih membasahi rumput, Robert bersama dua kakak beradik yang menjadi sekutunya bergerak menyerang markas Blue Fire.   Mata-mata yang Robert kirim untuk memantau pergerakan keponakannya mengatakan, kalau pria berjambang itu sudah berangkat dari tadi malam menuju pulau pribadi dimana Rose di sekap.   Kesempatan ini digunakan olehnya untuk menyerang markas Blue Fire, yang dikenal memiliki tingkat keamanan cukup tinggi di negara mereka.   "Perintahkan anggota kalian untuk menyerang dari sisi barat dan timur. Anggotaku akan menyerang dari sisi utara!" perintah Robert pada Bruno dan West.   "Apa kau yakin Allen sudah pergi meninggalkan markasnya Tuan Robert?" tanya West tidak yakin.   Entah kenapa perasaannya jadi tidak enak sekarang. Takut jangan sampai mereka justru datang mengantarkan nyawa kesini.   "Mata-mata yang aku kir
Baca selengkapnya
Daging Manusia
"Ka-kau." Manik mata tua itu membola sempurna melihat Allen berdiri menjulang di depannya. "Selamat datang di markasku," sahutnya membuka kedua tangan lebar. "Bagaimana penyambutanku hari ini Paman?" sambung Allen menyeringai licik. "Kau tidak pergi?" tanya Robert masih terkejut. "Kenapa? Apa kau berharap aku pergi menjemput wanitaku, hm? Mata-mata yang kau kirim sungguh tidak berguna!"  Allen tertawa remeh dan memberi perintah pada anggotanya untuk mengikat Robert. "A-apa maksudmu Al?"  "Mata-matamu sudah mati sebelum dia memberikan informasi tidak benar padamu!"  Seorang anggota Blue Fire tidak sengaja mendengar laporan mata-mata yang dikirim Robert untuk mengawasi semua gerak gerik Allen kemarin malam, dan melaporkannya pada Ace. Pria itu bergerak cepat dan menyeret mata-mata tersebut kehadapan Allen
Baca selengkapnya
Ajakan Pertukaran
"Tuan Adam…." "Ada apa?"  "Ada berita tentang tuan Robert, Tuan." sahut anggota kepercayaannya di kelompok stempel tato kuda. "Kenapa dengan Daddy?" tanya Adam masih asik menghisap cerutu di tangan. "Tuan Robert ditangkap sepupumu Tuan…." sahutnya menunduk takut. "Apa?!" kaget Adam menggebrak meja. "Bagaimana mungkin dia bisa tertangkap? Apa Allen tidak datang ke pulau pribadi kita?"  "Menurut informasi yang sengaja di sebar oleh Blue Fire, tuan Robert bersama dua orang yang menyerang markas mereka berhasil ditangkap oleh tuan Allen yang ternyata ada disana." "Brengsek!" pekik Adam membuang cerutunya.  Pria itu sengaja sudah pergi dari pulau pribadi untuk mengelabui Allen. Dia ikut membawa Rose bersamanya agar Allen tidak bisa mendapatkan apa-apa disana. Tapi siapa san
Baca selengkapnya
Pengakuan Ace
"Baik Bos, semuanya sudah siap untuk besok. Kita berangkat pukul tujuh pagi dari markas, anggota kita juga sudah siap lebih dulu disana. Kita pasti bisa membawa Rose pulang nanti."  Ace mengakhiri panggilan telepon itu setelah Allen memastikan tentang pertukaran tawanan mereka besok pagi bersama sepupunya. Semua sudah siap, Adam sudah mengirimkan dimana tempat pertemuan mereka. Anggota Blue Fire yang lain sudah lebih dulu berangkat untuk mengecek lokasi secara sembunyi-sembunyi. Mereka yakin kalau kelompok stempel tato kuda juga ada disana untuk memastikan kelancaran pertukaran besok hari. Baik Ace maupun Allen sangat yakin kalau besok akan menjadi hari penuh darah, dengan salah satu diantara mereka yang akan kalah. Allen tidak ingin asal dalam merencanakan pertukaran besok, karena walau bagaimanapun juga kelompok milik paman dan sepupunya itu bisa terbilang cukup kuat.
Baca selengkapnya
Tertembak
Bertempat di sebuah ujung tebing jauh dari kota Miami, Adam beserta kelompok stempel tato kuda telah menunggu kedatangan Allen bersama ayahnya Robert. Rose diikat dalam mobil yang dijaga ketat oleh kelompoknya bersama Juliet yang ikut berdiri di dekat sana berjaga-jaga. Dia tidak ingin menunjukkan diri pada Allen sekarang, Juliet akan memperhatikan pria yang dia cinta itu dari jauh. Lima mobil mewah berwarna hitam dengan satu mobil box berada di tengah, tiba di sana setelah Adam menunggu hampir setengah jam lamanya. Membuang dan menginjak cerutu yang dia hisap, Adam maju beberapa langkah dengan dua tangan berada di saku celana.  Mata tajamnya asik memindai banyaknya anggota Blue Fire yang datang bersama Allen. Tidak mungkin pria yang dikenal punya banyak anggota hanya membawa pasukannya tidak sampai setengah. Adam harus berhati-hati jika pertukaran ini gagal atau terganggu n
Baca selengkapnya
Memenangkan Pertempuran
"Tapi Bos…." "Jangan membantah Ace, Rose tidak punya banyak waktu lagi! Cepat bawa dia ke rumah sakit sekarang!"  Allen bersikeras meminta asistennya membawa wanita yang sudah terkapar tidak sadarkan diri di depan mereka. Walau bagaimanapun keadaan Rose lebih penting dibanding dirinya sendiri. "Untuk seorang pria kejam, kau ternyata masih punya hati!" sinis Adam dengan nafas yang naik turun. Dua orang itu sudah sama-sama kelelahan karena terus saling menyerang tanpa henti sejak tadi. "Itu sebabnya kau butuh dibesarkan oleh seorang wanita dan bukan oleh seorang pria tidak punya hati!" sahut Allen sengaja membuat sepupunya meradang. "Brengsek!"  Adam kembali maju melayangkan pukulan dan tendangannya ke arah Allen, dia tidak terima dengan ucapan pria berjambang ini. Sejak dulu Adam memang selalu diledek
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
14
DMCA.com Protection Status