Semua Bab Boss Mafia, I Love You: Bab 121 - Bab 130
131 Bab
Mertua dan Menantu
"Di mana Rose, Ace?"  "Dia menunggumu di rumah Tuan."  Alex mengernyit. "Rumah?" "Iya, aku hanya diminta bosku untuk menjemput Tuan."  Alex mengangguk, tidak berani bertanya lagi. Asisten kepercayaan calon menantunya ini bahkan terlihat lebih menyeramkan dibanding pertama kali dia bertemu dengan Allen. Ace hanya berbicara sekedar padanya, dan terkesan lebih dingin. Entahlah, Alex juga bingung mendeskripsikan bagaimana pribadi Ace yang sebenarnya. Alex baru saja tiba di Negara penuh memori bersama istri dan anaknya. Setelah mendapatkan telepon dari Rose kemarin untuk memintanya datang. Pria paruh baya itu cepat-cepat memesan tiket keberangkatan di pagi hari. Tidak tahu apa alasan Rose memintanya kesini, tapi Alex merasa ada sesuatu yang penting yang sedang terjadi pada anak perempuannya. Memasuki sebuah
Baca selengkapnya
Memperkenalkan Diri
"Kau di mana Ace?" tanya Sonya dari ujung teleponnya. "Aku masih di jalan, tidak lama lagi aku akan sampai."  "Tunggu, aku ingin kau membelikan tacos untukku."  Ace mengernyit. "Kau bisa meminta penjaga untuk membelikannya Honey."  "Tidak, aku tidak mau. Aku ingin kau yang membelinya Ace," rengek Sonya. "Tapi aku sudah dekat dengan hotel Honey." "Kalau begitu berhenti dan putar balik lagi. Aku ingin tacos double cheese dengan mayonaise di atasnya. Hati-hati Ace, bye…." Sonya memutuskan panggilan itu tanpa mendengar jawaban Ace di ujung sana. Pria itu hanya bisa membuang nafas panjang, melempar ponselnya ke kursi sebelah. Ternyata wanita hamil lebih ribet dari bosnya, pikir Ace. Berhenti di sebuah restoran yang menjual berbagai macam tacos, Ace memesan cukup banyak pesanan yang diminta Sonya padan
Baca selengkapnya
Lebih Cepat Lebih Baik
"Kau disini Ace?" Sonya kaget mendapati pria itu sudah lebih dulu berada di rumah orang tuanya.  Wanita berlesung pipit itu dijemput oleh anggota Blue Fire di hotel sebelumnya atas perintah Ace. "Duduk, Sonya!" perintah ibunya menatap tajam anak perempuan mereka. "I-iya, Mom." Takut-takut wanita itu duduk di samping Ace yang tersenyum tenang menatapnya. "Apa benar pria ini adalah calon suamimu?" tanya ibu Sonya tanpa basa basi. Sonya tertunduk tidak berani menatap kedua orang tuanya. "Iya, Mom … Dad." "Lalu benar kalau dia sudah menghamilimu?" tanya wanita paruh baya itu lagi. Sonya mengangguk, tidak berani bersuara. Ace tengah menggenggam tangannya dengan hangat, seakan memberikan ketenangan di hati wanitanya. Dua pasangan suami istri itu saling menatap satu sama lain, dan kompak menghembuskan nafas panja
Baca selengkapnya
Meminta Restu Dua
"Daddy…." panggil Rose mendekati Alex.    "Kemarilah, duduk disini dengan Daddy." Pria paruh baya itu menepuk kursi bangku disampingnya.   ""Kau sedang apa sendirian disini, Dad?" tanya Rose ikut duduk bersama ayahnya.   "Menikmati pemandangan sore hari Rose. Biasanya Daddy dan mommy selalu duduk disini setiap jam begini."    Rose mengernyit tidak mengerti. "Disini?"    "Iya, Nak. Rumah kakekmu ini dulunya adalah tempat tinggal pertama kami setelah menikah," terang Alex mengingat kenangannya bersama ibu Rose.   "Benarkah? Kenapa Daddy tidak pernah mengatakannya padaku kalau kita punya rumah lain lagi, selain rumah kita yang dulu?" tanya Rose tidak percaya.   "Itu karena rumah ini terpaksa Daddy jual untuk biaya persalinan ibumu, Nak. Kami sangat susah dulu, bahkan untuk membelikan ibumu makanan yang dia suka saja Daddy tida
Baca selengkapnya
Will You Marry Me?
"Cepatlah Rose, kita sudah terlambat!" "Berisik!" sahut Rose keluar dari dalam kamar mereka. Wanita itu memakai gaun peach sampai ke mata kakinya dengan dada yang menyembul sempurna, dan punggung yang terbuka sampai ke batas bokong. Rambutnya diikat ke atas, memperlihatkan leher Rose yang jenjang.  Allen mendekati wanitanya terpesona. "Kau memang selalu cantik dan menawan Baby…," puji pria itu merangkul pinggang Rose. Wanita bermanik mata biru itu hanya mencebik, menepis rangkulan Allen padanya. Rose masih kesal dengan pria berjambang itu, dia menganggap Allen tidak pernah peka dengan perdebatan mereka semalam. Meski terkesan seperti anak kecil, tapi Rose kesal saja Allen bertingkah seperti pria polos yang tidak mengerti apa-apa. Mereka pun naik ke mobil diantarkan salah satu anggota Blue Fire menuju venue tempat pernikahan Ace dan Sonya diadakan.
Baca selengkapnya
Rencana
"Kau senang?"  Rose mengangguk penuh semangat. "Tentu saja, Al. Malam ini adalah salah satu malam terindah di hidupku."  "Memangnya malam selain ini apalagi?" tanya Allen penasaran. "Kau mau tahu?" Allen mengangguk.  "Malam di mana aku sadar aku sudah mencintaimu, Al." sahut Rose mengingat malam panjang mereka berdua. "Benarkah? Boleh aku tahu kapan tepatnya itu?" Rose tertawa geli, malu untuk memberitahukannya pada Allen. "Kenapa tertawa? Jangan membuatku penasaran Baby…." keluh Allen memeluk posesif wanitanya dari belakang. "Aku malu memberitahukannya padamu."  "Kenapa malu? Aku bukan orang lain Baby, aku calon suamimu sekarang!"  Rose tersenyum dengan wajah memerah. Mendengar Allen berkata calon suami makin membuat hatinya berdebar tidak karuan. Rose merasa seper
Baca selengkapnya
Janji Suci
Tanggal sebelas di bulan sebelas adalah tanggal terindah untuk Allen dan Rose. Pasangan itu memantapkan hati untuk saling mengikat janji suci di depan pendeta. Rose berjalan mendekati Allen yang tengah menunggunya di depan altar, dengan mata yang berkaca-kaca. Wanita itu berjalan pelan ditemani Alex di sampingnya dengan mata yang sembab. Pria paruh baya itu tidak menyangka anak yang selama ini dia jaga dan dia rawat, kini akan menikah dengan seorang pria pilihannya. Teringat bagaimana Alex memberi pesan-pesan untuk Rose tadi saat mereka masih di ruang ganti pengantin. "Hiduplah dengan bahagia, Nak. Daddy akan selalu mendoakan yang terbaik untuk kau dan keluargamu. Mommy-mu pasti ikut bahagia melihat kau akan menikah hari ini."  Rose tersenyum menggenggam tangan ayahnya. "Terima kasih, Dad. Terima kasih karena sudah menjaga aku sampai sekarang. Terima kasih juga karena tidak
Baca selengkapnya
Kapal Pesiar
"Kapal pesiar?"  "Iya, kita akan berlayar selama seminggu penuh di atas laut."  Allen mengajak Rose naik ke atas kapal pesiar berukuran cukup besar yang belum lama dia beli.  Pria itu sengaja membelinya untuk hadiah pernikahan dia untuk Rose. Bahkan pada kapal badan tertulis inisial nama keduanya dan tanggal pernikahan mereka. Allen benar-benar memastikan hadiah ini akan menjadi kenangan untuk mereka berdua, sekaligus sebagai tempat bulan madu mereka setelah resmi menjadi suami istri. "Ini sangat indah, Al…." Rose berdiri pada dek kapal, menatap hamparan laut luas di depan mereka. Kapal itu mulai bergerak saat keduanya naik ke atas sana. "Kau suka?"  "Sangat, aku sangat menyukainya…," sahut Rose terkagum-kagum. "Aku senang jika kau menyukainya Baby." Allen memeluk wanitanya dari belak
Baca selengkapnya
Hamil
Dua bulan setelah bulan madu di atas kapal itu, Rose keluar dari kamar mandi dengan wajah yang pucat. Sudah seharian ini wanita berambut panjang itu muntah-muntah di dalam sana. Allen sampai khawatir melihat keadaan istrinya. "Kita ke rumah sakit saja Baby…." Rose menggeleng bersandar di dada bidang Allen yang memeluknya. "Tapi aku khawatir melihat kau muntah-muntah begini sejak pagi Baby. Aku tidak tenang meninggalkanmu sendiri di mansion" "Aku tidak apa-apa, Al. Kau pergilah bekerja, mungkin aku hanya salah makan saja kemarin."  Allen berdecak, mulai jengkel dengan Rose yang tidak mau mendengarkan perkataannya. Pria itu kelimpungan sendiri mengurus wanitanya karena Amberd sedang berlibur ke luar negeri. Mau menghubungi Alex pun, pria itu tidak ada di Miami sekarang. Dia memilih kembali ke Mexico membuka usahanya di sana sembari menemani Eduardo
Baca selengkapnya
I Love You
"Kau mau ke mana lagi, Al?" rengek Rose memeluk suaminya posesif. "Aku mau ke kamar mandi sebentar Baby, perutku sakit…," keluh Allen. "Tidak boleh, kau harus tetap di sini bersamaku!"  "Astaga … lalu aku harus buang air disini Rose?" Wanita itu mengangguk dengan puppy eyes-nya.  Semenjak hamil, Rose semakin bersikap manja padanya. Allen tidak diizinkan oleh wanita itu sedikit pun menjauh darinya.  Bahkan untuk ke kamar mandi saja, Rose akan mengikuti pria berjambang itu ke dalam seperti saat ini. Rose sedang duduk di dekat dia yang sedang berkonsentrasi mengeluarkan tahap akhir isi dalam perutnya. "Kau tidak jijik setiap hari menemaniku begini Rose?"  "Tidak."  "Tapi aku yang malah jijik dengan diriku sendiri melihat kau begitu betah disini Baby…." Ro
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status