All Chapters of My Boyfriend : Chapter 11 - Chapter 20
88 Chapters
Part 11
Tak terasa Bu Sisi terlelap, ia langsung mengecek apakah putranya sudah tertidur atau belum. Ternyata Dion sudah tertidur pulas, walaupun matanya masih basah ada bekas air mata. Karena Dion sudah tertidur Bu Sisi segera meninggalkannya, dan turun ke lantai 1.  Selagi turun Bu Sisi disambut oleh Maxel. Ia bertanya ada apa dengan kakanya itu.  "Kenapa mah? Berantam lagi ya?" tanya Maxel penasaran "Gak, kakak kamu cuma kambuh aja. Udah kamu ikut istirahat ya, cape pasti kan pulang sekolah. Nanti bangun tidur kita dinner sekalian nunggu papah pulang." ucap Bu Sisi  "Oke mah. Emangnya hari ini menunya apa?" tanya Maxel lagi  "Hari ini mamah mau buatin kalian udang saos tiram dan kremesan. Gimana? Suka?"  ucapnya sambil tersenyum  "Pas banget mah. Mamah emang jagonya mix masakan, enak itu." ujar Maxel  Lalu Maxel mencium pipi ibunya dan berpamitan untuk tidur, sedangkan Bu Sisi melanjutkan memasak d
Read more
Part 12
Bu Sisi menghampiri kamar Maxel terlebih dahulu. Mengetuk pintunya dan menyalakan lampu kamar Maxel. Maxel yang peka terhadap sinar lampu, ia mulai terbangun. Tubuhnya bergerak, matanya perlahan terbuka. Bu Sisi sudah berada di depannya, sedang menutup jendela dan gorden yang masih terbuka lebar. Setelah itu ia duduk di samping Maxel, menepuk pundaknya agar kesadarannya penuh. "Bangun yok, kita dinner. Papah udah pulang, kamu mandi dulu ya. Mamah tunggu di ruang makan, jangan pakai lama." ucap Bu Sisi sembari menepuk pipi Maxel Lalu ia meninggalkan Maxel sendirian, Maxel yang mulai berjalan ke toiletnya.Sekarang giliran Dion, ia mengetuk pintunya terlebih dahulu. Sama, tidak ada jawaban. Di bukanya pintu Dion, ternyata putranya masih tertidur pulas.  Sama halnya di kamar Maxel, Bu Sisi menutup jendela dan gorden yang masih terbuka. Lalu menyalakan lampu. Dion tidak seperti Maxel yang peka terhadap lampu, i
Read more
Part 13
Dion langsung berpamitan kepada Bu Sisi, memaksa untuk mencium tangannya. Lalu ia keluar dan berteriak kepada adiknya Maxel, “Gua pulang udah harus kelar....” kata Dion Dibukanya gerbang rumah dan bergegas masuk ke dalam mobil Pak Johan. Ia duduk persis disampingnya. Mereka akan pergi ke klinik Siloam, tidak jauh dari tempat Dion tinggal.  Sesampainya disana, kebetulan klinik Siloam sedang sepi. Tidak ramai orang yang sakit. Dion dan Pak Johan segera mendaftarkan diri, mereka mendapat antrian nomor 05.  Di  sela menunggu pasien nomor 03, Dion membuat instastory. Hanya iseng, di fotonya lorong klinik itu. Sedangkan Pak Johan sedang mengabari Bu Sisi dengan menelfonnya.  *** Setelah 3 menit berlalu, keluar lah pasien nomor 03 dari ruang periksa. Dan selanjutnya pasien nomor 04 dan nomor 05 memasuki ruang periksa, yang akan di cek dokter secara bergantian. Selanjutnya nama Dion terdengar dibalik ruang periksa. 
Read more
Part 14
Max sudah selesai mandi, ia memakai pakaian rapi. Bu Mala pun sudah berada di ruang tamu, menunggu putranya siap dan memakai sepatu. "Yok mah." ajak Max  "Yok, mampir dulu ke toko buah ya. Mamah mau bawain parcel aja 1." "Siap ibu negara." ucap Maxim dengan suara lantang Lalu mereka pergi, menggunakan sepeda motor maticnya itu. Perjalanan rumah Max ke rumah Dion cukup jauh. Selang beberapa menit perjalanan, mereka mendapati toko buah. Terlihat buah segar-segar sekali yang dipajang di depan. Jenis buah di toko ini lumayan lengkap. Bu Mala dan Maxim turun, dan memasuki toko buat tersebut. Memilih buah yang akan dijadikan parcel. "Mah, mau berapa buah yang bakal jadi parcel?" tanya Max putranya "5 aja kali ya?" jawab Bu Mala"Buah apa aja mah?" Dilihatnya sekeliling toko itu, dan akhirnya Bu Mala sudah menemukan kombinasi buah yang akan dibungkus. 
Read more
Part 15
"Apaan si mah, mana ada hidung kaya badut." gerutu Maxim Senyum Bu Mala melebar, suara tawanya sangat keras.  Mereka sedang berkumpul di ruang tamu, terkecuali Maxel. Ia sedang berada di alam bawah sadarnya.  *** "Ig lu rame banget dah." ucap Maxim yang melirik ke arah Dion  Dion yang duduk di sebelahnya sedang bermain ponsel, lalu menunjukkan isi dm di aplikasi i*******m. "Gila buaya banget lu." ngegas Maxim sambil memukul kepala Dion "Haha mana ada yang gak suka sama gua Max." kekeh Dion  "Dih anjing! Gua ga suka sama lu."  "Ya iya lah! Nanti gay dong!" kekeh Dion lagi, kali ini disusul Maxim  Pak Johan, Bu Sisi, dan Bu Mala yang mendengar hanya geleng-geleng kepala atas kelakuan anak mereka itu.  "Eh Max, lu nginep ya? Temenin gua. Anggap aja buat perayaan persahabatan kita, perayaan kita akur lagi. Nanti gua traktir deh, kaya di youtube itu. 24 jam bilang '
Read more
Part 16
Maxel yang sudah di kamarnya, dan tertidur. Pak Johan juga sudah kembali ke kamar tidurnya lagi. Suasana sangat hening, benar-benar sepi. Max dan Dion sedang asyik bermain ponsel. Tiba-tiba Dion membuka obrolannya. "Max clubbing yok. Gua ajak Angel nanti, atau kita nongkrong di cafe aja? Tapi gua pengin minum." ucapnya "Sekarang banget nih? Kalo gitu ke hotel aja gas, ke cafenya terus lu pesan minuman. Mabok tinggal ke kamar, beres." jawab Max berlaga seperti orang pintar "Bener juga lu. Ya udah ayok." Mereka berdua siap-siap. Dan tak lama mereka menuruni anak tangga, mengetuk pintu kamar Bu Sisi dan Pak Johan. 'Tok tok tok' "Mah pah, Dion sama Max izin keluar ya kita mau main." ucap Dion sedikit berteriak"Om, tante izin pergi dulu ya." sahut Max juga Mereka terbangun, tetapi masih keadaan setengah sadar. Pak Johan mengiyakan, sedangkan Bu Sisi memberi tau agar jangan lupa
Read more
Part 17
Mereka bertiga sudah check out dari hotel. Angel yang pulang, Max dan Dion yang bingung harus mengambil langkah apa. Hari ini hari senin, try out berakhir dalam minggu ini. Tetapi Max dan Dion memilih untuk bolos.  Mereka memilih untuk pergi ke luar kota, dan rencana nya akan pulang pada sore hari. Tujuan mereka adalah ke pantai, dan menyewa 1 villa kecil disana. Parahnya mereka berdua ini menghasut teman-teman kelasnya untuk menyusul. Memang ada beberapa teman mereka yang benar-benar cabut dari sekolah. Tentunya teman yang serupa dengan Max dan Dion, sekumpulan anak-anak pembuat onar di sekolah.  "Bas, pulang-pulang mati kita bas." ucap Max khawatir  "Tenang si, orang lu aja sama gua. Kan jadinya lu punya teman buat dimarahin."  kekeh Dion  "Dih tolol!" sahut Max kesal  *** -Rumah Dion-  Bu Sisi seperti biasa, menyiapkan sarapan dan bekal untuk dibawa Pak Johan serta Maxel. 
Read more
Part 18
Setelah mereka selesai nongkrong di cafe, teman-teman Dion dan Max ingin sekali berenang. Rasanya sangat segar jika tubuh ini basah terkena air. Walaupun cuaca panas sekali.Karena sia-sia jika tidak mencicipi air pantainya, untuk sampai ke cafenya saja harus melewati rimbunnya hutan. Dibalik pepohonan, baru lah mereka menemukan surga dunia. Sampai saatnya senja tiba, matahari yang akan tenggelam. Sinarnya yang menyinari seluruh seisi pantai, membuat jiwa yang melihat menjadi damai.***Mereka kembali ke villa pada pukul 17.30 sore, dimana langit samar-samar mulai gelap.  Suara daun pohon yang terkena angin, menemani perjalanan mereka. Udara terasa sangat dingin. Sesampainya disana, mereka beres-beres.Mengecek barang apa saja yang tadi mereka bawa. Lalu tak perlu waktu lama, mereka sudah meninggalkan villa tersebut. Teman-teman Dion dan Max sudah berpencar menuju arah rumahnya masing-masing.Sisa mereka be
Read more
Part 19
Mereka memberhentikan motornya, menempatkan dengan posisi bersebelahan. Melepas helmnya, mengibaskan rambut. Bercermin di kaca spion, dan pergi ke kelas.Sisa try out kurang lebih 6 hari lagi. Siswa kelas 3 dimohon untuk keseriusannya dalam mengerjakan soal latihan, agar para guru bisa menilai sejauh mana mereka menangkap materi yang guru mereka ajarkan. Suasana hening, para adik kelas berusaha mengatur nada bicaranya agar tidak mengganggu kakak kelas yang sedang mengerjakan latihan soal try out. Untuk jam pelajaran kelas 3 hanya sampai jam 12 siang, karena mereka tidak ada kegiatan mengajar. Lain halnya dengan kelas 2, mereka di jadwalkan pulang pukul 3 sore.***Bel istirahat berbunyi, pertanda waktunya sudah selesai. Anak-anak kelas 3 segera mengumpulkan kertas latihan soal try out kepada guru. Max dan Dion sudah berjalan maju ke depan untuk ikut serta mengumpulkan.Disambung dengan ucapan pengawas di dalam kelasnya.&l
Read more
Part 20
Maxel berjalan sambil menghentakkan kakinya. Sesampainya di depan pintu kamar Dion, ia segera mengetuk pintunya kencang.  ‘Tok, tok, tok’  Maxel mengetuknya dengan emosi. Sedangkan Dion yang terkejut, segera mengabaikan ponselnya yang ia lempar tepat di samping kanannya. Dan mengambil kaos yang akan ia kenakan.  Dion membuka pintunya, ia melihat Maxel sedang menatapnya tajam. “Cepat turun ke bawah! Axel udah lapar pakai disuruh segala! Koko turun sendiri ya, jadi Axel ga disuruh. Cape!” ucap Maxel ngegas  Ia langsung membalikkan badannya dan mulai menuruni tangga sembari menghentakkan kakinya lagi. Kali ini suara hentakan kakinya lebih kencang.  “Ya santai bro. Pulang-pulang kok emosi.” ledek Dion yang juga sedang menutup pintu kamarnya.  *** Maxel sudah sampai di meja makan, disana sudah ada Bu Sisi dan Pak Johan sedang makan siang. Ia makan dengan wajah cemberut.  Disusul Dio
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status