All Chapters of Gairah Cinta Berselimut Takdir: Chapter 131 - Chapter 140
194 Chapters
Bab 129 Puzzle 43
Di sebuah ruangan mansion kediaman Duke Arandel yang digunakan untuk rapat bersama. Sebuah meja berbentuk bundar dan berukuran cukup besar sedang membentang di tengah ruangan bernuansa klasik yang elegan tersebut. Mereka semua duduk siap dan mengelilingi meja berbentuk bundar di tengah ruangan itu. Temasuk Bella. Gadis itu juga menjadi salah satu yang duduk bersama para bangsawan yang lainnya. Namun, terdapat seorang prajurit biasa yang bukan merupakan bangsawan dan kini justru duduk di sebelah Bella. Siapa lagi prajurit itu jika bukan Claude. Bella kembali mengernyit curiga kala Pangeran Stefan memperlakukan prajurit itu sedikit istimewa. Pangeran bontot itulah yang memberi titah agar Claude duduk bersama dan tepat di sebelahnya. Bella kemudian mengedarkan pandangan dan berhenti tepat pada seorang gadis berambut pirang kemerahan, yaitu Aurora yang duduk di seberangnya. Namun, dahi Bella berkerut samar kala melihat seorang pria berbadan kurus dan berambut keriting ya
Read more
Bab 130 Puzzle 44
"Jadi, apa solusi kalian?" Pangeran Stefan bertanya masih dengan senyuman tipis dan pandangan tertuju pada Claude dan Bella.Bella seketika terhenyak, 'Bukankah aku tidak boleh menyelesaikan misi ini? Itu berarti kali ini aku harus diam bukan? Baiklah tutup mulutmu rapat-rapat, Bella! Jangan ada apapun yang keluar dari mulutmu!' batin gadis itu sembari menutup kedua mulutnya rapat-rapat."Bumi hangus desa." Claude tiba-tiba mencetus dan sontak membuat Bella membeliak dan menoleh ke samping, ke arahnya. "Kau harus memastikan terlebih dahulu pada tiga orang korban wabah yang masih hidup apakah mereka pernah mendapat gigitan dari hewan pengerat itu sebelumnya. Dan jika benar, kita harus memberikan banyak pembasmi serangga dan juga memperbaiki sanitasi air yang buruk di wilayah kumuh itu." Pangeran itu memberi titah dengan wajah serius. Sementara Pangeran Stefan dan Michael mengangguk pelan. "Oh astaga! Mengapa kalian sungguh bersikeras akan hal itu? Dan juga,
Read more
Bab 131 Puzzle 45
Bella kini tengah berjalan menuju kamarnya dan diikuti oleh Emma yang berjalan di belakang seperti biasa. Sepanjang perjalanan, Bella terus merutuki dirinya sendiri karena menyesali apa yang ia katakan kala berada di ruang rapat sebelumnya. Ia menganggap jika mulut dan otaknya seolah tidak dapat diajak bekerjasama saat sebelumnya telah disugesti untuk berdiam diri. Ya, semuanya kacau-balau hanya karena pancingan dari Rudolf yang menyebalkan. Dukh! Emma memekik saat dahinya membentur tubuh Bella. Sedangkan Bella yang tiba-tiba ditabrak dari belakang saat tengah asyik berjalan juga ikut memekik kaget.  "Oh astaga! Kau membuatku kaget, Emma!" Emma seketika tersadar dari lamunan. Ya, sejak tadi Emma memang berjalan sambil melamun. Bahkan, setelah tersadar pun tidak ada kata yang keluar dari mulut gadis mungil itu. Ia terus menundukkan kepala dengan wajah murung. Ia merasa enggan mengangkat kepala bahkan untuk menatap Bella. "Hey, apa kau tida
Read more
Bab 132 Puzzle 46
Seorang Pangeran tampan menengadahkan telapak tangan kala ia sudah duduk di atas pelana kuda putihnya. Seorang gadis cantik bersurai cokelat yang berdiri di bawahnya seketika meletakkan jemari lentiknya di atas telapak tangan pangeran tersebut yang kemudian ditarik hingga terduduk di atas kuda putih bersama. Mereka berdua adalah Claude dan Bella. Claude segera menghentakkan tali kekang kuda hingga kuda itu berlari mengikuti perintah tuan-nya. Mereka menyusuri rumah-rumah penduduk bergaya Eropa klasik menuju sebuah hutan yang akan mengantarkan ke tempat tujuannya—Desa Oldegloe—sebuah desa yang terjangkit wabah dan akan ditangani oleh Claude dan Bella.  Kini, rerumputan yang membentang di sepanjang hutan serta pepohonan pinus yang tinggi menjulang tengah dilewati oleh kuda putih tersebut. Bella yang duduk di depan Pangeran Glenrhys menghela napas panjang, menghirup aroma segar khas hutan yang menguar di udara. Gadis itu telah membulatkan tekad untuk melakukan misi
Read more
Bab 133 Puzzle 47
Bella telah sampai di rumah kesehatan yang akan dijadikan markas dalam melakukan misi menghentikan wabah di Desa Oldegloe. Mengedarkan pandangan, tampak beberapa dokter kerajaan yang hilir mudik untuk mengobati mereka yang tengah terbaring di atas ranjang-ranjang berukuran sedang. Gadis bersurai cokelat itu memandangi mereka sembari berjalan di belakang Claude yang akan membawanya pada anak laki-laki yang sebelumnya ditemukan tergeletak di jalan. Dukh!  Bella tanpa sengaja menabrak punggung Claude dengan dahinya lantaran kepala gadis itu sibuk berkeliling sambil berjalan. Sedangkan Claude yang ditabrak dari belakang hanya menghela napas panjang tanpa menoleh ke belakang. Pria itu kemudian melanjutkan berjalan dan disusul Bella yang kembali mengekor di belakangnya. Tak lama, Claude menghentikan langkah di dekat ranjang seorang anak laki-laki yang tengah terbaring dengan wajah pucat, meskipun tidak sepucat sebelumnya. Luka babak belur di wajahnya juga tela
Read more
Bab 134 Puzzle 48
Senja tengah menampakkan siluet jingganya dari sela-sela dedaunan yang menembus dataran hutan. Embusan angin sore tengah membelai dedaunan serta rerumputan hingga membuat mereka menari mengikuti terpaan. Suara tapak kuda kini terdengar beradu di tengah hutan belantara itu. Sementara kuda yang tengah berlari itu sedang mengantar Bella dan Claude kembali pulang ke kediaman Duke Arandel. "Jadi, apakah karena itu kau berjalan-jalan di hutan dan mengabaikan keselamatanmu sendiri?" terka Claude dengan pandangan lurus ke depan, mengendalikan kuda putihnya. Bella menghela napas panjang, "Ya, aku berniat untuk memberikannya pada ibuku. Tapi sepertinya mereka lebih membutuhkan." Bella menyunggingkan senyum di atas sudut bibirnya.  Percayalah! Kini Bella sedang merasa gelisah karena tidak lagi memiliki bunga hitam di tangannya. Namun, gadis itu berusaha untuk menyembunyikan semua kegelisahannya. Ia hanya bisa berharap jika Javier dan dokter kerajaan lainnya berhasi
Read more
Bab 135 Puzzle 49
Bella yang sedang berjalan di mansion Duke Arandel ingin cepat-cepat sampai di kamarnya. Gadis itu sudah tidak sabar merebahkan diri di atas dipan yang nyaman. Dalam satu hari ini jadwalnya cukup padat. Setelah mengikuti jamuan minum teh bersama keempat selir Duke dan yang lainnya, Bella langsung pergi ke Desa Oldegloe hingga sore hari. Dan, sekarang Bella baru saja tiba dari desa tersebut dan ingin beristirahat sejenak."Saya sudah menyiapkan air hangat beserta aromaterapi untuk Anda membersihkan diri, Lady," kata Emma yang berjalan di belakang Bella.Bella mengangguk dan membuka pintu kamarnya saat ia telah tiba di depan ruang kamar. Masuk ke dalam kamar, hanya satu yang ingin Bella tuju, yaitu dipan empuk di ruangan itu."Anda harus membersihkan diri dulu, Lady. Setelahnya Anda juga harus makan malam bersama yang lainnya." Emma yang melihat bola mata Bella tertuju pada dipan seketika mengingatkan.Bella menghela napas panjang, "Aku ingin tidur dan berg
Read more
Bab 136 Puzzle 50
Acara makan malam bersama di mansion kediaman Duke Arandel pun telah tiba. Ruangan mewah bernuansa Romawi Kuno itu telah terisi oleh penghuni mansion yang telah mengelilingi meja makan berbentuk bundar: Duke Arandel, Bella, Claude, Pangeran Stefan, Aurora, Beatrice, dan keempat istri Duke Arandel.Berbagai hidangan juga telah tersaji di atas meja. Bella mengedarkan pandangan dan berhenti pada menu olahan steak daging rusa yang baru saja didapat dari hasil buruan salah satu pelayan laki-laki Duke. Gadis bersurai cokelat itu melahapnya dengan riang. Namun, perasaannya tiba-tiba menjadi tidak nyaman, seolah sedang ditatap oleh seseorang.Kepala cantik gadis itu terangkat dan mengedar. Benar saja, seorang gadis berambut emas yang duduk di seberangnya tengah menatapnya dengan tatapan mata laser. Tentu saja ia adalah Beatrice yang sedang memberikan kode dari tatapannya agar Bella memulai aksinya.Bella berusaha keras untuk tidak memutar bola mata malas. Kepala gadis i
Read more
Bab 137 Puzzle 51
Atmosfer kecanggungan tengah menyergap ke seluruh penjuru kamar Bella yang disediakan di mansion kediaman Duke Arandel. Sebuah jam kayu antik berukuran cukup besar dan bertengger di sudut ruang sedang memperlihatkan jarum yang menunjuk pada angka sembilan bergaya romawi.Kini, Bella tidak berada di dalam kamar itu seorang diri. Tidak juga bersama Emma, si pelayan mungil yang selalu ada di sisinya. Namun, dengan seorang pria yang sedang duduk santai di kursi kayu mahoni kamarnya, layaknya seorang Raja yang tengah duduk di peraduannya.Tentu saja pria itu adalah Claude atau bisa disebut dengan Pangeran Glenryhs yang tidak lain Pangeran Kedua, atau bisa juga Tescara, atau lebih dikenal Pangeran Neraka. Oh astaga! Banyak sekali namanya. Claude duduk bersandar seraya menghirup tembakau di dalam cerutu miliknya. Pria itu bersikap seolah menjadi sang empu ruangan tersebut. Sementara Bella yang duduk di kursi depannya hanya mengerutkan kening dengan menyilangkan k
Read more
Bab 138 Puzzle 52
Dengan wajah merona berhiaskan pita bermodel jaring-jaring putih yang menutup sebagian wajah cantiknya, Bella tengah menunduk di dalam sebuah kereta kuda. Sejak kejadian perenggutan ciuman pertama tadi malam, gadis itu enggan berkuda bersama Claude untuk menuju Desa Oldegloe.  Ya, Bella memilih menaiki kereta kuda sendiri agar tidak berdekatan dengan sosok prajurit tersebut. Namun anehnya, debaran mengganggu masih tersisa di dada gadis itu. Bayangan-bayangan ciuman mendebarkan pun masih merasuk di kepala cantiknya. Bahkan, kalimat vulgar tentangnya juga masih terngiang-ngiang di otaknya. 'Ck! Memangnya mengapa jika aku tidak lihai melakukannya? Apakah hal itu begitu penting hingga nantinya akan tercatat dalam sejarah kekaisaran?' rutuk Bella dalam hati dengan wajah frustrasi. "Apa yang sedang kau pikirkan, Lady?" Sebuah pertanyaan tiba-tiba menyadarkan Bella dalam lamunan. Bella terkesiap dengan kepalanya yang seketika terangkat. Ia melihat seora
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
20
DMCA.com Protection Status