Seharian Anita tak menampakkan batang hidungnya di depan Heni sang mama. Ia masih belum bisa menerima kebenaran yang diungkap Rama tadi pagi. Sampai pada saat dimana Heni tak tahan lagi dengan kediaman putrinya, ia pun mulai datang mengusik."Anita, tolong keluarlah sebentar, dan kita bicara." Tidak ada jawaban apapun dari dalam. Lengang dan senyap. Heni pun mengulang panggilannya, "Kamu tidak bisa seperti ini terus, Sayang. Mengurung diri bukanlah solusi yang tepat. Keluarlah dan bicara semua dengan Mama."Heni bersorak karena pada akhirnya Anita mau membuka pintu meski awalnya ia sempat putus asa."Kau belum makan seharian," ujar Heni perlahan. Ia mengelus bahu anaknya dengan senyum yang ditautkan."Aku tidak lapar, Ma." Anita menyandarkan tubuhnya pada gawangan pintu kamar sambil bersilang tangan."Hei, meski tidak lapar, kau tetap harus makan. Mama sudah masak makanan kesukaanmu. Yuk k
Read more