All Chapters of My Cold Husband Is A CEO 2: Chapter 41 - Chapter 50
51 Chapters
Where Is CIA (3)
Elgan sampai di Indonesia setelah belasan jam melakukan penerbangan. Waktu yang ia habiskan terasa sangat lama dan hampir membuatnya meledak. Elgan tidak sabar untuk sampai ke gedung yang dimaksud oleh Syam tadi. Ia ingin melihat langsung seperti apa tempat itu dan untuk apa mereka menggunakannya. Mungkin juga, jika ia datang ke sana secercah informasi muncul dan ia bisa segera bertemu dengan Cia.Raut wajah Elgan benar-benar tidak terjabarkan lagi. Tidak ada tatapan cerah dan matanya tampak semakin tajam. Elgan akan menatap nyalang siapapun yang ada di hadapannya, tanpa peduli siapa orang tersebut. Wajah datarnya benar-benar mengerikan. Membuat Syam yang ada di sampingnya sedikit takut untuk mengatakan sesuatu. Mobil sport keluaran terbaru milik Elgan melaju dengan kencang membelah padatnya kota Jakarta yang begitu ramai pagi ini. Bergabung bersama para pengguna jalan lainnya, Elgan menggeram kesal karena merasa mereka sudah terlalu lama terjebak macet. Suara
Read more
Help Me, Please
 Louis memerintahkan beberapa bodyguard untuk membawa Cia yang tidak berdaya ke sebuah ruangan rahasia yang letaknya sangat tersembunyi. Dapat dipastikan, musuh tidak akan bisa menemukan pintu masuk ke ruangan rahasia yang telah disamarkan itu. Louis yang berdiri di samping Melody bersedekap sembari memperhatikan dua bodyguard yang kini membopong tubuh wanita hamil tersebut."Sepertinya obat yang kau berikan sudah bereaksi di dalam perut Cia," gumam Melody sembari menatap Louis sekilas, lalu kembali melihat Cia. Louis menarik sebelah ujung bibirnya, mengangguk  membenarkan perkataan melody."Kau benar. Obat itu bereaksi lebih cepat daripada yang diperkirakan," tukasnya tajam."Setelah ini, apa yang akan kita lakukan? Kalau bayinya mati, kemana kita akan membuangnya?" Melody sengaja bertanya demikian. Ia ingin memastikan apakah Louis sudah mempersiapkan segalanya dengan matang. Mendengar Louis tertawa pelan atas pertany
Read more
Not Fine
Melody semakin geram melihat Cia yang malah meneteskan air mata. Ia tidak mengharapkan air mata tersebut. Air mata wanita itu tidak akan membuat pria yang ia cintai kembali hadir ke dunia ini."Jangan sakiti anak gue. Dia gak tau apa-apa dan lo gak berhak balas dendam sama gue," Cia berusaha tegar. Menarik napas dalam seraya membalas tatapan tajam Melody.Melody berang. Berani sekali wanita ini melawannya?."Siapa bilang gue gak berhak balas dendam sama lo. Lo itu udah merebut kebahagiaan gue, jadi wajar kalo gue balas dendam dan buat lo lebih menderita. Gara-gara lo, Alden kecelakaan dan akhirnya meninggal. Dan kali ini, gue akan pastikan kalo anak yang ada di perut lo ini akan mati di tangan gue." Terlihat jelas kalau Melody tidak dapat menahan kesabarannya lagi. Ia bahkan sedikit menekan perut Cia saat mengatakan akan membunuh bayi wanita itu.Cia menggeleng. Siapapun tidak boleh menyentuh perut dan menyakiti bayinya. Namun, dengan kondisi tubuh yang d
Read more
Dead?
Melody yang melihat hal itu terbelalak. "Darah," gumamnya terkejut. Sedetik kemudian senyum tipis terukir di bibirnya yang merah karena lipstick. "Bayiku hiks...." "Melody!" Itu suara Louis. Ia datang dengan tergesa-gesa sambil membawa sebuah cambuk di tangannya. Menghampiri Cia dan Melody, Louis menatap tajam wanita hamil tersebut. "Santi sudah ketahuan oleh Elgan," gumamnya, tanpa melepaskan pandangan dari Cia.Melody terbelalak, namun tidak mengatakan apapun kepada Louis. Ia yakin, pria kejam ini pasti tau apa yang harus mereka lakukan selanjutnya."Borgol wanita ini di tiang itu. Aku akan mencambuknya seperti Elgan menyuruh bodyguardnya mencambuk Santi." Kilatan amarah tampak begitu jelas di mata Louis. Kedua bodyguard yang sedari tadi hanya diam memperhatikan, langsung menarik Cia dengan paksa dari kursi itu setelah melepaskan ikatan tali terlebih dulu. "Le-lepaskan aku." Cia melawan, namun t
Read more
Hospital
Menunggu bukan hal mudah untuk dilakukan. Menanti kabar keselamatan orang yang begitu berarti akan membuat siapa saja merasa was-was dan dilema. Beribu doa akan dipanjatkan dengan khusyuk demi sebuah kabar gembira yang akan melegakan hati. Seorang pendosa sekalipun akan langsung bersujud di kepada Tuhan demi keselamatan orang yang ia cintai. Persis di depan ruangan operasi yang lampunya masih menyala, Elgan ditemani oleh Nadin dan Niko menunggu operasi yang sudah lebih dari dua jam berjalan. Elgan menunduk dalam sembari meremas tangannya. Ketakutan yang begitu besar menyerang dirinya di setiap detik ia menunggu pintu di depannya terbuka. Dengan mata yang memerah Elgan menatap ujung sepatunya. Pikirannya berkelana jauh memikirkan keselamatan istri dan anaknya. Membayangkan bagaimana sakit yang kini dirasakan oleh Cia saja Elgan tidak sanggup. Jika boleh meminta, Elgan ingin dirinya saja yang berada di posisi itu, jangan istrinya. Ia tidak tega melihat Cia ke
Read more
Just a Dreams
 Cia berdiri seorang diri di tengah-tengah padang rumput yang hijau. Ia menatap sekelilingnya dengan penuh tanda tanya. Tempat itu terasa asing baginya. Cia kembali melangkah, mencari tempat beristirahat dan juga pertolongan. Rasanya sudah cukup lama ia berjalan, namun hingga saat ini ia tidak melihat satu orangpun di tempat itu.Di depan sana, Cia melihat pohon rimbun yang mungkin akan bisa menjadi tempatnya beristirahat. Ia lantas mendekati pohon itu dan duduk di bawahnya. Cia masih tidak mengerti tempat apa yang kini ia masuki. Rasanya begitu asing dan aneh. Hanya ada dirinya di tempat yang luas itu, sehingga ia tidak bisa bertanya kepada siapapun jalan menuju pulang. Cia bersandar di batang pohon  dan mulai memejamkan matanya yang terasa berat. Belum lagi angin sepoi-sepoi yang berhembus menerpa kulitnya, memberinya kenyamanan dan ketenangan."Mama, Mama." "Mama.""Mama."Cia terkejut dan langsung membuka ma
Read more
Crying
 Hari ini jauh lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Semua hal berat yang dilalui kian menguap dan menghilang saat sang pujaan hati kembali ke pelukan. Mimpi buruk itu telah berlalu. Siapapun tidak ingin kembali masuk dan melihat mimpi yang mengerikan itu. Jika boleh, sang raja hanya ingin hidup seperti ini, bersama ratu menghabiskan sisa-sisa hidupnya.Berlebihan bukan? Namun, begitulah yang Elgan inginkan. Ia tidak butuh apapun selain Cia. Ia tidak butuh orang lain selain istrinya. Sudah lebih dari lima belas menit lamanya Elgan memeluk pinggang istrinya itu, membuat sang empu geleng-geleng melihat mode posesif suaminya yang aktif. "El, kamu gak capek meluk aku terus?" Di atas ranjang yang hanya muat untuk satu orang, Elgan duduk bergabung bersama Cia di tempat itu. Elgan menggeleng pelan di dalam ceruk leher istrinya. Posisi ini masih terasa nyaman dan ia belum ingin melepaskan pelukannya dari tubuh Cia. Berminggu-minggu berjauhan dan t
Read more
Back To Home
Kehilangan. Tidak seorangpun menginginkan perpisahan. Kehilangan seseorang meninggal luka mendalam di hati orang-orang yang ditinggalkan. Di depan makan sang putri, Cia terisak pelan seraya mengusap gundukan tanah yang masih basah. Bahunya bergetar hebat, menyeimbangi isak tangisnya yang tak kunjung berhenti.Elgan yang berjongkok di samping sang istri tidak berhenti mengusap pundak Cia. Untuk yang kedua kalinya ia menangis di depan makam sang putri yang telah mendahului mereka. Mengusap air mata yang keluar dari sudut matanya, Elgan kembali memenangkan Cia. "El, aku belum pernah melihatnya, kenapa putriku tega meninggalkan aku?" gumam Cia di sela-sela tangisannya."Apa dia membenciku, El? Apa dia merasa aku bukan Ibu yang baik makanya dia pergi? El, aku ingin ikut dengannya. Aku mau menjemputnya...," ratap Cia, histeris. Elgan yang mendengar hal itu langsung menarik Cia ke dalam pelukannya, menjadikan dadanya sebagai tempat pelam
Read more
Happy Family (1)
Dua tahun kemudianDi kamar tidur seorang anak kecil yang kemarin baru saja merayakan ulangtahunnya yang ke dua tahun, King berupaya untuk turun dari tempat tidur setelah menyalakan lampu nakas. Rambutnya yang kusut serta mata sayu yang masih setengah terbuka itu membuat King tampak begitu menggemaskan. Berhasil. King berhasil mendarat dengan sempurna di atas lantai. Senyum tipis terukir di bibirnya yang berwarna pink alami. Berjalan pelan menuju pintu, King berjinjit agar tangannya bisa mencapai gagang pintu dan membukanya. Lagi-lagi ia menarik kedua sudut bibirnya saat berhasil melakukan hal tersebut.King berlari kecil menuju kamar yang ada di sebelah kamarnya. Sesampainya di depan pintu itu, ia kembali berjinjit dan membuka pintu selebar-lebarnya. Di sana, ia langsung mendapati kedua orang tuanya yang masih bergelut di balik selimut tebal yang sangat cocok untuk menghangatkan tubuh di kala musim dingin seperti ini.Setelah menutup p
Read more
Happy Family (2)
Setiap wanita pasti menginginkan pernikahan yang sangat berkesan di hidupnya karena hanya dilakukan sekali seumur hidup. Menikah dengan orang yang dicintai merupakan suatu anugerah dari Tuhan karena telah mengizinkan kita menikah dengan orang tersebut. Sebagian orang mungkin menghadapi pilihan yang pahit saat pihak keluarga lebih memilih menikahkan putra atau putri mereka dengan gadis dan lelaki pilihan mereka sendiri. Untungnya, keluarga Nadin dan Niko bukan orang-orang yang seperti itu. Mereka diizinkan untuk memilih pendamping hidup masing-masing dan tidak memaksakan kehendak. Mungkin hal itu jugalah yang menjadi perbedaan antara keluarga besar Elgan dan Niko. Namun, bukan itu yang terpenting karena masing-masing dari mereka akhirnya telah menemukan kebahagiaan. Dan semua itu tidak didapat dengan begitu mudah. Pengorbanan yang tidak sedikit telah mereka lakukan demi sampai pada titik yang bernama bahagia. Acara pernikahan tidak berlangsung di Jakarta pus
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status