Semua Bab I Want You: Bab 11 - Bab 20
41 Bab
Bab 11
Berapa hari lagi yang harus Mikael habiskan untuk mencari keberadaan Eleana, berapa orang lagi yang harus ia kerahkan untuk melacak wanita itu. Hasilnya masih tetap sama, Eleana belum ditemukan. Eleana seperti hilang ditelan bumi.Mikael seperti mayat hidup yang menghabiskan sisa waktunya di depan komputer atau hanya menunggu telepon dari orang suruhannya yang ia sebar di beberapa negara. Berharap ada kabar baik dari seorang wanita yang ia cintai.Ia juga sudah berusaha menanyakan keberadaan Eleana pada teman kampusnya, tetapi mereka tidak tahu. Wanita itu juga tidak memberi kejelasan kapan dia akan kembali berkuliah setelah mengambil cuti untuk beberapa bulan.Dan kali ini, sebuah kabar mengejutkan begitu mengguncang Mikael, sampai ia tidak dapat berpikir jernih. Ia tidak nafsu makan sejak mendengar kabar itu dan sekarang ia juga tidak peduli tubuh lelahnya yang ia paksa untuk bepergian.Mikael terbang menuju Hongkong setelah mendengar kabar duka yang sa
Baca selengkapnya
Bab 12
Troli berisi beberapa bahan makanan dan camilan, berhenti di depan kasir. Wanita berbadan dua dengan balutan mantel khas musim dingin itu menunggu belanjaannya selesai dihitung sambil sesekali mengusap perut bulatnya.Di luar memang musim dingin, tetapi Eleana merasa gerah sampai terdapat bulir-bulir keringat pada pelipisnya. Matanya tidak berhenti bergerak gelisah, sesekali ia mencuri pandang ke belakang, memperhatikan orang-orang yang sedang berbaris menunggu giliran untuk membayar.Entah kenapa, akhir-akhir ini Eleana merasa jika seseorang sedang mengawasinya. Seseorang yang sama, bertopi hitam dan memakai jaket kulit. Sudah dua hari berturut-turut Eleana merasa dibuntuti oleh orang tersebut. Awalnya saat ia pulang setelah bercerita bersama Izrael, kedua adalah hari ini.Setelah membayar di kasir, Eleana segera keluar dari minimarket sambil membawa barang belanjaan. Ia seperti orang yang tengah dikejar, padahal di belakang sama sekali tidak ada yang mengejar.
Baca selengkapnya
Bab 13
Eleana tidak tahu sedang ada di mana sekarang. Saat dirinya membuka mata yang terlihat hanya kegelapan, ia sudah terduduk dengan posisi tangan dan kaki yang terikat. Seingatnya, ia masih ada di dalam taksi dan supir memberinya air mineral. Karena haus, Eleana meminum air itu, lalu setelahnya ia sudah tidak mengingat apa pun.Keadaan ruangan pengap yang minim cahaya ini membuat Eleana merasa sesak. “Siapa di sana, tolong lepaskan aku!” teriaknya, saat ia melihat siluet bayangan.Tiba-tiba lampu menyala, lampu yang tidak cukup terang, tetapi bisa digunakan untuk melihat keadaan sekitar. Eleana yang semula menunduk, mendongak saat mendengar suara sepatu.“Hei, tolong aku!” pintanya, keringat dingin mulai membanjiri tubuh Eleana karena takut, perutnya juga terasa mengencang.Sosok itu perlahan berjalan mendekati Eleana, seorang wanita dengan gaun hitam yang memiliki belahan memanjang sampai paha. Sungguh elegan dan terlihat seksi.
Baca selengkapnya
Bab 14
Mikael membatalkan seluruh pertemuan dan pekerjaannya, ia memilih menemani Eleana sampai wanita itu sembuh. Baginya menjaga Eleana jauh lebih penting untuk sekarang, apalagi istrinya tengah berbadan dua dan kondisinya masih belum stabil.Pagi ini, dokter dan dua perawat masuk ke dalam ruang rawat inap Eleana untuk mengecek keadaan wanita itu dan juga perkembangannya. Eleana sudah bisa bersandar dan makan sekarang. “Selamat pagi Nona, mari ku periksa.”Eleana dibantu untuk berbaring, sementara Mikael duduk di sofa memperhatikan istrinya yang sedang diperiksa. Terjadi hening beberapa saat dan dokter menyudahi pemeriksaan setelah mengatakan sesuatu untuk dicatat oleh suster.“Kau harus mengoleskan salep ini pada luka memarmu Nona, mari kubantu,” baru saja dokter ingin menyingkap pakaian Eleana, wanita itu dengan sopan menolak.Eleana sedikit melirik Mikael yang memperhatikannya dalam diam.“Nanti biar kulakuk
Baca selengkapnya
Bab 15
Eleana menceritakan seluruh kejadian yang ia ingat pada Mikael sambil menangis.Kesimpulan dari cerita itu begitu sangat menyeramkan, Mikael yang hanya mendengar tidak bisa membayangkan bagaimana istrinya itu begitu kuat.Lelaki itu juga tidak habis pikir, di mana letak pikiran manusia biadab yang dengan tanpa perasaan menganiaya istrinya yang jelas-jelas sedang mengandung. Ini membuat emosi Mikael tersulut.Eleana mendongak, menatap Mikael yang terlihat menunjukkan kemarahan, bahkan jemari lelaki itu sudah terkepal kuat. “El, kumohon jangan membencinya,” pinta Eleana berbisik lembut, perlahan menggenggam tangan Mikael dan melepas kepalan tangannya.Tidak menjawab, Mikael justru menarik Eleana ke dalam dekapannya. Begitu erat. Takut ia akan kehilangan wanita itu lagi nanti.“Kau tenang saja, Baby.”Eleana merasakan bayi di dalam perutnya menendang, apa mungkin ia merasa diabaikan oleh kedua orang tuanya. Atau dia ingi
Baca selengkapnya
Bab 16
Dulu, Mikael sangat mencintai Kathrine—teman kampusnya. Ia berani mengejar Kathrine hingga mati-matian sampai akhirnya mendapatkan wanita itu. Setelah sekian lama Mikael mengejar, seperti gayung bersambut akhirnya Kathrine luluh padanya.Tiga tahun menjalin hubungan, mereka menjadi pasangan kekasih yang serasi dan selalu terkoneksi jika membicarakan bisnis dan berbagai hal. Tiga tahun pula, mereka merencanakan sebuah pernikahan yang mereka impikan. Mikael berusaha keras untuk mewujudkan pernikahan itu dengan bekerja keras membuat perusahaan Dad menjadi berkembang pesat.Tetapi, ternyata Kathrine bukanlah wanita yang cukup dengan satu lelaki. Ia pergi ke klub malam tanpa sepengetahuan Mikael dan tidur dengan banyak lelaki di tempat itu.Lebih parahnya lagi, Kathrine bermain di belakang Mikael dengan kakak kandungnya sendiri—Izrael. Mulai saat itu Mikael benci Izrael, ia selalu menonjolkan kepintarannya dalam mengelola perusahaan berlian sang ayah, sem
Baca selengkapnya
Bab 17
Usia kandungan Eleana sudah memasuki delapan bulan. Mikael sudah melarangnya untuk melakukan pekerjaan yang berat.Eleana merasa hidupnya begitu dikekang oleh suaminya, ia tidak boleh melakukan apa pun padahal ia menginginkannya. Bahkan untuk sekadar memasak saja, Mikael tidak memperbolehkannya.Eleana sedang memijat pinggangnya ketika Mikael keluar dari kamar mandi. Lelaki itu menghampiri sang istri yang terlihat tengah meringis, menahan sakit.“Ini alasanku melarangmu melakukan pekerjaan rumah.” Mikael duduk di belakang Eleana, memijat pinggang wanitanya.Akhir-akhir ini Eleana sering mengeluh punggungnya sakit, napasnya yang sesak dan sang bayi yang selalu menendang perut saat tidur. Kata dokter, itu hal yang wajar menjelang persalinan.“Kau sudah minum susumu?”“Belum.”Mikael melirik jam dinding yang menunjukkan pukul sembilan malam. Seharusnya Eleana meminum susu itu sekitar satu jam yang lalu
Baca selengkapnya
Bab 18
Lengkap sudah penderitaan Eleana. Seperti ditusuk sebilah pedang lalu dihantam palu godam, hati Eleana begitu hancur. Mengingat bagaimana ia menata serpihan itu kembali menjadi utuh, lalu Mikael memberinya kejutan baru yang mampu membuat serpihan itu kembali berserakan.Jika saja Mikael mengatakannya sendiri dan menjelaskan apa yang terjadi, mungkin Eleana tidak akan segila ini mencoba mencari tahu. Lebih baik tahu sendiri dari Mikael dari pada dari orang lain yang terasa lebih menyakitkan.Eleana meringis, merasa bayi di dalam perutnya menendang tepat pada ulu hati. Sampai ia tidak sadar Mikael sedari tadi berdiri menatapnya dengan tangan yang dimasukkan ke saku celana.“Sampai kapan kau akan seperti ini?”Eleana melirik Mikael sekilas.“Perutmu keram bukan? Kau bisa menyakiti bayi kita jika terus seperti ini.” Mikael berjongkok, mengusap perut besar Eleana yang terbalut pakaian tidur.“Biarkan saja.”
Baca selengkapnya
Bab 19
Semenjak Eleana keluar dari rumah sakit, Mikael menghilang. Lelaki itu benar-benar menepati janjinya untuk tidak muncul di hadapan Eleana lagi. Jujur. Hati Eleana sangat sakit, ia belum bisa menerima kepergian orang tuanya yang sangat mendadak itu. Apalagi Eleana baru mengetahui peristiwa naas itu setelah lama terjadi. Eleana juga tidak bisa bertemu kedua orang tuanya untuk yang terakhir kali. Rasanya tidak adil. Dia belum memberi mereka salam perpisahan, atau bahkan memperkenalkan buah hatinya sebagai cucu mereka. Eleana sangat menyesal. Tapi, mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur. Tidak ada yang bisa ia lakukan lagi selain mendoakan mereka agar tenang di atas sana. Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan Daddy dan Mom, Eleana hanya bisa mengenang mereka melalui album foto yang ia temukan di apartemen lamanya. Apartemen yang ternyata sudah dibeli oleh Mikael dan semua barang di dalamnya masih utuh, tidak berubah.
Baca selengkapnya
Bab 20
Meeting berjalan dengan lancar, Mikael yang memimpin langsung dan menandatangani kontrak baru yang sudah cocok dengan prosedur perusahaan miliknya. Mikael berjalan menuju ruang kerjanya bersama Lucas yang selalu menemani ke mana pun atasannya pergi. Sampai di ruangan, Lucas memberikan sebuah amplop coklat yang isinya adalah bukti-bukti penting yang kemarin diminta oleh Mikael. “Dia sudah menunggu sejak tadi, Tuan,” bisik Lucas. Mikael menutup berkas di tangannya dan memasukkan beberapa lembar foto ke amplop coklat kembali, lalu ia melepas jas dan mengisyaratkan Lucas untuk memanggil seseorang yang dimaksud. Tidak perlu menunggu lama, Mikael sendiri juga sudah tidak sabar. Wanita separuh baya, yang Mikael yakini usianya tidak terpaut jauh dari usia Mom Isabelle. Wanita itu berjalan masuk dan duduk di depan Mikael. Dari gerak-geriknya ia terlihat sangat gelisah. “Langsung saja Nyonya,” ucap Mikael, ia bukan lelaki yang suka basa-basi. Lebih cepa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status