All Chapters of MEETING YOU: Chapter 21 - Chapter 30
66 Chapters
FAKTA.
Setelah acara pertemuan itu selesai, Tuan Teguh menahan Nafeesa dan Bilqis agar tidak pulang. Semua orang sudah berkumpul di ruang keluarga. Nafeesa dan Bilqis hanya diam berdiri di hadapan keluarga Winarta. Mereka seperti penjahat yang terciduk warga. Nathan dan Alia tengah berada di dalam kamar tamu bersama, Mira. "Feesa, apa kamu ibu dari Nathan?" Tanya Tuan Teguh. Nafeesa hanya diam, dan lidahnya sangat kaku saat akan berkata jujur pada pria tua yang ada di hadapannya. Dareen dan Zay mulai gelisah, karena takut kedua wanita itu akan dihina oleh keluarga mereka. Nana dan Nyonya Riska hanya diam sambil menahan emosinya, melihat kedua wanita yang mereka benci. "Jawab, Feesa. Jangan takut," ujar Nyonya Sukma sambil mengusap punggung Nafeesa. "Iya, Nathan adalah anak saya, Tuan," balas Nafeesa. Tuan Teguh tersenyum dan menatap istrinya yang berada di samping, Nafeesa. Ia menghela napas dengan pelan, kemudian menatap Nafeesa dan Bilqis secara bersamaan. "Ayah anakmu itu, Dareen 'ka
Read more
TUAN TEGUH.
"Silahkan masuk, Tuan, Nyonya," tawar Nafeesa. Bilqis terkejut bukan main, kenapa Nafeesa mengizinkan mereka berdua masuk ke dalam rumah. Tuan Teguh dan Nyonya Sukma masuk ke dalam rumah yang megah, hasil kerja keras Bilqis dan Nafeesa. "Silahkan duduk, saya akan membuatkan minuman dulu," lanjut Nafeesa dengan ramah. Wanita itu berjalan ke arah dapur dan sepasang suami-istri tersebut langsung duduk di sofa ruang tamu. Bilqis menghidupkan AC, dan duduk dihadapan Tuan Teguh dan Nyonya Sukma. "Maaf Tuan, maaf Nyonya. Tadi di rumah Tuan Beni tidak sopan, saya hanya terbawa emosi. Saya kesal karena sahabat saya selalu direndahkan oleh orang tua, Dareen. Sa--," "Tidak apa, kami paham," ucap Nyonya Sukma memotong ucapan Bilqis. "Kamu pacar cucu saya 'kan?" Tanya Tuan Teguh. "I-iya, Tuan. Saya pacar dari cucu Tuan," balas Bilqis. "Panggil Opa saja ya, jangan panggil Tuan," sambung Tuan Teguh. Bilqis mengangguk dan tersenyum kikuk ke arah kedua orang tua dari Tuan Beni. Nafeesa datang
Read more
ALERGI KAMBUH.
Dareen, keluar dari kamarnya dengan pakaian kerjanya. Ia menuruni anak tangga satu persatu dan melewati ruang makan. Tuan Beni dan Nyonya Riska menatap anak bungsu dengan tatapan tajam. "Duduk, Dareen. Sarapan dulu, baru pergi kerja," tegur Nyonya Riska. "Enggak laper, Ma. Dareen duluan aja. Takut terlambat," balas Dareen menatap Nyonya Riska dengan wajah tanpa ekspresi. "Duduk dulu, Ren. Makan dulu yuk, aku ambilkan makanan buat kamu, yuk," ajak Nana yang ingin mencari perhatian kedua orang tua Dareen. Pria itu menepis tangan Nana dengan kasar, dan menatap tajam gadis itu. Saat kakinya akan melanjutkan langkahnya, Tuan Beni langsung memukul meja makan dengan keras. Brak! Suara pukulan itu terdengar oleh, Zay. Secepat mungkin Zay memasang dasinya dan langsung memasang jas kantor. Kemudian Zay langsung keluar dari kamarnya. Ia menuruni anak tangga, dan terkejut saat melihat wajah ayahnya sudah memerah karena kesal. "Apa susahnya makan sih? Kalau kamu sakit nanti dikira Papa dan M
Read more
RUMAH SAKIT.
"Di ruang rawat melati, Opa, Oma. Sekarang dia bersama Bilqis," balas Nafeesa. "Kita pindahkan Dareen, ke ruang melati. Tempat Nathan di rawat sekarang," sambung Tuan Teguh. "Mommy setuju, Dad. Kalian tunggu disini ya, Oma dan Opa akan mengurus ruangan untuk, Dareen," Ujar Nyonya Sukma.Nafeesa dan Dareen menganggukkan kepalanya. Mereka hanya diam sambil menatap pasangan itu keluar dari ruang UGD. Kemudian, Nafeesa menatap Dareen sangat lekat. Wanita itu, mengusap rahang pria tampan tersebut. "Pasti nanti akan berbekas, untung saja hanya sedikit," ujar Nafeesa. Dareen tersenyum manis, dan menatap lekat manik mata, Nafeesa. "Kalau kamu pasti gak bakal jijik sama aku, tapi kalau Nana pasti bakal menjauh dariku. Jadi biarkan saja, agar aku tidak diganggu oleh Nana lagi," balas Dareen. Nafeesa mencubit pelan lengan, Dareen. "Gak boleh gitu, nanti pakai obat yang sering dikasih dokter buat ngilangin bekasnya. Aku gak mau bintik air ini berbekas." Sambung Nafeesa. Dareen menganggukkan
Read more
RUMAH SAKIT II.
Cuaca mulai mendung, Dareen mengajak Nathan untuk masuk kembali ke ruang rawat mereka. Di perjalanan menuju ruang rawat, tatapan para perawat wanita tertuju pada Dareen dan Nathan. Salah satu perawat menghampiri Dareen dan Nathan. "Ya ampun mirip banget, sama adiknya," ucap perawat wanita yang terlihat masih berumur 20 tahun. "Maaf dia bukan adik saya, dia adalah anak saya," balas Dareen. Perawat wanita itu langsung terkejut saat mendengar balasan dari Dareen. Dia menatap ke arah Nathan yang tengah menatap dirinya dengan tatapan datar. Perawat wanita itu berjongkok untuk mensejajarkan tingginya dengan tinggi, Nathan. "Hai, kenalkan nama saya Bulan," sapa perawat yang bernama Bulan. Nathan hanya diam dan bersembunyi di belakang tubuh Dareen. "Maaf kami permisi dulu," ucap Dareen yang langsung melanjutkan langkahnya ke ruang rawat inap. Sedangkan perawan itu hanya diam dan menatap kepergian mereka berdua. "Kelihatan sekali masih muda, tapi kenapa anaknya udah gede banget ya? Nikah
Read more
PULANG KE RUMAH.
Pagi hari pukul 07.00 WIB. Hari ini Dareen dan Nathan diperbolehkan untuk pulang. Tuan Teguh dan yang lain sudah menunggu di depan ruangan. Dareen dan Zay keluar dari ruangan, disusul oleh Nafeesa dan Bilqis. "Udah?" Tanya Tuan Beni. "Udah, Pa," balas Dareen. "Yaudah yuk pulang," ajak Nyonya Riska. Dareen mengangguk, ia membalikkan badannya dan menatap Nafeesa. "Kamu bareng aku?" Tanya Dareen. "Bilqis bawa mobil kok, jadi kami pakai mobil sendiri aja," balas Nafeesa sambil menampilkan senyuman manisnya."Iiihh kok kamu ngajak dia sih, mending pulang aja sekarang yuk. Gak ada kerjaan banget ngajakin mereka, toh nanti om-om mereka yang bakal jemput," sahut Nana. Bilqis dan Nafeesa hanya menahan amarah mereka. Kemudian berpamitan dengan Tuan Teguh dan Nyonya Sukma. Nathan mencium tangan Dareen dan Zay secara bergantian. Kemudian, mencium tangan Tuan Teguh dan Nyonya Sukma. Kemudian mereka pergi lebih dulu keluar dari rumah sakit. Dareen dan yang lainnya hanya bisa menatap kepergian
Read more
SEKOLAH NATHAN DAN ALIA.
Pagi ini, Nathan sudah bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Ia tengah duduk di ruang makan, sambil menunggu sarapan pagi yang dibuatkan oleh ibunya. Selang beberapa detik, Nafeesa datang dengan membawa nasi goreng buatannya. Bilqis menuruni anak tangga, menuju ruang makan untuk ikut sarapan bersama Nafeesa dan Nathan. "Wih nasi goreng nih?" Tanya Bilqis. "Yoi, nanti pulang kerja gue mau belanja ke supermarket. Soalnya bahan makanan udah pada habis semua," balas Nafeesa. "Mau gue temenin gak? Soalnya gue nanti gak ada meeting, paling cuma tanda tangan beberapa berkas aja," sahut Bilqis sambil mengunyah nasi gorengnya. "Enggak perlu, gue sama Nathan aja," Jawab Nafeesa. "Eh, Nathan sama gue. Soalnya, Zay suruh ajak Nathan pergi bareng kita berdua. Jadi lo gapapa sendirian 'kan?" Tanya BilqisNafeesa menatap anaknya yang tengah makan dengan lahap, kemudian menatap sahabatnya yang tengah menatapnya. "Ya udah, nanti jemput aja Nathan pulang," balas Nafeesa. Bilqis mengangguk dan melan
Read more
NATHAN MASUK KE RUMAH KELUARGA WINARTA.
Setelah menenangkan Alia, Dareen membawa Nathan masuk ke dalam mobil. Disusul oleh Zay dan Bilqis. Kemudian mereka masuk ke dalam mobil dan menjauh dari sekolah, Nathan. Di dalam mobil, Nathan hanya diam sambil menatap ke luar jendela mobil. "Ponakan Aunty terbaik, hajar aja tuh orang yang mau nyakitin cewek," ujar Bilqis menatap keponakan dari kaca spion. "Sayang, jangan gitu," sahut Zay.Bilqis langsung diam, dan menatap keluar jendela mobil. Sedangkan Dareen, sedari tadi hanya menatap putranya. "Nathan, coba liat Ayah sayang," ucap Dareen dengan lembut. Nathan menatap Dareen dengan tatapan polos miliknya. Pria tampan itu mengusap surai lembut anaknya, dan Nathan hanya diam menikmati elusan dari sang ayah. "Anak pinter, tapi jangan diulangi lagi ya sayang. Ayah tau kamu ingin membela Alia, tapi jangan sampai dorong anak itu seperti tadi ya," jelas Dareen. Nathan hanya diam, dan menatap keluar jendela mobil kembali. Dareen yang melihat respon anaknya, hanya bisa menghela nafas d
Read more
BERSAMA.
Saat Nathan bangun, Dareen langsung mengajak Nathan untuk pulang ke rumah Nafeesa dan Bilqis. Saat ini mereka tengah berada di dalam mobil menuju rumah Nafeesa dan Bilqis. Di perjalanan, Nathan hanya diam sambil memainkan rubik miliknya. Dareen tersenyum bahagia saat melihat rubik pemberiannya dimainkan oleh putranya. Kemudian pria tampan itu mengusap surai milik Nathan dengan lembut. "Kita akan jalan-jalan bareng, Bunda. Kamu seneng gak?" Tanya Dareen. Nathan mengangguk, karena jika boleh jujur anak laki-laki itu terlihat bahagia, saat mendengar ia, bundanya dan ayahnya akan jalan-jalan bersama. Tapi, ia tidak bisa mengekspresikan wajahnya. Setelah beberapa menit di perjalanan akhirnya mobil berhenti tepat di halaman rumah Nafeesa dan Bilqis. Terlihat Nafeesa tengah duduk di depan, sambil menunggu Nathan. Dareen keluar dari mobil lebih dulu, kemudian membuka 'kan pintu untuk anaknya. Nathan keluar dari dalam mobil, dan berlari menghampiri Nafeesa. Anak laki-laki itu memeluk Nafeesa
Read more
HARI BAHAGIA.
Setelah puas bermain di Timezone, Dareen mengajak Nathan dan Nafeesa ke cafe yang paling dikenal sebagai tongkrongan anak muda. Dekorasi cafe sangat sederhana namun tetap terlihat elegan. Saat tiba di tempat parkir cafe, Dareen membuka pintu untuk Nafeesa dan Nathan. Pria itu menggenggam tangan Nathan, dan memegang tangan Nafeesa. Namun, gadis itu memilih untuk menjauhkan tangannya dari tangan, Dareen. "Gak enak dilihatin orang," ujar Nafeesa dengan hati-hati. "Gapapa, orang juga gak kenal kita 'kan," balas Dareen. "Enggak Mas, nanti teman-teman Mas ngeliat kita. Terus bicara yang enggak-enggak tentang, Mas," lanjut Nafeesa. Dareen hanya menampilkan senyuman tipisnya, kemudian menggenggam erat tangan Nafeesa. "Biarin aja, Mas gak peduli. Intinya sekarang, Mas bisa habiskan waktu bareng kamu dan anak kita. Masalah tanggapan orang lain, belakang aja," jawab Dareen. Nafeesa hanya pasrah, dan Dareen langsung berjalan masuk ke dalam cafe dengan tangan sebelah kiri menggandeng anaknya d
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status