Semua Bab MEETING YOU: Bab 51 - Bab 60
66 Bab
HOTEL CIPUTRA.
Taksi yang digunakan oleh kedua orang tua Pak Fikri berhenti di hotel Ciputra. Mereka turun dari taksi dan masuk ke dalam hotel tersebut. Mobil Pak Fikri ikut berhenti, pria itu langsung memarkirkan mobilnya dan menyusul kedua orang tuanya. "Daddy, Mommy, tunggu," panggil Pak Fikri mengejar kedua orang tuanya. Kedua orang paruh baya itu hanya diam, dan melanjutkan langkah mereka menuju meja resepsionis. Mereka memesan kamar hotel untuk beberapa hari ke depan, karena Nyonya Zanna ingin berlibur di Indonesia beberapa hari. "Daddy, Mommy, kita pulang ya. Jangan seperti ini dong," ujar Pak Fikri. "Kamu saja yang pulang, Mommy mau di sini saja. Pulang lah, atau kamu mau bertemu wanita mu? Sana pergilah," jawab Nyonya Zanna dengan wajah datar dan menggenggam tangan Tuan Raksa. "Mom," lanjut Pak Fikri. "Pulanglah, kasihan wanita mu itu menunggu. Nanti dia pergi ke tunangannya lagi," sambung Tuan Raksa yang langsung menjauh dari anaknya. Dada Pak Fikri sangat sesak, ia menatap kepergian
Baca selengkapnya
INFORMASI.
Fatih dan Kevin tiba di minimarket yang di depan hotel. Mereka masuk ke dalam minimarket tersebut, dan langsung memilih cemilan serta minuman pesanan pria paruh baya tersebut. Tak lupa mereka juga membeli minuman untuk mereka. "Gimana temen lo? Dia lagi dimana sih? Gak lagi di hotel?" Tanya Kevin yang tengah memilih minuman. "Dia lagi diluar, katanya bentar lagi sampe. Kita disuruh buat tunggu di depan kamarnya," jawab Fatih. Kevin menganggukkan kepalanya, mereka berjalan ke arah tempat kasir untuk membayar belanjaan mereka. Saat Kevin akan mengeluarkan uang di sakunya, Fatih menahan tangan pria tersebut. "Gue aja yang bayar," ucap Fatih. "Gue aja, njirr. Gak enak, lo mulu yang bayarin belanjaan gue," balas Kevin. "Udah gue aja, bawa tuh plastik belanjaan nya. Kayak sama siapa aja lo mah," lanjut Fatih. Kevin menganggukkan kepala dan membawa plastik belanjaan mereka. Setelah selesai membayar Fatih langsung menyusul Kevin yang sudah berada di depan minimarket. "Nanti gue ganti d
Baca selengkapnya
PENYELESAIAN.
Nafeesa langsung mendorong tubuh Fikri, hingga pria itu tersungkur ke lantai. Dareen yang melihat wanitanya di peluk, langsung memukul wajah Fikri. "Udah, Mas," ujar Nafeesa menahan tangan Dareen agar tidak memukuli, Fikri. Fikri yang melihatnya, tiba-tiba saja dadanya terasa sakit. Ternyata selama ini, Nana sudah menyakiti Nafeesa yang ternyata berstatus sebagai adik kandung Fikri. Pria itu meneteskan air matanya, karena merasa bersalah. Andai saja dia tidak merestui Nana untuk bertunangan, mungkin Nafeesa akan bahagia. "Maaf," ucap Fikri menundukkan kepalanya. "Awas kalau anda berani memeluk, Nafeesa lagi!" Tegas Dareen. Nana yang melihat Fikri, langsung mendekati pria itu untuk menolongnya berdiri, namun Fikri malah menepis tangan wanita tersebut. Fikri mendekati Nafeesa, dan menatap adiknya dengan lekat. "Aku akan menyelesaikan kasus artikel yang tengah panas sejak semalam. Aku pastikan namamu akan bersih kembali," ujar Fikri. Nafeesa dan Dareen langsung menatap Fikri dengan
Baca selengkapnya
PENJELASAN.
Nyonya Zanna dan Tuan Raksa langsung menatap anaknya dengan tatapan serius. Mereka berdua mendekati anaknya dan memegang bahu Fikri. "Maksud kamu apa?" Tanya Tuan Raksa. "Fatih itu Nakula, gelang yang Fikri belikan untuk Nakula sebelum kita mengalami kecelakaan. Ada di tangan Fatih dan Fikri langsung mencari data-data tentangnya. Ternyata dia besar di panti asuhan, Fatih dan kakaknya ditemukan dalam keadaan luka-luka, saat Nafeesa berumur 8 tahun dan Fatih berumur 3 tahun. Adik Fikri hilang saat umur mereka sama seperti Nafeesa dan Fatih. Mereka Nakula dan Naumi, Mommy, Daddy," jelas Fikri menatap kedua orang tuanya. Tuan Raksa menatap anaknya dan menghela napasnya dengan pelan. Sedangkan Nyonya Zanna hanya diam, dan memikirkan ucapan anaknya itu. Apa benar kedua orang itu adalah anaknya? Jika benar, pantas saja jika di dekat mereka, Nyonya Zanna menjadi merasa tenang dan nyaman. "Bawa Daddy ke panti asuhan mereka di besarkan. Daddy akan bertanya langsung pada pemilik panti asuhan
Baca selengkapnya
PENJELASAN II.
Di restoran.Nafeesa menghentikan mobilnya tepat di dekat parkiran. Mereka keluar dari dalam mobil, dan menghampiri Kevin serta Ucok yang sudah berada di depan restoran. "Udah lama sampainya?" Tanya Fatih menatap kedua temannya. "Baru nyampe, bro. Ngapain di ajak kesini? Ini restoran mahal loh," Tanya Kevin. "Gue juga nggak tahu, kakak gue yang ngajak kita ke sini. Udah ikut aja, mumpung makan gratis," jawab Fatih. "Mau traktir kita ya, Kak?" Tanya Ucok. Nafeesa mengangguk dan masuk ke dalam restoran. Ketiga pria itu mengikuti Nafeesa dari belakang. Tiba-tiba langkah Fatih terhenti, saat melihat Fikri yang tengah duduk di sebuah kursi bersama dua orang paruh baya. "Kok berhenti? Buruan jalan," tanya Kevin. Ucok dan Kevin menarik tangan Fatih. Mereka semua berhenti di sebuah meja yang di sana ada dua orang paruh baya dan satu pria muda, yang dikenal sebagai dosen Fatih dan Ucok. "Lah, Pak Fikri kok disini? Kakak cantik mau nikah sama Pak Fikri ya? Jangan mau kak, dia bekas Nana
Baca selengkapnya
KRITIS.
Dokter keluar dari ruang operasi dengan wajah yang lesu. Ia mendekati keluarga Dareen dan Nafeesa yang berada di depan ruangan operasi. "Bagaimana keadaan cucu saya, Dok?" Tanya Tuan Teguh. Dokter menghela napasnya dengan pelan, "operasi berjalan sangat lancar. Namun, keadaan pasien masih saja kritis. Pasien mengalami koma, karena benturan di kepalanya cukup keras. Jadi keluarga dan yang lainnya harus mendoakan nya agar bisa melewati masa kritis nya," jelas Dokter. Semua orang terkejut dan dada Nafeesa menjadi sesak. Nathan hanya diam dan menatap dokter yang menangani, Dareen. Fatih memeluk erat tubuh kakaknya, dan mengusap pelan punggung Nafeesa. "Apa disini ada yang bernama, Nafeesa?" Tanya Dokter. Nafeesa langsung menatap dokter tersebut, "saya Dok," balas Nafeesa. "Saat sebelum di operasi, pasien terus saja menyebut nama anda. Mungkin dengan kehadiran anda disisi pasien, masa kritis yang di alami pasien segera pulih. Jadi saya harapan anda bisa menjaga pasien," lanjut dokter.
Baca selengkapnya
TERNYATA.
Di rumah yang sangat besar, Nana tengah duduk bersama seorang pria yang cukup tampan. Ia menatap pria itu dengan tatapan tajam. "Kenapa semuanya jadi rumit seperti ini? Artikel itu kenapa tidak kau pulihkan lagi? Apa susahnya untuk mengupload artikel itu?" Bentak Nana. "Sulit untuk mengupload kembali. Asal kamu tau, akun ku sudah di blokir oleh orang yang menghapus berita itu. Saat aku berusaha mencari siapa orang yang berani menghapus semua artikel itu, sangat sulit. Sepertinya dia hacker yang sangat pintar, menyembunyikan identitas nya," jelas pria tersebut. Orang yang menyuruhnya untuk menyebar artikel itu adalah Nana. Karena ia ingin melihat Dareen dan Nafeesa hancur, namun rencananya gagal. Artikel tiba-tiba dihapus, dan segala rencananya gagal total. Nana membanting gelas miliknya dan pria yang ada di hadapannya langsung terkejut. Ia sedikit menjauh dari Nana, karena ia takut Nana mencelakakan dirinya. "Sialan! Fikri sialan! Orang yang menghapus artikel itu juga sialan! Beran
Baca selengkapnya
MASIH BELUM SADAR.
Dua Minggu berlalu, Dareen masih juga belum sadar dari komanya. Sekarang Tuan Beni tengah menatap anaknya yang tengah terbaring dengan banyak alat medis di tubuh. Sesak rasanya melihat putra keduanya terbaring lemah seperti ini. Tuan Beni menggenggam tangan anaknya, "kapan kamu bangun? Apa kamu gak capek tidur terus? Kamu gak rindu sama Papa dan keluarga kamu? Apa kamu gak rindu sama anak kamu?" Tanya Tuan Beni. "Maaf selama ini Papa egois sama kamu. Papa hanya tidak ingin kamu memilih wanita yang salah, karena mamamu memberitahu Papa bahwa Nafeesa bukan wanita yang baik untuk kamu. Itu alasan Papa tidak merestui kalian, apalagi saat Papa mendengar Nafeesa hamil. Itu membuat semakin benci pada wanita itu," lanjut Tuan Beni. "Setelah Papa liat kegigihan mu untuk bersama Nafeesa, dan wanita itu terlihat sangat menyayangimu. Papa akan merestui kalian, tapi Papa mohon kamu harus bangun dulu. Jangan lama tidurnya, Dareen," sambung Tuan Beni lagi. Pria paruh baya itu menggenggam erat tan
Baca selengkapnya
SIUMAN.
Di dalam ruang ICU. Nathan terus saja menatap ke arah ayahnya yang tengah terbaring lemah di brankar. Ia menggenggam tangan Dareen dengan erat. "Ayah, bangun ya. Nathan rindu sama Ayah. Nathan, udah banyak kemajuan loh yah. Jadi, saat Ayah bangun, Nathan tidak akan pernah mempermalukan Ayah, karena kekurangan Nathan. Apa Ayah nggak capek tidur terus? Nathan aja cuma tidur selama sejam udah capek banget. Ayah udah dua minggu loh, pasti Ayah capek. Nanti kalau Ayah bangun, Nathan akan memijat punggung Ayah. Bangun ya yah, Bunda kangen banget sama ayah. Setiap malam Nathan dengar Bunda selalu nangis di dalam kamarnya. Apa Ayah nggak sedih melihat Bunda nangis terus?" ujar Nathan. Anak laki-laki itu mengecup punggung tangan, Dareen. Kemudian ia memilih untuk keluar dari ruangan, tanpa anak laki-laki itu sadari Dareen meneteskan air matanya. Saat membuka pintu, Nathan melihat Nafeesa tengah tersenyum ke arah dirinya. "Udah?" Tanya Nafeesa dengan lembut. Nathan menganggukkan kepala, dan
Baca selengkapnya
MENCERITAKAN SEMUANYA.
Sudah dua puluh menit mereka berada di ruang VIP mawar. Saat keluarga Alexander akan berpamitan untuk pulang, Dareen membuka kedua matanya. "Nafeesa," panggil Dareen. Nafeesa yang mendengarnya langsung menghampiri, Dareen. Ia menatap wajah pria tampan tersebut dan tersenyum ke arahnya. "Iya? Kamu mau apa, Mas? Minum? Atau perut kamu laper lagi?" Tanya Nafeesa. Dareen tersenyum, "mau kamu," balas Dareen. Nafeesa mencubit pelan Dareen. "Kalau mau anak saya, nikahin dia, jangan ngomong aja," ujar Tuan Raksa dengan datar. Dareen menatap ke arah Tuan Raksa, dan ia langsung memposisikan diri untuk duduk. Tuan Raksa dan Tuan Beni membantu Dareen, untuk duduk. Nafeesa membenarkan baju Dareen yang tersingkap, kemudian merapikan rambut pria yang ia cintai itu. "Om kapan ke Indonesia? Bukannya lagi di luar Negeri ya? Terus maksud Om nikahin anak Om apa? Dareen normal ya, Om," jawab Dareen. "Lah jadi gak mau nikahin anak Om nih? Yaudah," lanjut Tuan Raksa. "Anak Om cowok, mana mungkin Dare
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status