Semua Bab KUIKLASKAN SUAMIKU UNTUKMU: Bab 51 - Bab 60
69 Bab
BAB 51 KERJAANNYA MAIN MELULU
 “Ibu..” Teriak Gavin sambil berlari memelukku.“Hai Sayang, anak pinter.” Ucapku sambil menggendong dan mengecup kedua pipi bocah kecil ini.“Gavin kangen deh sama Ibu.”Sejak bertemu denganku Gavin seperti tidak mau lepas dariku. Setiap aku pulang ke rumah ini, Gavin selalu berlari menjemputku keluar sambil berteriak seperti itu. Seperti sekarang, saat aku dan Endruw baru saja sampai di depan rumah Gavin sudah memulai aksinya. Aku menikmatinya saja. Aku juga sangat menyayangi Gavin.“O ya,, Ibu juga kangen banget sama Gavin.” Balasku sambil menurunkan Gavin dari gendonganku. Badan Gavin saat ini terasa lebih berat dari biasanya. Entah karena berat badan Gavin yang cepat sekali naik atau karena aku yang kelelahan.“Ohh jadi yang dikangenin cuma Ibu, Ayah enggak?” Endruw mulai melirik ke arahku dan Gavin sambil memasang muka masam.“Enggak, Gavin bosen sama Ayah s
Baca selengkapnya
BAB 52 IBLIS BRYAN
 “Terimakasih ya Om atas pengertiannya.”“Om yang seharusnya berterimakasih sama kamu Fir, berkat kamu perusahaan Om berkembang dengan cepat. Banyak proyek yang keuntungannya melebihi expectasi berkat kamu.” Ujar Om Gino setelah aku mengutarakan maksud untuk mengundurkan diri.“Jadi ceritanya sudah baikan sepasang suami istri ini?” Goda Om Gino kemudian saat melihatku dan Endruw yang tidak pernah lepas. Ternyata Om Gino sudah mengetahui jika aku adalah istri dari Endruw sejak lama. Om Gino pun juga sudah tau jika aku tidak pernah bercerai dari Endruw, dan yang terjadi pada kami hanya kesalahpahaman.Setelah merasa cukup, aku memohon diri untuk keluar dari ruangan  Om Gino.“Kamu keluar duluan ya Sayang, nanti aku susul.” Perintah Endruw. Entah apa yang ingin dia bicarakan pada Om Gino, mungkin masalah pekerjaan. Aku menuruti perintahnya. Aku juga ingin segera keluar untuk menemui dan berpam
Baca selengkapnya
BAB 53 KEHAMILANKU
 Endruw mengemudikan mobilnya dengan kencang. Aku sampai takut berada di sebelahnya. Sering kali dia melirik ke arahku dengan wajah yang sangat cemas.“Sayang, pelan-pelan aja nyetirnya. Aku nggak apa-apa kok.” Ujarku agar Endruw sedikit tenang. Endruw hanya menatapku sejenak dan mengelus pipiku.“Istri saya kenapa dok? Apa dia baik-baik saja? Apa ada yang salah dengan perutnya?” Deretan pertanyaan dilayangkan Endruw pada dokter yang selesai memeriksaku.“Sabar Tuan, perut istri anda memang ada yang berbeda.”“Berbeda bagaimana?” Endruw begitu saja menyela penjelasan dokter. Sayang, apa yang telah Bryan lakukan padamu? Aku tidak akan mengampuninya.” Endruw mendekatiku dan menatapku dengan wajah yang sangat khawatir. Melihat ekspresi Endruw aku ingin tertawa terbahak-bahak, namun aku tidak sampai hati melakukannya.“Tuan Endruw, istri anda baik-baik saja. Perut ist
Baca selengkapnya
BAB 54 SEKRETARIS BARU (I)
 Kehamilan ini memang sedikit mengganguku. Betapa tidak, aku yang biasanya selalu aktif di kantor berjalan kesana kemari dengan lincah kini harus rela mendekam di dalam kamar. Rasa mual yang selalu mendera, ditambah pusing yang tidak juga hilang, lengkap sudah rasanya. Namun semua ini aku terima dengan iklas, aku berusaha menikmati setiap detik dari moment ini. Moment saat ada sebuah kehidupan di dalam rahimku. Kehidupan yang merupakan buah cinta dari aku dan Endruw.Semua orang sangat antusias dengan kehamilanku. Endruw yang selalu menjaga, memperhatikanku, dan mencintaiku. Bunda yang sangat selektif memilih makanan bergizi untukku. Putra kecilku Gavin yang rajin mengajak adiknya berbicara di perut. Tak kalah Rani yang setiap hari menelfonku hanya untuk menanyakan kamu mau makan apa?Usia kehamilanku baru memasuki minggu ke sembilan. Perutku juga masih belum terlihat buncit. Aku berdiri di depan cermin sambil terus memperhatikan tubuhku dan membayangkan b
Baca selengkapnya
BAB 55 SEKRETARIS BARU (II)
 Sekretaris baru itu bernama Intan, aku baru tahu saat Endruw menyebut namanya. Kupandangi perempuan yang kini tengah berdiri di sebelah Endruw dengan seksama. Dia memiliki wajah yang cantik, kulit putih, postur tubuh yang aduhai. Pakaian yang dia kenakan bisa dibilang lumayan seksi. “Apa kantor Endruw tidak membuat peraturan untuk pakaian yang digunakan karyawannya? Dasar perempuan tidak tahu malu.” Batinku.Aku masih duduk di kursi tamu memperhatikan Endruw dan Intan. Tak jarang Endruw melirikku dan tersenyum. Aku hanya membalas dengan senyum.Aku menaikkan alisku ke atas saat aku menemukan hal yang aneh. Endruw terlihat sekali tidak nyaman dengan Intan. Dia ingin menghentikan pembicaraannya dengan Intan namun sepertinya Intan masih ingin berlama-lama bersama Endruw. Banyak hal yang dia tanyakan, sampai terkesan berputar-putar. Kuperhatikan tubuh Intan yang semakin lama semakin mendekat ke tubuh Endruw. Aku mengerutkan keningku bersamaan deng
Baca selengkapnya
BAB 56 PERMAINAN DIMULAI
 Intan membalikkan tubuh dan berjalan ke luar pantry. Aku segera menghadangnya. Amarahku sudah tidak bisa lagi kubendung.“Hai Intan apa yang sedang kamu lakukan disini?”“Ibu, sedang apa di sini Ibu di sini?” Intan memandangku dengan wajah sedikit terkejut.“Kamu lupa ya Tan, saya kan istrinya Endruw bos dari Indo Advertising. Jadi suka-suka saya mau kemana.” Aku memang bukan orang yang culas, namun berhadapan dengan orang seperti ini mau tidak mau aku harus beringas. Paling tidak aku bisa menirukan gaya Rani saat adegan-adegan seperti ini.“O iya, kamu belum menjawab pertanyaan saya tadi. Apa yang sedang kamu lakukan di sini?”“Saya membuat kopi untuk Tuan Endruw.”“Oh kopi buat suami saya. Kopi yang sudah kamu bubuhi obat. Maaf ya Intan, Endruw tidak menyukai kopi yang seperti ini.” Ujarku tersenyum sinis sambil membuang kopi dari tangan Intan.&ld
Baca selengkapnya
BAB 57 COBAAN APA INI?
 “Ke mall yuk Fir.” Ajak Rani setelah kami mengantarkan Suri dan Gavin masuk ke sekolah.“Boleh”, jawabku. Pasalnya aku juga sangat bosan, aku ingin menikmati udara luar. Mumpung saat ini perutku tidak mual.Aku segera mengambil ponsel dari dalam tas. Kubuat panggilan kepada Endruw.“Hallo Sayang”, suara Endruw dari seberang.“Sayang, aku ke mall ya bareng Rani.”“Kamu kuat?”“Kuat Sayang.”“Yasudah hati-hati. Jangan jalan lama-lama, kalau sudah capek istirahat. Nanti kalau muntah lagi langsung telfon aku, biar aku jemput.”“Iya Sayangku, janji. Bye Sayang.”Aku menutup panggilan ponselku dengan Endruw. Kumasukkan kembali ponselku ke dalam tas.“Dasar pengantin baru, sok romantis.” Ujar Rani yang mendengar obrolanku bersama Endruw.“Biarin”, kataku sambil menjulurkan lidah ke
Baca selengkapnya
BAB 58 KEGUGURAN
 “Sayang sabar ya, saat ini Ayah pasti sedang nyariin kita. Bentar lagi kita akan ketemu Ayah. Dedek yang pintar ya di dalam perut Ibu.” Aku mengelus perutku sambil mengajak calon bayiku berbicara.Tiba-tiba aku mendengar derap kaki dari luar kamar dan perlahan membuka pintu. Bryan muncul dengan wajahnya yang penuh dengan luka.“Firza, ayo kita segera pergi dari tempat ini!”“Tidak, aku tidak mau ikut bersamamu.”Bryan meraih tubuhku dan mengangkatnya. Aku memukul punggung Bryan dan terus berteriak agar Bryan mau melepasku.“Bry aku mohon.” Ucapku lirih setelah aku tidak punya tenaga lagi untuk berontak.Bryan menurunkanku dan mendudukanku di sebuah kursi panjang yang ada di rumah tempat aku di sekap. Bryan mengangkat daguku dengan kasar.“Firza, kamu adalah milikku. Kamu harus ikut bersamaku. Kita akan pergi ke tempat yang sangat jauh, dimana hanya ada kita berdua. Da
Baca selengkapnya
BAB 59 TERBAIK UNTUK SETIAP HAMBA-NYA
  “Bayi kita sangat lemah Sayang, tidak ada jalan lain selain menggugurkannya. Kalau tidak hal ini akan sangat membahayakan kamu. Mengingat kondisi kamu sekarang juga sangat lemah. Ini yang terbaik untuk kita semua Sayang.” Tutur Endruw setelah tenagaku habis untuk berteriak dan hanya bisa menangis pelan.“Kenapa kalian tega sekali mengambil bayiku? Padahal aku rela mati untuknya. Aku rela mati.” Aku terus menangis. Kulepaskan tangan Endruw yang saat ini berusaha memelukku. Aku kecewa dengan Endruw. Aku benci dengan semua orang.Endruw hanya diam sambil menatapku dalam. Tampak air matanya juga jatuh melalui sudut mata. Aku bisa merasakan saat ini Endruw juga sangat hancur. Namun aku sama sekali tidak mau tahu tentang kesedihan siapapun. Aku hanya ingin anakku kembali. Aku sangat menyesali semua yang telah terjadi.Endruw memberiku gelas berisi air minum. “Minumlah!” Pintanya. Aku tidak menerima gelas
Baca selengkapnya
BAB 60 TERIMAKASIH TELAH MENCINTAIKU
 Sudah tiga hari aku berada di rumah sakit. Endruw selalu menemaniku. Jika ada pekerjaan kantor yang memerlukan dirinya, Endruw selalu meminta Randi atau orang kepercayaannya untuk membawa pekerjaan itu ke rumah sakit. Tidak pernah sedetik pun dia meninggalkanku.“Sayang kamu berangkat saja ke kantor.” Ucapku setelah Endruw menutup telefonnya. Aku tahu itu telfon dari kantornya. Dan sangat mudah membaca fikiran Endruw bahwa saat ini dia sedang gelisah.Endruw hanya tersenyum mendengarku. Mendekat ke arahku dan mencium keningku.“Kamu berangkat ke kantor saja Sayang, aku sudah sehat.” Ulangku.“Apa kamu yakin?” Ucap Endruw sambil mencubit lembut kedua pipiku dengan tangannya.“Yakin Sayang..” Kutatap wajah Endruw dengan penuh cinta sambil kucium pipi Endruw satu per satu.“Kamu ke kantor saja Ndruw, biar Bunda yang jagain putri Bunda.” Aku terkejut melihat Bunda sudah be
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status