All Chapters of Hello!! Mr. CEO: Chapter 11 - Chapter 20

77 Chapters

11 - Mencegah Kehamilan

"Kamu gak pulang Kak?"Jesslyn yang baru saja keluar dari kamar mandi, menatap Kean yang duduk di atas ranjang sembari menanyakan pertanyaan itu padanya.Wanita itu menggeleng menjawab tanya Kean "Udah malam, malas juga mau cari kendaraan. Aku nginep aja ya?"Kean tersenyum dan mengangguk "Iya boleh, aku jadi ada temennya juga"Jesslyn meletakkan tasnya di atas sofa yang tersedia di ruang rawat Kean yang tidak besar itu."Bukannya kemarin-kemarin juga ada temannya?"Kean menggeleng dan mengalihkan pandangannya dari Jesslyn karena wajah pria itu sedikit merona. Nampak Jesslyn masih tak mau berhenti menggoda adiknya itu."Masa sih? Lalu sama perawat tadi itu apa? Sampe disuapin loh""Ck! Kakak apasih, dia yang suka sama aku, dia maksa mau suapin Kean padahal mah Kean nya gak mau!"Kedua mata Jesslyn memicing tajam dengan senyum menggoda yang terpatri di bibirnya membuat wajah Kean makin memerah malu. "Udah ah Kak, jadi Kak
Read more

12 - Rafael dan rasa penasarannya

Sepanjang hari yang dilakukan Jesslyn hanya tidur di atas ranjang atau sekedar keluar untuk mencari makan. Kegiatan ini sungguh tak ada bedanya ketika dia sedang libur di rumah. Bukankah katanya dia ingin pergi jalan?Namun jika hatinya berkeinginan begitu tidak dengan tubuhnya yang memilih kasur sebagai tujuan akhirnya. Ya, bersantai seharian di atas ranjang itu kenikmatan yang tak ada duanya. Dan disela waktu santainya itu, ada yang mengganggu karena ia mendengar sebuah ketukan di pintu kostnya. Bangkit dengan perasaan kesal untuk membuka pintu, dia justru terkejut karena kedatangan Rini yang membawa dua kantung plastik besar berisikan makanan itu. "Jesslyn!! Astaga kamu harus membantuku!"Jesslyn menahan keterkejutannya saat Rini tiba-tiba saja datang dan berbicara padanya. "Ada apa? Kamu bisa mengatakannya padaku" Jesslyn membawa masuk Rini dan ia dudukan temannya itu ke sofa di ruang tamunya. "Aku butuh bantuanmu
Read more

13 - Mencuri Dengar

Pintu kamar itu terbuka dan menyorot sinar terang yang masuk melalui celah pintu yang terbuka di dalam kamar yang begitu gelap tersebut, Seorang yang membuka pintu tersebut melangkah masuk dan berjalan melalui sebuah nakas yang diatasnya terletak sebuah dompet yang menjadi incarannya untuk masuk ke dalam kamar ini. Mengambil dengan perlahan isi di dalamnya dan setelah apa yang diinginkannya didapat, orang tersebut kembali keluar dan menutup pintu, menghapus jejaknya seolah tak pernah memasuki kamar tersebut.  ** "Sebelum tidur, pintu rumah dikunci, lalu saat mau berangkat besok jangan lupa bawa kuncinya. Tadi aku sudah bilang sama Ibu kost kalau kamu sementara tinggal di sini, aku lansung berangkat dari rumah sakit"Rini memberi hormat pada Jesslyn dan tertawa pelan saat wanita itu justru memukul pelan dahinya. "Baiklah, hubungi aku jika ada masalah" Rini mengangguk dan melambaikan tangan  pada Jesslyn yang kini
Read more

14 - Arion peduli?

Saat tiba di kantor tadi, Arion memberi pesan pada Jesslyn agar tak perlu datang pagi ini, ada tiga temannya yang akan datang, namun sayang pesan yang ia kirim tak gadis itu baca sehingga saat ia selesai pertemuan dan mengajak ketiga temannya untuk masuk  ke ruangan, di sana ia melihat Jesslyn yang sudah duduk meletakkan kepalanya dia atas meja.  Jelas sekali Jesslyn tak mau meliriknya karena Arion menatap dia dengan kesal.  "Jesslyn, kamu buatkan minuman dan bawakan ke ruang di sana" Arion akhirnya menyuruh Jesslyn membuatkan minuman, lebih baik saat dia akan memulai pembicaraan.  Melihat ketiga teman Arion yang jelas tertarik dengan Jesslyn membuat Arion sedikit geram, karena Jesslyn yang masih menjadi miliknya tentu ia tak rela jika wanita itu diminati oleh orang lain.  Setibanya di ruang pertemuan yang berada  di dalam ruangannya, Arion dan ketiga orang berkemeja dan jas mahal  itu kembali membicarakan masalah pe
Read more

15 - Tamu Asing

Arion masih memeluk tubuh  Jesslyn yang bergetar, dia mendesah kesal lantas melepas pelukannya untuk melihat wajah Jesslyn yang memerah dengan air mata yang keluar deras mengalir di kedua pipinya. "Joshua tidak melihatnya" Jesslyn mengusap air matanya dan mengangguk, dia begitu takut jika Arion merealisasikan ucapannya untuk membagi tubuhnya dengan teman-teman pria itu, "sebenarnya apa yang kamu tangisi?!" Arion membentak kesal melihat air mata Jesslyn yang tak berhenti mengalir itu. "Jangan biarkan mereka menyentuh saya! Saya tidak mau!" Arion tersenyum miring dan mencengkram kedua bahu Jesslyn "kamu pikir aku juga rela membagi tubuhmu dengan mereka? Selama kita masih menjalani perjanjian dan terikat peraturan yang sudah kamu tanda tangani tentu aku tak akan memberikan tubuhmu pada mereka semua" Jesslyn membuka matanya lebar dan menatap tak percaya pada Arion "Tapi bukankah-" "Sejauh apa kamu menguping pembicaraa
Read more

16 - Karena kue

Tubuh Jesslyn menegang dan napasnya menderu cepat karena kehadiran sosok pria asing yang sama terkejutnya menatap dia."Kamu siapa?"Jesslyn tak bisa menyembunyikan getar suaranya karena dilanda perasaan takut jika orang di depannya adalah salah satu teman Arion yang mau menggodanya.Ehh tunggu, bukankah Arion sudah bilang bahwa mereka tak bisa menyentuhnya? Tapi kenapa pria ini ada di depannya?"Harusnya aku yang tanya, kamu siapa dan mau apa di sini?"Pria yang berada di depan pintu itu melangkah maju dan mendekat pada Jesslyn yang lantas gugup dan berlari untuk mencari senjata yang bisa ia gunakan jika sewaktu-waktu pria itu menyerangnya."Kamu pencuri kan?!"Pria yang Jesslyn tuduh itu nampak tertawa pelan dan memberikan tatapan gelinya. "Menurutmu wajah tampanku ini terlihat seperti pencuri?"Kening Jesslyn berkerut tajam karena pria di hadapannya justru tertawa atas kalimat tanyanya. "Jadi syarat menjadi pencuri
Read more

17 - Membantu Rini

"Ahhkk, Ar-Arionhh cukup!" Jesslyn mencoba menarik kepala Arion yang sedang menikmati tubuh bawahnya dan pria itu tak berhenti memberi jilatan juga hisapan di sana sehingga membuatnya menggelinjang dan mendesah akibat Arion yang memberinya nikmat seperti itu. "Kamu menyukainya Jesslyn?" Arion melepas cengkraman Jesslyn dari rambutnya dan menatap wajah memerah wanita itu dari bawah tubuhnya. Jesslyn mengangguk kuat dengan kedua mata yang terpejam karena malu saat Arion berucap di dekat miliknya itu. "Jawab dengan bibirmu Jesslyn" Arion memasukan ketiga jarinya pada lembah hangat Jesslyn hingga mampu membuat wanita itu membuka matanya tersentak akibat perlakuan Arion pada tubuh bawahnya. "Iyahhh aku suka" Jesslyn mengangguk dengan bibirnya yang  terus menggumamkan kata suka. Arion tersenyum puas dan menaiki tubuh Jesslyn hingga wajah mereka saling berhadapan dan pria itu bisa puas mencium bibir merah yang sudah bengkak akibat terlalu sering
Read more

18 - Perasaan

Jesslyn menghembuskan napasnya perlahan, dia  berjalan mendekati meja Joshua dan melihat bahwa pria itu tengah duduk di sana dan fokus pada layar komputer di depannya. Pria itu nampak masih sangat sibuk membuat Jesslyn sedikit khawatir jika pria itu mau menghiraukannya."Hai ... Pak Joshua" Jesslyn mencoba formal pada pria yang kini bahkan mengacuhkannya dan tak mau memberinya suara itu. "Jo!" Jesslyn berhasil membuat pria itu menatapnya dan Jeslyn tersenyum lebar karena pria itu hanya meliriknya sebentar sebelum kembali berkutat dengan komputernya. Jesslyn mendesah samar dan berdiri di depan meja Joshua hingga pria itu kini mengalihkan tatapannya padanya. "Ada apa?" suara yang terdengar jutek itu membuat Jesslyn takut ditolak sebelum ia menjelaskan. Akhirnya Jesslyn tetap memberikan kartu nama restoran tersebut ke hadapan Joshua yang menatapnya dengan alis berkerut. "Boleh aku meminta bantuanmu?" Joshua hanya diam menunggu Jesslyn
Read more

19 - Sakit

Jesslyn bangun dari tidurnya dengan perasaan yang sedikit gelisah, ia mengedarkan pandangannya dan terbangun masih di dalam ruang pribadi Arion.Ia mendesis pelan saat merasakan kepalanya yang berdenyut pusing dan kondisi tubuhnya yang menurun. "Aku demam?" Jesslyn memegang dahinya juga lehernya diikuti desah lelahnya.Ia mencoba bangkit dan mencari Arion namun baru ia mencoba duduk, tubuhnya mulai linglung dan merasakan kepalanya yang begitu sakit.Jesslyn tak suka jika ia tumbang seperti ini, ia hanya makin terlihat lemah. Jesslyn mencoba menguatkan dirinya dan bangkit untuk berjalan keluar meski ia masih merasakan sakit dan nyeri di bawah tubuhnya.Saat langkahnya sudah mencapai pintu, ia masih tak menemukan Arion, membuat perasaannya takut jika pria itu meninggalkan dia sendiri di kantor Arion yang suasana di luar kantor mulai gelap.Dengan berpegangan pada dinding di sampingnya, Jesslyn dapat berjalan ke dalam kamar mandi Arion dan mencoba mem
Read more

20 - Khawatir

Arion mengusap pelan kepala Jesslyn, dia merasakannya betapa panas tubuh Jesslyn dan ia juga tak menampik bahwa wajah Jesslyn juga begitu pucat."Pak Arion? Sudah saatnya kita berangkat"Arion melirik intercom di atas nakas saat mendengar panggilan Joshua. Dia menghela napasnya dan menekan benda tersebut untuk menjawab Joshua."Apa jadwalnya tidak bisa diundur?" Arion bertanya tanpa melepas pandangan dari wajah Jesslyn yang masih tertidur lelap."Tidak bisa Pak, dari sekertarisnya saya tau jika Pak Gara tidak suka saat ada orang yang memundurkan jadwal satu jam sebelum mereka bertemu. Beliau begitu disiplin waktu"Arion mendesah lelah dan mengangguk, mengiyakan ucapan Joshua. Setelahnya Arion mengusap kepala Jesslyn lagi. "Aku pergi dulu, tetaplah di sini, nanti setelah aku selesai pertemuan, aku akan membawamu ke dokter"Tak lupa Arion juga mengirimkan pesan ke ponsel Jesslyn agar wanita itu membaca pesa
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status