All Chapters of Accept My Revenge: Chapter 11 - Chapter 20
39 Chapters
Don't Tell Anyone!
"Kurasa, dia menggunakan alat pelacak untuk mengikutimu. Kita harus membungkam mulutnya agar tidak ada yang tahu jika aku masih hidup." Vincent mengangguk.  "Kita harus menunggunya selesai bertarung dan membuatnya pingsan untuk sementara waktu," sambung David. "Khe, akui saja jika tubuh kalian itu lemah. Tubuh penuh lemak kalian banggakan tapi, melawan tiang listrik saja tidak bisa." Felix tertawa bak psikopat setelah menghina kemampuan bertarung kedua bodyguard itu. "K-kurang ajar kau bocah!!!" Salah satu bodyguard itu menggeram menahan sakit dan amarah. Tidak mereka sangka, Felix memiliki tenaga yang besar dibalik tubuhnya yang tak sebanding dengan ukuran mereka. "Tidak usah mengamuk di saat tak berdaya, Tuan. Tubuh anda akan semakin sakit jika banyak bergerak. Tidurlah dengan nyaman dan beristirahatlah dengan tenang." Tanpa Felix sadari, ada dua orang yang menatapnya intens di belakang.  "Cukup, anak muda!" Suara tegas di belakang
Read more
End Of The Game
"Clara tidak akan marah jika mendengar langsung dari anda, Tuan David." David tersenyum tipis. "Semoga saja." David menyandarkan tubuhnya di sofa. Keheningan melanda ketiga pria di ruang tamu tersebut hingga suara ponsel Felix memecah keheningan. Felix mengambil ponsel di saku celananya dan menatap nama pemanggil. "Aku angkat dulu teleponnya, permisi." David dan Vincent mengangguk mempersilakan. "Halo, Paman," sapa Felix. "Halo, Felix. Kenapa lama sekali perginya? Bukankah tugasmu hanya mengikuti Vincent dan memberikan informasi padaku?" Felix menatap David dan Vincent lalu menjawab, "Maaf Paman, bodyguard Vincent menyerangku dan Vincent mengetahuinya. Vincent melerai pertarungan kami dan membuatku pingsan lalu, memaksaku untuk mengakui semuanya. Mau tidak mau, aku mengakui jika kau menyuruhku untuk mengikutinya." Setelah mengucapkan itu, Felix meringis mendengar umpatan Albert. "Sh*t, kenapa sampai ketahuan?! Buka
Read more
Past | part 1
Flashback Kehidupan Alvin Di Masa Lalu.... Alvin saat itu baru pulang kuliah dan melewati kamar sang ayah yang sedikit terbuka. Ia menghentikan langkahnya dan mendapati sang ayah berbicara dengan David, saudara angkatnya. 'Apa yang mereka bicarakan? Kenapa aku penasaran sekali?' tanya batinnya. Biasanya, ketika sang ayah dan David berbicara berdua, Alvin tidak pernah mempedulikan itu. Namun, hatinya terdorong untuk mencari tahu. "David, uhuk... Ayah ingin kau mewarisi sebagian harta warisanku uhuk...," David langsung memberi minum pada sang ayah. "Minum dulu, Ayah." Sang ayah minum dengan perlahan dan melanjutkan, "Gunakanlah sebagian harta warisanmu untuk buka usaha dan sumbanglah beberapa untuk panti asuhan. Ayah ingin kau menggunakannya untuk kebaikan."  "Tapi Ayah, kenapa harus aku? Kenapa tidak kau wariskan saja padanya?" tanya David bingung. Sejujur
Read more
Past | part 2
Kekasih Lydia yang mendengar itu pun mengambil botol wine dan melayangkan botol wine tersebut ke kepala Alvin.  Happ.... Tak disangka, Alvin dengan sigap menangkap tangan kekasih Alvin dan merebut botol tersebut.  Crashhhh.... "AAAAHHHH!!!!" Lydia berteriak saat sang kekasih tergeletak bak ikan kehabisan napas. Alvin menebas leher kekasih Lydia dan membuatnya sekarat. Alvin menyeringai menatap hasil karyanya. Kekasih Lydia tergeletak bersimbah darah.  "Ti-tidak hiks... kekasihku tidak mungkin mati hiks... bangun sayang hiks... jangan tinggalkan aku hiks...," isak Lydia sambil menggerakkan tubuh tak bernyawa kekasihnya. Lydia menatap tajam pada Alvin. Tidak ia sangka, bencana melanda hidupnya setelah menggoda Alvin. "Hiks... kupastikan kau di penjara, Tuan! Kau telah membuat kekasihku mati, keparat
Read more
Whether You Want It Or Not
"Ayah!!!" David berteriak memanggil sang ayah tatkala ia melihat sang ayah tergeletak di lantai. Ia bergegas menghampiri sang ayah tanpa menyadari Alvin yang berdiri mematung di sana. "Ayah, apa yang terjadi denganmu?" tanya David khawatir sambil mengguncang tubuh sang ayah. Ia takut jika hal buruk terjadi pada sang ayah apalagi, penyakit jantung sang ayah sering kambuh akhir-akhir ini. Ia melirik ke berbagai arah dan mendapati Alvin yang masih mematung. "Alvin!" panggil David cukup keras, membuat Alvin tersadar. "A-Ayah! Apa yang terjadi denganmu, Ayah?! Ayah!!!" Alvin terduduk di sebelah David dan menggerakkan tubuh sang ayah. Sayangnya, hal itu sia-sia karena sang ayah telah kehilangan kesadarannya. "Alvin, kita harus membawa Ayah ke rumah sakit sekarang," ujar David dan dijawab anggukan oleh Alvin. Mereka membopong tubuh ayah ke mobil dan menuju ke rumah sakit. "Penyakit jantung aya
Read more
Not As Expected
3 tahun sudah berlalu sejak kematian sang ayah. Alvin bekerja di kafe sebagai tukang cuci piring dan sungguh menikmatinya. Namun, tak bisa dipungkiri kehidupannya sekarang jauh dari kata mudah. Ia harus berhenti kuliah karena tidak mampu membayar uang semester. Bahkan, ia hanya memakan mie instan sehari sekali setiap harinya. "Nih, cucian tambah lagi! Jika kinerjamu lamban seperti ini, lebih baik tidak usah kerja lagi!" bentak pemilik kafe tersebut. Alvin membungkuk pada pemilik kafe tersebut. "Ma-maaf, Pak. Saya akan lebih cepat mencuci hari ini. Saya mohon... jangan pecat saya." Pemilik kafe tersebut mendengkus remeh. "Kau selalu bicara begitu tiap tahun! Tapi kenyataannya, kinerjamu tidak ada kemajuan sama sekali! Kau tahu tidak, pelangganku selalu marah karena pesanannya selalu telat dan kau tahu karena apa? Karena kelambananmu dalam mencuci piring, paham?!"  Alvin kembali membungkuk dan meminta maaf la
Read more
Get To Know The Character
1. Clara Alexander (20 tahun) Seorang gadis yang ingin membalas dendam atas kematian ayahnya. Dia ingin merebut kembali perusahaan sang ayah yang telah dikembangkan dengan susah payah. Jika bukan karena diselamatkan oleh seseorang yang bernama Albert, ia pasti akan bernasib sama seperti ayahnya. Selama tiga tahun, ia dilatih menjadi tangguh agar bisa mengalahkan pamannya. Pamannya adalah penyebab kematian sang ayah. Karakter Clara awalnya ceria namun sekarang, tidak karena kematian ayahnya. 2. Alvin Alexander (48 tahun) Alvin Alexander merupakan ketua mafia dan dia juga telah membunuh banyak orang termasuk David. Mereka berdua merupakan saudara angkat dan memiliki hubungan baik awalnya. Namun, ketika sang ayah memutuskan mewariskan harta warisan dan perusahaan pada David, ia marah dan melampiaskan semuanya dengan meminum alkohol. Ia telah membunuh sepasang kekasih karena mereka mengganggunya lalu, bertengkar dengan ayahny
Read more
One Week Later
Satu minggu kemudian, Alvin memulai hari pertamanya bekerja di perusahaan Arsenio Group. Ia bekerja sebagai asisten pribadi Jack. Jack mengumpulkan para pegawainya di aula, sementara ia berdiri di panggung.  "Selamat pagi semuanya... hari ini kita kedatangan pegawai baru. Dia akan menjadi asisten pribadi saya mulai hari ini. Saya harap, kalian menghormatinya seperti menghormati saya. Meski sebagai asisten pribadi, dia memiliki tanggung jawab yang besar seperti saya." Jack menatap Alvin dari atas ke bawah. Alvin terlihat tampan dan gagah dengan kemeja putih ditutupi jas tersebut. "Tidak perlu berlama-lama lagi... perkenalkan, namanya Alvin Alexander."  Mendengar nama Alexander seluruh pegawai tertegun dan mulai bergosip satu sama lain. "Apakah dia anak Tuan Alexander? Bukankah Alexander Group bekerja sama dengan perusahaan ini?" tanya pegawai A. Pegawai B menjawab, "Itu artinya, dia bukan orang sembarangan. Kita tidak b
Read more
The Last Talk
"Katakan padaku, kenapa Tuan Jack ingin bertemu denganku? Bukankah dia ada urusan yang harus diselesaikan?" tanya Alvin yang kini berada di mobil. Ia tidak tahu menahu akan dibawa kemana oleh dua pria ini meski Jack memintanya untuk bertemu dengannya. "Kenapa kalian diam saja? Apa yang terjadi pada Tuan Jack?"  "Kau akan tahu ketika sampai, Tuan Alvin. Dari pada banyak bertanya, lebih baik kutidurkan saja kau." Salah satu bodyguard itu mengeluarkan jarum suntik dan menancapkan jarum suntik itu ke leher Alvin. Alvin meringis sebentar dan matanya pun terpejam perlahan. Alvin mengerang pelan dan membuka matanya lalu, menggerakkan tubuhnya. Sangat disayangkan tubuhnya tak dapat digerakkan karena terikat di sebuah kursi. Ia meronta berusaha melepaskan diri namun, sebuah suara menghentikan kegiatannya. "Kau akan semakin sakit jika bergerak terus, nak...."  "Siapa kau?!" Alvin bertanya dengan suara keras.
Read more
Decision
Awan-awan berkumpul dan rintik hujan mulai turun untuk mendukung suasana sedih di pemakaman. Alvin menatap sendu pemakaman sementara Risa menatap kosong kepergian sang ayah. Semua orang menyatukan tangan mereka dan mendoakan kepergian Jack ke alam setelah kehidupan. Di tengah-tengah doa, Risa menatap Alvin dan membuka suaranya, "Ayahku pasti mengatakan sesuatu sebelum pergi, kan?"  Alvin membuka matanya dan menatap Risa. "Hn." Ia menanggapi pertanyaan Risa dengan bergumam.  "Apa yang ayahku katakan?" tanya Risa. Alvin menghela napasnya. Ia bermaksud untuk melupakan ucapan Jack sementara waktu namun, ia kembali diingatkan mengenai itu. Ia tidak mungkin mengabaikan pertanyaan itu, terlebih pada putri Jack. "Tuan Jack memintaku untuk menggantikannya menjadi pemimpin perusahaan dan ketua mafia untuk menjagamu. Ayahmu juga memintaku untuk menikahimu sebelum beliau pergi." Risa tersenyum
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status