Semua Bab Accept My Revenge: Bab 21 - Bab 30
39 Bab
Sacrifices
Seminggu telah terlewati, Alvin telah menunjukkan kualitas dirinya sebagai ketua mafia. Dibekali dengan latihan keras oleh Bastian dan tidak sampai seminggu, ia sudah mampu menandingi Bastian. Ia juga telah mengalahkan beberapa musuh Jack yang mengincar nyawa Risa. Sebentar lagi, mereka akan menikah karena Alvin sudah mengurus semuanya. Namun sepertinya, sesuatu yang tidak diinginkan akan menggagalkan semua rencananya dalam seminggu. Seorang maid berteriak kencang hingga membuat Alvin dan Bastian terperanjat. "Tuan!!! Gawat, Nona Risa menghilang!!!" teriak maid dengan segala tingkah hebohnya. "Apa???" Alvin bangkit berdiri dan menggebrak meja makan. Beruntung, meja makan tersebut sangat kuat hingga mampu menahan pukulan keras Alvin. "Tenanglah Alvin, jangan membuat kehebohan yang tak perlu. Cukup maid ini saja yang heboh, ya," ujar Bastian santai. Alvin menatap horror Bastian. "Bagaimana aku bi
Baca selengkapnya
After The Incident
Seminggu setelah kematian Bastian, Alvin dan Risa menikah tanpa acara yang mewah. Hanya mereka berdua beserta beberapa bodyguard yang hadir sebagai penjaga sekaligus saksi pernikahan mereka. Awalnya, mereka akan menikah sehari setelah kejadian Risa diculik. Namun, mereka mengundurkan pernikahan mereka karena kematian Bastian. Saat itu, mereka masih berada di situasi berkabung, sehingga tidak memungkinkan untuk mereka menikah di esok harinya.  "Saudara Alvin Alexander, anda siap menikahi saudari Risa baik suka maupun duka, sehat atau sakit, dan kaya atau miskin?" Seorang pendeta itu bertanya pada Alvin. Perlu diketahui, mereka menikah di gereja yang tidak terpakai dan menyewa pendeta dengan biaya yang tidak sedikit. Alasannya, mereka tidak ingin ada yang menyerang mereka secara tiba-tiba, mengingat profesi Alvin sekarang. Mereka pastinya masih memiliki musuh yang akan menjatuhkan mereka kapan saja, sehingga pernikahan ini sangatlah tertutup. Semua itu demi k
Baca selengkapnya
New Trouble
Setibanya Alvin di ruangan, ia mendapati sekretarisnya menunduk ketakutan. Alvin hanya bisa mengernyitkan dahinya bingung. "Ada apa, Ardian?" tanyanya. Sekretaris Alvin yang bernama Ardian itu menatap Alvin penuh ketakutan. "Ma-maaf, Tuan Alvin. Ta-tadi, pihak bank datang untuk menagih hutang pada kita."  Mendengar itu, dahi Alvin semakin mengernyit. "Memangnya, kita pernah berhutang pada mereka?" Ardian menggeleng. "Kepala keuangan meminjam uang di bank atas nama perusahaan kita, Tuan."  Alvin yang mendengarnya pun terkejut. "Apa? Meminjam uang? Kenapa kau tidak bilang?!" Alvin mengeraskan suaranya di akhir hingga membuat Ardian terperanjat. "Sa-saya juga tidak tahu sebelumnya, Tuan. Saya bahkan baru mendengarnya saat pihak bank datang kemari. Mereka memberi ini kepada saya, Tuan." Ardian berucap terbata-bata dan menyerahkan kertas yang berisi bukti pengeluaran yang dilakukan oleh kep
Baca selengkapnya
Seed Of Destruction | Part 1
Beberapa hari yang lalu, Alvin sudah membunuh para investor dan juga pegawainya yang berkhianat. Ia bahkan sempat merasakan puas setelah berpikir jika ia berhasil menuntaskan masalah yang ia hadapi. Namun sayangnya, perusahaannya diambang kehancuran karena kecerobohan yang dianggapnya keberhasilan berbalik menyerangnya. Ia telah membunuh investor yang telah mempercayainya hingga uang untuk pengerjaan proyek terhenti. Uang dari para investor terpaksa ia gunakan untuk membayar seluruh hutang yang dihasilkan pengkhianat.  Sekarang, ia hanya bisa mengandalkan bisnis gelap untuk mempertahankan perusahaan milik ayah mertuanya supaya tetap maju. Sejujurnya, ia sudah berjanji pada istrinya agar tidak menggunakan uang yang dihasilkan bisnis gelap. Namun, ia harus mengingkari janjinya agar mereka tidak jatuh miskin. Ia tidak ingin perusahaannya hancur karena kecerobohannya dan berakhir mengecewakan ayah mertuanya di surga. 'Maafkan aku, Ayah, Pa. Aku
Baca selengkapnya
Seed Of Destruction | Part 2
"Kenapa, Alvin? Terkejutkah?" Pria berambut oranye itu menyeringai. "Ronald?!" desis Alvin penuh amarah. "Ya, ini aku Ronald. Kau berhasil menyiksaku separah ini, Alvin. Kau membuatku harus memakai berbagai tubuh palsu agar bisa beraktivitas. Tapi tak apa, aku senang bisa membuatmu hancur sekarang." Ronald menyeringai.  Bertahun-tahun yang lalu, ia dibuat pingsan oleh Risa, perempuan yang ia sukai. Ia bahkan sempat ditembak dibagian kakinya oleh Alvin. Luka sekecil itu memang tidak membuatnya mati, tetapi siksaan kejam yang diberikan Alvin membuatnya hampir kehilangan nyawa. Ia tidak akan lupa tragedi yang membuat tangan dan kakinya diamputasi. Entah beruntung atau apa, ia diselamatkan oleh orang baik dan orang itu membiayai kaki dan tangan palsu untuknya. Butuh waktu lama baginya untuk menyesuaikan diri dengan kaki dan tangan palsu itu. Setelah terbiasa, ia kembali berjuang untuk menemukan Alvin dan mencoba membunuhnya.
Baca selengkapnya
Found A New Job
"Maaf." Hanya itu yang bisa diucapkan oleh Alvin. "Alvin, aku tidak butuh kata maafmu, aku butuh penjelasanmu!" bentak Risa yang membuat Alvin mendongak. Biasanya, sang istri tidak pernah memanggilnya nama, melainkan kata sayang. Jika istrinya memanggil namanya, itu artinya sang istri sedang marah. "Arsenio Group bangkrut berkat salah satu pegawaiku yang meminjam uang ke bank dan memakai nama perusahaan. Mau tidak mau, aku harus menggantinya dengan uang perusahaan. Lalu, beberapa investor datang untuk mencabut kerja sama mereka setelah mendengar berita ini," jawab Alvin. Ia menundukkan kepalanya dan tidak berani menatap sang istri. "Ja-jadi, perusahaan yang ayahku bangun susah payah bangkrut?" tanya Risa sedikit terbata. Ia masih dengan berita yang dibawakan Alvin. "Itu artinya, kita akan jatuh miskin ya Ma, Pa?" tanya Calista. Alvin tidak mengangguk dan tidak menggeleng. Ia han
Baca selengkapnya
End Of Alvin's Past
Setahun sudah terlewati, hingga saat ini Alvin tidak mendapat panggilan dari Alexander Group. Uang tabungannya untuk satu tahun sudah hampir habis. Sudah beberapa pekerjaan yang ia cari namun, tidak kunjung ia dapatkan.  "Bagaimana ini, sayang? Sudah satu tahun kau tidak mendapat panggilan dari perusahaan kakakmu. Jika seperti ini terus, kita akan jatuh miskin. Aku tidak mau jatuh miskin, sayang." Risa menangis membayangkan nasib mereka kedepannya. "Tenanglah sayang, aku akan melakukan apapun agar tidak jatuh miskin. Percayalah padaku." Alvin memegang bahu Risa untuk menenangkan Risa.  Risa melepaskan pegangan Alvin pada bahunya. "Tapi bagaimana caranya, sayang?" Calista yang mengupingpun langsung masuk ke kamar orang tuanya. "Pa, Ma, aku akan mencari pekerjaan. Aku akan membantu semampuku untuk keluar dari keadaan ini."  "Tidak boleh, kau harus kuliah, Calista. Perjalananmu masih
Baca selengkapnya
A Great Pain
Alvin berjalan ke markas dengan tatapan penuh amarah. Dua orang pemuda menyambut kedatangan Alvin dengan antusiasme tinggi. Mereka berdua adalah Roni dan Jack. "Tuan Alvin, kami ingin melaporkan jika pengiriman obat-obatan ke luar negeri berjalan dengan lancar," ucap Roni mewakili. "Benarkah, bagus? Kalian berempat, bawa mereka berdua ke ruang penyiksaan!" perintah Alvin pada keempat bodyguardnya. Roni dan Jack dibuat tersentak oleh perintah Alvin, belum lagi keempat bodyguard itu menyeret tubuh mereka ke ruang penyiksaan. "Hei, apa-apaan ini?! Kami bersusah payah mengirim obat-obatan itu ke luar negeri, beginikah balasan yang kami dapat?! Lepaskan kami, Tuan Alvin!" Jack berteriak tidak terima pada Alvin. Alvin tidak menghiraukan teriakan Jack yang mengungkit jasanya. Amarah sudah menguasai dirinya secara penuh dan hasrat untuk membunuh sudah semakin meningkat. Dia tidak akan menahan diri untuk dua berandal kelas teri itu. Setibanya mereka di ruang p
Baca selengkapnya
Bad Intentions Behind Apology
Setibanya Albert, Felix, dan Naomi di penjara, mereka langsung mengunjungi Clara dan kebetulan Clara sudah menunggu mereka. Jika bukan karena keinginan Clara yang ingin membawa Naomi dalam penangkapan Alvin nanti, mereka tidak ingin membawa Naomi untuk menjenguk Clara. Belum lagi harus menunggu gadis itu berdandan layaknya ke pesta. Albert mendekati Clara dan berbisik, "Dia ingin meminta maaf padamu, jika bukan karenamu aku tidak ingin membawanya kemari. Lihatlah penampilannya itu, sudah seperti mau ke pesta."  Clara terkekeh dan menatap penampilan Naomi. Benar yang dikatakan Albert, tetapi dia tidak peduli. Dia hanya ingin keluar dari penjara dan berdiskusi untuk menghancurkan Alvin. "Jadi, ini orang yang membuatku masuk ke penjara, bukan?"  Naomi mendecih dan membuang muka. "Iya, memangnya kenapa?!" tanya Naomi ketus. Clara mendengkus. "Khe, jika saja aku tidak memaafkanmu kau tidak akan bisa berduaan dengan Felix, tahu?" Naomi men
Baca selengkapnya
Sickness
Keesokan siangnya, para tahanan wanita sedang melakukan kegiatan bersih membersih. Clara yang sedang menyapu nampak kesusahan bernapas. "Uhuk ... uhuk...." Clara memegangi dadanya dan terbatuk. Ruam-ruam mulai muncul di kulitnya dan kepalanya mulai berdenyut. Kakinya pun tak kuat lagi untuk menopang tubuhnya hingga.... Bruk! Clara pun tumbang dan kehilangan kesadaran. Hal itu tentu disadari oleh sipir wanita di sana dan dia pun menghampiri Clara. Salah satu dari sipir wanita itu memeriksa denyut nadi Clara. "Dia pingsan? Clara, apa yang terjadi padamu? Bangunlah, kau bisa dengar aku?" Sipir itu berusaha membangunkan Clara dari pingsannya, tapi tidak berhasil. Alhasil, dia memanggil sipir lain untuk membantu mengangkat tubuh Clara menuju klinik. Setibanya di klinik, Clara dibaringkan di ranjang pasien dan seorang dokter segera menghampiri Clara. "Ada apa ini? Kenapa dia bisa pingsan?"  "Kami juga tidak tahu, Bu Dokter. Saa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status