All Chapters of Pendekar Dua Jiwa: Chapter 121 - Chapter 130
146 Chapters
120. Belalai Gajah
Pantulan rembulan penuh dan bintang-bintang di air danau pecah oleh riak. Suara cipluk terdengar dalam kegelapan. Zhou merangkak keluar danau dengan tubuh basah kuyup, dia terlentang di rerumputan hijau membentang tangan, dada pun kembang kempis. Tadi ketika memakai jurus mata kucing dan tahan napas memerlukan chi yang sangat besar karena dipakai secara kontinu, tidak seperti biasa, Qiu Niu gagal menyalurkan chi pada.  Zhou belajar dari kesalahannya dulu, ketika merasa ada yang aneh, dia bergerak cepat ke permukaan."Kenapa … tidak … bisa sampai … dasar?"Bian di dalam tubuh Zhou menjawab, "Aneh, Qiu, bukannya kamu bisa menyalurkan chi pada tubuh Zhou, kenapa sekarang tidak bisa?"Qiu ter
Read more
121. Memeras Info
Zhou tak percaya dengan ucapan Werou, begitu juga Bian. Gadis entah berantah aneh, sok tahu akan hal yang mereka tidak ketahui, membuat perut mereka terkocok.Zhou terbahak kencang. "Ah, kamu pasti mengarang."Pipi Werou menggembung, sepertinya jengkel. "Heh, aku tidak bohong! Aku datang kemari dengan persiapan, banyak membaca juga mencari tahu kebenaran dari apa yang kubaca, mengerti?""Baik, info apa lagi yang kamu punya?" selidik Zhou."Banyak, tapi rahasia."Zhou sengaja memancing Werou menumpahkan banyak info. Dia bersila tangan membuang muka sambil nyinyir. "Modusmu bilang rahasia, padahal tidak tahu apa-apa." Bagian hijau giok matanya mengintip ke gadis itu. "Dibilang
Read more
122. Duet
Dua gadis dalam sangkar menarik perhatian Bian yang menguasai tubuh Zhou.  Sebagai Kaisar dia ditakdirkan memiliki banyak cinta, seperti kaisar-kaisar sebelumnya.  Berbeda dengan pandangannya pada Lu Xun, gadis cerdas muda yang membuatnya gila, kedua gadis menarik hati Zhou dengan suara guzheng. "Hei, kenapa bengong?" tegur Werou, menyenggol lengan Zhou. "Huu, dasar lelaki, lihat yang mulus saja, langsung ngiler." Zhou menanggapi santai dengan tertawa kecil. Cara bicaranya begitu sopan. "Ayo, lekas cari kursi kosong, aku traktir minum arak." "Wohoo! Arak gratis! Baik Tuan Muda, akan hamba carikan tempat!" Zhou mengamati sekitar. Banyak pemuda kaya, pemuda tampan, k
Read more
123. Dua Lawan Satu
Yu An duduk bersila bermain guzhen, sementara Yu En berdiri menahan gelembung yang mengelilingi mereka berdua, guzhengnya berdiri seperti tiang rumah.  Jurus dua bidadari guzheng. Menggabungkan dua chi dan dua vokal, bicara berirama dan menyerang bersama, pertahanan mereka adalah rasa saling percaya. Dua gadis bicara bergantian, tetap menjaga intonasi indah. Yu An berbicara, "Tampan, jika mau menemui guru kamu harus melawan kami." "Kami test dulu," tambah Yu En. "Jika kami kalah kamu berhak menemui guru kami." "Hadiah." "Jika kamu kalah, kamu harus mengabdi pada kami." "Setuju?
Read more
124. Jurus Si Tampan dari Huashan
Pakaian putih berbalut jubah kuning taois, berlambang ying-yang pada bagian punggung. Pria itu Nu An. Tongkat besar senjata, mengecil. Dia memakai benda kuning itu sebagai tusuk rambut. Aura pendekar membuat dua Yu sunkan juga waspada, menjaga kesopanan di depan senior. "Pendekar, kenapa menyerang kami?" tanya Yu An dengan ketus pada pendekar. "Aku hanya lewat. Melihat pertarungan tidak imbang, sungguh membuat jiwaku meronta. Bagaimana mungkin kalian menyerang seorang pemuda?" "Tuan tidak mengerti. Walau dia sendiri, dalam tubuhnya bersemayang celestia." "Tetap saja kalian pendekar sakti bersenjata guzheng pembunuh, sementara dia hanya memakai suling bambu normal." Yu En kes
Read more
125. Logistik
Pertempuran utara semakin memanas. Dua kubu saling membunuh. Walau kubu Cao Cao berada di atas angin, dengan nama keluarga Yuan, Yuan Shao merekrut lebih banyak pasukan. Mati satu tumbuh sepuluh. Sebanyak apapun pasukan Cao Cao membabat musuh, keesokan hari mereka datang dengan jumlah yang lebih banyak.Selain itu, ada satu masalah kritis yang membuat kepala Cao Cao mau pecah. Logistik menipis.Cao Cao punya kebiasaan berjalan-jalan di dalam kam dengan memakai pakaian santai seperti prajurit biasa, tentu dia tidak sendiri. Xu Chu menjadi bayangannya yang siap siaga melindungi dari apapun.Dengus seperti kuda Cao Cao membuat Xu Chu gatal tak tahan diam. 
Read more
126. Celestia Hitam
Empat hari berlalu. Masalah logistik menyiksa Cao Cao. Dia duduk memandang kosong ke nyala api di tungku luar tenda. Semua cara dia lakukan, bahkan nyaris memicu mutuni pasukan. Dia membaca surat dari Xun You sekali lagi. (Maju, demi Han majulah. Mundur hanya membuatmu menjadi tikus dalam lubang, menanti kematian. Maju, jika gagal, bawa Yuan Shao bersamamu ke neraka.)Dia melempar surat rajutan bambu ke lantai. Yang dia butuhkan hanya saran dari Xun You untuk mundur, sehingga kelak jika sejarah menghujat karena dia mundur, dia punya kambing hitam sebagai tumbal. Tiba-tiba kepalanya sakit. Dia berbaring ke lantai. "Pengawal … pengawal! Mana obatku?" 
Read more
127. Jalan Keluar Cao Cao
Cao Cao berpikir cukup lama hingga jatuh pada spekulasi. "Ini hanya mimpi. Ya, pasti mimpi. Ketika aku bangun, semua akan kembali normal."Quan Long terkekeh. Telapak tangan yang berdarah belum turun dari tadi, menanti jabat tangan. Dia menjawab dengan serius. "Kamu benar, ini memang mimpi. Mimpi buatanku. Akan tetapi jika kamu mengikat kontrak denganku, ketika kamu terbangun dari mimpi, kamu akan menemukan jalan keluar mengalahkan Yuan Shao."Cao Cao tidak ingin terburu-buru. "Kenapa aku? Kenapa kamu tidak menolong Yuan Shao?"Quan Long terbahak. Tangannya turun. "Alasannya mudah, coba tebak, apa yang kamu miliki sementara Yuan Shao tidak?"Cao Cao berpikir keras, melangkah sambil menebak-nebak memakai kalimat Xun You
Read more
128. Keberuntungan Terakhir
Siang hari para punggawa Cao Cao berkumpul di tenda utama. Mereka menanti rencana selanjutnya Cao Cao. Mereka tak mengenal Quan Long yang mengaku sebagai Ziyuan. Pemuda itu berdiri di belakang Cao Cao dengan percaya diri. Cao Hong gatal menyimpan pertanyaan, pada akhirnya buka suara. "Sepupuku, siapa pria di belakangmu itu?" "Ziyuan." Cao Cao memperkenalkannya pada semua yang hadir. "Dia sahabatku yang bisa dipercaya. Mulai sekarang dia menjadi penjaga keduaku setelah Xu Chu. Baiklah, jika semua sudah berkumpul kita mulai rapat membahas rencana pertempuran." Sebelum rapat mulai Cheng Yu kembali dari perjalanan jauh. Dia terkekeh masuk ke tenda utama tanpa ijin, membuat para punggawa bersiap mencabut pedang. "Haiya, kalia
Read more
129. Guan Du
Berselimut malam gelap Cao Cao berhasil menyelinap keluar dari kam bersama lima ratus pasukan elit harimau. Xiahou Dun dan Xiahou Yuan, bersama Xu Chu juga Ziyuan menyertainya. Nyala obor dari kam Yuan Shao menjadi petunjuk jalan mereka untuk memutar.Target Cao Cao adalah Guan Du, tempat penyimpanan logistik pasukan musuh. Sengaja dia mendandani pasukan harimau dengan memakai pakaian perang milik pasukan Yuan Shao, untuk memberi kesan jika mereka hanya pasukan patroli biasa.“Aku tidak yakin dengan rencana ini, sepupuku,” ucap Xiahou Yuan. “Walau kita berdandan seperti mereka, tapi kita tidak tahu kode rahasia mereka, kan?”“Tidak masalah,” ucap Cao Cao. “Yang penting bisa masuk ke Guan Du, semua akan baik-baik saja.”Begitu percaya diri Cao Cao bahkan sengaja mendatangi pos pemeriksaan dekat kam yang dijaga pasukan infanteri Yuan Shao.Para pasukan infanteri itu tidak menyetop mereka hanya karena be
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status