All Chapters of Pendekar Dua Jiwa: Chapter 131 - Chapter 140
146 Chapters
130. Lahirnya Kekuatan Besar
Zhang He maju sendiri. Jenderal berparas tampan dengan raut wajah cantik menandingi wanita mengacung pedang ke wajah Xiahou Dun, sambil berteriak, “Pasukan mana kalian?”Cao Cao paham benar temperamen sepupunya. Xiahou Dun pasti tersulut diperlakukan seperti itu. Dia pasti akan menyerang. Sebelum terlambat, dia memacu kuda maju untuk menjawab, “Kami pasukan Chu Nyuqiong. Jenderal telah wafat mempertahankan Kam Guan Du. Mohon maaf, tapi kami dalam misi mengejar Cao Cao—“Di luar dugaan Zhang He malah marah. “Hmmp! Sudah kubilang pada Yuan Shao, jangan menaruh logistik di satu tempat saja, tapi lihat, dia terlalu keras kepala untuk mendengar ucapanku!”Cao Cao mencium rasa ketidaksukaan Zhang He pada Yuan Shao, dia berpikir kelak bisa memanfaatkan hal ini.Terlebih dari itu, dia juga mengendus rasa kesatria murni dalam jiwa Zhang He, ketika pemuda itu memerintahkan, “Kalian pergi lah, kejar Perdana Menteri. Ya
Read more
131. Dua Gadis
Zhou terbangun di atas dipan luas tanpa busana dalam ruang megah. Di sebelahnya, entah Yu An atau Yu En, merangkul mesra masih terlelap. Kaisar tadi malam bercinta dengan hebat, membuat dua gadis kewalahan. Zhou bergegas memakai pakaian pergi keluar kamar. Banyak dayang memberi salam kepadanya. Mereka membawa nampan berisi makanan dana arak."Hei, kalian lihat Yu An?""Loh, Nona ada di kamar bersama Anda."Zhou mengangguk mengerti. "Kalau begitu di mana Yu En?""Sedang mandi di kolam belakang. Maaf Tuan muda, kami permisi, masih harus menyiapkan sarapan untuk Tuan dan Nona." Para dayang pergi dengan senyum yang terdengar aneh. 
Read more
132. Jebakan Dua Kakek
Di dunia bawah sadar, Bian bicara serius dengan naga centil.Qiu menutup telunga, menggeleng. "Pokoknya tidak mau! Kalian kenapa ingin aku pergi? Aku salah apa?"Bian pindah dari belakang ke depan Qiu Niu. "Ini demi pedang itu, Qiu. Kamu dengar sendiri, kita tidak bisa masuk selama ada celestia."Qiu berbalik badan, menggeleng lagi. "Tidak tidak tidak!"Tingkahnya seperti bocah, padahal umur gadis naga lebih dari dua ratus tahun.Bian menghela napas panjang saking sebalnya. Untuk bisa mengusir Qiu, dia harus berpikir seperti Qiu.Dia mendengus, berbalik badan melipat tangan ke depan dada. "Baiklah, kamu bisa tinggal di sini, tapi aku tidak akan mau bicara padamu, selamanya."
Read more
133. Pengakuan Qiu Niu
Zhou bersikukuh melindungi Qiu Niu, karena dia sahabatnya. Selagi menahan dua kakek, dia memberi kode lirikan supaya naga itu kabur.Sepertinya serangan Kakek membuatnya tidak bisa bertransformasi menjadi naga. Ketika dia hendak melayang, senae mengikat kakinya."Mau kabur ke mana Nona Celestia, kamu tidak bisa lari," ucap Yu An."Mati, kamu!" Senar guzheng Yu En mencambuk Qiu Niu sampai pakaian di bagian punggung robek dan kulit berdarah."Ampun, ampun!" Qiu Niu merangkak mengais tanah, setiap hentakan senar tiba di kulit, dia mengerang kesakitan.Melihat hal ini hati Zhou tersakiti, konsentrasinya pecah. "Hentikan!"Dua Kakek menendang Zhou hingga dia terpental. Sekarang mereka
Read more
134. Keputusan Qiu Niu
Melihat Qiu tersiksa, baik Bian dan Zhou memiliki pandangan sendiri, seperti melihat koin yang sama dari dua sudut.Bian dalam tubuh Zhou tidak percaya dengan bunga yang bisa tumbuh tanpa tanah, begitu pula dia tak percaya pada ucapan Qiu Niu. Bertahun-tahun mereka bersama, tapi ternyata naga hanya melakukan semua ini demi misi memata-matai. Terlalu banyak pengkhianatan di hidup Bian, terlalu sakit hatinya menerima pengkhianatan lagi. Untuk itu dia diam tanpa memberi anjuran apapun.Sementara Zhou sendiri percaya bunga bisa tumbuh tanpa tanah. Dia pernah melihat bunga tumbuh dalam batok kelapa, memanfaatkan serabut kelapa. Ayahnya yang melakukan itu dulu. Kehidupan Zhou penuh kisah kasih keluarga dan memaafkan adalah ajaran mendiang Ibu pada kehidupan. Maka dia percaya dengan Qiu Niu, naga itu menolong mereka … bahkan nyawa mereka bisa melayang tanpa Qiu
Read more
135. Ujicoba
Bian menguasai tubuh Zhou. Dia mencari Qiu di setiap pelosok rumah, tapi gagal. Bahkan aroma tubuh khas-nya tak terendus.Dia menghampiri para pelayan, bertanya, "Apa kalian melihat naga?"Mereka menutup tawa kecil. Salah satu menjawab, "Naga apa Tuan muda?""Apa mungkin lukisan naga--"Zhou menyela dengan menggeleng." Bukan, tapi naga bernama Qiu Niu, dia gadis bertanduk--"Tingkah Zhou yang tangannya membentuk tanduk di kepala menbuat para pelayan tertawa. Tentu wajahnya memerah karena tak ada niat melawak. Dia berdehem mengibas tangan, "Baiklah, kalian boleh pergi."Para pelayan pergi, tapi suara tawa kecil mereka masih terden
Read more
136. Dua Naga
Langit yang gelap membuat badan naga putih terlihat jelas.Di atas sungai kuning, awak kapal rombongan kapal besar Cao Cao dibuat kalang kabut melihat Qiu Niu."Naga putih! Naga putih!"Mereka menembakkan anak panah, juga bold crossbow, bahkan melempar javelin. Semua itu membuat Qiu Niu marah, mengaum keras sampai memekakkan telinga para awak. Dia menceburkan diri ke sungai. Ekornya membelah satu sampan pengawal kapal dengan mudah.Qiu Niu kembali terbang, mengamati kapal paling besar.Dari sana keluar Quan Long dalam wujud manusia, hanya memakai pakaian di bawah pinggang. Di lengan kiri gadis cantik berselimut kain tebal, di sisi lain gadis seksi sibuk membenahi pakaian.&nb
Read more
137. Sabun dan Kendi
Sementara itu di tepi danau rembulan, Zhou belum juga masuk ke dalam danau."Kakek, sekarang apa?" tanya Bian yang menguasai tubuh Zhou. Dua Kakek terkekeh. Kakek putih mengayun tangan, memberi kode para dayang untuk menaruh kendi raksasa ke tepi danau rembulan.Yu An dan Yu En datang membawa kayu pipih besar, juga cairan aneh dalam kendi berukuran sedang."Kakak tenang saja," jawab Yu An, senyumnya mampu membuat Zhou sedikit rileks.Jika gadis kalem menyuruhnya tenang, bukankah berarti semua baik-baik saja?Yu An menuang cairan itu ke dalam kendi berisi air, lalu Yu En dan Kakek mengaduk perlahan memakai kayu pipih.Aroma sabun
Read more
138. Penjaga Makam Kuno
Zhou menghindari serangan musuh tanpa melepas batu besi inti bumi yang meluncur menuju dasar danau.  Keduanya tercengang ketika melihat sosok musuh. Mereka pernah bertemu sosok manusia ikan ketika pertama kali bertemu dengan Qiu Niu, dalam dunia bawah sadar.  Namun, baru kali ini mereka berhadapan dengan para manusia ikan di dalam air.  Gerakan mereka seperti ikan koi menyerang capung. Senjata tombak spatula bermata tiga begitu tajam juga bercahaya terang. Mereka memakai senjata dengan cara menyodok. Selama perjalanan Zhou hanya bisa menghindar. Gerak badannya lambat di dalam air, membuat menghindari serangan sangat susah. Zhou masuk ke dalam gelembung kasat m
Read more
139. Sumber Kehidupan
Pertukaran kuasa atas tubuh terjadi seperti biasa. Keduanya silih berganti, menahan lapar juga haus. Zhou duduk bersila kaki menggaruk kepala seperti kera kutuan walau tidak gatal.  Entah berapa lama dia menunggu sampai kuku memanjang, pipi cekung, bibir pecah-pecah. Rupa Zhou seperti mayat hidup. Hingga detik ini dia sabar menanti. Dengan nada panjang yang malas, dia bertanya, "Bian, bagaimana sekarang? Sudah ketemu belum jalan keluarnya?" Dalam alam bawah sadar Bian menjawab, "Ikuti sumber kehidupan menuju kehidupan. Haiya … apa maksudnya coba?" Zhou berdecak sebal, selalu pertanyaan yang sama, selalu kalimat yang sama. Dia tak pernah akur dengan puisi, bagaimana mungkin bisa mengerti? 
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status